PERBANDINGAN EFEKTIVITAS DELIGNIFIKASI BIOMASSA LIGNOSELULOSA DENGAN METODE FERMENTASI FASA PADAT DAN METODE NON-BIOLOGIS
No Thumbnail Available
Date
2016-07-13
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Pengembangan metode delignifikasi berperan penting dalam pembuatan etanol berbahan baku
lignoselulosa. Delignifikasi merupakan pemecahan polimer lignin yang melapisi selulosa dan
hemiselulosa. Selulosa dan hemiselulosa kemudian difermentasi menjadi etanol. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan efektivitas delignifikasi metode fermentasi fasa padat
menggunakan jamur pelapuk putih, dan metode fisik. Pertama, dipilih 3 spesies jamur
pelapuk putih dengan aktivitas lakase tinggi, yaitu Trametes hirsuta, Trametes versicolor dan
Marasmius sp.. Kemudian, dipilih 3 jenis limbah lignoselulosa berdasarkan kelimpahannya di
Indonesia, yaitu batang jagung, jerami padi & pelepah sawit. Setelah itu, 1 spesies jamur
diinokulasi tepat untuk salah satu jenis biomassa. Hasil pengamatan aktivitas lakase selama
17 hari menunjukkan bahwa Trametes hirsuta menghasilkan aktivitas lakase tertinggi dengan
media batang jagung pada hari ke 17 (20.67U/L). Sedangkan Marasmius sp. menghasilkan
aktivitas lakase tertinggi dengan media pelepah sawit pada hari ke 12 (8.06U/L). Adapun
biomassa jerami padi memberikan konsentrasi lakase yang cenderung tinggi untuk ketiga
spesies jamur. Pada akhir penelitian, jumlah glukosa yang terbentuk antara batang jagung dan
Trametes hirsuta adalah 744.13mg / L, antara daun-daun palem dan Trametes hirsuta adalah
957.99mg / L, dan antara jerami padi dan Marasmius sp. adalah 804.47mg / L. Disimpulkan
bahwa aktivitas lakase tinggi tidak berbanding lurus dengan rendemen glukosa yang
dihasilkan.
Description
Keywords
delignifikasi, jamur pelapuk putih, lakase