RG-Mathematics and Natural Sciences
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing RG-Mathematics and Natural Sciences by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 73
Results Per Page
Sort Options
Item Pembuatan Komposit Karet Alam Arang-aktif Tempurung Kelapa Dengan Perbandingan KonsentrasiTertentu(2013-02-21) Mubarrak, JismiKaret dan keiapa merupakan komoditas pertanian yang memiliki manfaat multiguna, namun kualitas produk dan hasil olahan komoditas ini masih rendah. Salah satu upaya peningkatan dilakukan dengan penggabungan keunggulan sifat kedua material membentuk komposit karet alam arang-aktif tempurung keiapa yang tersusun oleh material alam yang ramah lingkungan dan mudah didapat. Komposit ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan rancang bangun dan manufaktur. Oleh karena itu dilakukan pengamatan sifat mekanik dan kimia komposit seperti: plastistas, viskositas, uji tekan, tarik dan spesifik graviti. Karbonisasi tempurung keiapa menggunakan metode klin drum dan aktivator Na2C03 20 % , selanjutnya dilakukan pengayakan dengan ukuran 100 mesh dan menghasilkan arang aktif memenuhi standar kadar air dan kadar abu SNI No. 06-3730-1995. Pembuatan komposit ini dilakukan berbentuk lapisan ( 5 lapis) dengan variasi konsentrasi arang aktif terhadap karet alam SIR 20 adalah 5%, 10%, 15%, dan 20%. Karakterisasi material dilakukan secara plastisitas retensi indeks, viskositas mooney, spesifik graviti, uji tekan dan tarik. Hasil penelitian menunjukkan penambahan konsentrasi arang aktif 5 % memberikan uji tarik terbaik yaitu 0,319 N/mm^. Sebaliknya, penambahan konsentrasi arang aktif 15% menurunkan uji tekan sebesar 1,828 N/mm^ dan plastisitas retensi indeksnya yaitu 58, serta viskositas mooneynya 64,18. Dari penelitian ini didapatkan bahwa material yang kurang baik adalah komposit karet alam arang-aktif tempurung keiapa dengan konsentrasi arang aktif 15 %.Item Uji Antagonistik dan Anti Jamur Media Produksi Kitinase Tricltoderma asperellum Galur Lokal Riau Pada Beberapa Jamur Patogen Tanaman(2013-02-21) Dahliaty, andyTrichoderma asperellum TNJ63 adalah galur lokal Riau penghasil kitinase. Kitinase erat kaitannya dengan kemampuan melindungi tanaman terhadap beberapa penyakit tanaman karena kitinase adalah enzim yang mampu memecah kitin yang pada umumnya merupakan komponen diding sel jamur pathogen tanaman. Penelitian yang menguji aktivitas antagonistik dan antijamur dari media produksi kitinase terhadap beberapa jamur pathogen {Fusarium sp, Ganoderma boninens, dan Rhizoctonia solani) perlu dilakukan, sehingga dapat dijadikan studi pustaka pengembangan metode penanggulangan penyakit tanaman di Riau. Uji antagonistik dilakukan dengan dengan cara meletakan potongan jamur pathogen dan jamur uji di atas media agar yang berjarak 2cm, penghambatan diamati setelah 4, 5 dan 6 hari, sedangkan uji antijamur dengan metoda Fungal Growth Inhibition assay yaitu dengan cara meletakan potongan jamur pathogen diatas media yang mengandung enzim kitinase Ix dan 2x kuat. Untuk mendapatkan enzim Ix dan 2x kuat enzim dipekatkan dengan menggunakan ultrafiltrasi. Dari hasil uji antagonistik antara jamur Trichoderma asperellum TNC52 dan TNJ63 dengan Ganoderma boninens., Rhizoctonia solani, dan Fusarium sp temyata sangat baik. Uji aktifitas enzim kitinase dengan subtrat kitin juga telah berhasil dilakukan dengan diperolehnya T. asperellum TNJ63 memiliki aktivitas kitinase dan aktivitas spesifik enzim lebih besar dibandingkan T. asperellum TNC52. Pemumian lebih lanjut dapat meningkatkan aktivitas enzim hingga 2-4 kali lipat. T. asperellum YNC 52 dan TNJ63 adalah galur lokal Riau penghasil kitinase dengan kemampuan melindungi tanaman terhadap beberapa penyakit tanaman seperti Ganoderma boninens., Rhizoctonia solani, dan Fusarium sp. Oleh karena itu, penelitian yang menguji aktivitas antagonistik dan antijamur dari media produksi kitinase dapat dijadikan studi pustaka pengembangan metode penanggulangan penyakit tanamanItem Uji Bioakivitas Dan Pmanfaatan Fraksi Aktif Umb ,Batang, Dan Daun Dahlia (DAHLIA VARUBILIS) Sebagai Sumber Bahan Aktif Obat Penyakit Kulit(2013-02-21) HARYANI, YULISaat ini di Indonesia, tanaman dahlia {Dahlia variabilis) hanya dimanfaatkan sebagai komoditas tanaman bias. Untuk meningkatkan pemanfaatannya, pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan pengujian bioaktivitas ekstrak dan fraksi tanaman dahlia. Ekstrak n-heksana dan metanol