Produksi Giberlin Dan Biokontrol Oleh Jamur Selulolitik Dan Ligninolitik Indigenus Riau Sebagai Upaya Pengembangan Biofertizer

Abstract

Penelitian ini akan mengembangkan jamur indigenus yang telah diketahui mampu mendegradasi lignin dan selulosa dan bersifat termotoleran sebagai biofertilizer dan biokontrol terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur pada pertanian cabe dan karet. Isolat jamur indigenus ini sebagai agen biofertilizer akan dipilih berdasarkan kemampuannya memproduksi hormon giberelin yaitu hormon yang antara lain mampu mempersingkat waktu dormansi biji (mempercepat perkecambahan) dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Isolat indigenus juga memiliki kemampuan sebagai biokontrol dengan menghasilkan senyawa antifungal terhadap penyakit pada tanaman cabai dan karet, khususnya jamur Fusarium oxysporum dan Ganoderma phillippi yang merupakan patogen tular tanah (soil borne). Kemampuan hormon giberelin yang dihasilkan diuji terhadap perkecambahan biji karet dan cabe. Hasil penelitian memperlihatkan isolat indigenus yang mampu menghasilkan giberelin dengan konsentrasi cukup tinggi dimana Aspergillus sp II yaitu 6.918 g/L dan Penicillium PNE4 yaitu 4.4 g/L. Pemberian ekstrak kasar GA dari Aspergillus sp II konsentrasi 100 ppm merupakan optimum terhadap persentase daya kecambah dan berat segar sedangkan perlakuan ekstrak kasar GA dari Penicillium PNE4 konsentrasi 100 ppm lebih mendukung pertumbuhan shoot. Isolat indigenus mempunyai daya antagonis terhadap jamur Fusarium oxysporum dan Ganoderma phillippi terutama Trichoderma sp PNE4 yang mampu mempunyai daya hambat 100% terhadap kedua jamur patogen. Kemampuan isolat indigenus dalam memproduksi asam giberelat, mempunyai kemampuan antifungal dan non patogen pada tumbuhan karet dan cabai akan digunakan sebagi biofertilizer sekaligus mampu sebagai biokontrol

Description

Keywords

Citation