LRP-Agriculture
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing LRP-Agriculture by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 50
Results Per Page
Sort Options
Item Indikator Penilaian Lahan Spesifik untuk Analisis Kualitas Gambut di Bawah Tegakan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Riau(2012-10-24) Nasrul, Besri; Idwar; Maryani, Anis Tatik; WardatiPerkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan gambut di Provinsi Riau telah menimbulkan banyak perubahan kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat perubahan kualitas gambut dan membangun indikator penilaian gambut spesifik di bawah tegakan kelapa sawit di Provinsi Riau sehingga dapat digunakan secara tepat dan akurat untuk memonitor kualitas gambut. Sifat-sifat gambut yang dijadikan indikator adalah fisika (berat isi, bearing capacity, kadar air, ketebalan, kematangan gambut, subsidence, substratum, permiabilitas, muka air); kimia (salinitas, redoks, pH, C-organik, N-total, P2O5, basa-basa, Fe, Cu, Zn, Mn, kadar abu dan serat); biologi (total populasi mikroorganisme, respirasi, C-mix). Penelitian tahun pertama dilakukan di Bengkalis dan Siak (kawasan SM Giam Siak Kecil dan sekitarnya) dengan tahapan pembuatan peta satuan lahan; analisis sifat-sifat gambut dan perkebunan kelapa sawit swasta, negara, rakyat; dan analisis statistika untuk membangung indikator penilaian tentatif. Pada tahun kedua, dilakukan pengujian dengan perkebunan kelapa sawit yang sejenis di luar daerah penelitian (Indragiri Hilir, Pelalawan, dan Rokan Hilir). Pengujian indikator dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh indikator tentatif dapat memprediksi tingkat kualitas tanah gambut. Hasil pengujian tahap ini mengindikasikan bahwa indikator yang telah didapatkan betul-betul spesifik untuk memonitor perkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan gambut di Provinsi Riau.Kelas kesesuaian lahan yang terbentuk pada LUT usahatani perkebunan kelapa sawit di daerah penelitian dapat mencerminkan tingkat produksi sekaligus BCRnya, dan semua usahatani perkebunan menunjukkan nilai BCR lebih besar dari satu. Dengan investasi yang lebih besar pada input pupuk, maka perusahaan perkebunan memperoleh manfaat yang lebih besar dibanding perkebunan plasma atau rakyat. Kriteria kesesuaian produksi (kg tandan buah segar/ha/th) dan BCR untuk sistem usahatani perkebunan kelapa sawit disusun atas empat kelas: I (16.932,20-18.778,76 dan 3,43-3,59); II (16.392,20-16.932,20 dan 2,97-3,43); III (14.458,34-16.392,20 dan 2,27- 2,97); IV (8.400,00-14.458,34 dan 2,02-2,27) dengan kematangan, drainase tanah, KB, dan K-dd sebagai karakteristik lahan penentu. Kriteria kesesuaian produksi dan BCR tersebut layak digunakan untuk evaluasi kesesuaian sistem usahatani perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak, Bengkalis, Rokan Hilir, dan daerah sekitarnya.Item Penggunaan Tepung Bungkil Kedelai Sebagai Bahan Substitusi Tepung Ikan dalam Pakan Ikan Baung (Mystus nemurus C V )(2012-12-03) Suharman, Indra; AdelinaThis experiment was conducted to examine the utilization of defatted soybean meal (SBM) as a fish meal (FM) substitute in the feeds for freshwater catfish {Mystus nemurus C V ) . The levels o f substitution of F M by S B M were 0, 25, 50, 75 and 100% o f dietary protein, respectively (Diets A . B, C , D and E. respectively). The diets were formulated to contain 35%) protein. Diets were fed to experimental fish twice daily at a feeding rate o f 10%) body weigh: per day for 56 days. A substitution level of 25%) (diet B) resulted in the highest absolutely growth rate, specific growth rate, feed efficiency, and protein retention. Based on the evaluation of these parameters, it is concluded that defatted soybean meal (SBM) can substitute 25% o f the protein for fish meal in the diets of freshwater catfish {Mysliis ricmiinis C V ) .Item Pengaruh Beberapa Jenis Pakan Alami Terhadap Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Selais Danau (Qmpok hypopthalmusl)(2012-12-07) Yurisman; Nuraini; Nasution, SyafruddinPenelitian pengaruh beberapa jenis pakan alami terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan selais {Ompok hypopthamus) telah dilakukan pada bulan Januari 2007 bertempat dilaboratorium Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan selais {Ompok hypopthalmus) dengan pemberian jenis pakan alami yang berbeda. Dari hasil penelitian dapat diketahui jenis pakan alami yang cocok sebagai pengganti Artemia sp. Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan selais yang berumur 4 hari diperoleh dari hasil pemijahan sendiri dengan menggunakan rangsangan ektrak kelenjar hipofisa ikan mas dengan dosis 4 kg^erat induk. Sedangkan pakan alami yang diujikan adalah Artemis sp, Moina sp, Dapnia sp dan Tubifek sp. Pakan diberikan 3 kali sehari pada pagi, siang dan sore hari secara adlibitum. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) empat perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah kelulushidupan larva, pertumbuhan panjang dan berat, serta laju pertumbuhan harian. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kelulushidupan tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pakan Tubifek sp. Sedangkan pertumbuhan berat dan panjang tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian Tubifek sp, begitu pula dengan pertambahan bobot harian diperoleh pada perlakuan pemberian pakan Tubifek sp. Kualitas air selama penelitian memberikan kisaran yang layak pada pertumbuhaji larva ikan selais.Item Pemanfaatan Limbah Industri Mebel dan Kusen sebagai Bahan Baku Papan Partikel Konvensional(2012-12-09) Sulaeman, RudiandaItem Pengaruh Volume Pemberian Terhadap Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Eaesis Guineensis Jacq) Di Pembibitan Utama (Main Nursery)(2012-12-09) Maryani, Anis Tatik; GusmawartatiAir merupakan salah satu faktor pembatas utama dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan air bagi tanaman untuk melangsungkan proses etapotranspirasi akan menghambat pertumbuhannnya. Kelapa sawit termasuk tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang dangkal (akar serabut), sehingga mudah mengalami cekaman kekeringan. Untuk mengatasi masalah kekeringan adalah menggunakan bahan tanaman yang toleran dan mampu beradaptasi terhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit kelapa sawit; Mengetahui bahan tanaman kelapa sawit yang toleran terhadap pengaruh pemberian air. Penelitian akan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang dimulai bulan Mei 2009 sampai bulan November 2009. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial yang terdiri dari 8 (delapan) kombinasi perlakuan dengan 3 (tiga) ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Tiap unit terdiri dari 2 tanaman diambil 1 (satu) tanaman sampel. Perlakuan mempunyai simbol yaitu : A l V l = (Pemberian Air 600 ml Marihat), A1V2 = (Pemberian Air 600 ml Topaz), A2V1 = (Pemberian Air 1200 ml Marihat), A2V2 = (Pemberian Air 1200 ml Topaz), A3V1 = (Pemberian Air 1800 ml Marihat), A3V2 = (Pemberian Air 1800 ml Topaz), A4V1 = Pemberian Air 2400 ml Marihat), A4V2 = (Pemberian Air 2400 ml Topaz). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: Respon varietas Topaz dan Marihat terhadap perlakuan pemberian air berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan pertumbuhan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lilit bonggol, Secara umum varietas Marihat dan Topaz terhadap perlakuan pemberian air 1200 ml mem perl ihatkan peningkatan pertumbuhan lebih baik dibandingkan perlakuan pemberian air lainnya. Peningkatan pertumbuhan varietas Marihat lebih baik dibandingkan pertumbuhan varietas Topaz.Item Pembuatan Dodol Ampas Sirup Nenas (Ananas comosus L.Meer^ dengan Pcnambahan Berbagai Konsentrasi Gula(2012-12-09) Ayu, Dewi FortunaProvinsi Riau merupakan salah satu sentra produksi tanaman nanas di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2007), produksi nanas daerah Riau pada tahun 2006 telah mencapai 46.400 ton, angka yang cukup tinggi untuk menjadikan buah nanas sebagai bahan baku dalam industri pengolahan sirup. Meningkatnya industri pengolahan sirup nanas, maka akan semakin banyak limbah ampas nanas yang dihasilkan. Ampas ini masih memiliki kandungan zat nutrisi, sehingga apabila diolah menjadi produk baru dapat memberikan nilai jual yang cukup tinggi. Penambahan gula aren pada pembuatan dodol ampas nanas diharapkan mampu menjadi suatu altematif dalam pemanfaatan limbah nanas karena ftmgsi gula yang tidak terbatas pada pembentukan rasa manis tetapi juga pada penyempumaan cita rasa, wama, tekstur, dan kekenyalan produk. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah gula aren terbaik yang ditambahkan dalam pembuatan dodol ampas nanas dan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen serta daya simpan produk dodol ampas nanas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan empat taraf, yaitu G l = gula aren 500 g, G2 = gula aren 1000 g, 03 = gula aren 1500 g, dan 04 = gula aren 2000 g dengan tiga kali ulangan. Pararheter yang diamati antara Iain kadar air, kadar sukrosa, pH, penentuan daya simpan melalui penentuan hari munculnya kapang, dan uji organoleptik terhadap wama, rasa, aroma, tekstur, dan penerimaan keseluruhan. Berdasarkan basil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penambahan beberapa konsentrasi gula aren pada pembuatan dodol ampas nanas berpengaruh terhadap kadar air, kadar sukrosa, pH, total kapang dan mutu organoleptik yang meliputi wama, rasa, tekstur, aroma dan penerimaan keseluruhiin. Perlakuan 04 (penambahan gula aren 2000 g) menghasilkan dodol ampas nanas dengan mutu terbaik yaitu kadar air 26,50 %, kadar sukrosa 18,70%, pH 4,87, dan daya simpan yang paling lama, yaitu selama 20 hari. Selain itu, penerimaan konsumen terhadap dodol ampas nanas cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan kesan yang diberikan oleh panelis konsumen yaitu menyukai dodol ampas nanas dari segi warna yaitu sangat coklat, rasanya yang manis, tekstur dengan keras lunak yang seimbang, dan aroma nanas yang kuat.Item Pemanfaatan Residu Abu Serbuk Gergaji Dan Kascing Setelah Penanaman Tomat untuk Penanaman Bawang Merah(2012-12-09) MumiatiPemanfaatan lahan gambut untuk meningkatkan produksi tanaman dengan cara ekstensifikasi, untuk daerah Riau peluangnya sangat besar, karena masih luasnya lahan gambut yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan dan palawija (salah satunya tanaman bawang merah) dan juga kondisi ikiim Riau sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman ini. Untuk peningkatan produksi, juga perlu dilakukan produktivitas lahan, sehingga pemanfaatan lahan lebih efisien. Untuk lahan gambut dapat digunakan abu serbuk gergaji dan kascing sebagai bahan amelioran. Pada lahan gambut, kendala utama adalah rendahnya pH yang berakibat pada rendahnya ketersediaan unsur hara. Pemberian abu serbuk gergaji dapat meningkatkan pH tanah dan pH ini relatif stabil setelah tanaman dipanen, sehingga dapat menjadi cadangan hara pada penanaman berikutnya. Dan pada akhimya tentu dapat mengurangi input dalan penanaman bawang merah di lahan gambut berupa bahan untuk perbaikan pH dan pupuk organik untuk meningkatkan ketersediaan hara. Kascing adalah pupuk organik yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik oleh cacing tanah. Penelitian ini berbentuk faktorial 4 x 4 yang disusun menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah residu dari kascing (pupuk kascing) setelah penanaman tomat yang terdiri dari 4 level, yaitu: 0 ton/ha (0 gram/polybag), 5 ton/ha (66,5 gram/polybag), 10 ton/ha (133 gram/polybag), 15 ton/ha (199,5 gram/polybag). Faktor kedua yaitu residu dari abu serbuk gergaji (setelah penanaman tomat) yang terdiri dari 4 level, yaitu: 0 ton/ha (0 gram/polybag), 10 ton/ha (133 gram/polybag), 20 ton/ha (266 gram/polybag), 30 ton/ha (399 gram/polybag). Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: jumlah daun per rumpun (helai), jumlah umbi per rumpun, lilit umbi (Cm), berat kering tanaman (gram), berat umbi basah per rumpun (gram) dan berat umbi layak simpan per rumpun (gram) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan: Aplikasi abu serbuk gergaji dan kascing pada medium gambut yang ditanam tomat, dapat dimanfaatkan lagi tanpa pemberian input untuk penanaman bawang merah. Aplikasi abu serbuk gergaji 30 ton/ha (399 g/polybag) dengan kascing 10 ton/ha (133 g/polybag) pada penanaman awal (penanaman tomat) dan digunakan untuk penanaman bawang merah, memberikan hasil akhir yang baik yaitu untuk berat kering tanaman bawang, berat umbi segar dan berat umbi layak simpan dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dari hasil penelitian ini disarankan, untuk pergiliran tanaman tomat dengan bawang merah pada medium gambut, sebaiknya diberikan abu serbuk gergaji 30 ton/ha dan kascing 10 ton/ha sebagai input awal saja (untuk penanaman tomat). Penelitian ini sebaiknya diaplikasikan di lapangan.Item Penggunaan Irigasi Tetes Pada Hidroponik Tanaman Cabai {Capsicum annum L).(2012-12-09) ARDIANHidroponik tetes dapat menjadi altematif peningkatan produksi tanaman cabai yang kebutuhannya semakin meningkat baik untuk industri maupun konsumsi rumah tanggga terutama didaerah perkotaan akibat berkurangnya lahan bagi pertanian. Kesulitan yang dihadapi dalam Hidroponik cabai adalah dalam menentukan formulasi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman serta menentukan type emitter yang tepat untuk digunakan. Emitter dan formulasi nutrisi yang sesuai untuk hidroponik tanaman cabai yang berasal dari pupuk siap pakai mengandung unsur hara makro dan mikro yang mudah diaplikasikan bagi para petani. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi nutrisi dan tipe emitter yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman cabai secara hidroponik. Penelitian dilaksanakan dirumah kaca unit pelayanan teknis kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, selama 4 bulan sejak juli sampai oktober 2006. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan rancangan petak terbagi. Petak utama adalah formulasi nutrisi yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu: NPK + Growmore (PI), NPK + Multimikro (P2), NPK +Gandasil (P3) dan sebagai anak petak adalah type emitter yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu: Type TD 2 (El), Type TD 4 (E2), Type TD 6 (E3) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Parameter yang diamati yaitu: Berat berangkasan kering tanaman, saat muncul bunga pertama, jumlah bunga, persentase bunga menjadi buah, umur panen pertama, berat buah segar, persentase buah bermutu, dan lamanya pemberian nutrisi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan berbagai type emitter yang diberi formulasi nutrisi NPK + Gandasil menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik dibandingkan penggunaan emitter yang diberi formulasi lainnya. Kombinasi yang menunjukkan produksi tertinggi adalah kombinasi Emitter type TD 6 dengan formulasi nutrisi NPK + Gandasil.Item Deteksi Perubahan Hutan Mangrove Melalui Perekaman Citra Satelit Landsat TM Di Kepulauan Kabupaten Meranti Provinsi Riau(2012-12-09) Oktorini, YossiPenelitian ini dilaksanakan dari Bulan September hingga Bulan Oktober tahun 2009. Sementara cakupan kawasan penelitian meliputi administrasi Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. mengetahui tingkat perubahan fungsi kawasan mangrove menjadi kawasan lainnya dari tahun 1991 hingga 2007 di wilayah administratif Kabupaten Kepulauan Meranti dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desk analysis yaitu menganalisa data yang diperoleh tanpa melakukan validasi dan verifikasi di lapangan. Untuk memperoleh mengetahui tingkat perubahan mangrove di Kabupaten Kepulauan Meranti menggunakan data Citra Satelit Landsat 5 TM tahun 1991 dan 2007 path/row 126/59 dan peta digital Rupa Bumi Indonesia dengan format shapefile. Pengolahan data citra satelit pada tahapan awal menggunakan aplikasi pengolahan citra yaitu Er Mapper ver 7.x. dengan tahapan: i) pengolahan data awal, ii) pemotongan kawasan, iii) Penajaman data, iv) deliniasi kawasan mangrove, v) klasifikasi unsupervised, vi) deteksi perubahan dengan menggunakan teknik cross tabulation.Item Analisis Efektivitas Kelompok Tani (Kasus Pada Kelompok Tani Tananian Pekanmgiin Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan)(2013-01-04) Yulida, RozaOne of problems which imtil this time still became polemic is less land that can use to developing plant specially food plantation which by many reasons. Pelalawan regency do afford of decided, have been done exploit yard land program since 2007, by fomiing farmer group. Affectivities of farmer group is appointed by leader farmer contact in doing it's function. The aim of this research are to know; (1) characteristic internal and external farmers group(3) relation internal and external factors farmers group toward efectiv farmers group. This was an correlation descriptive cased research, that done at Pangkalan Kerinci district Pelalawan regency. Take of sample technique is with disproportional random sampling, where from two farmers group taken fifteen farmer from each farmers group, so that sample number are thirty farmers. Based on correlation rank test, Characteristic internal have very significantly related towiud effective farmers group cover revenue and satisfaction fanners group are formal education, farm experience, long of members farmer group, cosmopolite, and motivation of farmer group. External characteristic have very si^piificantly toward effective group are availability input of production and communication facility. For increase efectivity famers group, extention need to motivate farmer contact and give skill about leader with training activity. Efford to solve the problems in farmer group, need extention about dinamict group for all farmer group.Item Sosialisasi Budidaya Tanaman Hias Di Kelurahan Tangkerang Timur R T 04 R W 05Kecamatan Tenayan Raya - Kota Pekanbaru(2013-01-04) Tatik Maryani, Anis; Nurbaiti; Mardhiansyah, MuhammadSecara umum tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dimaksudkan untuk dapat mensosiaiisasikan teknik budidaya tanaman hias. Secara khusus memberikan rangsangan kepada masyarakat untuk menanami halaman rumahnya dan sekitar lingkungannya dengan tanaman hias.Item Efektivitas Mikroorganisme Selulolitik Dalam MeningkatkanPertumbuhan dan Produksi Bawang yang Ditanam Di Lahan Gambut(2013-01-04) GusmawartatiBawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran yang banyak dibutuhkan karena manfaatnya yang begitu besar terutama sebagai bumbu masakan. Kebutuhan terhadap bawang merah bisa terpenuhi apabila diimbangi dengan peningkatan produksinya. Tanah gambut merupakan lahan marginal yang cukup potensial sebagai lahan pertanian dan belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan ini memiliki banyak kendala yang menyebabkan rendahnya produktifitas, sehingga memerlukan usaha tertentu agar menjadi lebih produktif dalam pemanfaataimya seperti usaha tani tanaman bawang merah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan imtuk memperbaiki kondisi lahan gambut ini dengan pemberian mikroorganisme selulolitik. Mikroorganisme selulolitik merupakan mikroorganisme yang mempimyai kemampuan merombak selulolsa bahan organik karena eksresi enzim selulasenya. Dengan enzim ini mikroorganisme tersebut dapat menghidrolisis selulosa menjadi gula terlarut yang selanjutnya digunakan sebagai sumber karbon dan nutrisi bagi pertumbuhannya. Sebagian dari mikroorganisme tanah tersebut sangat berperan dalam mekanisme efisiensi pelarutan unsur hara di dalam tanah. Oleh karena itu, apabila aktifitas mikroorganisme tanah/bahan organik tanah ditingkatkan maka efisiensi penyediaan unsur hara dapat ditingkatkan sehingga pemberian pupuk NPK akan lebih efisien. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk anorganik (NPK) yang terendah dengan menggunakan mikroorganisme selulolitik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah yang ditanam di lahan gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Gambut Fakultas Pertanian Universitas Riau, Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar, dimulai bulan Mei sampai September 2007, metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 3 ulangan dan 2 perlakuan yaitu: I. Pemberian mikroorganisme selulolitik dalam 3 taraf: 0 ml/plot, 10 ml/plot dan 20 ml/plot. II. Pemberian pupuk NPK dalam 3 taraf: dosis anjuran (37,5 g urea/plot, 22,5 g TSP/plot, 15 g KCyplot), 1/2 dosis anjuran (18,75 g urea/plot, 11,25 g TSP/plot, 7,5 g KCl/plot), 1/3 dosis anjuran (12,5 g urea/plot, 7,5 g TSP/plot, 5 g KCl/plot). Parameter yang diamati adalah berat kering tanaman 55 HST, laju tumbuh relatif tanaman, jumlah siung, lingkar umbi terbesar, berat umbi basah per plot dan berat umbi kering per plot. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan uji lanjut dengan DNMRT taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh interaksi yang nyata pada parameter berat kering tanaman 55 HST. Pemberian mikroorganisme selulolitik mempengaruhi pertumbuhan tanaman bawang merah terhadap parameter berat kering tanaman 55 HST, berat umbi basah per plot dan berat umbi kering per plot. Pemberian perlakuan dosis pupuk NPK memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah yakni pada berat kering tanaman 55 HST dan laju tumbuh relatif tanaman.Item Analisis Pemanfaatari Rumput Laut Eucheuma coitonii Terhadap Penerimaan Konsumen dan Mutu Permen Jelly(2013-01-04) Amin, Wazna; Nirasari; Dahlia; MarwitaPenelitian pemanfaatan rumput laut Eucheuma cottonii terhadap penerimaan konsumen dan mutu permen jelly telah dilakukan pada tanggal 2 5 Oktober sampai dengan 20 Nopember 2007. Peiicliliaii ini bertujuan untuk meiigaiialisis dan rnengevaluasi pemanfaatan rumput iaut Eucheuma cottonii terhadap penerimaan konsumen dan mutu permen jelly selama penyimpanan suhu kamar. Parameter yang diuji adalah uji kesukaan (penerimaan konsumen), mutu yaitu kadar air, kadar abu, gula reduksi dan total mikroba. Rancangan penelitian ini adalah rancangan acak kelompok satu faktor yaitu jumlah rumput laut 3 taraf perlakuan A) = 100 gram, A2 = 2 0 0 gram dan A3 = 3 0 0 grain, sebagai kelompok lama penyimpanan 0 hari, 5 hari, 1 0 hari dan 15 hari. llasil penelitian penerimaan konsumen dapat dikelahui dari uji kesukaan organoleptik nilai rupa permen jelly selama penyimpanan berkisar antara 2 , 2 9 - 3,60 dengan kategori tidak suka, netral sampai suka, perlakuan AI ( 1 0 0 gram) rumput laut berbeda nyata dengan AT dan A3 pada tingkat kepercayaan 9 5 % terhadap rupa. Perlakuan A] disukai sedangkan perlakuan A2 dan A3 netral. Perlakuan A i lebih cerah dibanding A2 dan A3.Item Penggunaan Mikroorganisme Selulolitik Pada Tanah Gambut Untuk Meningkatkan Pcrtumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum)(2013-01-04) GusmawartatiBawang merah {Allium ascalonicum L) merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah, yang mempunyai arti penting bagi masyarakat. Meski disadari bahwa bawang merah bukan merupakan kebutuhan pokok, akan tetapi permintaannya terus meningkat. Kebutuhan terhadap bawang merah bisa terpenuhi apabila diimbangi dengan peningkatan produksinya. Tanah gambut merupakan cadangan lahan pertanian yang cukup potensial untuk dikembangkan dan belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan ini memiliki banyak kendala yang berakibat rendahnya produktifitas, sehingga pemanfaatannya memerlukan usaha tertentu agar menjadi lebih produklif dan dapat digunakan untuk berusaha tani.. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi kesuburan tanah gambut tersebut adalah dengan pemanfaatan mikroorganisme selulolitik. Mikroorganisme selulolitik merupakan mikroorganisme yang mempunyai kemampuan merombak selulolsa bahan organik secara enzimatik dengan enzim selulasenya. Dengan enzim ini mikroorganisme tersebut dapat menghidrolisis selulosa menjadi gula terlarut yang selanjutnya digunakan sebagai sumber karbon dan nutrisi bagi pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan tanah gambut dengan penggunaan mikroorganisme selulolitik dalam menunjang pertumbuhan dan produksi bawang merah.Item Pengaruh Bokashi dan Pupuk Nitrogen Dalam Meningkatkan Kualitas Bibit Cabe Merah Di Pembibitan(2013-01-04) Venita, Yunel; ArmainiBokashi didapat dengan metode pengomposan bahan organik berupa daun-daun tumbuhan hasil pemangkasan yang dicincang (dipotong kecil), dicampur dengan tanah dan pupuk kandang, serta diberi effective microorganisme -4 (EM-4) yang merupakan bahan organik dengan cara sederhana dan mudah menjadi kompos. Bokashi merupakan bahan-bahan organik yang difermentasi dengan EM-4 seperti bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur fermentasi. Bokashi dapat memperbaiki kesuburan tanah karena mengandung unsur hara (nitrogen, fosfor, kalium, Ca, Mg), meningkatkan kapasitas takar kation, meningkatkan pH pada tanah masam. Umumnya tanaman hortikultura, salah satu di antaranya adalah tananian cabe membutuhkan unsur hara makro dan mikro yang lebih banyak dibandingkan tanaman pangan. Unsur Nitrogen yang terkandung di dalam pupuk urea dapat menambah kesuburan tanah, membantu pertumbuhan tanaman pada fase pertumbuhan vegetatif.Item Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Mutu Manisan Kering jahe (Zingiber officinale Rose.) dan Kandungan Antioksidannya(2013-01-04) Fitriani, ShantiSeiring dengan meningkatnya kemajuan llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang pangan dan farmasi, dewasa ini telah dikembangkan produk pangan dengan memadukan antara fiingsi nutrisi dan kesehatan yang disebut pangan fungsional. Pangan fimgsional yaitu produk pangan yang memberikan keuntungan terhadap kesehatan dan mencegah atau mengobati penyakit. Jahe {Zingiber officinale Rose.) merupakan tanaman herba tahunan yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan seperti mengobati masuk angin, cacingan, bronkitis, asma dan penyakit jantung, bahkan senyawa fenol dalam jahe yaitu gingerol berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kemampuan antioksidan yang tinggi. Berdasarkan uraian tentang jahe diatas maka jahe memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pangan fungsional. Salah satunya dengan mengolah jahe menjadi manisan kering yang dapat dilakuakan dengan cara pengeringan. Pada proses pengeringan, hal yang paling penting adalah suhu yang digunakan tidak terlalu tinggi, karena akan menyebabkan perubahan-perabahan yang tidak dikehendaki pada bahan pangan. Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi akan menyebabkan case hardening yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan menjadi keriput dan keras, sedangkan air terperangkap di dalamnya. Selain itu proses pengeringan juga dipengaruhi oleh lama pengeringan. Lamanya pengeringan bervariasi dan tergantung dari jenis makanan, besamya potongan dan tipe pengering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan lama pengeringan manisan kering jahe dengan mutu terbaik dan kehilangan zat antioksidaii seminimal mungkin. Selain itu untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk manisan kering jahe. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan dan Laboratorium Analisis Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Kimia Pangan Fakultas Perikanan Universitas Riau dan Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Agustus 2008. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu suhu pengeringan dan lama pengeringan dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah suhu pengeringan yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40''C, 50°C dan 60°C dan faktor kedua lama pengeringan yang terdiri dari 4 taraf yaitu 3 jam, 4 jam, 5 jam dan 6 jam. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar abu, total padatan, kadar sukrosa dan kadar gingerol. Sedangkan untuk non parameter yaitu uji organoieptik yang diamati adalah wama, rasa, aroma, tekstur dan penerimaan keseluruhan produk.Item Perkembangan Jenis dan Kelimpahan Makrozoobenthos Di Tanah Dasar Kolam Dengan Pemberian Pupuk Bokasi Yang Berbeda(2013-01-05) Ayu Pamukas, NikenPenelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2007 di Laboratorium Pengelolaan Kualitas Air dan Laboratorium Terpadu Dili BDP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, bertujuan untuk mengetahui campuran pupuk bokasi yang terbaik untuk memperbaiki parameter fisika dan kimia tanah, menambah ketersediaan unsur hara serta meningkatkan kelimpahan hewan bentos pada tanah dasar kolam. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor dan empat taraf perlakuan, yaitu; PO = Tanpa pemberian pupuk (kontrol), PI = Pemberian pupuk bokasi campuran kotoran bunmg puyuh 60% dan 600 ml EM-4 (158,352 g/m^), P2 = Pemberian pupuk bokasi campuran kotoran ayam petelur 60% dan 600 ml EM-4 (116,304 g/m^) dan P3 = Pemberian pupuk bokasi campuran kotoran ayam pedaging 60% dan 600 ml EM-4 (99,48 g/m^). Data parameter kualitas air tanah yang diperoleh dianalisa secara deskriptif, sedangkan untuk data kelimpahan makrozoobenthos dilakukan Analisa Variansi (ANAVA) Rancangan Acak Kelompok. Sedangkan untuk jenis makrozoobenthos dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pupuk bokashi campuran kotoran burung puyuh dengan EM-4 (PI) secara deskriptif memberikan kualitas air dan tanah yang lebih baik serta total kelimpahan makrozoobenthos tertuiggi dibandingkan pupuk bokashi campuran kotoran ayam petelur dan EM-4 (P2), maupun pupuk bokashi campiiran kotoran ayam pedaging dan EM-4 (P3). Dari uji ANAVA yang dilakukan temyata campuran pupuk bokashi yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap jenis dan kelimpahan makrozoobenthos.Item Kajian Aplikasi Campuran Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (pogestemon cablin benth) Dibawah Naungan Kajian Aplikasi Campuran Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (pogestemon cablin benth) Dibawah Naungan.(2013-01-05) Deviona; Tatik Maryani, AnisPenelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari pemberian pupuk anorganik dan organik serta campuran kedua pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan mengkaji kuaiitas minyak atsiri yang diberi perlakuan pupuk organik. anorganik. campuran pupuk organik dengan anoganik. PeneHtian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang dimulai bulan Mei sampai dengan bulan November 2009. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangaan Acak Kelompok dengan satu faktor tiga ulangan. Faktor yang dicobakan adalah pupuk yang terdiri atas : 20 g Urea + 10 g TSP + 10 g K C L /polybag, Limbah nilam 100 g/polybag, Pupuk kandang sapi 100 g/polybag, V2 dosis anjuran + kieserit 4 g/polybag, '/2 dosis anjuran + limbah nilam 50 g/polybag, V2 dosis anjuran + pupuk kandang 50 g/polybag, '/z dosis anjuran + Limbah nilam 50g + kieserit 2 g/polybag, V2 dosis anjuran + pupuk kandang 50 g + kieserit 2 g/polybag. Pengamatan Percobaan Yaitu: Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun, Jumlah Cabang Sekunder, Analisis C/N kompos dan pupuk kandang, Analisis Minyak Nilam.Item Pengaruh Jumlah Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit kelapa Sawit (elaeis guineensis jacq.)Di Pembibitan Utama (main nursery)(2013-01-05) Tatik Maryani, Anis; GusmawartatiAir merupakan salali satu faictor pembatas utama dalam pertumbulian tanaman. Kekurangan air bagi tanaman untuk melangsungkan proses efapotranspirasi akan mengiiambat pertumbuiiannnya. Kelapa sawit termasuk tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang dangkal (akar serabut), sehingga mudah mengalami cekaman kekeringan. Unluk mengatasi masalali kekeringan adalali menggunakan bahan tanaman yang toleran dan mampu beradaptasi terhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit kelapa sawit; Mengetahui bahan tanaman kelapa sawit yang toleran terhadap pengaruh pemberian air. Penelitian akan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang dimulai bulan Mei 2009 sampai bulan November 2009. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial yang terdiri dari 8 (delapan) kombinasi perlakuan dengan 3 (tiga) ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Tiap unit terdiri dari 2 tanaman diambil 1 (satu) tanaman sampel. Perlakuan mempunyai simbol yaitu : A l VI = (Pemberian Air 600 ml Marihat). A1V2 = (Pemberian Air 600 ml Topaz), A2V1 = (Pemberian Air 1200 ml Marihat), A2V2 = (Pemberian Air 1200 ml Topaz), A3VI = (Pemberian Air 1800 ml Marihat), A3V2 = (Pemberian Air 1800 ml Topaz). A4V1 =.Pemberian Air 2400 ml Marihat), A4V2 = (Pemberian Air 2400 ml Topaz). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: Respon varietas Topaz dan Marihat terhadap perlakuan pemberian air berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan pertumbuhan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lilit bonggol, Secara umum varietas Marihat dan Topaz terhadap perlakuan pemberian air 1200 ml memperlihatkan peningkatan pertumbuhan lebih baik dibandingkan perlakuan pemberian air lainnya. Peningkatan pertumbuhan varietas Marihat lebih baik dibandingkan pertumbuhan varietas Topaz.Item Optimasi Ekstraksi dan Karakterisasi Mutu Minyak dari Biji Picung (Pangium edule Reinw)(2013-01-07) Ayu, Dewi FortunaPemanfaatan biji tanaman picung {Pangium edule Reinw) sebagai minyak goreng sudah lama dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung Belit Selatan, Kabupaten Kampar. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2000) juga mengatakan bahwa minyak picung memiliki komposisi asam lemak palmitat 2,64%, linoleat 20,75%, dan oleat 23,89%. Hal ini memberikan peluang bagi minyak picung sebagai minyak goreng altematif pengganti minyak kelapa maupun kelapa sawit. Namum, karena proses ekstraksi minyak dari biji picung masih dilakukan secara tradisional dan seadanya, rendemen dan mutu minyak yang dihasilkan masih rendah (sifat fisiko-kimia), sehingga pemanfaatan biji picung untuk menghasilkan minyak goreng perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat Desa Tanjung Belit Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses ekstraksi minyak dari biji picung {Pangium edule) dan mengkarakterisasi sifat fisiko-kimia minyak yang dihasilkan. Optimasi proses ekstraksi dilakukan dengan cara mencobakan perlakuan pengasapan pada biji yang dirajang dan tidak dirajang selama 12, 18, 24 dan 30 jam sebelum biji dipress menggunakan hidrolikpress, selanjutnya dilakukan karakterisasi sifat fisiko-kimia minyak antara lain; bilangan iodin, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, kadar air, bobot jenis dan wama. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 (dua) faktor perlakuan yaitu, faktor perajangan dan lama pengasapan. Jika berbeda nyata, dilanjutkan dengan Uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan perajangan dan lamanya pengasapan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rendemen minyak yang dihasilkan, tetapi berpengaruh nyata terhadap karakteristik sifat fisikokimia minyak picung, antara lain; bilangan asam, kadar air dan wama minyak. Optimasi ekstraksi minyak biji picung tercapai dengan melakukan perlakuan tanpa perajangan dan pengasapan selama 18 jam dengan karakerisasi sifat fisiko-kimia minyak antara Iain; bilangan iodin 10,273, kadar asam lemak bebas 1,426, bilangan peroksida 0,294, kadar air 0,471%, bobot jenis 0,915 g/L, dan wama minyak yang agak kekuningan. Bila dibandingkan dengan standar mutu minyak goreng (SNI- 3741-1995), optimasi ekstraksi tersebut sudah memenuhi standar mutu minyak goreng (SNI-3741-1995) untuk sifat fisiko-kimia minyak antara lain; bilangan peroksida, bobot jenis dan wama minyak.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »