P - Pascasarjana Universitas Riau
Permanent URI for this community
Browse
Browsing P - Pascasarjana Universitas Riau by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 238
Results Per Page
Sort Options
Item PERBANDINGAN EFEKTIVITAS DELIGNIFIKASI BIOMASSA LIGNOSELULOSA DENGAN METODE FERMENTASI FASA PADAT DAN METODE NON-BIOLOGIS(2016-07-13) Taufiq, Hilman; Ridhani, Wiwit; Suhardi, V. Sri HarjatiPengembangan metode delignifikasi berperan penting dalam pembuatan etanol berbahan baku lignoselulosa. Delignifikasi merupakan pemecahan polimer lignin yang melapisi selulosa dan hemiselulosa. Selulosa dan hemiselulosa kemudian difermentasi menjadi etanol. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan efektivitas delignifikasi metode fermentasi fasa padat menggunakan jamur pelapuk putih, dan metode fisik. Pertama, dipilih 3 spesies jamur pelapuk putih dengan aktivitas lakase tinggi, yaitu Trametes hirsuta, Trametes versicolor dan Marasmius sp.. Kemudian, dipilih 3 jenis limbah lignoselulosa berdasarkan kelimpahannya di Indonesia, yaitu batang jagung, jerami padi & pelepah sawit. Setelah itu, 1 spesies jamur diinokulasi tepat untuk salah satu jenis biomassa. Hasil pengamatan aktivitas lakase selama 17 hari menunjukkan bahwa Trametes hirsuta menghasilkan aktivitas lakase tertinggi dengan media batang jagung pada hari ke 17 (20.67U/L). Sedangkan Marasmius sp. menghasilkan aktivitas lakase tertinggi dengan media pelepah sawit pada hari ke 12 (8.06U/L). Adapun biomassa jerami padi memberikan konsentrasi lakase yang cenderung tinggi untuk ketiga spesies jamur. Pada akhir penelitian, jumlah glukosa yang terbentuk antara batang jagung dan Trametes hirsuta adalah 744.13mg / L, antara daun-daun palem dan Trametes hirsuta adalah 957.99mg / L, dan antara jerami padi dan Marasmius sp. adalah 804.47mg / L. Disimpulkan bahwa aktivitas lakase tinggi tidak berbanding lurus dengan rendemen glukosa yang dihasilkan.Item STRATEGI DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT RAWA TRIPA TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN(2016-07-13) Monalisa; Zuska, Fikarwin; Nasution, Zulkifli; DelvianRawa Tripa adalah salah satu areal kawasan gambut yang terletak di Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Provinsi Aceh. Semakin hari kawasan hutan gambut ini kian menyusut atau berkurang, terutama setelah terjadinya ekspansi dari lima perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut. Ekspansi ini menimbulkan perubahan lingkungan yang berakibat pada kerusakan lingkungan. Masyarakat Rawa Tripa memiliki hubungan yang erat dengan kawasan hutan dan sumberdaya alam dimana mereka berada. Namun kerusakan lingkungan yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan pada kehidupan masyarakat setempat. Makalah ini membahas tentang strategi dan pola adaptasi lingkungan terkait dengan pilihanpilihan rasional yang harus dijalani masyarakat setempat serta bagaimana relasi maupun kaitannya dengan dengan keberadaan perusahaan sawit yang ada di wilayah tersebut. Metode pada penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data secara wawancara mendalam, FGD (diskusi kelompok terfokus), serta analisis dokumen.Item ANALISIS USAHA PERIKANAN TANGKAP BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM MENDUKUNG KABUPATEN KARIMUN SEBAGAI KAWASAN FREE TRADE ZONE(2016-07-13) Yuliansyah, Hazmi; Filiatra, Filiatra; Sukendi, Sukendi; Zulkarnaini, ZulkarnainiSistem pengelolaan usaha dan penguasaan teknologi tepat guna yang masih lemah merupakan permasalahan perikanan tangkap yang paling banyak dijumpai di Kabupaten Karimun. Pengembangan usaha perikanan tangkap harus dapat memecahkan masalah tersebut dan meningkatkan posisi tawar Kabupaten Karimun di kawasan free trade zone. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan usaha perikanan tangkap dan jenis usaha perikanan tangkap unggulan yang berwawasan lingkungan di Kabupaten Karimun. Metode yang digunakan terdiri dari metode deskriptif dan metode skoring. Jumlah usaha perikanan tangkap yang beroperasi di Kabupaten Karimun berfluktuasi setiap tahunnya. Jumlah tertinggi terjadi pada tahun 2010 yang mencapai 7021 unit, sedangkan jumlah terendah terjadi pada tahun 2012 yang mencapai 5301 unit. Usaha perikanan tangkap terpilih sebagai unggulan dan berwawasan lingkungan berturut-turut adalah gillnet (VA-Gab = 5,714), bubu ketam (VA-Gab = 5,593), rawai (VA-Gab = 5,576), jaring karau (VA-Gab = 5,506), togok (VA-Gab = 5,189), dan kelong (VA-Gab = 4,461).Item DOSIS KAPUR DAN TAWAS DALAM PAKET KEMASAN OSMOFILTER UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR GAMBUT(2016-07-13) BUDIJONO; M. HASBI; E.S.N. ASIHKuantitas air gambut Indonesia sangat besar namun memiliki kualitas yang rendah sehingga pemanfaatannya untuk pemenuhan kebutuhan air menjadi terbatas. Umumnya kapur dan tawas digunakan untuk mengolah air gambut yang secara konvensional dengan mencampurkan kedua bahan tersebut dan dianggap kurang praktis. Penyatuan dosis kapur dan tawas dalam kemasan kertas osmofilter menjadi alternatif dalam mengolah air gambut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan tujuan untuk memperoleh kombinasi kapur dan tawas yang sesuai pada rentang pH 2 - 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kapur 1,45 gram dan tawas 1,7 gram dalam kemasan osmofilter relatif sesuai pada pH 2-6 terhadap peningkatan kualitas air gambut untuk memenuhi kualitas air bersih bagi kepentingan dsomestik dan perikanan, namun belum memenuhi kelayakan untuk air minum.Item IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN DI PERAIRAN WADUK KOTO PANJANG KABUPATEN KAMPAR RIAU(2016-07-13) Syawal, Henni; Nasution, Syafrudin; Ferdiansyah, RismanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis bakteri patogen yang terdapat di Perairan Waduk Koto Panjang, yang berpotensi menyerang atau menginfeksi ikan-ikan yang dipelihara pada keramba jaring apung (KJA). Sehingga dapat menimbulkan wabah penyakit pada usaha budi daya ikan. Metode yang digunakan adalah metode survey, yaitu mengambil sampel di lapangan dan dianalisis di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan dilima stasiun yang memiliki kegiatan pemeliharaan ikan di KJA, yaitu stasiun 1 (Dam Site), stasiun 2 (Pulo Gadang), stasiun 3 (Batu Langkah Besar), stasiun 4 (Muara Mahat), dan stasiun 5 (Tanjung Alai). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali dalam waktu tiga bulan (bulan Juli, Agustus, September), setiap pengambilan sampel dilakukan ulangan sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 5 jenis bakteri patogen yang berpotensi menginfeksi ikan-ikan yang dibudidayakan di dalam keramba jaring apung, yaitu bakteri Streptococcus sp., Vibrio sp., Enterobacter sp., Aeromonas sp., dan Pseudomonas sp. Stasiun 1 (Dam Site) merupakan daerah yang paling banyak ditemukan jenis bakteri patogen pada bulan Juli, yaitu bakteri Streptococcus sp., Vibrio sp., Enterobacter sp., Aeromonas sp., dan Pseudomonas sp., sedangkan pada bulan September, ditemukan empat jenis, yaitu Streptococcus sp., Vibrio sp., Aeromonas sp., dan Pseudomonas sp.Item ANALISIS SUHU PERMUKAAN LAUT SELAT MALAKA(2016-07-13) Mubarak; Nurhuda, Ahmad; Ghalib, MusrifinPengetahun mengaenai sebaran SST dalam suatu perairan sangat penting untuk banyak hal, terutama yang terkait dengan penelitian lain maupun dalam pemanffaattanya. Suhu permukaan laut merupakan factor oseanografi yang sangat penting sebagai penggerak terjadinya siklus musim baik di daerah tropis maupun subtropis. Penggunaan data penginderaan jauh MODIS sangat baik untuk pemantauan SST karena mempunyai resolusi spasial dan temporal yang tinggi, sehingga perubahan suhu secara berkala dapat dilihat dan pola sebarannya dapat dianalisis. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan dan menganalisis variasi sebaran SPL di perairan Selat Malaka selama tahun 2015 pada musim barat dan musim timur. Data yang digunakan adalah data MODIS Aqua/Terra pada tahun 2015. Hasil pengolahan data MODIS menunjukan variasi pola Sebaran SST bulanan satu tahun terahir, sebaran SST perairan Selat Malaka dipengaruhi oleh angin musim. Nilai SST minimum di perairan Selat Malaka terjadi pada bulan February 28,12oC pada Musim Barat di bagian tenggara perairan Selat Malaka, Rendahnya SST pada periode musim Barat dikarenakan massa air yang lebih dingin dari Laut China Selatan mengalir menuju perairan bagian timur Sumatera. Untuk sebaran SST maksimum terjadi pada bulan Mei 30,81oC Musim Peralihan I di bagian tenggara perairan Selat Malaka. Untuk suhu ratarata pada tahun 2015 di perairan Selat Malaka yaitu 29,69 oC, Secara umum Variabilitas sebaran SST di Selat Malaka merata pada setiap bulannya.Item STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAMPUS HIJAU BINAWIDYA UNIVERSITAS RIAU BERBASIS KONSERVASI(2016-07-13) SuwondoBinawidya campus University of Riau have the function of holding the Tri Darma Higher Education. Green campus management strategies were integrating environmental science into policy, management and activities tridharma college becomes important to apply. Implementation research is conducted in stages include: data collection with the technical documentation, measurement component biophysical and socio-economic observations with interviews. Analysis of biophysical and socio-economic data is descriptive, the role of stakeholders using focus group discussions with the needs analysis, as well as a green campus management strategies with the prospective analysis. The results showed that green campus management strategies campus binawidya do with maintaining the quality of the environment; conservation of the campus as a green open space and the support of stakeholders. To achieve this arrangement implemented through integrated infrastructure, management of campus transportation, waste management, arrangement of green open spaces, teaching and research and community service.Item PENGOLAHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR LAYAK KONSUMSI DENGAN KOAGULAN ALAMI EKSTRAK BUAH (AVERRHOA BILIMBI)(2016-07-13) Ardiansyah; Bahri, Syaiful; Saryono; WawanPesatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada peningkatan kebutuhan hidup manusia. Ketersediaan air layak konsumsi sampai saat ini masih merupakan masalah bagi daerah tertentu, karena letak geografis dan kondisi daerah tersebut. Pemenuhan kebutuhan air bersih dilakukan dengan cara yang masih belum tepat dan belum sesuai dengan kaidah kesehatan. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah dengan memanfaatkan potensi air alam yaitu air gambut. Buah Averrhoa Bilimbi merupakan salah satu bahan alami yang memiliki kandungan senyawa aktif yaitu tanin, flavoniod dan triterpenoid yang dapat digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air gambut. Senyawa aktif inilah yang diperkirakan mampu berreaksi dengan senyawa organik air gambut yang terdiri dari senyawa humik, senyawa fulfik dan senyawa humin, sehingga terjadi proses penggumpalan dan proses pengendapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah Averrhoa Bilimbi dengan variasi konsentrasi (100 gr/l, 150 gr/l dan 200 gr/l) dan variasi waktu kontak (60 menit, 90 menit dan 120 menit) terhadap warna, pH dan TDS air gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ekstrak buah Averrhoa Bilimbi berpengaruh signifikan terhadap warna air, pH dan TDS air gambut, semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah Averrhoa Bilimbi, maka semakin tinggi perubahan warna, pH dan TDS air gambut. Dalam penelitian ini perubahan warna, pH dan TDS air gambut, optimum terjadi pada konsentrasi 200 gr/l. Begitu juga halnya dengan variasi waktu kontak, juga berpengaruh signifikan terhadap warna dan TDS air gambut, semakin lama waktu kontak, maka semakin tinggi perubahan warna dan TDS air gambut. Dalam penelitian ini perubahan warna dan TDS air gambut, optimum terjadi pada waktu kontak 120 menit. Namun, variasi waktu kontak ekstrak buah Averrhoa Bilimbi tidak berpengaruh terhadap pH air gambut.Item ANALISA DOKUMEN LINGKUNGAN DALAM UPAYA PELESTARIAN SUMBER ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP (Kajian Evaluasi Dokumen Lingkungan Hidup Universitas Lancang Kuning)(2016-07-13) Halilintar, Masnur PutraPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup, harus memiliki dokumen lingkungan hidup hingga bulan Desember 2015. Merujuk kepada Surat BLH Kota No. 660.1/BLH/BID.TL-AMDAL/VII/2015/004 tentang penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup terhadap Kegiatan Operasional Kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak) maka Unilak sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dikategorikan sebagai badan usaha dengan luas lahan lebih kurang 55 Ha dan berdiri pada tahun 1982 memenuhi persyaratan untuk memiliki dokumen lingkungan hidup yang sesuai dengan undang-undang yaitu Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH). Dokumen dimaksud telah dihasilkan sesuai dengan ketentuan undang-undang pada bulan Desember 2015. Penelitian ini dilakukan untuk analisa terhadap proses penyusunan dokumen tersebut dan dokumen lain yang mendukungnya serta tindaklanjut implementasi pasca penyusunan dokumen DELH. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survai terhadap sampel yang diatur dengan permen nomor 14/2010. Sumber data meliputi data primer berupa data dari responden untuk mendapatkan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan kampus, sampel pada beberapa titik pengambilan yaitu sampel air, sampel tanah, dan sampel udara dan keragaman jenis flora dan fauna serta hasil wawacara dengan pengelola Unilak. Data sekunder meliputi dokumen Renstra Unilak, Borang Akreditasi Universitas, dan beberapa laporan semester dan tahunan Unilak dan tim Penyusun Dokumen yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor Unilak. Hasil penelitian menggambarkan (1) Pelestarian sumber energi belum dilakukan oleh Unilak, hal ini terlihat pada penggunaan energi listrik yang 100% berasal dari PLN. Baru dilakukan pilot project melalui kegiatan penelitian pada tahun 2015 oleh Hamzah dan Masnur Putra Halilintar. (2) Pembuatan dokumen DELH oleh Unilak belum dilihat secara utuh dan belum merupakan kesadaran tetapi karena regulasi dan teguran BLH Kota Pekanbaru. (3) Respons atas tindak lanjut implementasi dokumen masih rendah, instrumen yang harus ditindaklanjuti sebagai rekomendasi dokumen DELH belum dilakukan. (4) Unit pengelola tindaklanjut belum dibentuk dan belum mendapat respons untuk dibentuk atau ditumpangkan pada lembaga yang ada dilingkungan Unilak. (5) Penyusunan dokumen lingkungan DELH Unilak merupakan upaya untuk memenuhi ketentuan peraturan perundangan dan belum merupakan kesadaran pengelelola institusi untuk melakukan upaya pelestarian sumber-sumber energi dan lingkungan hidup.Item BELAJAR DARI ADAPTASI PETANI LADANG BERPINDAH DI NAGARI SILAYANG KECAMATAN MAPATTUNGGUL SELATAN KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT(2016-07-13) Yusran, JuliPergeseran sistem pertanian ladang berpindah ke perkebunan karet (havea brasiliensi) di Nagari Silayang sejak era 90-an, berdampak positif terhadap ekologi dan sosial ekonomi. Perkebunan karet yang lebih intensif, meminimalisir perambahan hutan baru. Nilai tukar karet yang lebih tinggi dari nilai pangan, telah mengurangi ketergantungan terhadap hutan dan ladang. Akan tetapi tiga tahun terakhir terjadi fenomena sebaliknya. Masyarakat, kembali melakukan praktek ladang berpindah, bahkan dalam kasus ekstrim, beberapa keluarga justru menumbang pohon karetnya untuk ditanami padi ladang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa masyarakat kembali melakukan praktek ladang berpindah, melihat perbedaan pola ladang berpindah akhir-akhir ini dari pola sebelumnya dan bagaimana pemerintah lebih berperan dalam mengatasi deforestasi hutan. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik; observasi, koesioner dan wawancara. Penelitian dilakukan bulan Februari-April di Nagari Silayang. Populasi penelitian yakni Kepala Keluarga atau Rumah Tangga. Pengambilan sampel sebanyak 59 KK dengan teknik acak sederhana. Data hasil penelitian, ditabulasi dan dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor penyebab “revitalisasi” ladang berpindah dan menjelaskan dinamika praktek ladang berpindah.Penelitian menunjukkan bahwa; 1. Petani di Nagari Silayang kembali berladangan berpindah karena: a. Budaya berladang berpindah karena minimnya areal sawah, b. Murahnya nilai jual karet dalam waktu yang lama, b. kenaikan harga pangan dan kebutuhan lainnya. 2. Dinamikanya adalah jenis tanaman tua yang lebih variatif, lebih responsif terhadap pasar dan pengelolaan yang lebih efesien. 3. Pemerintah semestinya tidak serta merta melarang masyarakat untuk berladang, tetap lebih arif dengan pengakuan pada sistem ini sebagai kearifan lokal dan memberikan informasi dan penyuluhan tentang pola pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.Item PENELITIAN VARIABILITAS OZON, CO, CH4 DAN UAP AIR DI PROVINSI RIAU BERBASIS DATA SATELIT AQUA-AIRS(2016-07-13) Komala, NinongPenelitian kimia atmosfer berbasis satelit merupakan hal penting karena dapat mencakup wilayah penelitian yang luas dalam jangka panjang yang sulit dilakukan bila menggunakan penelitian langsung.Fokus penelitian adalah variabilitas komposisi atmosfer khususnya kolom/lapisan ozon, CO, CH4 dan uap air di Provinsi Riau berbasis data satelit AQUA-AIRS dengan tujuanuntuk memahami karakteristik serta pola musiman kolom ozon, CO, CH4 dan uap air di Provinsi Riau tahun 2003 sampai Februari 2016. Metodologi penelitian dilakukan dengan inventori data harian parameter kimia atmosfer Provinsi Riau, perata-rataan bulanan dan metoda statistik untuk memperoleh korelasi antara parameter yang diteliti.Hasil penelitian di Provinsi Riau menunjukkan ozon pada tahun 2010 lebih rendah dibanding dengan tahun lainnya.Uap air tertinggi terjadi pada tahun 2010.PuncakCO tahun 2006 dan tahun 2015 jauh lebih besar terkait dengan kebakaran hutan.CH4 mempunyai tendensi adanya peningkatan yang terus menerus.Kolom ozon, CO, CH4 dan uap air masing-masing mempunyai pola musiman, Ozon dengan uap air mempunyai korelasi negatif khususnya pada bulan-bulan September, Oktober November (SON) dengan koefisen korelasi 0,756. CO dengan uap air pada bulan-bulan SON juga mempunyai korelasi negatif dengan koefisen korelasi 0,626. CO dengan ozon pada bulan-bulan SON mempunyai korelasi positif dengan koefisen korelasi 0,713. Pemantauan jangka panjang komposisi kimia atmosfer Provinsi Riau bermanfaat untuk mengantisipasi kenaikan konsentrasi parameter atmosfer yang pada umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan dan umat manusia.Item POTENSI PENGELOLAAN LAHAN TERBIAR DI SEKITAR KAWASAN HUTAN MANGROVE SUNGAI LIUNG PULAU BENGKALIS(2016-07-13) Miswadi; Jhonnerie, RomiPenelitian ini bertujuan merumuskan alternatif pengelolaan lahan terbiar di sekitar hutan mangrove Sungai Liung Pulau Bengkalis. Penelitian telah dilaksanakan di kawasan mangrove Sungai Liung pada bulan Pebruari hingga Mei 2014. Metode penelitian adalah metode survey dengan pendekatan analisis deskriptif. Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan instrumen kuisioner. Analisis Citra Satelit RapidEye digunakan untuk mengetahui luas kawasan mangrove Sungai Liung dan lahan terbiar di sekitarnya. Analisis pengembangan alternatif pengelolaan menggunakan Analytical Hierarchi Process (AHP). Hasil analisis menunjukkan bahwa lahan terbiar di sekitar hutan mangrove Sungai Liung seluas 609,5 hektar berpotensi untuk pengembangan hutan cadangan mangrove. Alternatif ini dilakukan dalam upaya mengurangi tekanan terhadap hutan mangrove Sungai Liung dan membuka kesempatan berusaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kayu mangroveItem ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH TANGKAPAN AIR (DTA) WADUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) KOTO PANJANG(2016-07-13) Nurdin, Nurdin; Bahri, Syaiful; Sukendi, Sukendi; Zulkarnain, ZulkarnainFaktor yang paling berpengaruh dalam sistem air untuk DAS adalah perubahan tutupan lahan di suatu daerah tangkapan air (DTA). Penggundulan hutan atau lahan terbuka akan mempercepat aliran air ke waduk yang mempengaruhi tingginya tingkat erosi dan sedimentasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan jumlah konversi lahan yang terjadi antara tahun 2008 - 2011, 2011 - 2014, dan 2008 -2014. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan teknologi Simtem Informasi Geografis (GIS) yang digunakan dalam memproses citra satelit. Antara tahun 2008 - 2014 di daerah tangkapan air dari PLTA Koto Panjang telah terjadi perubahan tutupan lahan. Tutupan lahan yang mengalami penurunan terbesar adalah kelas lahan kering pertanian dan campuran semak 24.199,28 ha (7,35%) dari total tangkapan, sedangkan penurunan terkecil adalah hutan kering sekunder 4.270,74 ha (1,30%) dari total daerah tangkapan air. tutupan lahan yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah kelas lahan kering daerah pertanian 42.199,49 ha (12,99%) dari total daerah tangkapan, sementara pengurangan terkecil di daerah kelas hutan kering sekunder 4.270,74 ha (1,30%) dari total daerah tangkapan air. Terjadinya penambahan atau pengurangan tutupan lahan 2008 - 2014 di kelas badan air karena tinggi dan rendahnya dari level air yang mempengaruhi hamparan luas danau / sungai, serta pengaruh tutupan vegetasi di sekitar badan air saat perekaman citra satelit.Item MANFAAT PENGENDALIAN GULMA PAKIS-PAKISAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT YANG BELUM MENGHASILKAN BAGI LINGKUNGAN DAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN DI PROVINSI RIAU(2016-07-13) Venita, YunelIn Riau Province is determined at plant population Elaeis guineensis, the greatly effect quality and quantity of plant produced. The return producted of pest by Pakis-pakistan at Elaeis guineensis. How about eviromental studi to pest management ? the best result on the grouth and production crop Elaeis guineensis.Item PENGARUH PENYUNTIKAN OVAPRIM TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KUALITAS SPERMATOZOA IKAN PAWAS (Osteochilus hasselti CV) UNTUK PRODUKSI BENIH DALAM KONSERVASI(2016-07-13) Sukendi, Sukendi; Thamrin, Thamrin; Manda Putra, RidwanThe aim of this research was to identify the effect of the best ovaprim injection toward semen volume and spermatozoa quality of fish pawas (Osteochilus hasselti CV). The experiment used five treatments as following : P1 = 0.3 ml ovaprim/kg of body weight, P2 = 0.5 ml ovaprim/kg of body weight, P3 = 0.5 ml ovaprim/kg of body weight, P4 = 0.6 ml ovaprim/kg of body weight and P5 = 2 ml NaCl fisiologis 0,65 %/kg of body weight). The research yield demonstrated that the best injection was 0.5 ml ovaprim/kg of body weight with a semen volume 0,63 ml, spermatozoa concentration 1404 x 10 7 sel/ml, spermatozoa viability 86,54 % and spermatozoa motility 71,33 %Item SURVEY RESISTIVITAS GEOLISTRIK UNTUK PENILAIAN KESTABILAN LERENG PERBUKITAN(2016-07-14) Islami, NurPenyelidikan stabilitas lereng menggunakan resistivitas geolistrik dan analisis sifat-sifat tanah metode dilakukan di daerah perbukitan dekat Fakultas Ilmu Alam di Universitas Malaya. Data resistivitas diukur menggunakan ABEM Terrameter SAS 4000 dengan konfigurasi Wenner. Data mentah diolah menggunakan software RES2DINV. Pengukuran resistivitas permukaan secara langsung digunakan untuk mendapatkan korelasi dengan litologi karena tidak ada data lubang bor di sana. Distribusi ukuran partikel tanah ditentukan dengan menggunakan analisis hidrometer untuk menentukan persentase pasir, lumpur dan tanah liat dalam tanah. Profil resistivitas menunjukkan kedalaman maksimum 6 m dengan jarak elektroda hanya 1,5 m dan panjang bentangan 60 m. Nilai resistivitas tanah berair berkisar 20-500 Ωm, tanah kering 500-2500 Ωm, phyllite lapuk antara 2500- 5000 Ωm dan phyllite segar atau struktur buatan manusia lebih dari 5000 Ωm. Profil resistivitas menunjukkan bahwa resistivitas bawah permukaan didominasi oleh tanah dengan nilai resistivitas yang relatif rendah di dekat permukaan. Daerah penelitian dianggap sebagai lereng yang tidak stabil yang memiliki kemungkinan tinggi gerakan massa tanah karena air dapat mengalir lebih mudah dalam zona itu.Item PERUBAHAN SIFAT FISIKA TANAH AKIBAT KONVERSI LAHAN DI EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT TRIPA PROVINSI ACEH (INDONESIA)(2016-07-14) Sufardi; Basri, Hairul; Ali, Syamaun A.; KhairullahKonversi lahan rawa gambut menjadi lahan kering akan mengganggu fungsi ekosistem lahan dan fungsi hidrologis tanah sehingga akan berdampak terhadap fisika dan hidraulika tanah. Untuk mengkaji dampak konversi hutan rawa gambut terhadap karakteristik fisika tanah di Ekosistem Hutan Rawa Gambut Tripa Provinsi Aceh telah dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif melalui pengamatan tanah di lapangan dan analisis laboratorium. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lapisan atas (0-20 cm) dan lapisan bawah (40-60 cm) pada beberapa tipe pemanfaatan lahan dan jenis tanah. Karakteristik tanah yang diamati meliputi bulk density (BV), tekstur tanah, permeabilitas, porositas, dan kemampuan menyimpan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah lahan gambut dikeringkan, maka sifat-sifat fisika tanah mengalami perubahan. Nilai BV tanah mengalami peningkatan, permeabilitas dan porositas mengalami penurunan, sehingga kemampuan mengikat air menjadi berkurang. Untuk mencegah degradasi fisik lahan, maka perlu dilakukan pengaturan tata air yang baik di ekosistem hutan rawa gambut TripaItem KAJIAN METODE PENCUCIAN DENGAN FREKUENSI BERBEDA PADA KOLAM BUDIDAYA IKAN NILA DI RAWA PASANG SURUT(2016-07-14) Suwanda, Shelvi De Vella; Marsi; Fitrani, Mirna; Susanto, Robiyanto HOne of Tilapia culture problem development is water quality. The effort to solve the problem is apply leaching method that the replacement of water with new water by utilizing the mechanism of the tides. The aim of this research was to determinethe effect ofleaching methodwithdifferent frequencyon water quality, survivalandgrowthof tilapia. This research was held sinceJanuary until April2015in Muliasari village, Banyuasin Regency, South Sumatera.The research method usedT-testwith4 treatmentsand3replications is P0 without leaching, P1 with ones leaching, P2 with twice leaching and P3 with third leaching. The result showed that the highest treatments was P2 with the value of water quality is temperature 26-30oC, salinity 0 mg.L-1,brightness 15-75 cm, dissolved iron 0.06-0.15 mg.L-1, sulfat 8.75-160.6 mg.L-1, dissolved oxygen 3.64-5.92 mg.L-1, pH 3.0-5.8, mg.L-1 and ammonia 0.4-0.22 mg.L-1. The best survival rate was 81.67 % and the highest growth with the weight was 9.95 g and length was 4.29cm. Based on the results, treatment with twice leaching can be applied to maintenance water quality and increace thilapia growth and survival rate in tidal lowland.Item KEANEKARAGAMAN DAN ESTIMASI CADANGAN KARBON DI HUTAN DAN TAMAN KOTA PEKANBARU(2016-07-14) Wulandari, SriResearch on the diversity of plants and estimates of carbon stocks in forests and city parks Pekanbaru was conducted in November to January 2016. The study was conducted with a non- destructive method for measuring biomass of living trees to determine the level of diversity using Shannon diversity index - Wiener. Analysis of the data in the form of carbon stocks of living biomass, CO2 uptake by trees, important value index , and the index of plant diversity. The results showed that forests and city parks have carbon stock of 325.692 tons, 1195.29 tons of CO2 uptake and index critical value of 1.93 with the medium category.Item ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN DI PULAU MERBAU(2016-07-14) JolehaPermasalahan sumber air di pulau kecil adalah tidak tersedianya sumber-sumber air bersih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Kelebihan air di musim penghujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi sedangkan durasi hujan yang pendek menyebabkan air hujan tidak sempat meresap ke dalam tanah sehingga terbuang secara siasia ke laut. Penampungan/pemanenan air hujan atau yang dikenal dengan Rainwater Harvesting (RWH) secara konvensional sudah dilakukan sejak lama oleh masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih terutama di pulau-pulau kecil/daerah krisis air bersih. Analisa karakteristik intensitas curah hujan perlu dilakukan sehubungan dengan pengembangan sistem pemanenan air hujan yang efisien dan efektif. Penelitian ini di lakukan sebagai informasi untuk pengembangan RHW di Pulau Merbau dengan menggunakan data curah hujan dari tahun 2011 – 2015, yang diambil dari BMKG SSQ II Pekanbaru untuk Wilayah Selatpanjang. Hasil analisa menggambarkan bahwa potensi air hujan dalam 3 tahun tidak mencukupi untuk kebutuhan 5 anggota keluarga per tahun jika hanya mengandalkan tangkapan hujan dengan luasan atap sebesar 80 m2.