RG-Mathematics and Natural Sciences

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 73
  • Item
    Pengembangan Biofertilizer Dan Biokontrol Dari Konsortium Mikroba Untuk Mendukung Budidaya Tanaman Cabe Ramah Lingkungan Tahun 2016
    (2017-10-13) Linda, Tetty Marta; Lestari, Wahyu
    Salah satu kendala serius bagi petani tanaman cabe adalah penyakit yang disebakan oleh jamur diantaranya : Colletothricum capsisci, Phytophtora capsici, Fusarium sp, Pseudomonas yang mengakibatkan penyakit antraknosa, busuk batang/akar dan layu. Umunya petani sering menggunakan pestisida kimia untuk mengatasinya. Tanaman yang terbiasa diberi pestisida kimia akan sangat rentan terhadap serangan penyakit pada periode tanam berikutnya. Selain dari itu pemakaian pestisida bisa merusak kesehatan manusia dan lingkungan. Penelitian ini mengembangkan konsortium mikroba (bakteri dan aktinomisetes) indigenus asal tanah gambut Riau sebagai suatu konsortium untuk dapat dibuat pupuk cair yang bersifat sebagai biofertilizer dan biokontrol terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur untuk budidaya tanaman cabe. Aktinomisetes memiliki kemampuan melarutkan fosfat (L1.2.1, L2.2.3, SM.1.1) sekaligus mempunyai kemampuan antifungal terhadap Rizhoctonia solani, Fusarium sp, Sclerotium sp, dan Colletothricum capsisci sebagai penyebab penyakit pada cabe. Bakteri yang memiliki kemampuan memproduksi asam indole asetat (IAA) (GGO1 dan GGO2) memberi pengaruh pada laju perkecambahan dan panjang akar. Kelima isolat ini di konsortiumkan untuk dikembangkan sebagai pupuk cair “Actibar” (Actinomisetes bakteri Riau) yang bermanfaat sebagai agen biofertilizer dan biokontrol. Pengujian pupuk cair “Actibar” memberi respon pada perkecambahan cabe. Uji aktivitas Actibar dalam berbagai variasi waktu perendaman pada benih cabe, memberi pengaruh pada panjang benih dan berat kering kecambah yang berbeda nyata dengan kontrol dengan perendaman 6 dan 12 jam perendaman. Actibar dapat mempercepat perkecambahan pada media tanam tanah PMK, gambut, dan mineral. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui waktu dan metode aplikasi pemberian Actibar kepada tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabe. Pupuk cair “Actibar” yang diharapkan dapat sebagai alternatif fertilizer yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan
  • Item
    - Pengembangan Biofertilizer Dan Biokontrol Dari Konsortium Mikroba Untuk Mendukung Budidaya Tanaman Cabe Ramah Lingkungan
    (2017-10-13) Linda, Tetty Marta; Lestari, Wahyu
    Penelitian ini akan mengembangkan mikroba (bakteri dan aktinomisetes) indigenus asal tanah gambut hasil koleksi dari penelitian sebelumnya sebagai suatu konsortium untuk dikembangkan sebagai biofertilizer dan dan biokontrol terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur untuk budidaya tanaman cabe. Persiapan mikroba sebagai konsortium agen biofertilizer dipilih yang memiliki kemampuan: penghasil senyawa pertumbuhan didasarkan pada produksi asam indol aset (IAA), yaitu hormon yang dapat mendorong pertumbuhan tanaman dan mikroba pelarut fosfat. Selain itu, mikroba memiliki biokontrol karena dapat menghasilkan senyawa anti-jamur. Mikroba tersebut mampu menghambat pertumbuhan R. solani dan S. rolfsii, Fusarium oxysforum dan Coletotricum sp. yang sering menular melalui tanah (soil borne) digunakan sebagai penentuan agen biokontrol. Pada penelitian ini diperoleh hasil semua isolat bakteri penghasil fosfat memiliki kemampuan dalam menghasilkan IAA. Selanjutnya, uji perkecambahan (germination index) terhadap bibit cabe tertinggi dihasilkan oleh pengguna isolat tunggal L421 yaitu 22%. Formulasi konsortium mikroba berupa “Pupuk cair” perlu dilakukan pengujian yang dapat dikembangkan sebagai biofertilizer sekaligus dapat mengontrol serangan jamur patogen terhadap tanaman cabe yang dapat menekan ongkos produksi petani produk pupuk cair ini sebagai alternatif fertilizer yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan
  • Item
    Produksi Giberlin Dan Biokontrol Oleh Jamur Selulolitik Dan Ligninolitik Indigenus Riau Sebagai Upaya Pengembangan Biofertizer
    (2017-10-13) Martina, Atria; Lestari, Wahyu; Roza, Rodesia Mustika
    Penelitian ini akan mengembangkan jamur indigenus yang telah diketahui mampu mendegradasi lignin dan selulosa dan bersifat termotoleran sebagai biofertilizer dan biokontrol terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur pada pertanian cabe dan karet. Isolat jamur indigenus ini sebagai agen biofertilizer akan dipilih berdasarkan kemampuannya memproduksi hormon giberelin yaitu hormon yang antara lain mampu mempersingkat waktu dormansi biji (mempercepat perkecambahan) dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Isolat indigenus juga memiliki kemampuan sebagai biokontrol dengan menghasilkan senyawa antifungal terhadap penyakit pada tanaman cabai dan karet, khususnya jamur Fusarium oxysporum dan Ganoderma phillippi yang merupakan patogen tular tanah (soil borne). Kemampuan hormon giberelin yang dihasilkan diuji terhadap perkecambahan biji karet dan cabe. Hasil penelitian memperlihatkan isolat indigenus yang mampu menghasilkan giberelin dengan konsentrasi cukup tinggi dimana Aspergillus sp II yaitu 6.918 g/L dan Penicillium PNE4 yaitu 4.4 g/L. Pemberian ekstrak kasar GA dari Aspergillus sp II konsentrasi 100 ppm merupakan optimum terhadap persentase daya kecambah dan berat segar sedangkan perlakuan ekstrak kasar GA dari Penicillium PNE4 konsentrasi 100 ppm lebih mendukung pertumbuhan shoot. Isolat indigenus mempunyai daya antagonis terhadap jamur Fusarium oxysporum dan Ganoderma phillippi terutama Trichoderma sp PNE4 yang mampu mempunyai daya hambat 100% terhadap kedua jamur patogen. Kemampuan isolat indigenus dalam memproduksi asam giberelat, mempunyai kemampuan antifungal dan non patogen pada tumbuhan karet dan cabai akan digunakan sebagi biofertilizer sekaligus mampu sebagai biokontrol
  • Item
    Eksplorasi Dan Uji Daya Hambat Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Cagar Alam Giam Siak Kecil-Bukit Batu Riau Terhadap Bakteri
    (wahyu sari yeni, 2017-09-13) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Martina, Atria
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat aktinomisetes asal tanah gambut Cagar Alam Giam-Siak Kecil Bukit Batu Riau yang memiliki kemampuan daya hambat terhadap bakteri. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium Mikrobiologi Jurusan FMIPA Universitas Riau mulai bulan Juli-Desember 2009. Lokasi pengambilan sampel terdiri atas empat lokasi yaitu : Lokasi 1 (Perkebunan Sawit dan Karet), Lokasi 2 (Hutan Tanaman Industri), Lokasi 3 (Hutan Paska Kebakaran) dan Lokasi 4 (Zona Inti). Penghitungan total mikroba dilakukan pada medium PCA (Plate Count Agar). Hasil penghitungan total mikroba diperoleh jumlah tertinggi pada lokasi 4 (zona inti) sebanyak 143 x 103 CFU /gram sampel tanah gambut dan terendah pada Lokasi 3 (Hutan Paska Kebakaran) sebanyak 39 x 103 CFU /gram sampel tanah gambut. Hasil isolasi aktinomisetes diperoleh total 22 isolat aktinomisetes, 2 isolat dari Lokasi 1 (Perkebunan Sawit dan Karet), 2 isolat dari Lokasi 2 (Hutan Tanaman Industri), 13 isolat dari Lokasi 3 (Hutan Paska Kebakaran) dan 5 isolat dari Lokasi 4 (Zona Inti). Warna koloni yang berhasil diisolasi dikelompokkan putih, krem, coklat, putih kecoklatan coklat kekuningan, dan kehijau-hijauan, permukaan bertepung, hampir keseluruhan berbentuk bulat, semua berkonsistensi lengket dan mengeluarkan bau serasah/ bau tanah. Isolasi dilakukan dengan menggunakan medium SCA (Starch Casein Agar). Pengujian kemampuan daya hambat terhadap bakteri uji (E.coli) diperoleh satu isolat (L3.9) memperlihatkan zona bening. Zona hambat yang terbentuk berdiameter 13,7 mm. Pengujian daya hambat terhadap bakteri dilakukan pada medium NA (Natrium Agar)