beserta fraksi-fraksinya dari umbi dahlia yang bunganya berwama merah memperlihatkan aktivitas yang baik dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans, jamur patogen penyebab candidiasis. Pada konsentrasi 2%, fraksi ketiga ekstrak n-heksana dan fraksi kedua ekstrak metanol masih memperlihatkan aktivitas dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans dengan diameter hambatan sebesar 15 mm dan 17 mm, berturut-tumt. Ekstrak n-heksana dari batang dan daun dahlia yang bunganya berwama merah juga menunjukkan aktivitas terhadap Candida albicans. Di samping itu, juga dilakul^ isolasi dan pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi, daun dan bunga tanaman dahlia yang bunganya berwama putih dan merah. Hasilnya memperlihatkan bahwa ifflibi, bunga, dan daun dahlia merah mampu menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, sedangkan terhadap Escherichia coli hanya umbinya yang mempunyai aktivitas. Untuk dahlia putih, umbi dan daunnya mempunyai aktivitas terhadap kedua jamur uji, namun tidak untuk bunganya.Item KORELASI KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb DAN Cd PADA RAJUNGAN {Portunuspelagicus) DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI DUMAI BARAT, RIAU(2015-02-27) AMNUR; ARIFINsediment has been done in laboratory of material analyse of the engineering faculty. University of Riau, and laboratory of material testing of the settlement and facility authorization. Province of Riau in Mei 05 ^° Nov 05 This research aims to undestand heavy metals (Pb and Cd) correlation of rajungan and sediment. The applied method wus survai method, throughout Pb and Cd measurement by using Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS). Analyse yield demonstrated Plumbum contents range at station I of rajungan flesh wus 3.437 PPM, sediment 9.753 PPiVI, through correlation value 0.42. At station II of rajungan flesh was 2.670 PPM, sediment 8.193 PPM through correlaton value -0.19, meanwhile at station III of rajungan flesh 3.587 PPM, sediment 7.567 PPM through correlation value 0.19. Cadmium concent range at station I of rajungan flesh was 3.899 PPM, sediment 5.546 PPM through correlation value 0.27. At station II of rajungan flesh was 4.482 PPM, sediment 5.416 PPM through correlation value 0.62, meanwhile at station III of rajungan flesh was 4.743 PPM, sediment 7.562 PPM through correlation -A)AO. No correlation of heavy metal (Pb and Cd) content of rajungan and sediment.Item Aplikasi Ekstrak Tanaman Terfermentasi Mimba Segar Dan Kering Sebagai Bio Kontrol Alami Untuk Meningkatkan Kandungan Antioksidan Pada Sawi (Brassica Chinensis)(2015-02-28) Dodi, AriandiThe quality of vegetables influence by physical and chemical factors, such as leave damages, content of vitamins, polyphenols, and pesticide residuals. The secondary metabolic of vegetables like vitamin C and polyphenols are potential antioxidant, scavenge free radicals. Synthetic of this metabolic mfluence by genetics, geographic, environment, nutrition (kinds of fertilizer), and cultivating factors. The main of this study were (1) to compare the levels of vitamin C, total phenolics, and antioxidant activity of chinesse mustard (Brassica chinensis) cultivated use two FPE (fennented plant extract) and two controls; (2) to compare effectivity of FPE fresh and dry neem leaves as natural biocontrols and increase antioxidant levels of chinesse mustard. Yodimethric method used to measure levels of vitamin C. Total phenolics measured by folin-ciocalteau methods. Measurement of antioxidant activity based of inhibition of linoleic acid oxidation. Chinesse mustard cultivated of FPE dry neem leaves (MK) contained biggest levels of vitamin C (69,91 mg/lOOg), total phenolics (603,77 mg/lOOg), antioxidant activity (74,85%), and lowest of cleaves damage (85,055%). The lowest levels of vitamin C (63,0 mg/lOOg), total phenolics (490, 87 mg/lOOg), and antioxidant activity (62,66%) in chinesse mustard of Pasar Pagi Arengka.Item Produksi Enzim Laminarinase Trichoderma Sp. Lokal Riau(2015-02-28) Asina E. R, SilitongaTrichoderma asperellum TNC52 and TNJ63 are two Riau Trichoderma sp. biocontrol strain which can protect plants from several pathogen fungi. The analysis of T. asperellum TNC52 and TNJ63 protection ability is very important therefore the use of biocontrol more effective, to make sure the fungi activity was inhibit. Beside degradate the y9-l,3 and y9-l,6 glucan bond, laminarinase also has potential to develop in farmation industry, which was use to modificate the protein-polysaccharide kompleks that nowdays use in cancer therapy. Laminarinase T. asperellum TNC52 and TNJ63 were produce in media contain laminarin 0,2%, pH 5,5, room temperature, the activity of laminarinase was determinate by crude enzim extract incubation on with laminarin 0,02% for hour, in 40"C temperature, pH 5,5. The research result of T. asperellum TNC52 show the activity of laminarinase crude extract was highest on 3-5 days production with mean value (0,0102 ± 0,0005) unit/mL. The highest activity of laminarinase TNJ63 crude extract was in 5 days production (0,0090 ± 0,0064) unit/mL. Spesific activity of commersial Trichoderma sp. enzyme was (3,6302 ± 0,8867) unit/mg protein which was significantly higher (/7<0,05) than specific activity of crude enzyme laminarinase T. asperellum TNC52 and TNJ63 extract, (0,9046 ± 0,1257) unit/mg protein and (0,7480 ± 0,0616) unit/mg protein. While the activity of T. asperellum laminarinase TNC52 and TNJ63 not different significantly (p>0,05) one another.Item Karakterisasil DNA Dan Sekuensing Daerah Internal Transcribe Spacer (ITS-l DAN ITS-2) RDNA Trichoderma sp. TNJ63(2015-02-28) FaisalTrichoderma sp. TNJ63 merupakan fungi tanah yang diisolasi dari tanah perkebunan jeruk di Riau dan memiliki sifat antagonistik yang tinggi teiiiadap beberapa spesies mikroba sehingga dapat digunakan s e b a ^ agen biokontro] tanaman. Kapang ini tidak hanya mampu menghasilkan enzim ekstraselular dan antibiotik yang berperan sebagai senyawa antimikroba, namun juga mampu menghambat pertumbuhan fungi patogen. ApHkasi Trichoderma sp. TNJ63 dalam produksi enzim, biokontrol, dan produksi metabolit sekunder beihubun^ erat dengan identifikasi dan klasifikasi spesies yang tepat. Identifikasi Trichoderma sp. TNJ63 baru dilakukan secara morfologi yang diidentifikasi sebagai Trichoderma viride. Identifikasi secara morfologi sering tidak tepat dalam identifikasi dan klasifikasi spesies sehingga perlu ditambah dengan data molekuler yang dapat memberikan kepastian. Salah satu caranya adalah dengan analisis sekuensing urutan ribosomal DNA pada daerali Internal Transcribe Spacer (US), yaitu sekuens daerah ITS-l dan ITS-2 dari rDNA. Identifikasi dan klasifikasi Trichoderma sp. TNJ63 diawali dengan isolasi DNA kromosomal menggunakan enzim litikase dan metoda kit Wizard Genomic ex. Promega. Karakterisasi DNA kromosomal isolat terdiri dari penentuan berat molekul DNA secara elektroforesis, kemumian DNA dan titik leleh DNA secara spektrofotometri pada A260 dan A280, serta %(G+C) DNA. Daerah lTS-1 dan ITS-2 dari isolat DNA kromosomal diamplifikasi dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan kombinasi primer 1X85-1184 dan 1X81-1X84, lalu urutan DNAnya ditentukan menggunakan primer IXS2, IXS3, 1X84, dan 1X85 pada Lembaga Biologi Molekular Eijkman di Jalarta. Ekstraksi DNA kromosomal Trichoderma sp. XNJ63 berfaasil baik pada miselium berumur maksimum 4 hari dan berat molekul DNA yang tertsolasi adalah 12.611 pb. Berdasarkan rasio PimJf^zm diperoleh nilai sebesar 1,802 yang menunjukkan DNA hasil isolasi cukup mumi. Xitik leleh {Tm) DNA Trichoderma sp. XNJ63 adalah 66"C sehingga diperoleh %(G+C) sebesar 5,61%. Amplifikasi PCR menggunakan primer 1X85-1X84 berhasil baik dengan memberikan produk sebesar 527 pb, namun kurang baik pada kombinasi prin^r IXS1-IXS4. Hasil sekuensing yang diperoleh menunjukkan sekuensing produk PCR IXS5-IX84 berhasil baik menggunakan primer IXS5 dengan pembacaan yang baik sebesar 390 pb, namun kurang baik pada sekuens menggunakan primer 1X84. Hasil sekuens dauerah 1X8-1 dan 1X8-2 diverifikasi dengan mensekuens produk PCR 1X85-1X84 menggunakan primer 1X82 dan 1X83. Hasil akhir diperoleh sekuens lengkap daerah rDNA yang meliputi sebagian kecil ujung 3' 188 rDNA, 1X8-1,5,88 rRNA, 1X8-2, dan sebagian kecil ujung 5' 288 rDNA sebesar 636 pb.Item Analisis Kandungan Total Fenolik Dan Uji Aktivitas Antioksidan Daun Tanaman Bangun-Bangun {Coleus Amboinicus) Yang Ditanam Secara Organik(2015-02-28) Desi, YantiBangun-bangun plant (Coleus amboinicus) is considered by some of people of Northern Sumatra as vegetables, as well as herbal medicine for cough, oral ulceration, and blood cleanser for female (during postnatal hemorrhage or in menstrual period). Bangun-bangim plant is suspected containing bio-active compoimd which can act as antiseptic, antiinflanmiation, antioxidant. The bioactive substance might be phenolic, or antioxidant. This research is aimed at determining total phenolic content and antioxidant activity which is planted organically with bokashi fertilizer and extract of fermented plant (EFP). Bangunbangun plant is planted by using a complete random design with 5 treatments, that is 1) bokashi fertilizer + extract of fermented spices, 2) bokashi fertilizer + extract of fermented fruit of mahkota dewa, 3) bokashi fertilizer + EMS, 4) bokashi fertilizer without EFP (confrol-1), 5) without bokashi and EFP (control-2), and 6) samples from conventional farmers (control-3) . Each of treatment is repeated 3 times. Obtained data is statistically analyzed with ANOVA and continued with advance test of DNMRT level 5%. The result showed that application of organically planted generally gives better results for all analysis compared to control. The highest result for all antioxidant analysis is obtained from the treatment of bokashi fertilizer + extract of fermented spices (RR) and value the was the difference significance of paired to control-3, control-2, and control-1 (P<0,05).Item Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Penghasil Poli Hidroksialkanoat (Pha) Sebagai Bahan Baku Plastik Biodegradabel Dari Kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau(2015-03-03) Dewi, Rina.OPlastic garbage has become a global scjile of environmental problem because plastic cannot be waved by environment. The development of biodegradable plastic stuff is one of alternative to solve this problem. Poli-l3-hidroksialkanoat (PHA) is one of element substance compound from biodegradable plastic stuff which is produce by granule in a cell. The purpose of this research is to isolation of amylolitic bacteria which can produce PHA as biodegracUible plastic from Great Forest Garden Area of Sultan Syarif Hasyim in Riau Province. There are 21 isolate bacteria have successfully isolated from land sampel that taken from Great Forest Garden Area of Suhan Syarif Hasyim in Riau Province. Bacteria Isolation of land sample was conducted by using starch hydrolysis medium. The characterization which are classiflcated based on the ability in degradation of amylum was indicated by observing of clear zone around the colony, qualitatively result 12 isolate bacteria and verified by iodium staining. Analysed qualitatively by staining with Sudan Black B, xylene and safranin, twelfth isolate able to accumulate or produce PHA with observed as a black granule in a bacteria cell were examined under phase contrast microscope at lOOOx magnification. These Isolates have prospects in industry of biodegradable plastic from starch substrat productionItem Produksi Dan Penentuan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Yang Dihasilkan Dengan Metode Pengasaman Dari Kelapa Provinsi Riau(2015-03-04) Imin, MartiusVirgin Coconut Oil (VCO) is a product of coconut fruit {Cocos nucifera) that contain of Medium Chain Fatty Acid (MCFA), so it can be metaboUzed by our body. The objects of this research are to produce VCO by acid method and to determine the quality of VCO. The samples were from Bengalis, Indragiri Hilir, Pelalawan, and Rokan Hilir. VCO is produced by using acetate acid 25% which has function to free the oil from fat globular membrane that contain of lipoprotein. Because of that, optimum pH must be determined. Determining quality of VCO based on Rancangan Standar Nasional Indonesia 2 (RSNI 2) by using 6 parameters test. The parameters are water value, iodine value, saponification value, peroxide value, free fatty acid value, and concentration of fatty acid. Water value in VCO from each sample are not different significantly (P>0,05) about 0,0900 to 0,0975%. Iodine value from each sample are not different significantly (P>0,05) about 7,2527 to 7,9819 g iod/100 g sample. Saponification value from each sample are not different significantly (P>0,05) about 259,9214 to 267,8649 mg KOH/g fat. Peroxide value from each sample are different significantly (P<0,05) with the highest value from Pelalawan (1,5986 mg ek/Kg) and the lowest value from Bengkalis (0,5239 mg ek/Kg). Free fatty acid value from each sample are different significantly (P<0,05) with the highest value from Indragiri Hilir (0,3922%) and the lowest value from Rokan Hilir (0,2516%). The result of determined fatty acid concenfration is the highest concentration of lauric acid (51,7%) from Pelalawan compared with Bengkalis, Indragiri Hilir, and Rokan Hilir. Based on the result of 6 parameters test, coconut from Indragiri Hilir is recommended as the source to produce VCO.Item Analisis Ca +2 Mg+2 Dan So+2 Dari Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menggunakan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dan Em (Effective Microorganism )(2015-03-06) Putri, FemiliaThe escalating areas of palm oil plantation in Riau Province in 2005 due to the demand for crude palm oil that will also producer wastes. Its solid waste (empty bunch),its liquid waste from waste water treatment and EM can be useful as organic fertilizer by composting them for a period about 45 days. To evaluate the quality of compost such a calsium, magnesium, and sulfur are determined after 10, 15, 20, 25, 30, 35,40, and 45 days of incubation. The result show that there is the increment of Ca and Mg contents but not for S because sulfur in the form S04'^ could be oxidized to develop SO2 and reduce to H2S. The highest Ca obtained after 30 days, Mg obtained after 20 days, and S obtained after 10 days incubation period. For Ca is 7,81 % (w/w), Mg is 1,57 % (w/w), and S is 3,68 % (w/w). From the resuh, shows that the compost can be used as organic fertilizer for the need of Ca, Mg, and S for plants and corps in Riau Province areas.Item Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa (Cocos nucifera) Dengan Katalis NaOH(2015-03-06) Azwar, JumardiBahan bakar solar merupakan bahan bakar mesin diesel yang penggunaannya terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri dan transportasi. Untuk mengantisipasi kelangkaan akan bahan bakar solar yang produksinya cenderung menurun, maka harus dicari sumber energi altematif pengganti solar atau campuran solar seperti biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang bahan bakunya dari minyak nabati, disintesa menggunakan metanol dengan bantuan katalis. Pada penelitian ini digunakan minyak kelapa sebagai bahan baku dan katalis NaOH. Minyak kelapa sebelum dibuat menjadi biodiesel terlebih dahulu ditentukan kandungan asam lemak bebas (Free Fatty Acid/FFA) nya karena dapat menganggu proses transesterifikasi. Minyak kelapa yang digunakan pada penelitian ini mempunyai harga FFA sekitar 0,53% bisa langsung ditransesterifikasi tanpa harus melalui proses perlakuan awal terlebih dahulu. Pada penelitian ini pembuatan biodiesel dilakukan dengan reaksi transesterifikasi dengan variasi metanol, NaOH, suhu dan waktu reaksi. Biodiesel yang diperoleh dikarakterisasi yang meliputi kadar air, viskositas, densitas, titik nyala dan residu karbon. Hasil penelitian diperoleh harga viskositas dari biodiesel adalah 3,5238 cSt, densitas dari biodiesel adalah 877,4 kg/m^ kadar air 0,021%, titik nyala 150°C dan residu karbon adalah 0,03% Produksi biodiesel yang maksimal dicapai pada suhu 60°C, waktu reaksi 60 menit, metanol 28 g dan NaOH 1 g. Nilai yang didapat pada pengujian parameter tersebut tidak melebihi dari standar SNI biodiesel yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa dengan harga FFA kecil dari 1% baik digunakan untuk biodiesel, selain bahan bakunya mudah didapat dan dapat diperbaharui.Item Isolasi Metabolit Sekunder Dari Daun Millettia atropurpurea ( Leguminosae )(2015-03-07) Budianto, RiswandyTumbuhan Millettia atropurpurea ditemukan tumbuh di hutan yang terletak di Desa Perhentian Luas Kecamatan Logas Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Masyarakat setempat menggunakan tumbuhan ini sebagai obat keteguran. Tumbuhan ini juga berkhasiat sebagai obat bengkak. Berdasarkan uji pendahuluan yang dilakukan terhadap tumbuhan ini, temyata mengandung golongan senyawa terpenoid, steroid, flavonoid, fenolik dan saponin. Hasil pemisahan ekstrak n-heksana menghasilkan 6 senyawa, yaitu MA-1 dengan titik leleh 166-168 "C, MA-2 dengan titik leleh 208 MA-3 dengan titik leleh 156-158 °C, MA-4 dengan titik leleh 152-154 V. MA-5 dengan titik leleh 174- 176 dan MA-6 dengan titik leleh 148-150 ^C. Semua senyawa yang didapat memiliki selisih titik leleh sama dengan 2 dan hasil uji KLT telah menunjukkan satu noda dengan 3 perbandingan pelarut. Senyawa MA-1, MA-2, MA-3, MA-4 dan MA- 6 memberikan reaksi positif dengan pereaksi Lieberman-Burchard untuk terpenoid, sedangkan MA-5 memberikan reaksi positif dengan anisaldehida untuk steroid. Hasil analisa spektroskopi UV senyawa MA-1 menunjukkan X^aks di bawah 200 nm dan spektrum IR senyawa MA-1 menunjukkan adanya gugus OH (v = 3447 cm"'), C=C (v = 1648 cm'') dan C(CH3)2 (v = 1370 cm''). Hasil analisa spektroskopi UV senyawa MA-2 menunjukkan Xnaks di bawah 200 nm dan spektrum IR menunjukkan adanya gugus OH (v = 3368 cm''), C=C (v = 1649 cm') dan C(CH3)2 (v = 1360 cm"'). Hasil analisa NMR ' H dan '^C menxmjukkan senyawa MA-2 berupa campuran 2 isomer yang identik. Hasil analisa spektroskopi UV senyawa MA-5 menunjukkan serapan lemah pada A, 243 nm dan analisa IR menunjukkan adanya gugus C=0 (v = 1719 cm"'). Hasil analisa NMR ' H dan '^C mengindikasikan struktur senyawa MA-5 memiliki kerangka yang mirip dengan stigmasterol dan diduga stigmasteron. Hasil analisa spektroskopi IR senyawa MA-6 mengindikasikan adanya gugus OH (3391 cm''), C=C (1639) dan gem dimetil (1380 cm"'). Analisa NMR ' H dan '^C menunjukkan senyawa MA-6 memiliki struktur yang identik dengan lupeol.Item Skrining Bakteri Vibrio sp Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens 16S rDNA(2015-03-07) Sazali, SilaThis research was conducted from May to July 2008 and aim to know the species of Vibrio sp that infected shrimp (Penaeus monodori) based on sequence 16S.rDNA. The Vibrio were isolated from shrimp, culture farm water, and sea water in Bantan Air Village, Bengkalis Island. Isolation, morphological observation and biochemical tests were analized in the Integrated Laboratory in Marine Science Program of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau. PGR {Polymerase Chain Reaction) and sequencing DNA process were conducted in Gen Technology Laboratory, Biotech Center, BPPT Serpong. Based on BLAST system treasured through Gen Bank, the result shown that five species were found, namely Vibrio alginolyticus starin FNS 08, Vibrio parahaemolyticus strain FNS C08, Vibrio harveyi strain FNS BOS, Vibrio shiloni strain FNS DOS and Vibrio vulnificus strain FNS EOS.Item Pembuatan Biodiesel Dari Crude Palm Oil (CPO) Berkatalis Kalsium Oksida (CaO)(2015-03-07) Welvia, SriBiodiesel is an alternative and renewable energy sources. Biodiesel is also more environmentally benign than fossil fuel. This fuel which is called FAME (Fatty Acid Methyl Ester) is produced by transesterification of vegetable oils or animal fats and alcohol with aid of catalyst. The commonly used catalyst in transesterification is homogeneous one, but heterogeneous catalyst, CaO is used in this research due to the easy of phase seperation between the catalyst and product compared to homogenous one. In this research, the biodiesel is produced by the reaction of CPO (Crude Palm Oil) and methanol. Preliminary studies indicates that the FFA (Free Fatty Acid) content in CPO is relatively high, 3,722%. Therefore it needs to perform preliminary process, which is esterification process to reduce FFA content. The result indicates that the maximum biodiesel product is 74,595% and achieved in the following reaction parameters; reaction temperature of 70°C, reaction time of 1,5 h, catalyst dosage of 1,5%, and methanol/oil molar ratio of 9:1. Catalyst dosage seems to be dominant factor in the production of biodiesel in this research, but molar ratio of methanol does not give significant influence for production biodiesel. As-synthesized biodiesel has physical or chemical properties that comply with SNI (National Standart of Indonesian).Item Sintesis Dan Uji Aktivitas Antimikroba Senyawa Turunan Flavanon Dari Goniothalamus ridleyi King.(2015-03-09) Sari, Lita MarlianaGoniothalamus ridleyi King, merupakan salah satu tumbuhan famili Annonaceae yang banyak terdapat di daerah Asia Tenggara. Di Sumatera, metabolit sekunder tumbuhan ini belum banyak diteliti. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Teruna (2006), daun tumbuhan ini mengandung senyawa pinokembrin dan naringenin. Senyawa total flavanon yang diperoleh oleh Teruna (2006) dipisahkan menggunakan kromatografi cepat dengan pelarut diklorometana dan metanol. Berdasarkan hasil pemisahan dan rekristalisasi diperoleh senyawa GR-8 berupa padatan kekuningan dengan titik leleh 198-200°C dan senyawa GR-20 berupa kristal jarum kuning dengan titik leleh 243-245°C. Karakterisasi struktur senyawa GR-8 dilakukan dengan spektroskopi ' H - N M R dan dibandingkan dengan spektroskopi 'H-hfMR yang diperoleh Teruna (2006). Hasil analisis memperlihatkan adanya puncak pada pergeseran kimia 5H pada 2,75 ppm dan 3,1 ppm menunjukan adanya proton yang berasal dari metilen (CH2), pada pergeseran kimia 5H 7,38 ppm sampai 7,5 ppm menunjukan adanya proton yang berasal dari C=C aromatis. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa senyawa GR-8 eidalah pinokembrin. Sedangkan untuk senyawa GR-20 tidak dilakukan karakterisasi struktur menggunakan spektroskopi' H-NMR. Uji aktivitas terhadap senyawa pinokembrin (GR-8) dan naringenin (GR-20) pada konsentrasi 60, 80 dan 100 ftg/(iL. Bakteri uji yang digunakan yaitu Staphylococcus aureus (Gram positif) dan Escherichia coli (Gram negatif). Senyawa naringenin menghasilkan daya hambat yang lebih besar dibandingkan dengan senyawa pinokembrin. Diameter daya hambat terbesar untuk bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus diberikan oleh senyawa naringenin pada konsentrasi 100 ng/jiL masing-masing sebesar 29 dan 32 mm. Untuk meningkatkan daya hambat senyawa pinokembrin maka dilakukan asetilasi. Asetilasi dilakukan dengan cara mereaksikan pinokembrin (GR-8) dan asetat anhidrat dengan pelarut piridin. Hasil yang diperoleh berupa campuran senyawa sebanyak 0,004 gram. Karena hasil yang diperoleh sangat sedikit maka tidak bisa dilakukan pemisahan lebih lanjut dan uji ativitasnya terhadap bakteri.Item Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi Etil Asetat Daridaun Tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl(Apocynaceae)(2015-03-16) Suryani, MamikTabemaemontana sphaerocarpa Bl adalah salah satu tumbuhan famili Apocynaceae yang banyak dijumpai di Logas Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, dikenal dengan nama daerah mentimun gagak. Hasil penelusuran literatur, belum ada dilaporkan hasil penelitian kandungan kimia dari spesies tumbuhan ini. Uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa terpenoid, fenolik, dan alkaloid. Atas dasar pertimbangan ini maka dilakukan isolasi dan penentuan struktur kimia dari senyawa yang dikandung dalam fraksi etil asetat daun Tabemaemontana sphaerocarpa Bl ini. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Kemudian ekstrak metanol dipartisi menggunakan kromatografl vakum cair dan dihasilkan tiga fraksi yaitu fraksi heksan, etil asetat, dan metanol. Berdasarkan hasil isolasi dan rekristalisasi diperoleh senyawa TsM 1 berupa kristal berwama putih dari fraksi ke 1 fiuksi etil asetat. Karakterisasi struktur dilakukan dengan spektroskopi UV, IR, NMR ID dan 2D. Spektrum UV senyawa TsM 1 menghasilkan serapan maksimum pada 212 nm, yang menunjukkan bahwa senyawa TsM 1 tidak memiliki sistem elektron TC terkonjugasi. Serapan ini hanya disebabkan oleh gugus karbonil. Spektrum IR senyawa TsM 1 menunjukkan adanya gugus 0-H, C-H alkana, C-H dari aldehid, C=0 ester, C=C aromatik, C-H dari -CH3 gem dimetil, ikatan C-0. Analisis '^CNMR memperlihatkan adanya 31 atom karbon, sebuah gugus hidroksil, sebuah gugus asam termetilasi, dua buah gem dimetil. Analisis DEPT memperlihatkan adanya 8 atom karbon primer dan 5 atom tersier yang ditandai dengan arah puncak signal ke atas dan 10 atom sekunder yang ditandai dengan arah puncak signal ke bawah. Analisis spektrum HMQC memperlihatkan korelasi antara karbon dengan proton, sehingga dapat dilihat senyawa TsM 1 memiliki atom karbon kwartener. Analisis spektrum HMBC memperlihatkan hubungan proton dengan atom karbon tetangga dengan jarak maksimum 4 J, sedangkan analisis spektrum COSY memperlihatkan korelasi proton dengan proton. Sehingga dapat disimpulkan senyawa TsM 1 adalah metil oleanolat yang merupakan golongan terpenoid.Item Isolasi Metabolit Sekunder Dari Fraksi Aktif Ekstrak N-Heksana Daun Tumbuhan Nypa Fruticans Wurmb (Araceae)(2015-03-16) Syahri, JufrizalNypa fruticans Wurmb adalah salah satu tumbxihan famili Araceae yang banyak dijumpai disepanjang pantai Sumatra dan Kalimantan yang dikenal dengan nama nipah. Nypa fruticans merupakan jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan mangrove beberapa spesies dari famili Araceae yang telah diteliti memiliki aktivitas biologis yang berbeda-beda seperti antiinflamasi, antitumor, antifimgi, dan antibakteri dan antitoksisitas. Dari uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun Nypa fruticans mengandung senyawa fenolik, fitosterol, dan flavonoid. Atas dasar pertimbangan ini maka dilakukan isolasi dan penentuan struktur kimia dari senyawa yang dikandving ekstrak daun Nypa fruticans ini. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat, dan metanol. Dari hasil isolasi dan rekristalisasi diperoleh senyawa Nf 1 berupa kristal berwama putih dari fraksi ke 3 ekstrak n-heksana. Sedangkan ekstrak etilasetat dan metanol tidak dihasilkan senyawa mumi. Karakterisasi struktur dilakuakan dengan spektroskopi ultraviolet, inframerah, dan N M R ID dan 2D. Spektrum UV senyawa Nf 1 menghasilkan serapan maksimum pada 242.5 nm, spektrum ini menunjukkan tidak ada ikatan rangkap yang terkonjugasi pada senyawa Nf 1. Spektrum I R senyawa Nf 1 menunjukkan adanya gugus 0-H, C-H dari alkana, C-H dari - C H 2 - , C-H dari -CH3, ikatan C-0, dan senyawa rantai panjang terbuka (> 4 gugus CH2). Sedangkan analisis dengan ' H - N M R memperlihatkan adanya 1 buah metil dan over lapping signals dari C H 2 , analisis dengan ' ^ C - N M R memperlihatkan adanya 14 atom karbon, dan sebuah gugus hidroksil, analisis DEPT memperlihatkan adanya sebuah atom karbon primer yang ditandai dengan arah pimcak signal ke atas dan 13 atom karbon sekunder yang ditandai arah puncak signal ke bawah, analisis spektrum HMQC memperlihatkan korelasi antara karbon dengan proton, sehingga dapat dilihat senyawa Nf 1 tidak memiliki atom karbon yang kwartener, analisis spektrum HMBC memperlihatkan hubungan proton dengan atom karbon tetangga dengan jarak maksimum 4 J, sedangkan analisis spektrum COSY memperlihatkan korelasi proton dengan proton. Sehingga dapat disirapulkan senyawa N f l adalah 1-tetradekanolItem Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Daun Tumbuhan Artabotrys sp "LTD2-11" (Annonaceae)(2015-03-16) MiswantoIndonesia merupakan negara tropis yang sangat kaya akan tumbuhtumbuhan yang berkhasiat obat, bahan makanan, kerajinan tangan dan industri. Tumbuh-tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial. Diseluruh dunia terdapat lebih kurang 600.000 jenis tumbuh-tumbuhan. Lebih kurang 400.000 diantaranya merupakan tumbuhan tingkat tinggi, tetapi baru sekitar 10% yang telah diteliti kandungan senyawa kimia dan efek farmakologinya. Salah satu tumbuhan yang terdapat di Indonesia dan telah digunakan sebagai bahan obat adalah tumbuhan Artabotrys sp "LTD2-H" (Annonaceae). Tumbuhan ini dikenal masyarakat di Kecamatan Logas Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi (Riau) dengan nama akar silayu. Secara tradisional bagian daun tumbuhan ini direbus dan aimya diminum sebagai ramuan obat gangguan jiwa (hilang akal). Analisis uji fitokimia menunjukkan bahwa daun Artabotrys sp mengandung metabolit sekunder yaitu: terpenoid/steroid, fenolik dan flavonoid. Hasil isolasi terhadap ekstrak etilasetat diperoleh senyawa mumi dengan kode ART-1 sebanyak 1 mg. Senyawa ini dikarakterisasi dengan spektrometer 'H NMR. Berdasarkan spektra NMR, senyawa ini diduga asam lemak rantai pendek. Analisis terhadap kromatogram GC-MS sampel ekstrak «-heksan (AR-H) dapat diidentifikasi sepuluh senyawa yang telah dikenal yaitu: (-)-a-kopaena (1), P-karyopilena (2), a-karyopilena (3), (-)-spathulenol (4), P-karyopilena epoksida (5), neopitadiena (6),14-metil, metil pentadekanoat (7), metil heptadekanoat (8), metil,-9,12-oktadekadienoat (9), metil oktadekanoat (10) dan dua senyawa yang tidak dikenal, sedangkan pada sampel ekstrak metanol (AR-M) didapatkan dua senyawa yang tak dikenal dan dua senyawa yang telah dikenal yaitu: P-karyopilena (1) dan bisiklo [4.2.0] okt-7-ena (2).Item Kemampuan Adsorpsi Abu Boiler Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Ion Timbal(2015-03-17) Rahmanika, MutiaDisposal of a growing amount of boiler ash from palm industries creates environmental problems. Previous studies have been carried out on natural and rest-product materials but it was mostly comparative, trying to find out which of them adsorbs best. Ash is known to remove metal ion from water. In this study, batch experiments are conducted with boiler ash from palm industries to find out if it could be use to adsorption of cation Pb2+ This experiment has a purpose to identify chemical content like SiO2, AI2O3, CaO, and other inorganic oxide and the characteristic of palm ash as adsorbent. Chemical content of boiler ash were determined by using XRF ( X-Ray Fluoresence) and to identified characteristic of boiler ash as adsorbent. Adsorption measure was applied by varying grain size, pH, contact time, temperature and mixing rate. The result of experiment showed that boiler ash from palm industries could adsorp Pb, The best adsorption was happened at grain size 300 mesh, pH 5, the contact time was 30 minutes, temperature 40°C, the mixing rate 150 rpm.