1. Prosiding Seminar Nasional Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana 2016
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item ANALISIS PENUTUPAN LAHAN, LAJU EROSI AKTUAL DAN TOLERABLE SOIL LOSS DI SUB DAS TAPUNG KANAN(2016-11-15) Harahap, Syaiful RamadhanSub DAS Tapung Kanan merupakan bagian hulu Sungai Siak yang kondisinya telah mengalami degradasi akibat erosi. Terjadinya erosi disebabkan oleh perubahan penutupan lahan menjadi areal pemukiman, pertanian dan perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penutupan lahan yang terkait dengan kondisi fisik dan agroklimat di Sub DAS Tapung Kanan. Informasi mengenai penutupan lahan di Sub DAS Tapung Kanan selanjutnya dijadikan dasar dalam melakukan simulasi pengendalian erosi tanah agar tidak melebihi nilai Tolerable Soil Loss (TSL). Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan analisis model USLE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penutupan lahan didominasi oleh perkebunan kelapa sawit sebesar 55,34% dan pertanian lahan kering 11,50%. Perubahan penutupan lahan ini telah mengakibatkan meningkatnya luas lahan yang mengalami erosi tingkat sangat berat sebesar 15% atau ±71.559 Ha. Pengendalian erosi pada setiap penutupan unit lahan dilakukan dengan merubah serta memperbaiki pengelolaan tanaman dan teknik konservasi tanah secara terpadu yang disesuaikan kondisi fisik dan agroklimat sehingga erosi tanah yang terjadi di Sub DAS Tapung Kanan dapat diminimalisirItem Cover Dan Daftar Isi Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” 28 Mei 2016(2016-07-30) Tim PenyuntingItem PENGARUH ABU VULKANIK GUNUNG SINABUNG SEBAGAI BAHAN PENGGANTI FILLER AC-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL(2016-07-30) Pratama, Ari; Wiyono, Sugeng; HarmiyatiTingginya permintaan akan jasa transportasi jalan raya tidak hanya ditandai dengan meningkatnya volume lalu lintas kendaraan tetapi juga ditandai dengan peningkatan beban kendaraan. Oleh sebab itu penggunaan agregat menjadi salah satu faktor terpenting yang digunakan untuk mendapatkan kualitas lapis perkerasan yang baik.Salah satunya adalah penggantian agregat halus dengan abu vulkanik yang berasal dari erupsi gunung berapi.Pada penelitian ini, bahan pengganti yang digunakan untuk melihat perubahan karakteristik aspal adalah material abu vulkanik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap campuran AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course) dengan mengaplikasikan bahan tersebut antara agregat dari Siberida dan abu vulkanik Gunung Sinabung.Komposisi campuran didapat setelah melakukan serangkaian pengujian, adapun pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan meliputi analisa saringan agregat, berat jenis, penyerapan agregat, kelekatan terhadap agregat, pembuatan benda uji, selanjutnya dilakukan pengujian Marshall.Penelitian ini menggunakan metode studi eksperimental dengan mengacu kepada Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (revisi 2).Pada komposisi campuran aspal diperoleh agregat kasar 10 %; agregat sedang 37 %; abu batu 51 %; dan filler 2 %. Hasil Marshall komposisi filler100% Semen didapat nilai stabilitas 1293,821 kg, 75% Semen + 25% Abu Sinabung dengan stabilitas 1309,501 kg, 50% Semen + 50% Abu Sinabung hasil stabilitas 1310,248 kg, 25% Semen + 75% Abu Sinabung dengan stabilitas 1308,260 kg, dan 100% Abu Sinabung menghasilkan stabilitas 1303,460 kg. Hasil campuran komposisi maksimal didapat dengan campuran 50% Semen + 50% Abu Sinabung. Campuran dengan filler abu vulkanik Gunung Sinabung dan menggunakan agregat dari Siberida memenuhi persyaratan menurut Spesifikasi Bina Marga 2010 (revisi 2) dan bisa digunakan untuk campuran aspal.Item PENGGUNAAN LEMPUNG BENTONIT SEBAGAI KATALIS HETEROGEN YANG RAMAH LINGKUNGAN DIBANDINGKAN KATALIS HOMOGEN UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK SAWIT BEKAS PENGGORENGAN(2016-07-30) Prasetya; Yuhelson; Fauzi, M. Ridha; Triasih, PuriPENGGUNAAN KATALIS HETEROGON DIYAKINI DAPAT MEMPERCEPAT LAJU REAKSI SEKALIGUS DAPAT MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BIODIESEL DAN YANG UTAMA RAMAH TERHADAP LINGKUNGANItem UPAYA MINIMALISASI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI LIMBAH PADAT PENGOLAHANFILLET IKAN PATIN DI DESA KOTO MESJID KABUPATEN KAMPAR(2016-07-30) Syahrul; DewitaDi provinsi Riau sentra produksi dan pengolahan ikan patin terdapat di daerah kabupaten Kampar, khususnya desa Koto Mesjid kecamatan XIII Koto Kampar. Melalui pengembangan industri pengolahan fillet ikan patin ini akan berdampak pada penyerapan hasil produksi budidaya ikan patin. Selain itu pola ini akan mampu mendukung penyerapan tenaga kerja dan menciptakan industri perikanan yang efisien sehingga mempunyai daya saing, baik di dalam maupun di luar negeri. Kegiatan pascapanen pemanfaatan ikan patin umumnya berupa pengolahan tradisional (seperti pengasapan, dan pengeringan) dan pengolahan modern (seperti fillet, nugget, bakso, burger, sosis dan aneka produk berbasis ikan patin). Aktivitas pengolahan ikan patin tersebut menghasilkan limbah sekitar 20 – 60 % yang terdiri dari kepala, kulit, jeroan dan tulang. Kegiatan pengolahan fillet ikan patin tersebut telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, akan tetapi juga berdampak negatif, karena industri pengolahan ikan ini belum menerapkan prinsip pengelolaan lingkungan yang baik. Mengingat kandungan bahan organik dalam limbah pengolahan ikan tersebut merupakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba, sehingga bahan organic yangdipecah oleh mikroba menimbulkan bau yang menyengat, berartimenimbulkan masalah gangguan lingkungan berupa bau busuk dan anyir, serta penurunan nilai estetika lingkungan. Memperhatikan permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya pengelolaan lingkungan yang baik dalam rangka pengembangan usaha perikanan yang berwawasan lingkungan. Melalui penelitian ini diuraikan mengenai analisis gangguan lingkungan akibat kegiatan industri pengolahan ikan khusunya ikan patin. Upaya pengelolaan lingkungan di industri pengolahan limbah ikan patin dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara menggali informasi lebih mendalam melalui observasi dan wawancara. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bahan baku industri yang dihasilkan dari limbah padat pengolahan fillet ikan patin adalah konsentrat protein ikan patin dari daging tetelan, minyak ikan patin dari lemak perut dan tepung tulang dengan mutu yang memenuhi standar SNIItem ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI KAMPAR KANAN DI DAERAH TARATAK BULUH(2016-07-30) Haris, Virgo Trisep; Anggraini, Muthia; Apriani, WidyaProses sedimentasi pada suatu sungai meliputi proses erosi, transportasi, pengendapan dan pemadatan dari sedimentasi itu sendiri. Dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi di sungai sehingga dapat mengurangi daya tampung sungai, dengan berkurangnya daya tampung sungai apabila ada aliran air yang cukup besar akan menyebabkan banjir.Sungai Kampar Kanan merupakan salah satu sungai yang ada di Riau dengan resiko terjadinya sedimentasi.Tujuan penelitian ini adalah membandingkan dua kondisi yaitu kondisi musim hujan dan kodisi musim kemarau, dengan melakukan analisis angkutan sedimen berupa angkutan muatan dasar (bed load) dan angkutan muatan layang (suspended load) pada Sungai Kampar Kanan di daerah Taratak Buluh.Metode yang digunakan yaitu metode USBR (United State Beureu Reclamation) untuk menghitung angkutan muatan layang (suspended load), dan metode Meyer-Peteruntuk menghitung angkutan sedimen berupa angkutan muatan dasar (bed load).Hasil yang didapat yaitu Besar angkutan sediment melayang (suspended load transport) pada Sungai Kampar Kanan terjadi deviasi untuk angkutan melayang (Qs) sebesar 5.245,863 ton/hari, untuk muatan dasar (Qb) sebesar 311,91 ton/hari. Nilai sedimentasi ini dipengaruhi oleh run off,debit air, curah hujan yang tinggi, terjadi erosi pada lereng sungai, yang mungkin timbul akibat perubahan lahan kondisi penutupan lahan kawasan hutan cenderung mengalami deforestasi, dan kondisi penutupan lahan di luar kawasan hutan/ lahan milik cenderung mengalami degradasi.Item KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI DAN PENGENDALIANNYADI DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK BAGIAN HULU(2016-07-30) Irianti, Mitri; Nasrul, Besri; Asmit, BrilliantHulu DAS Siak merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Siak di Provinsi Riau yang telah terdegradasi. Kondisi ini merupakan efek pengembangan areal pembangunan pertanian, dan permukiman yang terlepas dari ekosistem keadaan. Degradasi lahan terjadi karena erosi tanah tinggi, yang menyebabkan banjir dan kekeringan. Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan pengendalian erosi yang dapat mengurangi erosi di wilayah DAS Siak Bagian Hulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab erosi dan menentukan cara untuk mengendalikan erosi yang dapat mengurangi erosi. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap tanah sampel, vegetasi dan teknik konservasi tanah yang diterapkan di setiap unit lahan. Data curah hujan, karakteristik tanah, lereng, pengelolaan tanaman dan teknik konservasi tanah dikumpulkan dan dianalisis menggunakan USLE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erosi DAS Siak bagian Hulu adalah tingkat tinggi (339 ton/ha/tahun), karena pengelolaan tanaman dan teknik konservasi tanah yang tidak mengikuti prinsip konservasi. Pengendalian erosi ditentukan dengan cara mengubah atau memperbaiki pengelolaan tanaman dan teknik konservasi tanah secara terpadu pada setiap unit lahan yang dapat mengurangi erosi di DAS Siak bagian Hulu.Item PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH MELINJO (Gnetum gnemon L ) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb (TIMBAL)(2016-07-30) Shinta, Dewi YudianaTanaman melinjo dapat tumbuh dengan baik di Indonesia yang tersebar di pulau Sumatra dan Jawa. Di Sumatera Barat, melinjo mampu menghasilkan buah sebanyak 80 - 100 Kg perhari, dan akan menghasilkan juga limbah kulit yang banyak setiap harinya. Limbah ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit melinjo sebagai penyerap logam berat hasil dari buangan laboratorium untuk skala kecil.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom sebagai alat untuk analisa logam berat Pb. Hasilnya dianalisis dengan statistik uji ANNOVA dua arah tanpa interaksi.Kadar logam Pb yang dapat diserap oleh serbuk kulit buah melinjo adalah 13,81 ppm untuk mesh 160 konsentrasi 50 ppm; 6,45 ppm untuk mesh 160 konsentrasi 75 ppm; 0,89 ppm untuk mesh 160 konsentrasi 100 ppm; 32,26 ppm untuk mesh 50 konsentrasi 50 ppm; 76,91 ppm untuk mesh 50 konsentrasi 75 ppm; 88,87 ppm untuk mesh 50 konsentrasi 100 ppm. rata-rata penyerapan logam Pb pada pH 3 dengan konsentrasi logam Pb yang terserap 89,040 ppm, pada pH 7 sebanyak 96,009, dan pH 10 sebanyak 89,813 ppm.Analisis ANNOVA didapatkan nilai Fhitung (mesh)=7,96 dan Ftabel =98,49; Fhitung (konsentrasi) = 0,42 dan Ftabel = 99,00. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara variasi mesh dan konsentrasi terhadap penyerapan logam oleh serbuk kulit buah melinjo dan tidak ada pengaruh pH terhadap penyerapan logam berat Pb.Item SUMBER POLUSI TITIK DAN TERSEBAR(POINT ADN NONPOINT SOURCE POLLUTION)TERHADAP PENCEMARAN AIRBAWAH PERMUKAAN(2016-07-30) SyahrilMakalah ini bertujuan untuk menjelaskan sumber polusi yang diakibatkan oleh dua hal yaitu sumber polusi titik dan sumber polusi sebaran (Point Source and Nonpoint Source Pullution).Dalam kajiannya menggunakan kajian literatur.Sebagian besar makhluk hidup dipermukaan bumi memerlukan air terutama pasokan air bersih, namum untuk menjaga kemurnian air tidaklah mudah. Banyaknya pencemaran yang terjadi yang dapat memicu terganggunya kebutuhan air bersih. Pencemaran air yang diakibatkan oleh kegiatan manusia biasanya bisa berakibat patal secara langsung karena keberadaaan sumber pulusi sangat dekat dengan pemukiman. Sumber-sumber polusi yang dapat mengganggu kemurniaan air dikenal dengan sumber polusi titik dan sebaran (Point and Nonpoint Source Pollution). Secara umum sumber polusi nonpoint berasal dari aliran, pengendapan, pencemaran udara, drainase, serta modifikasi hidrologi. Sumber Polusi sebaran, samalah halnya dengan polusi yang berasal dari industri dan kotoran dari sisa pemupukan tumbuhan yang tercampur yang berasal dari sumber polusi titik( Point Source Pollution). Sumber polusi tersebar dapat disebabkan oleh hujan atau lelehan salju yang bergerak dibawah permukaan tanah. Karena adanya aliran semacam ini, sehingga akan tejadi secara alami yang diciptakan oleh manusia dan akhirnya masuk ke sungai, danau, pesisir pantai, dan air bawah permukaan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penerapan sistem PES dan PPP dan penggunaan persaman one-dimensional Streeter-Phelps (S-P) model.Item POTENSI ENERGI TEORITIS DAN TEKNIS DARI LIMBAH BIOMASSA DI PEKANBARU(2016-07-30) Zalfiatri, Yelmira; KunaifiPekanbaru merupakan salah kota yang menyimpan potensi sumber energi alternatif yang belum terinventarisir dan termanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan survey potensi sumber energi alternatif di Pekanbaru untuk menginventarisasi data tentang jenis, sebaran dan potensi sumber energi alternatif. Tujuan dari penelitian ini menyediakan informasi mengenai potensi energi alternatif meliputi jenis, penyebaran dan jumlahnya. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti Badan Perencanaan Daerah, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan Dinas Kebersihan. Data sekunder diolah menggunakan metode Biomass Energy Europe sehingga diperoleh data primer dalam bentuk energi pontensial teoritis dan energi pontensial teknis. Total energi pontensial teoritis di Pekanbaru adalah 91,158,663.54 GJ/tahun meliputi limbah pertanian sebesar 4,309,632.37 GJ/tahun (4.73%), kotoran hewan 77,759,031.17 GJ/tahun (83.50%) dan sampah organik 9,090,000.00 GJ/tahun (9.97%). Total energi pontensial teknis 88,542,679.88 GJ/tahun yang terdiri dari limbah pertanian 1,693,648.71 GJ/tahun (1.91%), kotoran hewan 77,759,031.17 GJ/tahun (87.82%) dan sampah organik 9,090,000.00 GJ/tahun (10.26%).Item PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN : PENGARUH MEMBRAN SELULOSA ASETAT TERHADAP KUALITAS AIR OLAHAN SUNGAI SIAK(2016-07-30) Pinem, Jhon Armedi; Bahri, Syaiful; Saputra, Edy; Anita, SofiaPerkembangan kota pekanbaru yang cukup pesat menyebabkan permintaan akan air bersih semakin meningkat. Disisi lain,sumber-sumber air baku semakin lama semakin terbatas, sehingga sering terjadi krisis air bersih. Salah satu sumber air yang digunakan penduduk Pekanbaru berasal dari Sungai Siak, namun kualitas air Sungai Siak melebihi baku mutu sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Saat ini teknologi membran selulosa asetat sedang berkembang. Pada penelitian ini akan dilakukan pengolahan air sungai siak menggunakan membran selulosa asetat 17%. Tujuan dari penelitian ini yaitu merumuskan pengaruh komposisi selulosa asetat terhadap kualitas air olahan dari Sungai Siak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengaruh kinerja selulosa asetat terhadap kualitas air olahan Sungai Siak yaitu membran selulosa asetat mampu menurunkan kadar pengotor yang terdapat pada air Sungai Siak. Adapun kualitas air yang diperoleh untuk masing-masing parameter seperti konsentrasi kekeruhan 0,1 mg/L, konsentrasi warna 1 PtCo, konsentrasi TDS 58 mg/L, konsentrasi alumunium 0,0182, konsentrasi besi <0,0195 mg/L, konsentrasi nitrat 0,0589 mg/L. Seluruh konsentrasi pada masing-masing parameter sesuai dengan Permenkes No.492 Tahun 2010. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dengan filtrasi membran selulosa asetat mampu mengolah air Sungai Siak menjadi air layak konsumsi/layak minum.Item EKSTRAKSI DAN FRAKSINASI LIMBAH PENGOLAHAN IKAN JAMBAL SIAM(PANGASIUS HYPOPHTALMUS)(2016-07-30) Ilza, MirnaPenelitian in bertujuan untuk mengekstrak dan fraksinasi fosfolipid dari limbah pengolahan ikan jambal siam (Pangasius hypophtalmus) dengan etanol dan aseton serta karakteristik asam lemak fraksi-fraksi fosfolipid yang dihasilkan. Proses fraksinasi dengan etanol dan aseton diduga dapat menghasilkan fraksi-fraksi fosfolipid dengan komposisi asam lemak yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam lemak jenuh tertinggi yang terdapat pada limbah pengolahan ikan jambal siam adalah asam palmitat yang diduga mendominasi pembentukan fosfadidilgliserol (PG), asam fosfatidat (PA), dan kardiolipin (DPG). Kadar asam lemak tak jenuh yang tertinggi adalah asam oleat yang diduga mendominasi pembentukan fosfatidilinositol (PI), fosfatidil etanolamin (PE), dan fosfatidilkolin (PC).Item MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR MINYAK BUMI DI DUMAI(2016-07-21) Asmiwati; Mulyadi, Aras; Zamri, Adel; MubarakKegiatan industri secara umum mengasilkan Produk yang diinginkan juga sebahagian yang tidak diinginkan merupakan sektor yang sangat potensial sebagai sumber pencemaran yang akan merugikan bagi kesehatan dan lingkungan. Pencemaran berasal dari industri merupakan buangan limbah dari industri hasil akhir proses produksi yang tidak memiliki nilai namun memiliki potensi bahaya bagi lingkungan. Limbah industri dapat berupa gas, cair maupun padat yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan manusia bila tidak ditangani dengan baik dan benar tujuan penelitian ini untuk melihat manajemen pengelolaan limbah cair minyak bumi. Terdiri dari plan skor 4.03 kriteria sangat bai. Do skor 3.75 kriteria baik, Check skor 3.73 kriteria baik dan action skor 4.06 kriteria sangat baik. Rata-rata skor 3.81 kriteria baik pengelolaan IPAL Pertamina Dumai perlu ditingkatkan manajemen Pengelolaan limbah cair minyak bumi yang pengelolaannya sudah sesui dengan baku mutu tetapi masih perlu manajemen pengolahan limbah cair minyak bumi supaya limbah yang dihasilkan dapat mendekati angka nol (Zero Waste Water) sehingga pencemaran lingkungan dapat diatasi.Item PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS SAGU SEBAGAI DODOL(2016-07-21) Masykur HZ; Putri, R. Marwita Sari; Surya, Roberta ZulfhiKabupaten Indragiri Hilir memiliki luas kebun sagu 17.890 Ha, atau 3.05 % dari keseluruhan luas areal perkebunan di kabupaten Indragiri Hilir. Sebaran kebun sagu meliputi Kecamatan gaung anak serka, gaung, mandah dan Plangeran. Produksi sagu di Indragiri Hilir sebanyak 7032 ton pertahun. Sagu-sagu di Kabupaten Indragiri Hilir dijual dalam bentuk sagu basah dan sagu kering. Perusahaan pengolah sagu di Indragiri Hilir umumnya berada di sepanjang sungai sehingga limbah-limbahnya sebagian besar belum dikelola dan dibuang ke Sungai. Pada penelitian ini limbah sagu dijadikan bahan campuran pembuatan dodol sehingga limbah sagu dapat bermanfaat. Untuk mengetahui kandungan nutrisi pada dodol tersebut dilakukan uji protein, lemak, pati, serat kasar, selulosa, hemiselulosa dan lignin serta uji Organoleptik ampas sagu yang meliputi uji rasa, tekstur dan aroma. Ampas sagu dapat diolah menjadi makanan, hal ini dapat dilihat dari kandungan nutrisi yang terdapat pada ampas sagu tanpa fermentasi maupun dengan fermentasi. Secara organoleptik (tingkat kesukaan) dodol yang diolah dari ampas sagu dengan fermentasi ataupun tanpa fermentasi disukai panelis dari nilai rasa, tekstur dan aroma.Item PENGENDALIAN JAMUR BIRU (BLUE STAIN) BATANG KELAPA SAWIT LIMBAH REPLANTING MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET BIOCIDE(2016-07-21) Fakhri; Elianora; Riyawan, EkoLahan sawit pada usia di atas 25 tahun pada umumnya sudah tidak produktif lagi dan diremajakan. Limbah padat batang sawit setelah replanting sangat potensi untuk dimanfaatkan. Batang sawit memiliki karakteristik tingkat keawetannya juga rendah. Sifat-sifat batang kelapa sawit yang kurang menguntungkan tersebut dapat diantisipasi dengan cara pengeringan atau dengan bantuan zat-zat kimia tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas bahan pengawet Biocide berbahan aktif 2-(thiocyanomethylthio) benzothiazole dan methylene-bis-thiocyanate (TCMBT/MBT) untuk pengawetan batang kelapa sawit terhadap berbagai variasi konsentrasi campuran serta variasi posisi penampang batang kelapa sawit. Batang kelapa sawit dibagi tiga bagian (ujung, tengah, dan pangkal), masing-masing bagian dibedakan berdasarkan posisi penampang menjadi 2 macam (bagian luar, dan bagian dalam) Hasil penelitian diperoleh bahwa kadar air papan kelapa sawit yang baru ditebang diperoleh sangat tinggi dengan kisaran antara 342% sampai 523%, sehingga sangat berpotensi untuk berkembangnya jamur pada periode awal penebangan sampai pengolahan batang sawit. Dari hasil penimbangan spesimen diperoleh bahwa selisih berat setelah dikeringkan secara alami selama 24 jam pada kondisi suhu ruang diperoleh pengurangan berat spesimen sebesar 1,5 % sampai 4,3 %. Pengurangan berat relatif banyak terutama bagian pangkal-dalam dan bagian tengah luar. Rata-rata pengeringan papan sawit ketebalan 25 mm memerlukan lama pengeringan untuk mencapai kadara air kering udara selama 18 Hari. Hasil pengawetan batang sawit dengan konsentrasi bahan pengawet Biocide 1%, 2,5%, dan 4% menunjukkan hasil yang efektif untuk mencegah jamur biru (blue stain).Item ANALISIS PENCEMARAN PERAIRAN SELAT AIR HITAM KEPULAUAN MERANTI, RIAU(2016-07-21) Ikhwan Siregar, YusniSebagai daerah pemekaran baru, pembangunan di segala sektor terutama di daerah pesisir pantai terus berkembang di Kabupaten Kepulauan Meranti. Sementara industri sagu sebagai ciri khasnya juga terus meningkat produktifitasnya. Kegiatan tersebut diatas ditengarai meningkatkan dan mempengaruhi beban pencemaran perairan selat semitertutup Selat Air Hitam. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kesuburan perairan dari unsur hara, nitrat, phospat, silikat dan dikaitkan dengan kelimpahan komunitas diatom planktonic di perairan, yang selanjutnya sebagai indikator pencemaran perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi unsur hara nitrat, fosfat dan silikat terdeteksi berturut turut; berkisar (187,5 – 262,5) μg/l, (28,8 – 241,2) μg/l, (30,4 – 32,9) μg/l. Kelimpahan diatom planktonik berkisar 3200 – 3467 sel/L yang terdiri dari 9 genera. Ditinjau dari Indeks diversitas H Shannon-Wiener, indeks keseragaman dan indeks dominansi, perairan telah mengalami tekanan pada tingkat sedang, tetapi kondisi masih seimbang dan tidak ada jenis yang mendominasi. Kadar nitrat, phospat dan silikat berkorelasi dengan kelimpahan diatom (p >0,05) di perairan Selat Air Hitam, Meranti Riau.Item STUDI KUALITAS AIR PADA WILAYAH PERTANIAN KOTA DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU(2016-07-21) Simanjuntak, Agussalim; Nurhidayah, Tengku; NofrizalAir adalah sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Manusia, hewan dan tanaman membutuhkan air untuk proses kelangsungan hidup. Perubahan dari kualitas dan kuantitas air baik permukaan maupun air tanah sangat dipengaruhi oleh pola pengelolaan lahan yang ada pada daerah tersebut. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas air akibat aktivitas pertanian. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2014 di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai,Kota Pekanbaru. Bahan dan peralatan yang digunakan antara lain: kertas steril whatman, aquadestilata, reagent, kamera, botol steril (KOB), GPS, pH meter, termometer, DO meter. Sampel air diambil pada tiga titik pengamatan dan dianalisis parameter fisika, kimia dan biologi air menggunakan metoda SNI 06-6989. Data hasil pengamatan dan observasi lapangan terhadap kualitas air kemudian ditabulasikan dan dianalisis secara deskripsi serta dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor:82 Tahun 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas parameter fisika air (suhu dan TSS) pada titik-titik pengamatanberada dalam ambang batas kriteria mutu air. Kualitas biologi air (DO, BOD, total coliform) dan kualitas kimia air untuk COD, nitrit (NO2) dan klorida berada dalam ambang batas, sedangkan pada air lahan pertanian kualitas nitrat (NO3) sebesar 29,29 mg/l serta pH 4,7 telah melewati ambang batas kriteria mutu air. Pupuk kandang dan pupuk kimia dalam penggunaannya mengalami proses penguraian menjadi ion-ion dan kemudian sebagian ada yang tercuci dan mengalami infiltrasi serta perkolasi ke dalam air tanah. Aktivitas pemupukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dalam waktu yang lama dapat menurunkan kualitas air yaitu nitrat (NO3) dan pH pada air di lahan pertanian.Item PAVING BLOK GEOPOLIMER DARI FLY ASH LIMBAH PABRIK(2016-07-21) Aman; Awaluddin, Amir; Ahmad, Adrianto; Olivia, MonitaProduksi semen menghasilkan emisi gas rumah kacadi atmosfer yang menyebabkan pemanasan global . Oleh karena itu , para peneliti saat ini fokus pada penggunaan material limbah yang memiliki sifat semen, yang dapat ditambahkan dalam beton sebagai pengganti sebagian semen , tanpa mengorbankan kekuatan dan daya tahan . Hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi semen sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca , selain itu dapat mengurangi jumlah limbah. Dengan demikianbeton geopolimer adalah muncul sebagai beton inovatif yang dihasilkan dari reaksi bahan yang kaya sumber silika alumina dengan cairan alkali. Dalam penelitian ini dibuat paving block geopolimer dengan komposisi pasir : (fly ash+aktivator) = 3:1. Aktivator yang digunakan adalah NaOH dengan konsentrasi 14 M dan sodium silikat (Na2SiO3),rasio NaOH dan Na2SiO3 sebesar 2, variasi liquid aktivator terhadap fly ash 0,5 , 0,7 dan 0,9.Temperatur curing (60-100oC). Hasil yang didapat menunjukan kuat tekan paving blok tertinggi 18,18MPa pada rasio liquid to solid(L/S) 0,9 dan temperature optimum 80oCItem HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KOTA PEKANBARU(2016-07-21) Dewi, Oktavia; Hidayati, PuteriWHO mendefenisikan kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Teori Blum menyatakan status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor dan salah satu faktor terbesar pengaruhnya adalah lingkungan. Penyakit berbasis lingkungan merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia termasuk di propinsi Riau, salah satunya adalah diare. Angka kesakitan diare pada anak dilaporkan mencapai 4 milyar kasus didunia dan setiap 15 detik satu anak meninggal akibat diare (WHO 2014). Di kota Pekanbaru khususnya wilayah kerja Puskesmas Rejosari angka kejadian diare pada bayi tahun 2013 adalah 349 kasus. Tingginya angka kesakitan dan kematian disebabkan masih buruknya sanitasi dasar lingkungan tempat tinggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian diare pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Jenis penelitian adalah kuantitatif analitik dengan disain studi kasus kontrol. Sampel kasus dan kontrol diambil secara acak dengan jumlah masing masing 131 bayi dari populasi bayi yang pernah diare sebanyak 576 dan populasi bayi yang tidak mendreita diare sebanyak 2477. Data primer diperoleh dengan metode wawancara dan observasi. Data diolah menggunakan komputer menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapat 37% sarana air bersih, 29,8% jamban, 48,5%tempat sampah dan 64,1% sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta ada hubungan antara antara keempat keadaan tersebut dengan kejadian diare.Diharapkan adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan masyarakat untuk meningkatkan edukasi tentang pencegahan kejadian diare dan menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk menjaga sanitasi dasar demi terciptanya kebersihan dan kesehatan lingkungannya.Item ANALISIS PROTEKSI RISIKO KEBAKARAN PADA PROSES PEMBONGKARAN AVTUR DI PT. X PEKANBARU(2016-07-21) Rahayu, Endang Purnawati; MasributDalam proses kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran avtur dari bridger ke tangki timbun di PT. X Pekanbaru harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, karena jika ada kesalahan sedikit saja seperti tumpahan bahan bakar pada saat proses kegiatan yang akan berdampak terjadinya kebakaran. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi risiko kebakaran yang dilakukan sebelum proses pembongkaran, sistem proteksi yang tersedia untuk mencegah kebakaran dan kesiapan petugas dalam menangani terjadinya risiko kebakaran. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek utama penelitian ini terdiri dari Manager, Maintenance, operator pembongkaran, Quality control, supir bridger. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian adalah identifikasi risiko kebakaran pada proses pembongkaran avtur dari bridger ke tangki timbun sudah berjalan dengan baik menggunakan JSA (Job safety Analisis) akan tetapi untuk sistem proteksi kebakarannya masih diperlukan maintain yang lebih baik lagi, sistem proteksi kebakaran belum sesuai dengan pedoman yang ada, kesiapan petugas sudah baik. Saran bagi perusahaan dilakukan identifikasi bahaya kebakaran yang menyeluruh terhadap sistem proteksi kebakaran dan dilakukan penambahan atau penggantian peralatan yang rusak untuk memaksimalkan kinerja petugas termasuk pengawasan pada proses pembongkaran avtur dari bridger ke tangki timbun di PT. X Pekanbaru.