  • Item
    Pemanfaatan Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Riau Sebagai Penegendali Hayati Jamur Rhizoctonia Solani
    (wahyu sari yeni, 2017-09-13) Linda, Tetty Marta; Martina, Atria; Emas, Gulat Medali
    Aktinomisetes merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan jamur yang umumnya terdapat pada tanah. Aktinomisetes sangat berpotensi menghasilkan senyawa bioaktif yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Penyakit tanaman yang banyak merugikan adalah penyakit rebah semai (damping-off) yang disebabkan oleh R. solani. R. solani merupakan jamur patogen yang menyerang tanaman pisang muda, teh, kopi, kacang tanah, tomat, padi, sawi dan cabai. Hasil seleksi isolat aktinomisetes endogenus dari tanah gambut Riau terhadap R. solani dengan metode agar disk diperoleh 7 isolat yang memiliki aktivitas daya hambat. Isolat yang menghasilkan daya hambat adalah L18 (3,2 cm), MH23 (2,2 cm), L12 (2,1 cm), L15 (2,1 cm), L313 (1,0 cm), SM11 ( 2,1 cm), dan SM12 (1,9 cm). Uji aktivitas isolat aktinomisetes terpilih dalam medium fermentasi hanya 5 isolat yang memiliki aktivitas yaitu L18 (4,5cm), MH23 ( 3,1 cm). Masa inkubasi masing-masing isolat aktinomisetes dalam memproduksi senyawa bioaktif berbeda-berbeda. Isolat L18, L12 dan L313 optimal pada waktu inkubasi 10 hari, isolat SM11 dan MH23 masing-masing pada hari ke 7 dan 9 dalam medium Casein Gliserol Agar. Hasil karakterisasi isolat aktinomisetes L12 filamennya membentuk rantai spora. Umumnya isolat aktinomisetes terseleksi memiliki kemampuan menghasilkan enzim protease dan amilase. Uji fermentasi senyawa karbon inkubasi selama 5 hari bereaksi negatif. Isolat aktinimisetes yang berpotensi menghasikan senyawa bioaktif dapat digunakan untuk mengatasi penyakit rebah semai (damping-off) yang disebabkan oleh R. solani pada tanaman sawi dan cabe. Dengan demikian dimasa yang akan datang aktinomisetes yang mengandung senyawa bioaktif diharapkan dapat menjadi alternatif penggani fungisida untuk menangani tanaman sawi dan cabe yang diserang oleh jamur patogen R. solani. Sehingga diperoleh produk pertanian sawi dan cabe yang organik.
  • Item
    Isolasi Dan Seleksi Rhizobiun Spp Dan Azotobacter Spp Pendegradasi Bahan Aktif Herbisida
    (wahyu sari yeni, 2017-09-13) Martina, Atria; Lestari, Wahyu; Yus, Yusnarti; Titrawani
    2,4-D merupakan bahan aktif herbisida yang sering digunakan pada pertanian yang sering mengkontaminasi tanah dan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat Rhizobium spp dan Azotobacter spp serta menguji kemampuannya dalam mendegradasi herbisida 2,4-D. Azotobacte sppr diisolasi dari tanah pertanian jagung dan sawah sedangkan Rhizobium sp dari nodul akar tanaman kedelai. Seleksi dilakuan 2 tahap. Tahap pertama meggunakan garam mineral yang mengandung 2,4-D 20 mg/L dengan waktu inkubasi 3 minggu sedangkan tahap kedua dengan konsentrasi 2,4 –D 50 mg/L inkubasi 2 minggu. Pada konsentrasi 2,4-D 20 mg/L terdapat 10 isolat Rhizobium sp dan 8 Azotobacter spp yang mampu tumbuh. Pada konsentrasi 2,4-D 50 mg/l terdapat 7 isolat Rhizobium sp yang tumbuh. Rhizobium sp isolat A 2.2 merupakan isolat yang mempunyai kemampuan tertinggi dengan zona perubahan warna 2,40 cm. Azotobacter spp yang tumbuh pada konsentrasi 2,4-D 50 mg/L hanya 2 isolat dimana isolat B1.2 merupakan mempunyai kemempuan degradasi tertinggi dengan diameter zona 1,53 cm.
  • Item
    Biodegradasi Herbisida Atrazin Oleh Rhizobium Spp Indigenus Diisolasi Dari Nodul Akar
    (wahyu sari yeni, 2017-09-13) Martina, Atria; Zul, Delita
    Atrazin merupakan herbisida yang sering digunakan pada pertanian dan sering mengkontaminasi tanah dan air tanah akibat intensifikasi pertanian yang tidak terkontrol. Atrazin sangat toksik dan sukar terdegradasi dalam tanah. Beberapa jenis mikroba tanah mampu mendegradasi herbisida ini. Bakteri rhizobium yang hidup bebas di tanah dan daerah perakaran tanaman legum dapat mendegradasi atrazin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat Rhizobium spp serta menguji kemampuannya dalam mendegradasi herbisida atrazin. Rhizobium spp diisolasi dari nodul akar tanaman legum. Sampel diambil secara acak di tiga desa di Kec. Kampar. Masing-masing daerah dilakukan 5 pencuplikan dengan 3 kali pengulangan. Seleksi dilakukan 2 tahap. Tahap pertama menggunakan garam mineral yang mengandung atrazin 5 mg/l dengan waktu inkubasi satu minggu sedangkan tahap kedua dengan konsentrasi atrazin 10 mg/l diinkubasi 8 hari. Hasil penelitian menunjukkan pada konesentrasi atrazin 5 mg/l terdapat 22 isolat Rhizobium yang mampu tumbuh. Pada konsentrasi atrazin 10 mg/l terdapat 9 isolat yang membentuk zona perubahan warna dan berarti mampu mendegradasi atrazin. Rhizobium sp isolat RA 4.2 merupakan isolat yang mempunyai kemampuan paling cepat dan tertinggi dengan diameter zona perubahan warna 9,98 cm. Lima isolat mempunyai kemampuan degradasi terendah dan pembentukan zona perubahan warna yang lambat dengan diameter zona 0,6 cm
  • Item
    Aktivitas Ligninolitik Jamur Aphylloporales Strain Local Penghasil Lignin-Modifying Enzymes
    (wahyu sari yeni, 2017-09-07) Martina, Atria; Zul, Delita
    Jamur yang mempunyai aktivitas ligninolitik berpotensi diterapkan pada bidang bioteknologi seperti pada proses biopulping, biobleaching, dekolorisasi dan detoksifikasi limbah-limbah pabrik yang bersifat toksik dan sangat sulit terurai di lingkungan. Aktivitas ligninolitik dihasilkan oleh lignin-modifying enzymes yang terdiri dari lignin peroksidase, mangan peroksidase, dan lakase. Penelitian tentang aktivitas ligninolitik terhadap 14 jenis Aphyllophorales strain lokal yang berasal dari TNBT menggunakan prosedur lempeng agar pada medium agar “N-Limited-RBB” yang mengandung lignoselulosa dan lignin sintesis yaitu indulin AT. Seleksi isolat yang mempunyai aktivitas ligninolitik berdasarkan pembentuka zona perubahan warna pada medium selama inkubasi 6 hari pada suhu 37oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa isolat yang mempunyai aktivitas ligninolitik pada medium mengandung indulin adalah Ganoderma sp, Stereum sp, dan AMS 27. Pada medium yang mengandung lignoselulosa, isolat yang mempunyai aktivitas ligninolitik adalah Ganoderma sp, Strereum sp, AMS 27, Polyporus sp2, Microporus sp1, dan Formes sp. Ganoderma sp merupakan isolat yang mempunyai aktivitas ligninolitik tertinggi pada kedua tipe lignin dengan diameter zona perubahan warna pada indulin AT adalah 8,71 cm dan pada lignoselulosa adala 9,71 cm.
  • Item
    Aspek Biologi Dan Ekologi Organism Bentos Dan Ikan Buntal Mas (Tetraodon Fluviatilis Hb) Di Kawasan Mangrove Pesisir Timur Sumatra kec. Bukit Batu kab.Bengkalis Area Transisi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu
    (wahyu sari yeni, 2017-07-22) Yusfiati; Mahatma, Radith; Titrawani; Elvyra, Roza
    Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kelimpahan dan keragaman meiobentos di kawasan mangrove pesisir Timur Sumatra Kec. Bukit Batu, Kabupaten Bengkaslis, Mengidentifikasi struktur komunitas dan kelimpahan makrobentos di kawasan mangrove pesisir Timur Sumatra Kec. Bukit Batu, Kabupaten Bengkaslis dan mengetahui dan menganalisis diferensiasi karakter morfometri dan meristik populasi ikan buntal Mas (T. fluviatilis H.B) di perairan pakning. Total 60 dampel berhasil disamplingkan dari kedua lokasi, desa Tanjung Leban dan Bukit Batu Laut. Sebanyak 50 dari 60 sampel sedimen yang dikoleksi untuk memeriksa meiofauna yang berhasil diisolasi dari sedimen. Sedang sampling makrobentos telah dilakukan 60 sampel berhasil disampling dan sebanyak 50 dari 60 sampel sedimen yang dikoleksi di kedua lokasi. Kisaran panjang total (PT) ikan buntal mas di Muara Pakning pada jantan 43 mm sampai 92 mm dan betina 65 mm sampai 130 mm. Pada Muara Bengkel, panjang total Jantan 40 mm sampai 87 mm dan betina 57 mm sampai 92 mm. Sedangkan panjang total tubuh ikan buntal mas di Muara Jangkang pada jantan 31 mm sampai 87 mm dan betina 35 sampai 95 mm. Karakter morfometrik ikan buntal mas betina dan jantan pada tiga lokasi pengamatan memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat, sedang dan lemah, serta status hubungannya allometrik positif, allometrik negatif dan isometrik. Sedangkan karakter meristik ikan buntal mas betina dan jantan adalah sama di ketiga lokasi
  • Item
    Efek Ekstrak Etanol Daun Pelawan (Tristanlopsis Obovatar.Br)Terhadap Organ Uterus Ovarium Dan Kondisi Darah Tikus Betina Setelah Melahirkan
    (wahyu sari yeni, 2017-07-22) Titrawani; Chahyadi, Ennie; Mahatma, Radith
    Daun pelawan merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai obat tradisional. Namun, tanaman ini masih sedikit dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Hal ini dikarenakan belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengkaji lebih dalam potensi tanaman pelawan sebagai tanaman obat. Hasil uji molekul fitokimia tanaman ini mengandung senyawa falvonoid, terpenoid, tanin, dan saponin. Kandungan senyawa flavonoid diketahui dapat mempengaruhi reproduksi pada tikus bunting. Informasi mengenai efek penggunaan obat herbal dalam penyembuhan suatu penyakit belum banyak dikaji, khususnya ekstrak daun pelawan dalam proses peneyembuhan pasca melahirkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji efek ekstrak etanol daun pelawan (Tristaniopsis obovata R.Br) terhadap organ uterus, ovarium dan kondisi darah tikus betina setelah melahirkan. Penelitia bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 2 perlakuan. Setiap perlakuan terdiri atas 15 ulangan. Penelitian membuat ekstrak etanol dau pelawan dengan cara pembuatan simplisia dan pembuatan ekstrak etanol. Tiga puluh ekor tikus betina diadaptasikan terlebih dahulu dalam kandang individu. Tikus ditempatkan dalam kandang berukuran 34 x 25 x 12 cm per ekor yang beralaskan sekam dan bertutupkan kawat. Tikus diberi makan secara teratur dengan kebutuhan diet yang terjaga (feed intake diamsumsikan sama), minum ad libitum, dan ditempatkan pada ruangan dengan pencahayaaan selam 12 jam (06.00-18.00), suhu ruangan 20-25oC dengan kelembapan relatif 40-50% sebagai kondisi umumnya. Proses pembuntingan adalah tikus jantan dan betina dimasukkan ke dalam satu kandang. Proses perkawinan biasanya terjadi malam hari. Hewan percobaan terdiri dari 30 ekor tikus betina bunting yang dibagi dalam 2 kelompok perlakuan yaitu control (KK) dan kelompok perlakuan ekstrak etanol daun pelawan (KP). Masing-masing kelompok terdiri dari 15 ekor tikus bunting. Kemudian setiap kelompok perlakuan dibagi lagi menjadi 3 waktu pengambilan sampel yaitu pada hari ke 3 postpartus, hari ke 5 postpartus, dan hari ke 7 pospartus (Roosita et al 2003). Kemudian dilakukan pembedahan untuk megambil uterusnya. Selanjutnya dibuat preparat uterus ovarium dengan bahan fiksatif berupa larutan Bouins dan pewarnaan dengan Hematoxylin dan eosin (Humason 1967). Sedang kondisi darah dihitung jumlah eritrosit, leukosit dan Hematokritnya. Perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol daun pelawan pada tikus betina postpartus ternyata menyebabkan perubahan struktur jaringan uterus, terutama pada lapisan endometrium, walaupun dengan uji sidik ragam Anova tidak terjadi perbedaan signifikan. Diduga, kandungan ekstrak etanol daun pelawan yang mengandung steroid mempengaruhi produksi hormon reproduksi tikus betina yaitu hormon estrogen yang menyebabkan proses pemulihan lapisan endometrium lebih cepat. Dengan pemberian ekstrak etanol daun pelawan ternyata dapat memicu perkembangan folikel pada ovarium. Hal ini kemungkinan senyawa steroid yang dikandung ekstrak etanol daun pelawan yang mempengaruhi produksi FSH dan LH yang akan mamicu perkembangan sel-sel folikel di ovarium. Jumlah total eritrosit pada perlakuan menurun jika dibandingkan dengan kontrol, kemungkinan tikus megalami penyakit anemia. Tetapi pada perlakuan ekstrak hari ke tujuh setelah melahirkan jumlah eritrositnya meningkat. Jumlah total leukosit pada perlakuan hari ketiga dan keempat juga menurun jika dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan pada perlakuan hari ketujuh yang diberi ekstrak etanol daun pelawan jumlah leukositnya mengalami peningkatan. Jumlah hematokrit dan leukokrit terjadi penurunan dan jenis sel leukosit yang banyak ditemukan yaitu monosit dan limfosit. Peningkatan jumlah sel darah tersebut diduga akibat pengaruh kandungan yang ada pada ekstrak etanol daun pelawan yang dapat membantu proses pembentukan sel-sel darah
  • Item
    Penentuan Substrat, Starter Dan Waktu Fermentasi Optimal Untuk Pembuatan Asam Asetat Dari Limbah Nenas (Ananas Comosus) Menggunakan Starter Jamur Kombucha
    (2015-07-08) Ariwayeni, Winda
    Pineapple waste ((leather: Pineapple core: Waste pineapple pulp) can to be processed into acetic acid using Kombucha mushroom starter. The research aimed to analyzed the optimization of the use of the substrate, the starter and fermentation time. Fermentation is use through variation of substrat and starter, so that obtained the optimum of the use of the substrate is 50%, 45 grams of starter which are fermentated with optimum time for 5 days, acetic acid content is determined by using a High Performances Chromatografi Liquid (HPLC) with resulting 4.23%.
  • Item
    Analisis Migrasi Formaldehid Pada Kemasan Styrofoam Dalam Makanan Cepat Saji
    (2015-07-08) Suliyani
    Styrofoam is use for food pactcaging has dominated the marl
  • Item
    Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Probiotik Dari Udang Windu (Penaeus Monodon) Berbasis Teknik Sekuens 16S rDNA.
    (2015-07-08) Seprianto
    Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli - November 2009. pengambilan sampel udang windu {Penaeus monodon) diperoleh dari tambak udang BBPBAP (Balai Besar Pengembangan Buddidaya Air Payau) Jepara, Isolasi bakteri dan amplifikasi PGR {Polymerase Chain Reaction) dilakukan di Laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan BBPBAP Jepara. Selanjutnya, sekuensing DNA dilakukan di Gharoen Pokphand Indonesia, Ancol Barat Propinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies bakteri probiotik serta karakteristik molekulemya yang diisolat dari udang windu {Penaeus monodon), serta memperkaya khazanah gen dan basis data di Gen Bank. Sedangkan untuk manfaatnya dapat dijadikan sebagai acuan penelitian lanjutan terhadap uji efesiensi pakan terhadap udang atau ikan. *"
  • Item
    Isolasi Dan Uji Aktivitas Antimikrobial Pada Fraksi N-Heksan Daun Katu (Sauropus Androgynus L. Merr)
    (2015-07-07) Nurhayati
    Sauropus androgynns (L.) Merr, a wild shrub of the Euphorbiaceae family, is extensively distributed in India, Malaysia and Indonesia. It has been used as folk medicines sach as abscess, feverish and can increase the mother's breast milk production. Leaf Sauropus androgynus (L.) Merr was extracted with n-hexan. Vacum liquid chromatography (VLC) of the extract with a solvent gradient from 100% n-hexan, ethyl acetate and methanol. After that extract was thin layer chromatography (TLC) and column chromatography and was obtained two compounds (heneicosan and methyl hexadecanoic) from n-hexan extract used characterization UV spectra, IR spectra, NMR spectra and GC-MS. Activities antimicrobial was exhibited negative yielded.
  • Item
    Karakterisasi Selulase Trichoderma Sp. T.N.C52, T.N.J63, LBKURCC 20, Dan LBKURCC 21
    (2015-07-07) Rianti Putri, Nova
    Fungi of the genus Trichoderma are soilbome, green-spored ascomycetes that can found all over the world. Trichoderma sp. have been known to be able to attack other fungi, to produce antibiotics that affect other microbes, and to acts as biocontrol microbes. Trichoderma T.N.C52 and T.N.J63 are isolated from citrus and cocoa plantation soil in Riau. Trichoderma LBKURCC 20 and LBKURCC 21 are isolated from Hutan Giam Siak kecil, Bukit Batu. Species of Trichoderma producing several fungitoxic cell-wall-degrading enzymes have also been adopted as agents of biological control of plant pathogenic fungi. They produced the cellulases are important to degradation cellulosic waste. In this research, enzyme produced by fermentation experiments were performed in shake flasks using Carboxymethylcellulose (CMC) as carbon sources and pH 5.5. The incubation time is 72 hours. The activity of enzyme test using CMC as substrate and various temperature. At SS'^C, 40°C, and 45°C, activity of enzyme are (6.0542±5.623) x 10"^; (7.3326±3.3444) x 10"^; dan (1.9958±1.4780) x 10"^ respectively.
  • Item
    Optimalisasi Produksi Kitosan Menggunakan Metoda Cepat Gelombang Mikro Dari Limbah Kulit Udang Putih (Penaeus Merguensis)
    (2015-07-07) Suridian, Nia
    Chitosan is tlie deacetylation's product of chitin which are found on the outer skin of Crustacea species such as shrimps and crabs. In recent years microwave chemistry has received much attention as it can speed up the reaction rate by orders of magnitude over conventional heating. In spite of it, the use of microwave irradiation for carrying out chemical reactions for biotechnological processes is few. Microwave irradiation has been used for the chemical modification of chitosan. Chitosan is synthesized by deacetylating chitin with NaOH solution under microwave irradiation. The process describes a rapid synthesis procedure in comparison to conventional methods. The microwave-synthesized chitosan was characterized by Ninhydrin test, Fourier transform-infrared spectroscopy and X-ray diffraction measurements.
  • Item
    Efek Hidrodinamika Pada Koefisien Transfer Massa Dari Disolusi Triklorofenol (Tcp) Dalam Air Sebagai Kajian Pra Fitoremediasi
    (2015-07-07) Zaki Martias, Muhammad
    Mengamati fenomena perpindahan massa TCP dari fasa padat ke fasa cair dengan mempelajari efek hidrodinamikanya merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti sebelum melakukan penelitian fitoremediasi air yang tercemar TCP. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek hidrodinamika TCP seperti pengaruh laju putaran pengadukan dan konsentrasi partikel terhadap kelarutan TCP serta memperoleh data koefisien transfer massa TCP pada tiaptigp variabelnya. Analisa banyaknya TCP yang larut dalam setiap waktu diukur dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS. Dari hasil penelitian variabel laju putaran pengadukan yang telah dilakukan dapat diketahui pada laju putaran pengadukan 150 rpm koefisien transfer massa yang diperoleh 0.025 menit', pada 300 rpm koefisien transfer massa yang diperoleh 0.044 menit'' dan pada 450 rpm koefisien transfer massanya 0.075 menit'. Dengan demikian dapat dilihat bahwa kenaikan laju putaran pengadukan akan meningkatkan kelarutan dan koefisien transfer massa pada TCP di dalam air. Sedangkan untuk konsentrasi partikel, disolusi pada sistem TCP-air menurun dengan adanya kenaikan konsentrasi partikel dari 75 hingga 125 ppm sehingga dapat dilihat hubungan disolusi dan koefisien transfer massa TCP berbanding terbalik dengan kenaikan konsentrasi partikel.
  • Item
    Analisis Ketersediaan Nitrogen, Fosfor, Kalium Dan Rasio C/N Pada Bokashi Em Produksi Komppos-Em Fmipaunri Pekanbaru
    (2015-07-07) Mariani, Mila
    Kebun Bokashi adalah areal lahan percontohan dari kelompok mahasiswa penelitian dan pengembangan Bokashi-EM (KO.WPOS-EM) FMIPA UNRI PEK.ANBARU. KOMPPOS-EM mencoba membuat pupuk organik dari sisa bahan alam seperti serbuk gergaji, sekam padi, dedak, kotoran temak yang dicampur dengan EM. Untuk mengetaliui kuaiitas pupuk organik yang diliasilkaii, maka dilakukan penelitian untuk menentukan kandungan hara N, P, K, serta menguraikan senyawa organik, melalui analisis C/N terhadap pupuk organik yang dibuat dari variasi starter yang berbeda seteiah fermentasi 7 hari, yaitu : 1. Bahan organik (dedak, sekam padi, serbuk gergaji) + kotoran ayam + air, 2. Bahan organik (dedak, sekam padi, serbuk gergaji) + kotoran sapi + air, 3. Bahan organik (dedak, sekam padi, serbuk gergaji) + kotoran ayam + EM, 4. Bahan organik (dedak, sekam padi, serbuk gergaji) + kotoran sapi + EM. Pengulangan dilakukan tiga kali pada setiap sampel. Data yang diperoleh dianalisis dengan metoda statistik berupa label, grafik dan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan tes Duncaa
  • Item
    Sintesis Dan Uji Antibakteri Calkon Turunan Dari Asetil Piridin Dan Furfural
    (2015-07-07) Elfia, Mega
    Chalcone compounds have an important role as antibacterial compounds. These compounds can be synthesized by reaction between the derivative asetofenon with benzaldehid derivatives in absolute ethanol and catalyzed by sodium hydroxide. The resulting compounds were characterized by IR and NMR spectroscopy then tested against three strains of bacteria namely Staphylococcus aereus. Bacillus subtilis and Escherichia coli which is a type of Gram positive and Gram negatife
  • Item
    Uji Aktivitas Anti jamur Dan Angka Cemaran Mikroba Ekstrak Dan Fraksinat Metanol Dari Bunga Kuning Tanaman Dahlia (Dahlia Variabilis)
    (2015-07-07) Prihatin, Julidar
    producers of antimicrobial compounds is of the Family Compositae. Plant dahlia {Dahlia variabilis) is found in Compositae plants in upland areas. Dahlia plants rich in carbohydrates such as inulin, fat and protein that is a primary metabolite. Extraction flower of dahlia (Dahlia variabilis) that yellow made with methanol in order to obtain the total methanol extract as much as much as 52.341 g. Extract was separated by vacuum liquid chromatography (VLC) in order to obtain eight fractions which were combined under the same Rf value on TLC test. Antifungal activity carried out using disc diffusion method. In this study the results obtained for the antifungal activity of the fungus Candida albicans with inhibition zone diameter to the concentration of 1% and 2% respectively obtained of 0.93 mm and 0.86 mm.Tests conducted with microbial contamination rate determination of total plate coxmt of fungi and bacteria, and determination of total coliform. On The methanol extract obtained negative results. Dahlia flower methanol extract did not contain pathogenic microorganisms and non-pathogenic