1.Seminar SERANTAU Ke-5 Tahun 2011
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 1.Seminar SERANTAU Ke-5 Tahun 2011 by Title
Now showing 1 - 20 of 55
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISA TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN di UNIVERSITAS RIAU(2014-06-26) Suarman; Aziz, Zahara; Yasin, Ruhizan MPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kepuasan mahasiswa Universitas Riau sebagai pedoman dalam peningkatan mutu perguruan tinggi. Penelitian survey dilakukan terhadap 387 mahasiswa Universitas Riau dari semua fakultas. Hasil penelitian secara umum mahasiswa Universitas Riau memiliki kepuasan yang tinggi terhadap 6 aspek yaitu 1) fasilitas pendidikan, 2) proses pembelajaran dalam kelas, 3) Fasilitas ekstrakurikuler, 4) pelayanan staf akademik, 5) kurikulum perguruan tinggi dan 6) pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran. Berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa Universitas Riau tentang pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen. Terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiwa Universitas Riau tentang kurikulum, mahasiswa laki-laki memiliki kepuasan lebih rendah berbanding mahasiswa perempuan. Selanjutnya berdasarkan bidang sosial sains dan natural sains terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa tentang fasilitas pengajaran dan pembelajaran, mahasiswa sosial sains memiliki kepuasan lebih tinggi berbanding mahasiswa natural sains.Item ANALISA TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN di UNIVERSITAS RIAU(2014-04-08) Suarman; Aziz, Zahara; Yasin, Ruhizan MuhammadPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kepuasan mahasiswa Universitas Riau sebagai pedoman dalam peningkatan mutu perguruan tinggi. Penelitian survey dilakukan terhadap 387 mahasiswa Universitas Riau dari semua fakultas. Hasil penelitian secara umum mahasiswa Universitas Riau memiliki kepuasan yang tinggi terhadap 6 aspek yaitu 1) fasilitas pendidikan, 2) proses pembelajaran dalam kelas, 3) Fasilitas ekstrakurikuler, 4) pelayanan staf akademik, 5) kurikulum perguruan tinggi dan 6) pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran. Berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa Universitas Riau tentang pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen. Terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiwa Universitas Riau tentang kurikulum, mahasiswa laki-laki memiliki kepuasan lebih rendah berbanding mahasiswa perempuan. Selanjutnya berdasarkan bidang sosial sains dan natural sains terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa tentang fasilitas pengajaran dan pembelajaran, mahasiswa sosial sains memiliki kepuasan lebih tinggi berbanding mahasiswa natural sainsItem AN ANALYSIS OF DIFFICULTIES FACING INDONESIAN LEARNERS IN ACQUIRING ENGLISH SPOKEN COMPETENCE(2014-06-26) DahnilsyahThis paper is an attempt to discuss obstacles and constraints encountering EFL learners in Indonesia in their endeavour gaining English spoken competence. It reveals that acquiring oral communication skill in English which serve as a foreing language is a long and complex undertaking. Majority of Indonesian learners still experience troubles due to psychological and social factors. The former refers to the issues related to the learners themselves who need a lot of struggle to develop both their motivation and self confidence. The former is concerned with the surroundig atmosphere and people that often hamper learners to achieve competence in spoken English. Both psychological and social problems should receive much attention from the stake holders who get involved in the enhancement quality program of English instruction. Suggestions and solutions are therefore have been put forward and need considerable efforts and persistence to put them in to practice.Item ATRIBUT PEMIMPIN SEKOLAH KE ARAH KELESTARIAN KEPIMPINAN: SATU KAJIAN DELPHI(2014-06-26) Goolamally, Norlia; Ahmad, JamilPengetua sebagai pemimpin sekolah memainkan peranan yang amat penting dalam menentukan kualiti dan kecemerlangan serta merupakan tonggak kejayaan sesebuah organisasi sekolah. Sekolah-sekolah yang mencapai kejayaan yang tinggi dalam bidang akademik dipimpin oleh pengetua yang mempunyai sifat-sifat kepemimpinan yang berkesan. Sesungguhnya, kecemerlangan sekolah memerlukan seorang pengetua yang mempunyai karakter yang baik dan unggul. Pemilihan dan prosedur kenaikan pangkat pengetua-pengetua sekolah perlu mengikut satu method yang ditentusahkan. Keseluruhan proses ini perlu dikaji semula untuk menjamin kualiti dan ketinggian mutu pendidikan negara. Pemilihan secara terus mengikut senioriti atau kekananan serta kompetensi tugas melalui penilaian kemahiran pengurusan dan pentadbiran yang diamalkan masa kini adalah tidak begitu jelas kesesuaiannya dalam melestarikan kepimpinan pengetua. Justeru, kajian ini dijalankan bertujuan untuk mengenal pasti dan mengesahkan kerangka konsep serta atribut pemimpin sekolah (pengetua sekolah) ke arah kelestarian kepimpinan dan kecemerlangan sekolah. Kajian ini menggunakan kaedah Delphi yang melibatkan temu bual dan pengesahan daripada tujuh orang yang pakar dalam bidang pendidikan. Kajian ini mendapati terdapat terdapat lima tret atau atribut penting yang perlu ada bagi seorang pemimpin sekolah atau pengetua sekolah bagi menjadikan sekolah cemerlang dan mewujudkan kepimpinan yang lestari. Lima atribut tersebut ialah atribut Integriti yang mempunyai dua sub-atribut iaitu Berpendirian dan Rendah Hati, atribut Pandang ke Hadapan yang mempunyai dua sub-atribut iaitu Pemangkin Strategik dan Penggerak Minda, Atribut Inspirasi yang mempunyai dua sub-atribut iaitu Pendorong dan Berpengaruh, atribut Kompetensi yang mempunyai sub-atribut Kompetensi Tugas (terdapat dua komponen iaitu berorientasi Tindakan dan Sosioabiliti), Kompetensi Emosi dan Kompetensi Rohani, dan atribut Efikasi Kendiri.Item THE DECLINING OF THE OLD SOUTH TRADIDITION AS PORTRAYED IN WILLIAMS” THE GLASS MENAGERIE’(2014-06-26) ErniThe Glass Menagerie sebuah drama yang ditulis oleh Tennessee Williams, mengumgkapkan tentang kehidupan masyarakat Amerika bagian Selatan yang hidup dalam kesulitan sesudah perang saudara dan Amerika sedang mengalami Depresi Besar. Williams menampilkan Amanda Wingfield sebagai sosok wanita Selatan Amerika yang biasa hidup dalam sistim aristokrasi yaitu terhormat, superior, kaya dan berbudi bahasa halus. Amanda berupaya mempertahankan tradisi lama ini saat dia berjuang untuk bisa tetap bertahan hidup di lingkungan social yang baru. Amanda digambarkan sebagai potret budaya masyarakat Selatan Amerika menjadi korban setelah runtuhnya Dinasti Katun. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan Fading aristokrasi Amerika bagian Selatan melalui kehidupan Amanda Wingfield. Ada banyak faktor penyebab fading aristokrasi ini yang membawa dampak terhadap masyarakat Selatan Amerika yang sudah terbiasa hidup dengan kemewahan, superior, otoritas dan honorable. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kajian pustaka. Studi ini menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu suatu bentuk pendekatan dalam disiplin ilmu pengkaiian Amerika yang mencakup pendekatan ilmu sastra, sosiologi-sejarah, antropologi dan psikologi. Semua pandekatan ini digunakan kolaboratif untuk mendapatkan hasil yang komprehensif terhadap topik kajian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Amanda Wingfield sebagai sosok wanita Selatan Amerika yang hidup dengan aristokrasi. Penyebabnya adalah ;1) Southerners tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi fakta yang tak terduga dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai; 2) Karena mind set Southerners telah terbentuk dengan sistim aristokrasi, mereka tidak mampu menyesuaikan diri hidup dalam tatanan socio-cultural baru; 3) Tetap mempertahan sifat aggressive untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Lunturnya dinasti Katun ( aristikrasiSelatan) telah membawa masyarakatnya ke dalam kemiskinan baik secara ekonomi, mental dan sosial. Laura Wingfield, putri Amanda, yang mengalami carat fisik dan mental tidak bisa menyesuaikan diri dengan realitas hidup, mcrupakan potret lunturnya moral, ekonomi dan sosial budaya yang dialami oleh masyarakat Amerika Selatan.Item EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL (GAMBAR) DALAM MELATIH DAYA INGAT ANAK USIA 5 -6 TAHUN DI TK LABOR FKIP UNIVERSITAS RIAU(2014-06-26) Risma, Devi; Hukmi; Kurnia, RitaPenelitian ini menggunakan metode eksperimen yang menjelaskan bagaimana efektifitas media visual (gambar) untuk meningkatkan daya ingat anak. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah media visual dapat meningkatkan daya ingat anak usia 5-6 tahun di TK Labor FKIP Universitas Riau. Rancangan penelitian ini adalahThe Pre Test- Post Test Design, yang melibatkan 10 orang anak. Eksperimen dilakukan dengan memberikan media visual berupa gambar dengan tema bencana alam untuk meningkatkan daya ingat anak. Analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis uji beda (t-test) menggunakan seri program statistik SPSS 17 for windows untuk mengetahui efektivitas dari media visual terhadap daya ingat anak. Berdasarkan analisa data diperoleh hasil uji-t sebesar -18,419 (p=0,000) dan peningkatan daya ingat dari sebelum eksperimen dan setelah eksperimen sebesar 68 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media visual efektif untuk meningkatkan daya ingat anak usia 5-6 tahun di TK Labor FKIP Universitas Riau.Item THE EFFECT OF USING BRUNER’S COGNITIVE THEORY AND PREVIOUS KNOWLEGDE TOWARD THE SECOND YEAR STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT IN BIOLOGY AT SMA NEGERI 5 PEKANBARU(2014-06-26) Wati, AsnitaBased on the observation which was done by the researcher at SMA Negeri 5 Pekanbaru, it was found that students’ learning achievement in biology was not satisfied yet. Methods and learning models which were used before did not help much in improving students’ leraning achievement in biology. Therefore, the researcher tried to solve this problem by applying Bruner’s cognitive theory in teaching and learning process. This research was aimed to reveal whether the use Of Bruner’s cognitive theory could improve students’ leraning achievement better than the use Of conventional method and to see whether there was any interaction between Bruner’s cognitive theory and students’ previous knowledge. The population of this research was the second year students in natural science classes at SMA Negeri 5 Pekanbaru. There were 6 classes. Then by using purposive random sampling, the researcher chose class XI IPA 6 (second year students in natural science class group 6) as experimental class and class XI IPA 1 (second year students in natural science class group 1) as control class. This was quasi experimental research. The data was collected by administering an objective test to both experimental and control class, and then the data was analyzed by using ANAVA. The result of the research showed that, (1) learning achievement of the students who were taught by using Bruner’s cognitive theory was higher than those who were taught by using conventional method, (2) learning achievement of the students who had high previous knowledge and were taught by using Bruner’s cognitive theory was higher than those who also had high previous knowledge but were taught by using conventional method, and (3) there was no interaction between the use of Bruner’s cognitive theory and students’ previous knowledge toward students’ learning achievement in biologyItem IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP DALAM PROGRAM ADIWIYATA PADA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(2014-02-26) YustinaThis research purpose to evaluated copetence teacher’s sains junio high school on implementation development curricula based of life environmental on ADIWIYATA program in pelalawan and pekanbaru city –riau province. This research has been held may and oktober 2010 in pelalawan and pekanbaru. Research this sample are 120 teacher’s sains of junior high school, the evaluated from 6 item on development curricula. Data was collected by quationer, data has been analyzed by descriptive. The reasult of this research have development curricula about min score 6.41 (pelalawan) and 6.95 (pekanbaru) with medium catagories. The evaluated lowest as from six item is implomentation development extra-curicula school have a product and action releated or faktual environmental learning. Teacher sains on implementation developmen curricula based of life environmental have from biology education academic was higher competence and fisica education academic was lowest competence if the compared from 4 another academic. Conclution of this research was competence teacher sains in junior high school have very lowest as to implementation development extra-curiculer school have to product and action releated or factual, and teacher sains different academic have different competence on development curricula based of life environmental, that is teacher challenger to succesfuly adiwijaya program.Item IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP DALAM PROGRAM ADIWIYATA PADA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(2014-06-26) YustinaThis research purpose to evaluated copetence teacher’s Sains Junior High School on implementation development curricula based of life environmental on ADIWIYATA program in Pelelawan and Pekanbaru City-Riau Province. This research has been held on Mey and October 2010 in Pelelawan and Pakanbaru. Reasech this sample are 120 teacher’s Sains of Junior High School, the evaluated from 6 item on development curricula. Data was colollected by quationer, data has been analyzed by descriptive. The reasult of this research have development curricula about Min score 6.41 (Pelelawan) and 6.95 (Pakanbaru) with medium categories. The evaluated lowest as from six item is implementation development extra-curicula school have to product and action releated or factual environment learning. Teachers Sains on implementation development curricula based of life environmental have from Biology education academic was Higher competence and Fisica education academic was lowest competence if the compared from 4 another academic. Conclution of this research was competence teaher Sains in Junior High School have very lowest as to implementation development extra-curicula school have to product and action releated or factual, and teacher Sains differents academic have differents competence on development curricula based of life environmental, that is teacher challenger to succesfuly Adiwiyata programs.Item IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING SKILL THROUGH COMMUNICATIVE ACTIVITIES IN SMALL GROUP DISCUSSIONS(2014-06-26) HadrianaThis research was intended to know whether communicative activities in small group discussions can improve the students’ speaking skill at the third semester Class A of the English Study Program of FKIP UNRI. The researcher was helped by a collaborator and used observation sheets and field notes as the instruments of the research. Besides, she also used speaking test to see the improvement of students’ speaking skill on each cycle. The research started on September 23, 2008 and ended on January 9, 2009. At the beginning of cycle 1 the average score of the students’ speaking skill was 48.3. At the end of cycle 1, it improved to 55.7, at the end of cycle 2 it improved to 62.6, and at the end of cycle 3 it improved to 73.4. The factors of communicative activities in small group discussions that influence the students’ speaking skill are: (1) Clear objectives; (2) problem solving activities; (3) a good classroom atmosphere; (4) natural learning process (5) uncontrolled materials; (6) indirect corrections; and (7) interaction with partners or group members. Based on the finding, it was concluded that communicative activities of small group discussions can improve students’ speaking skill at the third semester Class A of the English Study Program of FKIP UNR.Item KEBERKESANAN PENGGUNAAN MEDIA BERASASKAN ALAM SEKITAR DALAM MENINGKATKAN KEMAHIRAN PROSES SAINS DAN PENCAPAIAN PELAJAR(2014-06-26) Vebrianto, Rian; Osman, AmisahMedia pengajaran merupakan komponen penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Salah satu media yang dapat di gunakan dalam P&P adalah Media Berasaskan Alam Sekitar (MBAS). Kajian ini dijalankan untuk melihat keberkesanan penggunaan MBAS yang berasaskan konstruktivisme dalam proses pengajaran dan pembelajaran sains bagi meningkatkan kemahiran proses sains (KPS) dan pencapaian sains pelajar Sekolah Menengah Pertama Siak Sri Inderapura, Riau Indonesia. Kajian ini mengembangkan 4 buah modul bercetak yang terdiri dari 8 sub-tajuk. Kajian ini mengunakan kaedah eksperimen-kuasi dengan rekabentuk “non- equivalent control group design”. Kajian melibatkan sebuah kumpulan rawatan dan sebuah kumpulan kawalan. Kumpulan rawatan menggunakan menggunakan modul alam sekitar. Manakala kumpulan kawalan mengikuti proses pengajaran dan pembelajaran secara konvensional. Kajian ini dijalankan ke atas sekumpulan 64 pelajar di sebuah sekolah menengah di Siak Sri Inderapura, Riau Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah ujian Kemahiran Proses Sains (KPS) dan ujian pencapaian pelajar. Analisis dapatan kuantitatif dilakukan secara deskriptif yang kemudiannya disusuli dengan analisis inferensi menggunakan ujian ANOVA dan MANOVA. Dapatan kajian menunjukkan terdapat perbezaan yang signifikan terhadap pengetahuan KPS dan pencapaian dalam sains antara kumpulan pelajar yang mengikuti strategi MBAS dengan kumpulan pelajar yang mengikuti strategi konvensional. Kajian menyimpulkan bahawa pengajaran dan pembelajaran dengan menggunakan MBAS telah memberikan kesan positif terutamanya apabila menggunakan alam sekitar terhadap KPS pelajar dan pencapaian pelajar dalam matapelajaran sains.Item KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA HITUNGAN CERITA MURID KELAS V SD PEKANBARU(2014-06-26) Yusniarti; AuzarPenelitian ini ditujukan pada kemampuan memahami bahasa hitungan cerita murid Kelas V SD Negeri 006, Tampan, Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang dilakukan pada 42 orang murid. Metodologi yang digunakan adalah tes tertulis hitungan cerita matematika. Tes yang diberikan tidak untuk mencari hasil hitungan, tetapi berupa pemahaman bahasa soal. Soal berbentuk kalimat atau cerita dengan jawaban pilihan ganda. Berdasarkan analisis terhadap hasil tes, didapatkan hasil bahwa skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 1 dan rata-rata nilai (min) 4,79 dengan simpangan baku 1,57. Angka ini menunjukkan kemampuan memahami bahasa hitungan cerita tergolong rendahItem KETERAMPILAN PROSES DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA MAN 2 MODEL PEKANBARU TAHUN AJARAN 2010/2011(2014-04-12) Syafii, Wan; Yasin, Ruhizan Mohammad; Yusuf, Yustini; Fitria, ApniTelah dilakukan penelitian yang bersifat eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran biologi di kelas XIIPA MAN 2Model Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian dilakukan dimulai dari bulan Oktober sampai Desember 2010. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 13 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Variabel dalam penelitian ini adalah Problem Based Learning (PBL) sebagai variabel bebas dan keterampilan proses dan penguasaan konsep siswa sebagai variabel terikat. Keterampilan proses siswa dengan indikator keterampilan observasi, klasifikasi, komunikasi, inferensi dan aplikasi dan penguasaan konsep dengan test. Rata-rata persentase keterampilan proses siswa pada kelas eksperimen yaitu 93,96% lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan proses siswa pada kelas kontrol yaitu 34,21%. Penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen yaitu 82,05% sedangkan pada kelas kontrol yaitu 77,98%. Hasil belajar pada kelas eksperimen yaitu 88,02 dan kelas kontrol 56,12 yang berbeda secara signifikan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar.Item KETERAMPILAN PROSES DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA MAN 2 MODEL PEKANBARU TAHUN AJARAN 2010/2011(2014-06-26) Syafii, Wan; Yasin, Ruhizan Mohammad; Yusuf, Yustini; Fitria, ApniTelah dilakukan penelitian yang bersifat eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran biologi di kelas XI IPA MAN 2 Model Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian dilakukan dimulai dari bulan Oktober sampai Desember 2010. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 13 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Variabel dalam penelitian ini adalah Problem Based Learning (PBL) sebagai variabel bebas dan keterampilan proses dan penguasaan konsep siswa sebagai variabel terikat. Keterampilan proses siswa dengan indikator keterampilan observasi, klasifikasi, komunikasi, inferensi dan aplikasi dan penguasaan konsep dengan test. Rata-rata persentase keterampilan proses siswa pada kelas eksperimen yaitu 93,96% lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan proses siswa pada kelas kontrol yaitu 34,21%. Penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen yaitu 82,05% sedangkan pada kelas kontrol yaitu 77,98%. Hasil belajar pada kelas eksperimen yaitu 88,02 dan kelas kontrol 56,12 yang berbeda secara signifikan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal keterampilan proses, penguasaan konsep dan hasil belajar.Item KORELASI MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) DI KELAS VIII.1 SMP N 1 PERANAP(2014-06-26) FakhruddinPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Motivasi dan hasil belajar kognitif siswa melalui pendekatan pembelajaran terbalik di SMP N1 Peranap Tahun Pelajaran 2010/2011 pada materi pokok alat optik. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.1 yang berjumlah 34 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran dan tes hasil belajar kognitif siswa, Angket Motivasi sebelum dan sesudah pembelajaran. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian pada aspek kognitif menunjukkan bahwa hasil belajar yang dilihat dari daya serap siswa berada pada kategori baik,. Hal yang sama juga terjadi pada peningkatan motivasi dari sebelum proses pembelajaran ke setelah proses pembelajaran. Dengan demikian penerapan pendekatan pembelajaran terbalik pada materi pokok alat optik efektif digunakan di kelas VIII.1 SMP N1 Peranap ditinjau dari hasil belajar kognitifItem KRANGKA KERJA PEMBANGUNAN KEMAHIRAN METAKOGNITIF DALAM BILIK DARJAH(2014-06-26) Rahman, SaemahKemahiran metakognitif memainkan peranan yang penting dalam proses pembelajaran pelajar. Dapatan kajian lepas mencadangkan bahawa pelajar yang mempunyai kemahiran metakognitif yang tinggi akan dapat mengurus, mengawal dan bertanggungjawab ke atas proses pembelajarannya sendiri. Ciri ini penting untuk membangunkan pelajar terutamanya dalam pembentukan karekter pelajar dalam persekitaran pembelajaran yang semakin mencabar sekarang. Kertas ini membincangkan satu kerangka kerja yang mencadangkan bagaimana kemahiran metakognitif pelajar dapat dibangunkan dalam bilik darjah. Kerangka kerja ini akan menjelaskan bagaimana tiga elemen penting dalam strategi pengajaran yang telah dikenal pasti iaitu meta-tumpuan, meta-pemahaman dan refleksi metakognitif dapat disebatikan dalam pengajaran untuk membangunkan kemahiran metakognitif pelajar.Item MENENTUKAN KECERDASAN PELBAGAI (MI) DAN GAYA PEMBELAJARAN (LES) DALAM KALANGAN PELAJAR SEBUAH INSTITUSI PENGAJIAN TINGGI(2014-06-26) Abdullah, Muhammad Amirul; Ghazali, Norliza; Bakar, Ida Kamalawati Abu; Shahar, Shah Nazim; Ariffin, Siti RahayahSelain kecerdasan intelek, setiap individu mempunyai kecerdasan lain dan gaya pembelajaran yang berbeza. Kajian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengenal pasti kecerdasan pelbagai (multiple intelligences) dan gaya pembelajaran dalam kalangan pelajar di salah sebuah universiti awam menggunakan soal selidik atas talian. Ia mengandungi sembilan domain kecerdasan pelbagai dan enam domain gaya pembelajaran. Seramai 1154 pelajar telah dipilih secara rawak sebagai sampel kajian berdasarkan gugusan pengajian. Dapatan kajian menunjukkan skor min tertinggi bagi kecerdasan pelbagai dicatatkan pada gugusan Sains Sosial untuk domain kerohanian, manakala skor min yang terendah dicatatkan pada gugusan Sains Kesihatan bagi domain visual ruang. Bagi gaya pembelajaran pula, gugusan Sains Sosial menunjukkan skor min tertinggi dalam gaya pembelajaran kolaboratif, manakala skor min terendah ialah gaya pembelajaran mengelak.Item MENINGKATKAN KEMAHIRAN ASAS POSES SAINS DALAM KALANGAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH(2014-06-26) Suhaila, Nany; Aziz, ZaharaPembentukan kurikulum sains di Malaysia adalah berlandaskan kepada falsafah pendidikan sains negara yang bertujuan melahirkan generasi yang menguasai ilmu sains dan berketrampilan teknologi. Penaksiran Kerja Amali (PEKA) sains telah dilaksanakan pada tahun 1999, yang merangkumi 3 dimensi iaitu kemahiran proses sains, kemahiran manipulatif dan penerapan nilai-nilai murni. Kajian ini bertujuan meningkatkan tahap kemahiran asas proses sains yang meliputi tiga konstruk iaitu pemerhatian, pengkelasan, pengukuran. Kajian ini melibatkan seramai 38 orang pelajar tingkatan 1 di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Hartamas, Kuala Lumpur. Penilaian adalah berdasarkan kriteria Penaksiran Kerja Amali (PEKA) Sains yang telah ditetapkan oleh Lembaga Peperiksaan Malaysia. Penyelidikan ini menggunakan kaedah kajian tindakan yang mengandungi empat fasa iaitu kenal pasti masalah (ujian pra), perancangan, membuat tindakan dan penilaian (ujian pos). Setiap konstruk di nilai mengikut skor iaitu skor 1(lemah), skor 2 (sederhana) dan skor 3 (baik). Dapatan kajian mendapati bahawa 100% pelajar menunjukkan peningkatan kepada tahap yang lebih baik. Implikasi dari kajian ini mencadangkan bahawa kemahiran asas proses sains perlu dibangunkan bagi memupuk pembudayaan sains dalam kalangan pelajar seterusnya mendorong kepada pemikiran yang proaktif, kritis dan kreatif yang sejajar dengan perkembangan arus sains dan teknologi masa kini.Item MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE BERPASANGAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LABOR FKIP UNIVERSITAS RIAU(2014-06-26) Wilson; Novianti, RiaPenelitian ini dilatarbelakangi fenomena yang ditemui di TK Labor FKIP Universitas Riau khususnya pada anak usia 5-6 tahun yang memiliki kemampuan komunikasi rendah. Hal ini terlihat dari masih adanya anak yang masih harus selalu ditemani oleh guru ketika bermain, bermain sendiri-sendiri, bermain dengan teman tertentu saja dan tidak mau berbagi mainan dan makanan dengan anak lain. Karenanya perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak melalui model pembelajaran kooperatif dengan metode berpasangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi melalui model pembelajaran kooperatif dengan metode berpasangan dan untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan yang terjadi.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2010, melalui instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi.Analisis data dilakukan kualitatif antar siklus, sedangkan analisis kemampuan komunikasi anak dilakukan secara kuantitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa setelah dua siklus terjadi peningkatan yang berarti dibandingkan sebelum tindakan yaitu 82,26%. Dari hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan metode berpasangan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak usia 5-6 tahun di TK Labor FKIP Universitas Riau.Item MENINGKATKAN PERPADUAN DALAM KALANGAN PELAJAR MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN SIVIK DAN KEWARGANEGARAAN (PSK)(2014-06-26) Harun, Halimah; Aziz, ZaharaUnity among various ethnic in a country is the most important agenda in order to build the nation to live peacefully and harmony. If there is no unity among them, it is difficult to achieve our gold and therefore we cannot live in harmony. Education plays an important role to achieve unity in our country. Therefore this paper discussed on the effectiveness of module and teaching and learning method by using activitybased in teaching PSK (Pendidikan Sivik dan Kewarganegaraan). Both quantatitive and qualitatitve methods were used to getther the data in this research using Questionnaire, interview, field notes and observation. A total of 157 students and five teachers involved in this study which were conducted in Kuala Lumpur, Malaysia.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »