LRP-Agriculture

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 55
  • Item
    Analisis Usaha Karet Esk Pola Tcsdp Di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar
    (2017-07-08) Edwina, Susy; Eliza; Khaswarina, Shorea; Tarumun, Suardi; Maharani, Evy; Tety, Ermi; Yusmini; Edwina, Susy
    Sektor pertanian yang potensial dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah sub sektor perkebunan. Pengembangan sub sektor perkebunan khususnya karet telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya terhadap pendapatan negara maupun penyerapan tenaga kerja disektor industri. Selain itu juga disebabkan oleh kondisi geografis wilayah Indonesia yang sesuai untuk pengembangan perkebunan karet. Prospek yang cerah dalam perkebunan karet mendorong pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan areal setiap tahunnya. Atas dasar tersebut potensi perekonomian daerah dapat memberikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat terutama petani. Dalam pengolahan usahatani, petani mengupayakan agar hal yang diperoleh secara ekonomis menguntungkan, dimana biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan produksi maksimal sehingga pada akhirnya pendapatan petani akan meningkat, dan dengan meningkatnya pendapatan maka secara otomatis tingkat kesejahteraan petani tersebut akan meningkat. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, menyediakan pangan dan dapat menyumbangkan devisa kepada negar
  • Item
    Analisis Nilai Tambah Keripik Buah Di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
    (2017-06-08) Tety, Ermi; Eliza
    Agroindustri merupakan komponen kedua dalam agribisnis setelah komponen produksi pertanian, komponen pengolahan ini menjadi penting karena akan meningkatnya kualitas, penyerapan tenaga kerja, keterampilan produsen dan pendapatan produsen. Mengingat jenis industri pertanian yang dapat. dikembangkan sangat banyak maka perlu diprioritaskan pertumbuhan agroindustri yang mampu menangkap efek ganda yang tinggi baik bagi kepentingan pembangunan nasional, maupun pembangunan pedesaan
  • Item
    Aplikasi Pupuk Organik Dengan Teknologi Mikrob Mendukung Pertanian Terpadu Berkelanjutan Berbasis Tanaman Pangan Pada Lahan Gambut
    (2017-06-08) Hapsoh; Wawan; Dini, Isna Rahma
    Beberapa tanaman pangan utama seperti padi dan kedelai telah dibudidayakan di tanah gambut. Meskipun produktivitas tanah gambut rendah yang disebabkan karena minimnya kandungan unsur hara baik makro maupun mikro yang tersedia untuk tanaman. Selama ini, pemberian bahan organik beserta amelioran dan pupuk organik menjadi salah solusi untuk mengatasi kekurangan unsur hara pada lahan gambut, namun seringkali mendorong aktivitas dekomposisi bahan gambut oleh mikrob dekomposer yang berdampak pada peningkatan emisi dan subsidensi. Padahal bahan organik dengan teknologi mikrob yang diaplikasikan pada tanah gambut dapat berfungsi sebagai sumber unsur hara bagi tanaman, selanjutnya sisa bahan organik yang belum terdekomposisi mampu mengkonvensasi kehilangan bahan gambut yang terdekomposisi. Dengan cara demikian, di satu sisi produktivitas tanaman dapat ditingkatkan karena tersedianya unsur hara, di sisi lain subsidensi dapat diminimalisir bahkan dapat ditiadakan. Bahan organik yang diberikan dapat berasal dari limbah tanaman pangan maupun perkebunan. Hal ini merupakan salah satu konsep pertanian terpadu secara in-situ di mana limbah salah satu tanaman dapat dimanfaatkan untuk tanaman yang lain. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pupuk organik dengan teknologi mikrob pada tanaman pangan padi dan kedelai di lahan gambut sehingga dapat mengatasi berbagai permasalahan budidaya tanaman pangan di lahan gambut. Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun dan terdiri atas 6 tahap percobaan yaitu: Tahap 1: Isolasi mikrob dari serasah tanaman (akasia, kelapa sawit, padi) di tanah gambut dan uji ketahanan mikrob yang terisolasi pada pH rendah; Tahap 2: Pengujian optimasi pertumbuhan mikrob pada beberapa bahan organik; Tahap 3: Pengujian isolat sebagai dekomposer pada bahan baku limbah (padi, kedelai, dan TKKS); Tahap 4: Pengujian cara aplikasi langsung mikrob sebagai dekomposer limbah organik pada tanaman padi dan kedelai; Tahap 5: Pengujian cara aplikasi kompos dan aplikasi langsung pada tanaman padi dan kedelai pada skala petak (pengujian water level); Tahap 6: Pengujian cara aplikasi pupuk organik kompos dan aplikasi langsung pada tanaman padi dan kedelai pada skala lapangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah teknologi tepat guna yang dapat digunakan oleh masyarakat petani untuk mengaplikasikan pupuk organik dengan teknologi mikrob pada tanaman padi dan kedelai yang ditanam di lahan gambut.
  • Item
    Analisis Nilai Tambah Keripik Buah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
    (2017-06-08) Tety, Ermi; Eliza
    Tujuan dan i penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai tambah dani agroindustri keripik nenas dan keripik nangka. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Desa Kualu Nenas merupakan desa yang berada di Kecamatan Tambang yang memiliki banyak usaha agroindustri keripik nenas dan keripik nangka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus yakni dengan cara mencatat semua elemen (responden) yang diteliti. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi. Jumlah responden keripik nenas dan keripik nangka di Desa Kualu Nenas berjumlah 12 pengraj in. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroindustri keripik nenas dan keripik nangka yang dijalankan sudah menguntungkan. Pendapatan bersih yang diperoleh dan i rata -rata 12 pengrajin adalah Rp.8.350.062,26 per bulan untuk keripik nenas dan Rp. 1.243.240,79 per bulan untuk keripik nangka. Efisiensi usaha pengolahan nenas menjadi keripik nenas adalah sebesar 1,37. Sedangkan efisiensi usaha pengolahan nangka menjadi keripik nangka adalah sebesar 1,85. Nilai tambah yang diberikan terhadap pengolahan nenas dan nangka menjadi keripik masing-masing adalah Rp. 2.389,30 dan 15.575,51 dengan rasio nilai tambah terhadap 71,61 %.
  • Item
    Analisis Fungsi Dan Peran Penyuluh Pertanian Pada Kelompok Tani Di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir
    (2015-07-30) Hadi, Taufik Riaunyka
    This research was conducted at Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir on March until June 2010. The location was chosen by the writer because it is one of the locations that become the area of potency foods to plant that useful still exist till today. The target of this research is to find out how is the affectivity of Agricultural Extension toward in area working from function and actor development that has been informated from farmer and by the agricultural extension hall (BPP) in Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. Beside that, this research is to find out what are the problems faced by the agricultural instructor in the field and the problems faced by the farmer in receiving the information new tecnolog y given. The research method that used writer on the this research is survey method. The research data was collected from primary data and secondary data. The primary data consist of farmer,and secondary data collected from BPP office and the others instances. Base on the result of the research, it can be concluded that the agricultural extension that was conducted on Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir was effective. It can be seen from the work achievement in Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir by the percentage of the result was 83,333%. Now the extension has problem the is that extension has a less knowledge and difficult to inside the farmer believe to the extension. The farmers doesn't need teoritis about their farm (effort) but their want that feet which can be a prove like which use the demonstration method and for example. The effort like this that sure need a big capital for the extension, while a gift from the government so limited. While the farmer problem that is farmer limited knowledge to foud that information or the new technology from the extension, and have a little time to attend in farmer extension, couse their need time to another work
  • Item
    Dampak Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Swasta Terhadap Ekonomi Masyarakat Sekitar Dl Kabupaten Kuantan Singingi
    (2015-07-30) Khaswarina, Shorea; Syahza, Almasdi
    Tujuan penelitian ini adaiah untuk mengkaji ekonomi masyarakat di sekitar kawasan pengembangan perkebunan kelapa sawit swasta. Penelitian ini bersifat survey dengan metode perkembangan (Developmental Research). Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive samping yaitu di Kecamatan Benai. Pengumpulan Informasi yang dikumpulkan dengan cara Rapid Rural Apprasial (RRA). Anailis dilakukan dengan model LQ dan Gini Ratio. Salah satu dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya pengembangan perkebunan swasta adaiah adanya kesempatan kerja, terjadinya diversifikasi usaha oleh masyarakat sekitar, telah dimanfaatkannya lahan tidur Pengembangan perkebunan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk karena, selain itu dengan adanya perusahaan, mulai dibukanya jalan-jalan baru yang menyebabkan banyaknya masyarakat memanfaatkan sebagai tempat berjualan di pinggir jalan tersebut. Pengembangan perkebunan dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dalam masyarakat, karena masyarakat dapat melakukan diversifikasi usaha yang dapat menambah pendapatan mereka. Berkembangnya perkebuanan kelapa sawit ini oleh pihak swasta menimbulkan multiflier efek terhadap kegiatan ekonomi.
  • Item
    Perbaikan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Ekonomi Mikro Di Jurusan Sosial Ekonomi Program Studi Agrobisms Fakultas Pertanian Universitas Riau
    (2015-07-30) Marnis
    Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar diperguruan tinggi adalah tingginya prestasi hasil belajar mahasiswa pada akhir evaluasi setiap semester yang dikenal sebagai indeks prestasi. Keberhasilan ini ditentukan oleh berbagai faktor, mulai dari tingkat kemampuan mahasiswa, lingkungan belajar, fasilitas pengajaran, materi pengajaran sampai kepada metode pembelajaran. Mata Kuliah Ekonomi Mikro merupakan Mata Kuliah, wajib bgi program S1 Agribisnis pada semester Ell (Tiga), yang raembahas tentang ekonomi secara mikro yang raeliputi pe'igertian, ruang hngkup, Analisa Permintaan daa Penawaran. Elastisitas Indiference Cui"va. Teori Produksi dan Biaya Produksi.
  • Item
    Hubungan Beberapa Karakteristik Dan Perilaku Komunikasi Pemuka-Pemuka Tani Dalam Diseminasi Teknologi Model Farm Di Daerah Aliran Sungai Kampar-Riau
    (2015-07-30) Tinambunan
    Tujuan penelitian untuk mendapatkan jawaban yang dapat mengungkapkan perilaku komunikasi pemuka-peniuka tani yang beratribut sebagai pengurus kelompok tani model farm dan dampak di daerah aliran sungai Kampar dalam mendiseminasikan inovasi teknologi model farm, serta karakteristik-karakteristik pemuka tani yang dapat digunakan untuk memprediksi perilaku-perilaku komunikasi mereka. Masalah ini timbul karena model aliran pesan komunikasi tidak amemberikan petunjuk spesifik tentang perilaku komunikasi pemimpin-pemimpin masyarakat. Secara jelas tidak ada indikasi tentang apakah mereka aktif atau pasif mencari dan menggunakan saluran-saluran komunikasi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun, ahli-ahli komunikasi semakin memperkirakan bahwa khalayak komunikasi massa tidak lagi khalayak yang pasif, penurut dan terisolir, melainkan lebih sebagai khalayak yang aktif dan tidak mudah dikontrol. Berdasarkan hasil penelitian bahwa seseorang yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan diperlukan untuk membimbing orang-orang dalam suatu kelompok dan situasi spesifik untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin masyarakat tersebut sebagai "opinion leader" yang dapat mempengaruhi sikap ataupun tingkah laku nyata individu lainnya dalam arah pikirannya dengan frekuensi yang relatif. Metode penelitian adalah survey, dengan populasi semua Kelompok Tani daerah yang terpilih di Kecamatan Air Tiris dan Kecamatan Bangkinang. Sampel penelitian pengurus Kelompok Tani berjumlah 60 orang. Data diolah dan dianalisa dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik yang relevan dengan menggunakan jasa komputer.
  • Item
    PENGGUNAA AGENS HAYATI TRICHODERMA LOKAL RIAU SEBAGAI BIOFERTILIZER DAN BIOPESTISIDA DALAM PHT UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT DAN MENINGKATKAN PRODUKSI PADI
    (2013-08-30) Elfina S, Yetti; Rasyad, Aslim; Rustam; Agussalim; Efendi, Jefri; Efitarahmi
    Padi merupakan salah satu komoditas tanaman yang penting dan bernilai ekonomis Tinggi di Indonesia, termasuk di propinsi Riau. Produktivitas tanaman padi belum maksimal di Riau, hal ini disebabkan karena budidaya padi masih menggunakan cara konvensional sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. Praktek pertanian konvensional yang masih umum dilakukan oleh para pelaku pertanian padi di Riau dalam meningkatkan produksi padi adalah pengguanan pupuk anorganik dan pestisida. Tindakan ini dikuatirkan sernakin menguras sumberdaya alam, mengurangi keanekaragaman hayati, menimbulkan penncemaran lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pestisida yang cendrung berlebihan dan tidak terkontrol. Menghadapi kenyataan tersebut di atas perlu segera diupayakan alternative mengganti pupuk anorganik dan pestisida kimia dengan jenis pupuk dan pestisida yang aman Bagi lingkungan, yaitu salah satunya dengan penggunaan biofertilizer dan biopestisida yang Mengangandung bahan aktif Trichoderma lokal Riau. Tujuan penelitian ini adalah menemukan teknologi aplikasi penggunaan agens hayati trichoderma lokal Riau sebagai biofeftilizer dan biopestisida dalam PHT untuk pengendalian penyakit dan meningkatkan produksi padi serta dapat menghemat penggunaan pupuk kimia.
  • Item
    PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU ASAP CAIR (CUKA KAYU) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT
    (2013-04-01) Rustam, Rusli; Sulaeman, Rudianda; Emas Manurung, Gulat Medali; Kausar
    Pesatnya pertumbuhan kebun kelapa sawit di provinsi Riau merupakan implikasi dari kebijakan perkebunan nasional yang terus mendorong berkembangnya perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sampai awal tahun 2012, luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau telah mencapai luas 2,1, juta ha. Sekitar 51 % atau + 1,1 juta ha merupakan kebun sawit rakyat (Statistik Perkebuna Riau, 2012). Sedangkan luas perkebunan perusahaan negara mencapai 79.546 hektare, luas perkebunan swasta mencapai 906.978 hektar.Potensi limbah perkebunan kelapa sawit dan pabriknya yang berlimpah, melalui sentuhan teknologi telah banyak dimanfaatkan dan menghasilkan berbagai keguanaan seperti pakan ternak maupun kompos. Semua produk tersebut dalam pelaksanaanya belum dapat memenuhi kebutuhan petani dalam mengurangi biaya perawatan kebun. Alternatif lain yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan petani dalam mengoptimalkan perawatan kebunnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit tersebut menjadi produk asap cair.Potensi limbah perkebunan kelapa sawit dan pabriknya yang berlimpah, melalui sentuhan teknologi telah banyak dimanfaatkan dan menghasilkan berbagai keguanaan seperti pakan ternak maupun kompos. Semua produk tersebut dalam pelaksanaanya belum dapat memenuhi kebutuhan petani dalam mengurangi biaya perawatan kebun. Alternatif lain yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan petani dalam mengoptimalkan perawatan kebunnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit tersebut menjadi produk asap cair.
  • Item
    Sinergi dan Strategi Kebijakan Desentralisasi Lintas Kementerian: Studi Kasus Kebijakan Kelapa Sawit K2I di Riau 2006-2011
    (2013-04-01) Anwar, Khairul; Haryanto, Meizy; Yusri, Ali; Bahri, Syamsul
    Penelitian ini berangkat dari pertanyaan pokok; model sinergi formulasi dan implementasi kebijakan desentralisasi seperti apakah yang dapat mengelola konflik kebijakan perkebunan kelapa sawit K2I di Riau 206-2011? Dalam tahun pertama ini, pertanyaan pokok tersebut dapat dirinci secara lebih spesifik adalah sebagai berikut: Siapa saja aktor terlibat dalam proses kebijakan itu? Apa tujuan dan kepentingan masing-masing aktor? Bagaimanakah para aktor mengorganisir diri dan berkoalisi?,dan apa yang menjadi sumberdaya politik para aktor lokal tersebut dalam mendapatkan legitimasi? Tahun pertama bertujuan membuat pemetaan sosial, isu, masalah dan strategi kebijakan.Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yakni berusaha menggambarkan suatu fenomena sosial secara terperinci sesuai dengan keadaan sebenarnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dokumentasi berupa cacatan resmi, FGD, dokumen, artikel ilmiah, laporan media massa serta berbagai sumber lainnya, dan melakukan pengamatan langsung dengan tujuan memperkuat analisis. Data yang dikumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan Modern Political Economy yang memuat empat langkah seperti yang dijelaskan Frieden (1991). Penelitian ini menemukan hal-hal sebagai berikut; pertama, menunjukkan bahwa ada banyak isu kebijakan sawit yang muncul kepermukaan namun yang paling menonjol adalah perebutan kendali atas izin perkebunan, konflik penguasaan lahan, perdebatan pola perkebunanDinamika wacana isu dan masalah sosial muncul dan dimunculkan oleh aktor yang efektif menanamkan pengaruh politik dalam membuat keputusan perkebunan kelapa sawit.Kendali terhadap para aktor yang memegang kendali atas kebijakan perkebunan inilah yang menjadi strategi trobosan dalam proses kebijakan perkebunan di Riau kedepan. Kedua,karena kebijakan perkebunan kelapa sawit K2-I ditentukan oleh interaksi antara birokrasi, pengusaha, dan politisi dalam memperebutkan sesuatu yang menguntungkan dari kebijakan perkebunan.Maka strategi aliansi kelompok pemerintah dan koalisi actor pemerintah dengan non-pemerintah dapat dilakukan dengan mendesentralisasikan proses pengambilan keptusan, mendemokrasikan politik local,kearifan local,dan konpensasi ekonomi
  • Item
    PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT MELALUI TEKNOLOGI BIOTRIKOM BERBASIS LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU
    (2013-03-28) Adiwirman; Puspita, Fifi; Edwina, Susy; Manurung, Gulat
    Teknologi BioTtrikom merupakan teknologi memadukan bahan baku lokal yaitu limbah padat kelapa sawit dengan menggunakan mikroorganisme indogenous lokal Riau yaitu Trichoderma spp yang berperan sebagai aktivator dan penambahan bahan pembawa (innert carrier) bentonit, kaolin dan abu janjang. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah peningkatan produktivitas usaha dan kesejahteraan petani perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Rokan Hilir melalui penerapan teknologi Bio-Trikom. Tujuan jangka pendek penelitian adalah adopsi teknologi inovasi Bio-Trikom oleh petani kelapa sawit sehingga dapat mengurangi limbah padat kelapa sawit menjadi produk pupuk organik dan biofungisida yang dapat meningkatkan kualitas bibit kelapa sawit dan produksi TBS kelapa sawit, mencegah serangan penyebab penyakit terutama patogen tular tanah, ramah lingkungan dan bernilai ekonomis tinggi. Pemanfaatan Biotrikom sebagai pupuk organik dan biofungisida pada budidaya kelapa sawit dapat meningkatkan efisiensi usaha dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat. Tahap kegiatan yang dilakukan pada tahun pertama dimulai dari tahun I :(1) sosialisasi aplikasi teknologi biotrikom ditingkat petani kelapa sawit rakyat, (2) evaluasi respon dan tanggapan terhadap teknologi Bio-Trikom. Tahun II yaitu: 1)Survey teknologi pembibitan dan budidaya ditingkat petani kelapa sawit rakyat, 2) Survey potensi dan peran kelembagaan petani petani kelapa sawit rakyat, 3) Penerapan Teknologi Biotrikom Melalui Pilot Project , 4) Analisis Kelayakan Usaha dengan Penerapan Teknologi Biotrikom. Tahun III yaitu peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani kelapa sawit rakyat dengan teknologi Bio- Trikom. Luaran yang dihasilkan tahun I: (1) Peningkatan pengetahuan tentang inovasi teknologi Bio-Trikom, 2) Karakteristik internal dan eksternal petani 3) Persepsi petani terhadap teknologi Bio-Trikom, 4) Respon aplikasi teknologi Bio- Trikom pada lokasi pilot project, 4)Jurnal Ilmiah, 5)Paten. Tahun II adalah 1) Tersedianya informasi tentang teknologi Bio-Trikom pada tanaman kelapa sawit, 2) Tersedianya informasi potensi kelembagaan petani swadaya dalam menjalin kemitraan, 3) Menjalin kerjasama dengan mitra swasta mapun PEMDA setempat,Tahun III peningkatan kesejahteraan dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat dengan teknologi biotrikom. Metode penelitian yang digunakan : 1) sosialisasi dan aplikasi teknologi biotrikom dengan metode penyuluhan dan demontrasi plot; 2) evaluasi respon dan tanggapan petani menggunakan metode deskriptif kualitatif berupa data karakteristik dan persepsi petani terhadap teknologi biotrikom; 3) kegiatan pilot project dilakukan dengan metode budidaya kelapa sawit ramah lingkungan dan didukung analisis kelayakan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formulasi Bio-trikom pada bibit kelapa sawit dapat meningkatkan pertambahan tinggi bibit kelapa sawit hingga mencapai 97,15%.
  • Item
    PENGARUH PEMBERIAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP SIFAT BIOLOGITANAH DAN PRODUKSI KELAPA SAWlT(Elaeis Guinensis Jack)
    (2013-02-18) PERA DEWI, HAYATI
    This study titled The Effect of Oil Palm Empty Fruit On Some Properties of Soil Biology, was conducted in the area of oil palm plantation of PT Salim Ivomas Primary. Research time for 3 months from June to August 2010. The purpose of this study is that the granting of oil palm empty fruit bunches biologist can improve soil properties. This study used survey methods, sampling for biological data purpossive soil is determined by random sampling technique by choosing a location in accordance with the purposes of research and random sampling. Point sampling is based on the duration of application of oil palm empty fruit bunches. The soil samples were taken in 5 blocks with an area of 1 block is 30 hectares. 4 blocks to the granting of empty fruit bunches and 1 block without giving empty fruit bunches. The first block application of empty fruit bunches of 1 month, the second block of empty fruit bunches application of 4 months, the third block of empty fruit bunches application of 8 months, the fourth block of empty fruit bunches applications 12 months and five blocks without giving bunches kosong.Tiap each block samples taken 3 points. Soil sampling for the observations made by soil fauna or diagonal transect method in which the sampling points in a specified area in a straight line to the distance between the points have been set too. Used on the observation that relatively large area and has a relatively homogeneous agroecosystem soil sampling depth of 30 cm (Hidayat & Makarim, (1992) in saraswati, et al. 2007). To know the effect of oil palm empty fruit bunches of soil biological properties will be observed following parameters: population macrofauna, resirasi soil, analysis of soil chemical and physical properties such as Ph, Ntotal, texture, Corganik. Then the data were analyzed descriptively without statistical calculations, but more associated with qualitative interpretation.
  • Item
    PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK AKAR TUBA (Derris elttptica Benth) UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KEONG EMAS (Pomacea Speciosa) PADA TANAMAN PADI
    (2013-02-18) SUDARNO
    Control of pests using synthetic chemical pesticides cause many side effects One of the environmentally, friendly alternative to control is to use a tuba root experiment was conducted from August to October 2010, performed at the Laboratory of Plant Pests and Screen House Garden Experiment (Derris elliptica Benth.) University riau Faculty of Agriculture. The purpose of this study was to determine the ability of AKR some extract concentration tuba (Derris elliptica Benth) to control the golden snail pest in rice plants. Treatments consisted of spraying the tuba root extract on rice plants with a concentration of 0 g / liter of water, 10 g / liter of water, 20 g / liter of water, 30 g / liter of water, 40 g / liter of water, and 50 g / liter of water. Research carried out an experiment using a Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatments and 4 replications. The results showed that the treatment tends to be more capable of killing 52.50% golden snail is a test of the treatment concentration tuba root extract 30 g / clump.
  • Item
    Pengaruh Pemberian Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Sifat Fisik Tanah Dan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guinensis Jacq)
    (2013-02-18) Dwikasari, Ramadhanita
    To know the effect of the provision of oil palm empty tandan in need of accurate information. This research was performed within three months in the village of LubukPT.Salimlvomas Pratt King. Soil improvement, especially the physical properties of soil in land planted with oil palm trees can be done with the addition of organic matter which is a waste of palm oil mill that palm empty fruit bunches which are in the form of mulch.
  • Item
    UJI BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber offlcinale Rose.) UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR PATOGEN TERBAWA BENIH KEDELAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAYA KECAMBAH BENIH
    (2013-02-18) TIARA RESTU, ASIH
    Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu tanaman kacangkacangan yang penting di Indonesia karena merupakan sumber protein dan lemak nabati yang relatif aman bagi kesehatan dan harganya terjangkau. Kedelai telah lama dikenal dan dikonsumsi dalam beragam produk makanan, seperti tahu, tempe, tauco, kecap dan susu kedelai. Menurut Suprapto (2002) biji kedelai mengandung protein 40-45%, karbohidrat 24-36%, lemak 18%, kalsium, asam amino, vitamin A dan B, fosfor, besi, kadar air sekitar 10-11%, dan kalori 330 kal. Seiring pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan rata-rata kedelai di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2007 konsumsi kedelai nasional mencapai 2,20 ton/tahun. Produksi dalam negeri hanya mampu mencukupi 35-40% dari jumlah tersebut sehingga kekurangannya dipenuhi dari impor (Marwoto dan Suharsono, 2008). Produktivitas kedelai di Provinsi Riau mengalami penurunan pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,64 ton/ha bila dibandingkan dengan produktivitas kedelai pada tahun 2006 yaitu sebesar 1,05 ton/ha (Biro Pusat Statistik Provinsi Riau, 2009). Rendahnya produksi kedelai tersebut disebabkan oleh beberapa hambatan, antara lain adalah ketersediaan benih bermutu yang bebas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme pengganggu tanaman dapat menurunkan kualitas benih melalui infeksi pada jaringan benih atau kontaminasi pada permukaan benih. Organisme pengganggu tanaman, seperti patogen, dapat terbawa melaiui benih pada saat proses penyerbukan bunga atau pada saat pemanenan benih tercampur dengan bagian tanaman yang terserang patogen seperti daun dan polong, kemudian patogen tersebut berasosiasi dengan benih dan menjadi sumber infeksi pada tanaman generasi berikutnya
  • Item
    Biologi Hama Kutu Tepung Putin, Paracoccus marginatus (Williams and Granara de Willink, 1992) (Homoptera: Pseudococcidae) yang menyerang Tanaman Pepaya (Caricapapaya. Linn)
    (2013-02-18) MAYA SARI, RINTYASNING
    Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink adalah hama utama pada tanaman pepaya. Gejala kerusakan P. marginatus dapat berupa bintikbintik putih, terjadinya khlorosis, tanaman kerdil, malformasi daun, penurunan mutu daun dan buah bahkan mengakibatkan kematian tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratonum Hama Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Riau pada bulan Juni-Agustus 2010. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengamati masa perkembangan pradewasa P. marginatus, masa hidup imago dan keperidian. Data dianalisis secara statistik deskriptif dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama hidup individu jantan dan betina berbedadalam satu siklus, dimana lama hidup jantan selama 38,25 hari sedangkan betina 24 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing stadia per individu dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Suhu yang optimum pada penelitian ini berkisar antara 20-30 °C dengan kelembaban 77-91%. Rata-rata keperidian P. marginatus pada tanaman pepaya adalah 56 ± 24,95 hari. Suhu, kelembaban dan ketersediaan pakan sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan P. marginatus.
  • Item
    UJI BEBERAPA KONSENTRASIEKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda dtrifolia L.) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA OLEH JAMUR Colletotrichum capsici PADA BUAH CABAI (Capsicum annum} PASCA PANEN
    (2013-02-18) M SIBURIAN, MOLEHET
    The reasearch has been conducted on "Test Some Concentration of Mengkudu Fruits Extract (Morinda citrifolia L.) for The Operation of Disease Anthracnose on Fruit of Chilli (Capsicum annum L.)". Intention of this research is to test the ability of some concentration of mengkudu fruits extract in controling disease anthracnose on fruit of chilli. Research conducted experimentally use the Complete Random Device ( RAL) by 5 [is] treatment and 4 restating. Its treatment is concentration of the following mengkudu fruits extract: MO = ( 0 %), Ml = ( 5 %), M2 = ( 10 %), M3 = ( 15 %), and M4 = ( 20 %). Result of research indicate that the gift [ofj some concentration of mengkudu fruits extract on chilli fruit give the different influence in controling disease anthracnose on fruit of chilli. Concentration of better mengkudu fruits extract in controling attack of disease anthracnose on chilli fruit is 20% which can give the effect of resistance of growth of larger ones colony, longer incubation period and smaller attack intensity.
  • Item
    REKAYASA PEMBENTUKAN GAHARU PADA POHON KARAS (AquUaria malaccencis, Lamrk) DENGAN MEDIA BIAKANISOLAT JAMUR YANG BERBEDA
    (2013-02-18) Sulrisno, Eko
    Aganvood is an aromatic substance in the form of lump brown, blackish brown till that forms the lining of aloe wood. One of agarwood-producing trees were trees Karas (Aquilaria malaccencis, Lamrk). But this time due to rampant illegal voting that without coupled with the correct information about the technical causes of the declining harvest and including plants that are protected. The research aims to stimulate the formation of a compound of aloes and get inoculant formulations that can induce rapid aloes compound. This research was conducted at Arboretum Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat - Kuok. Research will be conducted for ± 6 months ie from July to December 2010. The research method using a randomized block design with 5 treatments, namely in the drill without a given isolate / control (PI), isolate the fungus Fusarium sp. in solid medium with a dose of 2 g / hole (P2), isolates fungus Fusarium sp. in solid medium with a dose of 4 g / hole (P3), isolates fungus Fusarium sp. in liquid medium with a dose of 2 cc / hole (P4) and isolate the fungus Fusarium sp. in liquid medium with a dose of 4 cc / hole (P5). Each treatment consisted of 3 blocks. Obtained data were analyzed range, if a real influence on the level 5%, then followed by DMRT test. The parameters measured were: infection, changes in wood color, fragrance and yield levels. After a month inoculated it changes color. Browning symptoms that form on stems spread vertically follow the direction of stem vascular tissue. Brown stem tissue surrounding the drill holes indicates there has been accumulation of secondary metabolites in response to wounding or fungal infection Fusarium sp. These changes are characteristic has been the formation of pig aloes. The best dose is the use of liquid isolate as much as 4 cc per hole drill that produces yield of 2.21% with a rate of less fragrant scent at the age of 5 months after inoculation and brown. This shows the indication and the correlation between media culture isolates against infection agarwood-producing trees.
  • Item
    UJI KESEHATAN DAN DAYA KECAMBAH BENIH BEBERAPA VARIETAS CABAIMERAH (Capsicum annuum L.)
    (2013-02-18) ISKANDARI, HENI
    Red pepper (Capsicum annuum L.) is one of vegetables that are the result has a high economic value and market opportunities are good, but much damaged by pests (OPT) can damage and disrupt the growth of red pepper. Pest attack can cause damage to the plant and reduce production. Several types of pests from the group of microorganisms can infect the fruit or seeds which can then be carried or transmitted by seed. The purpose of this study was to determine the types of pathogens that attack the seed of some varieties of chili peppers and the percentage of attack and find out the relationship with the pathogen attack percentage germination of seeds. This study was conducted in July - October 2010 by using completely randomized design consisting of 5 treatments and 4 replications. The treatment consisted of hot pepper varieties TM-999 (VI), Laris (V2), Wire (V3), Ferosa (V4) and the Local Varieties of Chili (V5). Based on the research found four kinds of pathogenic fungi and two species of fungal pathogen Sclerotium sp, Rhizoctonia sp, Fusarium sp and Colletotrichum capsici. Corynebacterium sp bacterium and Ralstonia solanacearum fungal attack percentage was the highest Sclerotium sp Ferosa varieties, fungus Rhizoctonia sp attack is highest Wire varieties, the fungus Fusarium sp attack is the highest local varieties of hot pepper and Colletotrichum capsici fungal attack percentage was the highest local varieties of hot pepper. The percentage of bacteria Corynebacterium sp attack the highest are varieties of TM-999 and the percentage of Ralstonia solanacearum attacks the highest are varieties Laris. The percentage of normal seed germination of the most high against fungal attack is a variety TM- 999. The percentage of normal seed germination of the most high against bacterial attack is a local hot pepper varieties. Fungal attack Sclerotium sp, Colletotrichum capsici and Fusarium sp negatively correlated less strongly to the normal seed germination. The attack fungus Rhizoctonia sp negatively correlated strongly to the normal seed germination. Attacks bacteria Corynebacterium sp and Ralstonia solanacearum negatively correlated less strongly to the normal seed germination.