LRP-Agriculture
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing LRP-Agriculture by Title
Now showing 1 - 20 of 50
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Efektivitas Kelompok Tani (Kasus Pada Kelompok Tani Tananian Pekanmgiin Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan)(2013-01-04) Yulida, RozaOne of problems which imtil this time still became polemic is less land that can use to developing plant specially food plantation which by many reasons. Pelalawan regency do afford of decided, have been done exploit yard land program since 2007, by fomiing farmer group. Affectivities of farmer group is appointed by leader farmer contact in doing it's function. The aim of this research are to know; (1) characteristic internal and external farmers group(3) relation internal and external factors farmers group toward efectiv farmers group. This was an correlation descriptive cased research, that done at Pangkalan Kerinci district Pelalawan regency. Take of sample technique is with disproportional random sampling, where from two farmers group taken fifteen farmer from each farmers group, so that sample number are thirty farmers. Based on correlation rank test, Characteristic internal have very significantly related towiud effective farmers group cover revenue and satisfaction fanners group are formal education, farm experience, long of members farmer group, cosmopolite, and motivation of farmer group. External characteristic have very si^piificantly toward effective group are availability input of production and communication facility. For increase efectivity famers group, extention need to motivate farmer contact and give skill about leader with training activity. Efford to solve the problems in farmer group, need extention about dinamict group for all farmer group.Item Analisis Fungsi Dan Peran Penyuluh Pertanian Pada Kelompok Tani Di Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir(2015-07-30) Hadi, Taufik RiaunykaThis research was conducted at Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir on March until June 2010. The location was chosen by the writer because it is one of the locations that become the area of potency foods to plant that useful still exist till today. The target of this research is to find out how is the affectivity of Agricultural Extension toward in area working from function and actor development that has been informated from farmer and by the agricultural extension hall (BPP) in Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir. Beside that, this research is to find out what are the problems faced by the agricultural instructor in the field and the problems faced by the farmer in receiving the information new tecnolog y given. The research method that used writer on the this research is survey method. The research data was collected from primary data and secondary data. The primary data consist of farmer,and secondary data collected from BPP office and the others instances. Base on the result of the research, it can be concluded that the agricultural extension that was conducted on Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir was effective. It can be seen from the work achievement in Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir by the percentage of the result was 83,333%. Now the extension has problem the is that extension has a less knowledge and difficult to inside the farmer believe to the extension. The farmers doesn't need teoritis about their farm (effort) but their want that feet which can be a prove like which use the demonstration method and for example. The effort like this that sure need a big capital for the extension, while a gift from the government so limited. While the farmer problem that is farmer limited knowledge to foud that information or the new technology from the extension, and have a little time to attend in farmer extension, couse their need time to another workItem Analisis Nilai Tambah Keripik Buah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar(2017-06-08) Tety, Ermi; ElizaTujuan dan i penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai tambah dani agroindustri keripik nenas dan keripik nangka. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Desa Kualu Nenas merupakan desa yang berada di Kecamatan Tambang yang memiliki banyak usaha agroindustri keripik nenas dan keripik nangka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus yakni dengan cara mencatat semua elemen (responden) yang diteliti. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi. Jumlah responden keripik nenas dan keripik nangka di Desa Kualu Nenas berjumlah 12 pengraj in. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroindustri keripik nenas dan keripik nangka yang dijalankan sudah menguntungkan. Pendapatan bersih yang diperoleh dan i rata -rata 12 pengrajin adalah Rp.8.350.062,26 per bulan untuk keripik nenas dan Rp. 1.243.240,79 per bulan untuk keripik nangka. Efisiensi usaha pengolahan nenas menjadi keripik nenas adalah sebesar 1,37. Sedangkan efisiensi usaha pengolahan nangka menjadi keripik nangka adalah sebesar 1,85. Nilai tambah yang diberikan terhadap pengolahan nenas dan nangka menjadi keripik masing-masing adalah Rp. 2.389,30 dan 15.575,51 dengan rasio nilai tambah terhadap 71,61 %.Item Analisis Nilai Tambah Keripik Buah Di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar(2017-06-08) Tety, Ermi; ElizaAgroindustri merupakan komponen kedua dalam agribisnis setelah komponen produksi pertanian, komponen pengolahan ini menjadi penting karena akan meningkatnya kualitas, penyerapan tenaga kerja, keterampilan produsen dan pendapatan produsen. Mengingat jenis industri pertanian yang dapat. dikembangkan sangat banyak maka perlu diprioritaskan pertumbuhan agroindustri yang mampu menangkap efek ganda yang tinggi baik bagi kepentingan pembangunan nasional, maupun pembangunan pedesaanItem Analisis Pemanfaatari Rumput Laut Eucheuma coitonii Terhadap Penerimaan Konsumen dan Mutu Permen Jelly(2013-01-04) Amin, Wazna; Nirasari; Dahlia; MarwitaPenelitian pemanfaatan rumput laut Eucheuma cottonii terhadap penerimaan konsumen dan mutu permen jelly telah dilakukan pada tanggal 2 5 Oktober sampai dengan 20 Nopember 2007. Peiicliliaii ini bertujuan untuk meiigaiialisis dan rnengevaluasi pemanfaatan rumput iaut Eucheuma cottonii terhadap penerimaan konsumen dan mutu permen jelly selama penyimpanan suhu kamar. Parameter yang diuji adalah uji kesukaan (penerimaan konsumen), mutu yaitu kadar air, kadar abu, gula reduksi dan total mikroba. Rancangan penelitian ini adalah rancangan acak kelompok satu faktor yaitu jumlah rumput laut 3 taraf perlakuan A) = 100 gram, A2 = 2 0 0 gram dan A3 = 3 0 0 grain, sebagai kelompok lama penyimpanan 0 hari, 5 hari, 1 0 hari dan 15 hari. llasil penelitian penerimaan konsumen dapat dikelahui dari uji kesukaan organoleptik nilai rupa permen jelly selama penyimpanan berkisar antara 2 , 2 9 - 3,60 dengan kategori tidak suka, netral sampai suka, perlakuan AI ( 1 0 0 gram) rumput laut berbeda nyata dengan AT dan A3 pada tingkat kepercayaan 9 5 % terhadap rupa. Perlakuan A] disukai sedangkan perlakuan A2 dan A3 netral. Perlakuan A i lebih cerah dibanding A2 dan A3.Item Analisis Perbandingan Kinerja UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Penerima Kredit Melalui KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dan Bank di Pekanbaru(2013-02-18) Affan, AhmadTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik KSP (Koperasi Simpan Pinjam) Mitra Madani dan PT. Bank Riau selaku fasilitator kredit bagi pengusaha UMKM, perkembangan kredit untuk UMKM pada KSP Mitra Madani dan PT. Bank Riau, langkah-langkah penyaluran kredit pada KSP Mitra Madani dan PT. Bank Riau, kinerja UMKM penerima kredit dari KSP Mitra Madani dan PT. Bank Riau dilihat dari segi omzet dan jumlah tenaga kerja, dan juga untuk mengetahui perbandingan kinerja UMKM penerima kredit dari KSP Mitra Madani dan kinerja UMKM penerima kredit PT. Bank Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan September tahun 2009 di kota Pekanbaru dengan menggunakan dua bentuk metode analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan uji beda rata-rata. Hasil penelitian diperoleh bahwa Produk kredit untuk UMKM pada KSP Mitra Madani dan PT Bank Riau adalah kredit modal kerja dan kredit modal investasi, ketentuan pemberian kredit modal kerja sebagian besar memiliki persamaan dengan ketentuan pemberian kredit modal investasi. Langkah-langkah penyaluran kredit yang dilakukan oleh KSP Mitra Madani memiliki persamaan dengan langkah-langkah penyaluran kredit pada PT. Bank Riau akan tetapi teknik penyelesaian kredit macet pada KSP Mitra Madani berbeda dengan teknik penyelesaian kredit macet pada PT. Bank Riau. Kinerja UMKM yang dilihat dari omzet dan jumlah tenaga kerja menjadi meningkat setelah mendapatkan fasilitas kredit. Perkembangan omzet UMKM penerima kredit dari KSP Mitra Madani sedikit lebih baik dibandingkan perkembangan omzet UMKM penerima kredit dari PT. Bank Riau sedangkan perkembangan jumlah tenaga kerja UMKM penerima kredit dari KSP Mitra Madani sama baiknya dengan perkembangan jumlah tenaga kerja UMKM penerima kredit dari PT. Bank Riau.Item Analisis Usaha Karet Esk Pola Tcsdp Di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar(2017-07-08) Edwina, Susy; Eliza; Khaswarina, Shorea; Tarumun, Suardi; Maharani, Evy; Tety, Ermi; Yusmini; Edwina, SusySektor pertanian yang potensial dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah sub sektor perkebunan. Pengembangan sub sektor perkebunan khususnya karet telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya terhadap pendapatan negara maupun penyerapan tenaga kerja disektor industri. Selain itu juga disebabkan oleh kondisi geografis wilayah Indonesia yang sesuai untuk pengembangan perkebunan karet. Prospek yang cerah dalam perkebunan karet mendorong pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan areal setiap tahunnya. Atas dasar tersebut potensi perekonomian daerah dapat memberikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat terutama petani. Dalam pengolahan usahatani, petani mengupayakan agar hal yang diperoleh secara ekonomis menguntungkan, dimana biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan produksi maksimal sehingga pada akhirnya pendapatan petani akan meningkat, dan dengan meningkatnya pendapatan maka secara otomatis tingkat kesejahteraan petani tersebut akan meningkat. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, menyediakan pangan dan dapat menyumbangkan devisa kepada negarItem Aplikasi Pupuk Organik Dengan Teknologi Mikrob Mendukung Pertanian Terpadu Berkelanjutan Berbasis Tanaman Pangan Pada Lahan Gambut(2017-06-08) Hapsoh; Wawan; Dini, Isna RahmaBeberapa tanaman pangan utama seperti padi dan kedelai telah dibudidayakan di tanah gambut. Meskipun produktivitas tanah gambut rendah yang disebabkan karena minimnya kandungan unsur hara baik makro maupun mikro yang tersedia untuk tanaman. Selama ini, pemberian bahan organik beserta amelioran dan pupuk organik menjadi salah solusi untuk mengatasi kekurangan unsur hara pada lahan gambut, namun seringkali mendorong aktivitas dekomposisi bahan gambut oleh mikrob dekomposer yang berdampak pada peningkatan emisi dan subsidensi. Padahal bahan organik dengan teknologi mikrob yang diaplikasikan pada tanah gambut dapat berfungsi sebagai sumber unsur hara bagi tanaman, selanjutnya sisa bahan organik yang belum terdekomposisi mampu mengkonvensasi kehilangan bahan gambut yang terdekomposisi. Dengan cara demikian, di satu sisi produktivitas tanaman dapat ditingkatkan karena tersedianya unsur hara, di sisi lain subsidensi dapat diminimalisir bahkan dapat ditiadakan. Bahan organik yang diberikan dapat berasal dari limbah tanaman pangan maupun perkebunan. Hal ini merupakan salah satu konsep pertanian terpadu secara in-situ di mana limbah salah satu tanaman dapat dimanfaatkan untuk tanaman yang lain. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pupuk organik dengan teknologi mikrob pada tanaman pangan padi dan kedelai di lahan gambut sehingga dapat mengatasi berbagai permasalahan budidaya tanaman pangan di lahan gambut. Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun dan terdiri atas 6 tahap percobaan yaitu: Tahap 1: Isolasi mikrob dari serasah tanaman (akasia, kelapa sawit, padi) di tanah gambut dan uji ketahanan mikrob yang terisolasi pada pH rendah; Tahap 2: Pengujian optimasi pertumbuhan mikrob pada beberapa bahan organik; Tahap 3: Pengujian isolat sebagai dekomposer pada bahan baku limbah (padi, kedelai, dan TKKS); Tahap 4: Pengujian cara aplikasi langsung mikrob sebagai dekomposer limbah organik pada tanaman padi dan kedelai; Tahap 5: Pengujian cara aplikasi kompos dan aplikasi langsung pada tanaman padi dan kedelai pada skala petak (pengujian water level); Tahap 6: Pengujian cara aplikasi pupuk organik kompos dan aplikasi langsung pada tanaman padi dan kedelai pada skala lapangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah teknologi tepat guna yang dapat digunakan oleh masyarakat petani untuk mengaplikasikan pupuk organik dengan teknologi mikrob pada tanaman padi dan kedelai yang ditanam di lahan gambut.Item Biologi Hama Kutu Tepung Putin, Paracoccus marginatus (Williams and Granara de Willink, 1992) (Homoptera: Pseudococcidae) yang menyerang Tanaman Pepaya (Caricapapaya. Linn)(2013-02-18) MAYA SARI, RINTYASNINGParacoccus marginatus Williams & Granara de Willink adalah hama utama pada tanaman pepaya. Gejala kerusakan P. marginatus dapat berupa bintikbintik putih, terjadinya khlorosis, tanaman kerdil, malformasi daun, penurunan mutu daun dan buah bahkan mengakibatkan kematian tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratonum Hama Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Riau pada bulan Juni-Agustus 2010. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengamati masa perkembangan pradewasa P. marginatus, masa hidup imago dan keperidian. Data dianalisis secara statistik deskriptif dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama hidup individu jantan dan betina berbedadalam satu siklus, dimana lama hidup jantan selama 38,25 hari sedangkan betina 24 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing stadia per individu dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Suhu yang optimum pada penelitian ini berkisar antara 20-30 °C dengan kelembaban 77-91%. Rata-rata keperidian P. marginatus pada tanaman pepaya adalah 56 ± 24,95 hari. Suhu, kelembaban dan ketersediaan pakan sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan P. marginatus.Item Dampak Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Swasta Terhadap Ekonomi Masyarakat Sekitar Dl Kabupaten Kuantan Singingi(2015-07-30) Khaswarina, Shorea; Syahza, AlmasdiTujuan penelitian ini adaiah untuk mengkaji ekonomi masyarakat di sekitar kawasan pengembangan perkebunan kelapa sawit swasta. Penelitian ini bersifat survey dengan metode perkembangan (Developmental Research). Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive samping yaitu di Kecamatan Benai. Pengumpulan Informasi yang dikumpulkan dengan cara Rapid Rural Apprasial (RRA). Anailis dilakukan dengan model LQ dan Gini Ratio. Salah satu dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya pengembangan perkebunan swasta adaiah adanya kesempatan kerja, terjadinya diversifikasi usaha oleh masyarakat sekitar, telah dimanfaatkannya lahan tidur Pengembangan perkebunan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk karena, selain itu dengan adanya perusahaan, mulai dibukanya jalan-jalan baru yang menyebabkan banyaknya masyarakat memanfaatkan sebagai tempat berjualan di pinggir jalan tersebut. Pengembangan perkebunan dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dalam masyarakat, karena masyarakat dapat melakukan diversifikasi usaha yang dapat menambah pendapatan mereka. Berkembangnya perkebuanan kelapa sawit ini oleh pihak swasta menimbulkan multiflier efek terhadap kegiatan ekonomi.Item Deteksi Perubahan Hutan Mangrove Melalui Perekaman Citra Satelit Landsat TM Di Kepulauan Kabupaten Meranti Provinsi Riau(2012-12-09) Oktorini, YossiPenelitian ini dilaksanakan dari Bulan September hingga Bulan Oktober tahun 2009. Sementara cakupan kawasan penelitian meliputi administrasi Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. mengetahui tingkat perubahan fungsi kawasan mangrove menjadi kawasan lainnya dari tahun 1991 hingga 2007 di wilayah administratif Kabupaten Kepulauan Meranti dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desk analysis yaitu menganalisa data yang diperoleh tanpa melakukan validasi dan verifikasi di lapangan. Untuk memperoleh mengetahui tingkat perubahan mangrove di Kabupaten Kepulauan Meranti menggunakan data Citra Satelit Landsat 5 TM tahun 1991 dan 2007 path/row 126/59 dan peta digital Rupa Bumi Indonesia dengan format shapefile. Pengolahan data citra satelit pada tahapan awal menggunakan aplikasi pengolahan citra yaitu Er Mapper ver 7.x. dengan tahapan: i) pengolahan data awal, ii) pemotongan kawasan, iii) Penajaman data, iv) deliniasi kawasan mangrove, v) klasifikasi unsupervised, vi) deteksi perubahan dengan menggunakan teknik cross tabulation.Item Efektivitas Mikroorganisme Selulolitik Dalam MeningkatkanPertumbuhan dan Produksi Bawang yang Ditanam Di Lahan Gambut(2013-01-04) GusmawartatiBawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran yang banyak dibutuhkan karena manfaatnya yang begitu besar terutama sebagai bumbu masakan. Kebutuhan terhadap bawang merah bisa terpenuhi apabila diimbangi dengan peningkatan produksinya. Tanah gambut merupakan lahan marginal yang cukup potensial sebagai lahan pertanian dan belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan ini memiliki banyak kendala yang menyebabkan rendahnya produktifitas, sehingga memerlukan usaha tertentu agar menjadi lebih produktif dalam pemanfaataimya seperti usaha tani tanaman bawang merah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan imtuk memperbaiki kondisi lahan gambut ini dengan pemberian mikroorganisme selulolitik. Mikroorganisme selulolitik merupakan mikroorganisme yang mempimyai kemampuan merombak selulolsa bahan organik karena eksresi enzim selulasenya. Dengan enzim ini mikroorganisme tersebut dapat menghidrolisis selulosa menjadi gula terlarut yang selanjutnya digunakan sebagai sumber karbon dan nutrisi bagi pertumbuhannya. Sebagian dari mikroorganisme tanah tersebut sangat berperan dalam mekanisme efisiensi pelarutan unsur hara di dalam tanah. Oleh karena itu, apabila aktifitas mikroorganisme tanah/bahan organik tanah ditingkatkan maka efisiensi penyediaan unsur hara dapat ditingkatkan sehingga pemberian pupuk NPK akan lebih efisien. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk anorganik (NPK) yang terendah dengan menggunakan mikroorganisme selulolitik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah yang ditanam di lahan gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Gambut Fakultas Pertanian Universitas Riau, Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar, dimulai bulan Mei sampai September 2007, metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 3 ulangan dan 2 perlakuan yaitu: I. Pemberian mikroorganisme selulolitik dalam 3 taraf: 0 ml/plot, 10 ml/plot dan 20 ml/plot. II. Pemberian pupuk NPK dalam 3 taraf: dosis anjuran (37,5 g urea/plot, 22,5 g TSP/plot, 15 g KCyplot), 1/2 dosis anjuran (18,75 g urea/plot, 11,25 g TSP/plot, 7,5 g KCl/plot), 1/3 dosis anjuran (12,5 g urea/plot, 7,5 g TSP/plot, 5 g KCl/plot). Parameter yang diamati adalah berat kering tanaman 55 HST, laju tumbuh relatif tanaman, jumlah siung, lingkar umbi terbesar, berat umbi basah per plot dan berat umbi kering per plot. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan uji lanjut dengan DNMRT taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh interaksi yang nyata pada parameter berat kering tanaman 55 HST. Pemberian mikroorganisme selulolitik mempengaruhi pertumbuhan tanaman bawang merah terhadap parameter berat kering tanaman 55 HST, berat umbi basah per plot dan berat umbi kering per plot. Pemberian perlakuan dosis pupuk NPK memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah yakni pada berat kering tanaman 55 HST dan laju tumbuh relatif tanaman.Item Hubungan Beberapa Karakteristik Dan Perilaku Komunikasi Pemuka-Pemuka Tani Dalam Diseminasi Teknologi Model Farm Di Daerah Aliran Sungai Kampar-Riau(2015-07-30) TinambunanTujuan penelitian untuk mendapatkan jawaban yang dapat mengungkapkan perilaku komunikasi pemuka-peniuka tani yang beratribut sebagai pengurus kelompok tani model farm dan dampak di daerah aliran sungai Kampar dalam mendiseminasikan inovasi teknologi model farm, serta karakteristik-karakteristik pemuka tani yang dapat digunakan untuk memprediksi perilaku-perilaku komunikasi mereka. Masalah ini timbul karena model aliran pesan komunikasi tidak amemberikan petunjuk spesifik tentang perilaku komunikasi pemimpin-pemimpin masyarakat. Secara jelas tidak ada indikasi tentang apakah mereka aktif atau pasif mencari dan menggunakan saluran-saluran komunikasi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun, ahli-ahli komunikasi semakin memperkirakan bahwa khalayak komunikasi massa tidak lagi khalayak yang pasif, penurut dan terisolir, melainkan lebih sebagai khalayak yang aktif dan tidak mudah dikontrol. Berdasarkan hasil penelitian bahwa seseorang yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan diperlukan untuk membimbing orang-orang dalam suatu kelompok dan situasi spesifik untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin masyarakat tersebut sebagai "opinion leader" yang dapat mempengaruhi sikap ataupun tingkah laku nyata individu lainnya dalam arah pikirannya dengan frekuensi yang relatif. Metode penelitian adalah survey, dengan populasi semua Kelompok Tani daerah yang terpilih di Kecamatan Air Tiris dan Kecamatan Bangkinang. Sampel penelitian pengurus Kelompok Tani berjumlah 60 orang. Data diolah dan dianalisa dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik yang relevan dengan menggunakan jasa komputer.Item Indikator Penilaian Lahan Spesifik untuk Analisis Kualitas Gambut di Bawah Tegakan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Riau(2012-10-24) Nasrul, Besri; Idwar; Maryani, Anis Tatik; WardatiPerkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan gambut di Provinsi Riau telah menimbulkan banyak perubahan kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat perubahan kualitas gambut dan membangun indikator penilaian gambut spesifik di bawah tegakan kelapa sawit di Provinsi Riau sehingga dapat digunakan secara tepat dan akurat untuk memonitor kualitas gambut. Sifat-sifat gambut yang dijadikan indikator adalah fisika (berat isi, bearing capacity, kadar air, ketebalan, kematangan gambut, subsidence, substratum, permiabilitas, muka air); kimia (salinitas, redoks, pH, C-organik, N-total, P2O5, basa-basa, Fe, Cu, Zn, Mn, kadar abu dan serat); biologi (total populasi mikroorganisme, respirasi, C-mix). Penelitian tahun pertama dilakukan di Bengkalis dan Siak (kawasan SM Giam Siak Kecil dan sekitarnya) dengan tahapan pembuatan peta satuan lahan; analisis sifat-sifat gambut dan perkebunan kelapa sawit swasta, negara, rakyat; dan analisis statistika untuk membangung indikator penilaian tentatif. Pada tahun kedua, dilakukan pengujian dengan perkebunan kelapa sawit yang sejenis di luar daerah penelitian (Indragiri Hilir, Pelalawan, dan Rokan Hilir). Pengujian indikator dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh indikator tentatif dapat memprediksi tingkat kualitas tanah gambut. Hasil pengujian tahap ini mengindikasikan bahwa indikator yang telah didapatkan betul-betul spesifik untuk memonitor perkebunan kelapa sawit yang diusahakan pada lahan gambut di Provinsi Riau.Kelas kesesuaian lahan yang terbentuk pada LUT usahatani perkebunan kelapa sawit di daerah penelitian dapat mencerminkan tingkat produksi sekaligus BCRnya, dan semua usahatani perkebunan menunjukkan nilai BCR lebih besar dari satu. Dengan investasi yang lebih besar pada input pupuk, maka perusahaan perkebunan memperoleh manfaat yang lebih besar dibanding perkebunan plasma atau rakyat. Kriteria kesesuaian produksi (kg tandan buah segar/ha/th) dan BCR untuk sistem usahatani perkebunan kelapa sawit disusun atas empat kelas: I (16.932,20-18.778,76 dan 3,43-3,59); II (16.392,20-16.932,20 dan 2,97-3,43); III (14.458,34-16.392,20 dan 2,27- 2,97); IV (8.400,00-14.458,34 dan 2,02-2,27) dengan kematangan, drainase tanah, KB, dan K-dd sebagai karakteristik lahan penentu. Kriteria kesesuaian produksi dan BCR tersebut layak digunakan untuk evaluasi kesesuaian sistem usahatani perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak, Bengkalis, Rokan Hilir, dan daerah sekitarnya.Item Kajian Aplikasi Campuran Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (pogestemon cablin benth) Dibawah Naungan Kajian Aplikasi Campuran Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (pogestemon cablin benth) Dibawah Naungan.(2013-01-05) Deviona; Tatik Maryani, AnisPenelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari pemberian pupuk anorganik dan organik serta campuran kedua pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan mengkaji kuaiitas minyak atsiri yang diberi perlakuan pupuk organik. anorganik. campuran pupuk organik dengan anoganik. PeneHtian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang dimulai bulan Mei sampai dengan bulan November 2009. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangaan Acak Kelompok dengan satu faktor tiga ulangan. Faktor yang dicobakan adalah pupuk yang terdiri atas : 20 g Urea + 10 g TSP + 10 g K C L /polybag, Limbah nilam 100 g/polybag, Pupuk kandang sapi 100 g/polybag, V2 dosis anjuran + kieserit 4 g/polybag, '/2 dosis anjuran + limbah nilam 50 g/polybag, V2 dosis anjuran + pupuk kandang 50 g/polybag, '/z dosis anjuran + Limbah nilam 50g + kieserit 2 g/polybag, V2 dosis anjuran + pupuk kandang 50 g + kieserit 2 g/polybag. Pengamatan Percobaan Yaitu: Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun, Jumlah Cabang Sekunder, Analisis C/N kompos dan pupuk kandang, Analisis Minyak Nilam.Item Kajian Teknologi Spesitlk Lokasi Tanaman Padi {Oryzu Saliva L) Untuk Lokasi Alih Fungsi Lahan Pangan ke Kebun Sawit di Kawasan Pasang Surut Type B Kuala Cenaku.(2013-01-09) ArmainiThe low production rice field paddy which is planted by palm oil trees (Elaies ^uannensis. Jaq) on Kuala Cenaku tidal land, were caused by difficulty in irrigation system, limited exposure to sun light, and degradation of soil affter reclamation. The planting of IR 42 and Senapi with SRI method using 3 combinations of fertilizer on full exposure and half exposure (50%) to sun lights was hoped to be the solution of these problems. The method of this .study was split plot design with the primary plot is variety, and fertilizer as secondary plot. The best soil quality improvement was from K3. fR 42 variety is better than Senapi for its growing and production in condition full and half exposure to sun light.There was decreasing in production of IR 42 for 32 % and decreasing in weight of IR 42 for 1000 seeds as much 12 %, while Senapi 31 % and 24 % respectively, both in half exposure area to sunlight. In order to get optimal production of paddy {Oryza Saliva. L), it is recommended not to do intercropping between palm oil tree and paddy unless it needs to investigate a tolerable variety if intercropping keeps done.Item Korelasi Perkembangan Jaringan Aerenchyma dengan Produktivitas Padi Sawah (Oryza sativa I) dan Jumlah Emisi Gas Metan yang Dihasilkan Melalui Pengelolaan Air(2013-01-09) Effendi, ArmanPenelitian ini memiliki empat tujuan utama yaitu : 1). Memperbaiki lingkungan tumbuh akar dengan menjaga aerasi tanah tetap baik melalui pengelolaan pemberian air selama periode pertumbuhan tanaman padi sawah yang optimal, sehingga dapat menekan perkembangan jaringan aerenchyma tetapi pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah meningkat; 2). Mengurangi pengeluaran emisi gas metan dari lahan sawah.; 3). Mendapatkan kondisi kelembaban tanah yang cocok untuk setiap periode pertumbuhan padi sawah dalam modifikasi SRI; dan 4). Merubah teknis budidaya padi sawah dari konvensional (lahan tergenang atau anaerob). Pada perinsipnya produktivitas padi meningkat, tetapi emisi gas metan di lahan sawah dapat diturunkan secara signifikan. Penelitian ini direncanakan dilakukan dua tahap. Penelitian tahap I dilaksanakan di Rumah Kaca Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, pada Bulan April sampai Nopember 2011. Penelitian tahap II akan dilaksanakan pada lahan sawah masyarakat pada tahun 2012. Penelitian tahap I adalah "Korelasi perkembangan jaringan aerenchyma dengan pertumbuhan dan produktivitas padi sawah (Oryza sativa L.)". Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kaca yang bertujuan untuk mengkaji tinggi permukaan air di luar pot terhadap perkembangan jaringan aerenchyma, fase pertumbuhan dan hubungannya dengan hasil tanaman padi sawah persatuan luas. Setelah tinggi permukaan air di luar pot yang optimal didapatkan pada penelitian tahap I, selanjutnya diaplikasikan pada penelitian tahap 11 di lahan sawah. Penelitian tahap II dilaksanakan di lahan sawah dengan judul "Korelasi perkembangan jaringan aerenchyma dengan produktivitas padi sawah (Oryza sativa L.) dan jumlah emisi gas metan melalui pengelolaan air lahan sawah". Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan sawah dengan menguji beberapa perlakuan jarak parit/saluran dan pengamatan besarnya emisi yang dikeluarkan dari lahan sawah.Item Optimasi Ekstraksi dan Karakterisasi Mutu Minyak dari Biji Picung (Pangium edule Reinw)(2013-01-07) Ayu, Dewi FortunaPemanfaatan biji tanaman picung {Pangium edule Reinw) sebagai minyak goreng sudah lama dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung Belit Selatan, Kabupaten Kampar. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2000) juga mengatakan bahwa minyak picung memiliki komposisi asam lemak palmitat 2,64%, linoleat 20,75%, dan oleat 23,89%. Hal ini memberikan peluang bagi minyak picung sebagai minyak goreng altematif pengganti minyak kelapa maupun kelapa sawit. Namum, karena proses ekstraksi minyak dari biji picung masih dilakukan secara tradisional dan seadanya, rendemen dan mutu minyak yang dihasilkan masih rendah (sifat fisiko-kimia), sehingga pemanfaatan biji picung untuk menghasilkan minyak goreng perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat Desa Tanjung Belit Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses ekstraksi minyak dari biji picung {Pangium edule) dan mengkarakterisasi sifat fisiko-kimia minyak yang dihasilkan. Optimasi proses ekstraksi dilakukan dengan cara mencobakan perlakuan pengasapan pada biji yang dirajang dan tidak dirajang selama 12, 18, 24 dan 30 jam sebelum biji dipress menggunakan hidrolikpress, selanjutnya dilakukan karakterisasi sifat fisiko-kimia minyak antara lain; bilangan iodin, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, kadar air, bobot jenis dan wama. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 (dua) faktor perlakuan yaitu, faktor perajangan dan lama pengasapan. Jika berbeda nyata, dilanjutkan dengan Uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan perajangan dan lamanya pengasapan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rendemen minyak yang dihasilkan, tetapi berpengaruh nyata terhadap karakteristik sifat fisikokimia minyak picung, antara lain; bilangan asam, kadar air dan wama minyak. Optimasi ekstraksi minyak biji picung tercapai dengan melakukan perlakuan tanpa perajangan dan pengasapan selama 18 jam dengan karakerisasi sifat fisiko-kimia minyak antara Iain; bilangan iodin 10,273, kadar asam lemak bebas 1,426, bilangan peroksida 0,294, kadar air 0,471%, bobot jenis 0,915 g/L, dan wama minyak yang agak kekuningan. Bila dibandingkan dengan standar mutu minyak goreng (SNI- 3741-1995), optimasi ekstraksi tersebut sudah memenuhi standar mutu minyak goreng (SNI-3741-1995) untuk sifat fisiko-kimia minyak antara lain; bilangan peroksida, bobot jenis dan wama minyak.Item Pemanfaatan Endoparasitoid Opius chromatomyiae Belokobylskij & Wharton (Hymenoptera: Braconidae) Sebagai Agens Pengendalian Hayati Lalat Pengorok Daun pada Pertanaman Sayuran(2013-01-08) Rustam, RusliLalat pengorok daun Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) adalah hama pendatang yang telah banyak menyebabkan kerusakan pada pertanaman sayuran. Hama L. huidobrensis bersifat polifag yang menyerang lebih dari 70 spesies tumbuhan yang tergolong ke dalam 20 famili. Kehilangan hasil pada tanaman kentang dan ketimun dapat mencapai 70-80%. Untuk mengendalikan hama ini, petani umumnya mengaplikasikan insektisida dengan frekuensi sekali seminggu atau bahkan dua kali dalam seminggu. Penggunaan insektisida telah menimbulkan resistensi terhadap hama, matinya musuh alami dan residu pada tanaman sayuran. Dalam hubungan ini, dirasa sangat mendesak untuk mengendalikan hama baru ini melalui pendekatan pengendalian hama terpadu (PHT). O. chromatomyiae adalah endoparasitoid yang umum ditemui memarasit hama pengorok daun. namun tingkat parasitisasi sangat bervariasi pada berbagai jenis tumbuhan inang dan juga belum tersedia informasi yang lengkap tentang pen kehidupan parasitoid tersebut, maka banyak hal yang masih perlu dikaji mengenai parasitoid ini untuk meningkatkan keefektifan pengendalian hama terpadu pengorok daun. Informasi mengenai demografi parasitoid ini, tanggapnya terhadap kerapatan inang, parasitisasi pada berbagai habitat inang, pelepasan inokulasi parasitoid pada awal tanam, dan pengaruh aplikasi bioinsektisida terhadap tingkat parasitisasinya sangat penting sekali dalam pemanfaatan Opius dalam mengendalikan hama pengorok daun pada pertanaman sayuran.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »