LRP-Medicine

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 38
  • Item
    Morbiditas Balita Kabupaten (Kampar Studi Kasus Di Desa Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri)
    (2015-07-27) Hidir, Achmad; Amin, Raja Muhammad
    Penyebab morbiditas daii mortalitas bayi dan balita sebenamya sangat kompleks mencakup berbagai faktor, misalnya, karena adanya ketidakseimbangan produksi bahan pangan dengan laju pertambahan penduduk, distribusi yang tidak merata karena ketidakmerataan sosial ekonomi masyarakat, ketidaktahuan pola dan penaganan masalah kesakitan, budaya masyarakat, lingkimgan dan lain sebagainya dengan adanya gambaran awal serupa itumaka perlu kiranya segera dilakukan perbaikan dan penanganan lebih lanjut untuk tidak terjadinya pada situasi yang lebih parah lagi. Langkah peitama yang harus segera diambil adalalh melakukan identifikasi masalah dengan jalan melakukan peneiitian, untuk kemudian akan diketahui problem yang muncul dan pola penanganan yang bagaimana yang harus dilakukan.
  • Item
    Effects Of Hypochlorous Ach) On Oxidative Dna Damage In Human Alveolar Epithelial Cells
    (2015-07-06) Arfianti
    Inflammation induced by biological, chemical, and physiological factors has long been associated with increased risk of human cancer in various organs (Coussens and Werb 2002). Epidemiological studies indicate a strong relationship between inflammation and carcinogenesis. For example, individuals with long-standing extensive ulcerative colitis and Crohn's disease have a significant risk of colorectal cancer (Siegel and Sands 2006), chronic hepatitis B and C infections in the liver predispose to hepatocellular carcinoma (Barazani, Hiatt et al. 2007), and Helicobacter pylori infection has been established to have a causal relationship to gastric cancer (Peter and Beglinger 2007). Within the lung, chronic inflammatory diseases, such as idiopathic pulmonary fibrosis, systemic sclerosis, certain pneumoconiosis and chronic obstructive pulmonary disease (COPD), have been implicated to limg carcinogenesis (Brody and Spira 2006).
  • Item
    Pengaruh Pemberian Preparat Daun Gynura Procumbens Peroral Terhadap Fungsi Fagosit Makrofag Mencit BALB/C Pada Kuman Salmonella Typhimurium Secara Invitro
    (2015-04-22) Dwi Lesmana, Suri
    mengobati berbagai pcnyakit antara lain penyakit kanker, ginjal dan Iain-Iain. Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pemberian daun segar G. procumhcns dapat meningkatkan daya tahan hidup mencit yang diinfeksi S. lyphinmrium, dimana mekanisme yang berperan dalam hal ini belum diketahui pasti. Peneiitian ini adalah peneiitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian daun G. prociimheits lerhadap peningkatan fungsi fagosit makrofag pada kuman S. typhinmrium. Peneiitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan design " Post Test Only Control Group " yang menggunakan mencit sebagai hewan coba yang berjumlah 12 ekor dimana 6 ekor sebagai kelompok perlakuan dan 6 ekor sebagai kelompok kontrol. Analisa data menggunakan uji non-parametrik Mann-Whitney. Dari analisa didapatkan bahwa jumlah makrofag intraperitoneal dan fungsi fagosit makrofag pada mencit kelompok perlakuan meningkat secara signifikan dibandingkan mencit kelompok kontrol ( p=0,004 dan P=0,013 ). Dari peneiitian ini dapat disimpulkan bahwa daun G. procumhens dapat meningkatkan jumlah makrofag sebagai makrofag yang siap teraktivasi dan fungsi fagosit dari makrofag pada mencit yang diinfeksi S. typhimurium secara invitro.
  • Item
    Kejang Demam Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rsup Dr. M.Djamil Padang Tahun 1995 - 1996
    (2015-02-28) Enikarmila, Asni
    Kejang demam adalah jenis kejang yang paling sering terjadi pada masa kanak-kanak, secara umum prognosisnya sangat baik. Suatu penelitian retospektif deskriptif telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran penderita kejang demam di RSUD Dr. M. Djamil, Padang pada tahun 1995-1996. Pada penelitian ini didapatkan bahwa kejang demam merupakan kasus neurologis terbanyak pada masa kanak-kanak (68,48%). Penyebab terbanyak demam pada kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas (51,59%). Kematian terjadi pada 1 penderita (0,79%) dengan infeksi bronkopneumonia dan bronkiolitis. Kebanyakan anak berumur di bawah 4 tahun (93,7%) dengan kejadian tertinggi di golongan usia 13-24 bulan (46,0%). Laki-laki lebih banyak dari perempuan (57,1%). Kejang demam kompleks lebih sering darlpada simpleks (53,97%). Tipe kejang demam kompleks lebih sering dialami penderita dengan riwayat kelahiran abnormal (73,33%) dan pasien yang memiliki riwayat kejang demam pada lini pertama keluarga (80,95%). Kasus dengan riwayat berulangnya kejang lebih dari tiga kali terjadi lebih sering jika anak menderita kejang pertama kali pada usia 3-12 bulan (80%).
  • Item
    FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERBILIRUBINEMIA TERKONJUGASI PADA PENDERITA YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG
    (2014-07-01) Rosdiana, Dani
    Disfungsi hati pada pasien-pasien kritis berhubungan dengan buruknya outcome diluar kegagalan organ yang lain dan peningkatan mortalitas. Hiperbilirubinemia sebagai salah satu marker klinis disfungsi hati tidak dimonitor secara rutin pada pasien-pasien kritis. Identifikasi faktor-faktor yang mencetuskan disfungsi hati akan membantu dalam tindakan pencegahan terhadap akibat disfungsi hati tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia tekonjugasi pada populasi heterogen dari pasien-pasien kritis. Metoda dari penelitian ini adalah penelitian Observasional, Nested Case Control Study. Dilaksanakan 01 Mei 2008 sd 31 Maret 2009. Subyek penelitian adalah pasien dengan penyakit kritis yang dirawat di ICU RSDK Semarang, keluar dari ICU > 3 hari perawatan, tidak mengalami gangguan hati saat masuk ICU. Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai bilirubin total ≥ 1,3 mg/dl dengan dominasi bilirubin terkonjugasi. Untuk mengetahui besar faktor risiko terhadap kejadian hiperbilirubinemia terkonjugasi dilakukan analisis univariat dan dilanjutkan dengan analisa multivariat. Hasil yang didapatkan dari 197 pasien yang berpartisipasi, didapatkan 37 subyek dengan hiperbilirubinemia sebagai kasus dan kemudian dipilih 37 subyek tanpa hiperbilirubinemia sebagai kontrol. Analisis univariat menunjukkan bahwa hiperbilirubinemia berhubungan dengan adanya penurunan tekanan darah (odds ratio [OR] 4,56; p= 0,002), pemberian dobutamin (OR 2,78; p= 0,034), dan norepineprin (OR 7,73; p= 0,001). Analisis multivariat selanjutnya menunjukkan bahwa faktor risiko bebas (independent) tunggal terhadap kejadian hiperbilirubinemia adalah gagal jantung kongestif (p=0,046) dan pemakaian norepineprin (p= 0,001). Hiperbilirubinemia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit kritis, dan syok, gagal jantung kongestif dan pemberian norepineprin (vasoaktif) akan meningkatkan risiko terjadinya hiperbilirubinemia. Penanganan yang baik terhadap gagal jantung kongestif, resusitasi yang cepat agar pemberian zat vasoaktif tidak berlangsung lama penting untuk menurunkan beratnya penyakit dan buruknya outcome.
  • Item
    PENGUATAN STUDENT-CENTERED LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIKUM HISTOLOGI TERHADAP MAHASISWA SEMESTER PERTAMA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
    (2014-06-02) Winarto; Masdar, Huriatul
    Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) telah berjalan selama empat tahun. Semua proses pembelajaran termasuk praktikum histologi menyesuaikan dengan kurikulum yang baru. Selama empat angkatan pelaksanaan pembelajaran praktikum histologi, hasil proses pembelajaran mahasiswa kedokteran Universitas Riau semester pertama belum baik. Sejak diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) angka kelulusan ujian regular praktikum histology hanya sekitar 50%. Hasil yang kurang baik pada semester pertama dalam proses pembelajaran praktikum perlu mendapatkan perbaikan. Perbaikan ditujukan pada strategi pembelajaran yang lebih tepat. Kelemahan yang dihadapi di lapangan antara lain ; mahasiswa mengalami kultur syok terhadap perubahan pembelajaran ; proses adaptasi dalam mengikuti pembelajaran yang lambat dari mahasiswa ; strategi pembelajaran pada praktikum yang belum berjalan dengan baik.
  • Item
    PERBAIKAN PARENKHIM GINJAL DAN HEPAR DENGAN PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattuss norwegicus) GALUR WISTAR DIABETIK
    (2014-06-02) Winarto; Hakim, Luqman; Maryanti, Esy
    Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) tiap tahunnya bertambah banyak jumlahnya di Indonesia. Angka prevalensi DM tingkat nasional sebesar 5,6 %. Provinsi Riau menduduki nomor tiga terbesar angka prevalensi DM di antara provinsi-provinsi di Indonesia. Angka prevalensi DM di provinsi Riau sebesar 11,2 % (Sugondo, 2011) Hiperglikemia pada DM menyebabkan stres oksidatif (Sreemantula et al., 2005) pada sistem seluler karena produksi oksidan (radikal bebas) melebihi kemampuan antioksidan (Vincent et al., 2004). Hiperglikemia menginduksi pembentukan reactive oxygen species (ROS) meliputi superoksida, hidrogen peroksida, nitrik oksida, dan radikal hidroksil (Robertson et al., 2003) dan mengaktivasi stres oksidatif melalui mekanisme glikasi non enzimatik protein, auto-oxidative glycation, aktivasi protein kinase C (PKC), dan peningkatan jalur poliol (Chiarelli et al., 2004).
  • Item
    FAKTOR PREDIKTOR PERSISTENCE PADA PESERTA ASKES PENGGUNA ANTIHIPERTENSI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
    (2014-02-18) Nugraha, Dimas Pramita
    Hipertensi menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia. Jumlah peserta Asuransi Kesehatan (ASKES) di Indonesia mencapai lebih dari 40 juta orang. Rendahnya persistence terhadap terapi hipertensi menjadi penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah. Faktor yang berhubungan dengan rendahnya persistence dalam penggunaan antihipertensi bervariasi antara satu studi dengan studi yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor prediktor persistence pada peserta ASKES pengguna antihipertensi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian cohort retrospective dengan menggunakan claimed prescribing database peserta Asuransi Kesehatan (ASKES) di RSUP DR. Sardjito yang menggunakan obat antihipertensi. Data dianalisis dengan chi-square, regresi logistik dan survival Kaplan- Meier. Dari sejumlah 8.011 pasien, persistence penggunaan antihipertensi selama periode 1 tahun adalah 4,6%. Hasil analisis untuk persistence menunjukkan bahwa jenis antihipertensi angiotensin II receptor blocker, ACE inhibitors, calcium channel blockers and beta blockers tidak lebih persistence dibandingkan diuretik. Monoterapi (2,8%, 4,1%) tidak lebih persistence daripada terapi kombinasi (11,5%, 20,7%), demikian juga pemberian obat 2 kali sehari (2,2%, 2,5%) dan 3 kali sehari (2,1%, 3%) tidak lebih persistence daripada pemberian obat 1 kali sehari (4,9%, 8,2%). Oleh karena itu diuretik, terapi kombinasi dan pemberian obat 1 kali sehari dapat menjadi faktor prediktor persistence penggunaan antihipertensi. Diuretik, terapi kombinasi dan pemberian obat 1 kali sehari merupakan faktor prediktor untuk persistence pada peserta ASKES pengguna antihipertensi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.
  • Item
    Daya Antimikroba dan Perbandingan Acceptability serta Tolerability Cairan Pencuci Tangan Formula WHO dengan Cairan Pencuci Tangan Komersial
    (2013-03-26) Anggraini, Dewi
    Mencuci tangan merupakan tindakan paling utama dalam mencegah infeksi rumah sakit dan mencegah penyebaran resistensi antimikrobial. WHO merekomendasikan penggunaan cairan pencuci tangan berbahan dasar alkohol sebagai antisepsis tangan rutin untuk sebagian besar situasi klinis. WHO merekomendasikan institusi kesehatan memproduksi sendiri cairan pencuci tangan sebagai alternatif jika produk komersial tidak tersedia atau terlalu memakan biaya. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan alkohol pencuci tangan berdasarkan formula WHO dan dilakukan pengujian daya antimikroba, serta acceptability dan tolearability kulit dari petugas kesehatan di Eka Hospital Pekanbaru dibandingkan dengan cairan pencuci tangan yang biasa mereka pakai sehari-hari. Rerata penurunan jumlah koloni dengan formula WHO adalah 3,09 x 103, sedangkan dengan isopropil alkohol 60% lebih baik yaitu 5,89 x 104. Cairan cuci tangan formula WHO yang dibuat pada penelitian ini acceptable dan tolerable berdasarkan kriteria yang ditentukan WHO dan lebih baik dibandingkan cairan cuci tangan komersil yang biasa dipakai di Eka Hospital Pekanbaru. Responden lebih banyak memilih cairan WHO dibandingkan produk komersil dengan perbandingan 87% dan 13%. Cairan pencuci tangan formula WHO yang diproduksi sendiri dapat dijadikan alternatif untuk menghemat biaya di sarana pelayanan kesehatan.
  • Item
    PENGARUH MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus lam) TERHADAP KARSINOGENESIS HATI PADA TIKUS (Rattus novergicus Lam) YANG DIINDUKSI N,2 FLUOROENIL ASETAMIDA (2 FAA)
    (2013-03-05) Mukhyarjon
    Buah merah merupakan tanaman yang kaya akan bahan-bahan antioksidan seperti, beta karoten dan alfa tokoferol. Baik buah maupun minyaknya sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan diyakini memiliki khasiat dalam pengobatan berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker. Meskipun buah merah sudah digunakan secara luas oleh masyarakat, namun penelitian llmiah tentang khasiat buah merah masih sangat terbatas. Penelitian pengaruh minyak buah merah terhadap karsinogenesis hati pada tikus yang diinduksi N-2-Fluroenilasetamida (FAA) bertujuan untuk menganalisis perlindungan minyak buah merah terhadap karsinogenesis akibat FAA pada tikus. Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor tikus jantan galur Wistar, berumur ± 3 bulan dengan berat badan berkisar 150-200 gram, yang dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu: kelompok kontrol, merupakan kelompok yang mendapatkan akuades, kelompok BM, adalah kelompok yang diberi minyak buah merah 10pL/gram BB/hari, kelompok FAA, merupakan kelompok yang diinduksi karsinogenesis FAA 40pg/hari dan kelompok BM+FAA, merupakan kelompok yang mendapatkan minyak buah merah dan FAA dengan dosis yang sama dengan kelompok BM dan kelompok FAA. . Pada pemeriksaan asam sialat ditemukan bahwa kadar asam sialat hati kelompok FAA secara statistik lebih tinggi dibandingkan kontrol, namun demikian kadar asam sialat plasma belum ditemukan perbedaan yang bermakna. Uji statistik yang dilakukan terhadap kadar proteasom plasma dan jaringan hati menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Sedangkan pemeriksaan histopatologis memperlihatkan skor karsinogenesis kelompok FAA lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol. Sementara itu pemeriksaan asam sialat, proteasom maupun histopatologis kelompok BM+FAA tidak berbeda bermakna dibandingkan kelompok FAA. Dari hasil-hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa karsinogenesis yang terjadi masih pada tahap dini dan belum ditemukan perlindungan minyak buah merah terhadap karsinogenesis. Pada penilaian fungsi hati tidak ditemukan perbedaan bermakna kadar protein total, kadar albumin dan pola elektroforesis protein plasma. Kata kunci: buah merah, antioksidan, stres oksidatif, karsinogenesis, FAA, Proteasom, GPT, asam sialat.
  • Item
    PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) MENINGKATKAN JUMLAH PULAU LANGERHANS DAN SEL p PANKREAS TIKUS PUTIH (Rattus nrovegicus) GALUR WISTAR DIABETES
    (2013-03-05) Winarto
    Stres oksidatif terlibat dalam patogenesis dan perkembangan beberapa kelainan degeneratif termasuk diabetes mellitus yang terjadi secara alami dan induksi bahan kimia. Pada diabetes mellitus terjadi penambahan peningkatan produksi radikal bebas sehingga sistem pertahanan antioksidan terganngu. Akhimya stres oksidatif menyebabkan kerusakan oksidatif seluler, termasuk pada sel P panicreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian minyak buah merah terhadap aktivitas hipoglikemik glibenklamid dan perubahan gambaran histologis pada pulau Langerhans pankreas. Penelitian ini menggunakan 30 tikus Rattus norvegicus jantan yang diseleksi secara random. Hewan coba dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing terdiri 15 ekor tikus. Setiap kelompok dibagi menjadi 3 grup, kelompok 1 terdiri dari grup 1, 2, 3 dan kelompok 2 terdiri dari grup 4, 5, 6. Kelompok 2 dilakukan induksi diabetes dengan streptozotosin 60 mg/kg BB secara intraperitonial. Grup 1 dan 4 tidak diberikan perlakuan, grup 2 dan 5 diberikan glibenklamid 0,09 gr/kg BB/hari dan grup 3 dan 6 diberikan minyak buah merah 0,3 ml/kg BB/hari dan glibenklamid 0,09 gr/kg BB/hari. Pemberian minyak buah merah dan glibenklamid dilakukan selama 14 hari. Pemeriksaan penurunan kadar gula darah serial dilakukan pada hari ke-ldan ke-14. Darah diambil dari sinus orbitalis. Kadar gula darah diperiksa menggunakan metode GOD-PAP. Data diuji dengan anova satu jalan dilanjutkan dengan uji post-hoc dan juga diuji dengan student unpaired t-test. Pemberian minyak buah merah dan glibenklamid pada grup tikus diabetes yang diberikan minyak buah merah menunju.kkan hasil yang signifikan peningkatan jumlah pulau Langerhans dan sel p pankreas. Kesimpulan, minyak buah merah meningkatkan jumlah pulau Langerhans dan sel p pankreas pada tikus diabetes
  • Item
    Komposisi Tubuh Dan Sindroma Metabolik PAda Mahasiswa Baru Universitas Riau Yang Mengalami Obesitas
    (2013-03-05) Nazriati, Elda
    Obesitas pada remaja sering hanya dilihat dari sisi kosmetik dan psikologis. Meskipun obesitas pada remaja jarang disertai oleh gejala penyakit, dari berbagai penelitian didapatkan bahwa obesitas pada masa anak-anak meningkatkan risiko obesitas pada masa dewasa. Sindroma metabolik merupakan gejala gangguan metaboiik yang berhubungan dengan penyakit diabetes dan ka^dio^'askuler. Pengenalan sindroma metabolik bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin gejala gangguan metabolik sebelum seseorang jatiih pada keadaan sakit. Pandemi sindrom.a metabolik berkemb?.ng seiring dengan meningkatnya prevaiensi obesitas pada populasi Asia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengumpulkan data tentang komposisi tubuh dan sindroma metabolik pada mahasiswa baru Universitas Riau yang mengalami obesitas. Subyek penelitian adalah mahasiswa Unri Angkatan 2006 yang mengalami kelebihan berat badan yang berjumlah 27 orang. Variabel penelitian ini adalah komposisi tubuh, Profil Lipid darah, gula darah puasa dan profil sindroma metabolik . Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu Dari data komposisi tubuh 15 subyek (55,5 %) diklasifikasikan obesitas tingkat II yaitu IMT > 30. Obes tingkat II mempunyai risiko Ko-morbiditas berat sampai sangat berat. Pada lingkar abdomen 100 % subyek penelitian digolongkan obesitas sentral yaitu dengan lingkar perut > 90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk wanita. Dari profil lipid darah terdapat 12 subyek (44,4 %) mempunyai kadar kolesterol total >200 mg/dL, 3 subyek (11,1 %) dengan kadar trigliserida >150 mg/dL, 3 subyek ( 11,1%) dengan kadar LDL-C < 160 mg/dL, dan 9 subyek(37%) dengan kadar HDL-C yang rendah (< 40 mg/dL pada pria dan < 50 mg/dL pada wanita). Berdasarkan tingkat hipertensi 15 subyek (56%) tergolong prahipertensi, 7 subyek (26%)hipertensi tingkat I, dan 2 subyek (7%) hipertensi tingkat II. Dari hasil penelitian di dapatkan 7 (26 %) subyek dengan gula darah puasa > 100 mg/dl yang merupakan salah satu faktor sindroma metabolik. Pada penelitian ini subyek penelitian yang digolongkan mengalami sindroma metabolik adalah 9 orang (33 %>). Dilihat dari distribusi faktor sindroma metabolik pada subyek penelitian didapatkan bahwa faktor terbanyak adalah obesitas sentral , disusul oleh tekanan darah > 130^85 mmHg, dan rendahnya kadar HDL-C pada 37,7 % subyek.
  • Item
    PENGARUH PEMBERIAN KUKUMIN DAN VITAMIN E TERHADAP AKTIVITAS ANGIOGENESIS PLASENTA PREEKLAMPSIA
    (2013-03-05) Wijaya, Candra
    Penelitian ini merupakan studi eksperimental in vitro. Plasenta dari ibu hamil preeklampsia (n=11) dibagi dalam tiga kelompok: kelompok kontrol, kelompok pemberian kurkumin dosis 0,01 mm, dan kelompok pemberian vitamin E dosis 20 mg/L aktivitas angiogenesis ditentukan dengan menilai skor migrasi sel-sel endotel menuju plasenta. Analisis perbedaan aktivitas angiogenesis antar kelompok digunakan tes wilcoxon. Aktivitas angiogenik kelompok pemberian kurkumin dosis 0,01 mM tidak berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p>0,05). Sedangkan aktivitas angiogenik kelompok pemberian vitamin E dosis 20 ml/L berbeda secara bermakna bila dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05)
  • Item
    GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SD KELAS VI AL WASLIYAH SUKARAJA TENTANG PENYAKIT D EMAM BERDARAH J)I DESA SUKARAJA KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN ASAHAN
    (2013-03-05) Bebasari, Eka
    Sualu penelitjan deskriptif telah dilakukan untuk mengetahui pengetiihuan siswa SD kclas VI A l Wasliyah Desa Suka Raja Asahan Sumatera Utara mengenai pcnyjikit demam i)erdarah pada bulan Desember 2004. Peneh'tian ini dilakukan secara sensus terhadap sebagian dari scluruh populasi kelas VI di SD lersebut, yang berjumlah JG crmg selaku subyek penelitian dengan menggunakan metode kuesioner. Paramater yang diamati adalah pengetahuan dan sikap mercka mengenai penyakit demam berdarah. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 76,7 % responden berpengetahuan baik mengenai penyakit demam berdarah dan 20 % cukup. Tentang sikap, 53,3 % responden memptmyai sikap yang baik terhadap penyakit demam berdarah dan 36,7 % cukup.
  • Item
    FREKUENSI HIPERKOLESTEROLEMIA PADA KASUS STROKE DI BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF FKUA-RSUP M.DJAMIL PADANG
    (2013-03-05) Sandora, Normalia
    Stroke adalah penyakit sercbro - vasikuler yang angka kejadiannya makin Lima cendrung makin meningkat, terutama di negara berkembang. Suatu studi yang mengelola data dari catatan medik dari bangsal Neurologi – RSUP M . Djamil, di temukan 109 orang pasien stroke. Dari keseluruhannya, ternyata hiperkolesterolemia 4-4.04 % dan kadar HDL yang beresiko adalah 52.38 % pada penderita laki-laki dan 52.08% pada penderita vvanita.
  • Item
    PENGARUIH DAERAH TEMPAT TINGGAL (PANTAI DAN NON PANTAI) TERHADAP INVESTASI CAGING ASCARIS lumbricoidcs PADA ANA K USIA 5 - 9 TAIIUN DI KECAMATA N KOTO XI TERUSAN
    (2013-03-05) Romus, Ilhami
    Ascaris lumbricoides adalah suatu spesies nematoda yang hidup sebagai parasit yang berhabitat di usus halus manusia. Untuk kebutuhan hidupnya cacing ini merampas sari makanan yang terdapat di dalam saluran pencemaan hospes dimana parasit ini mondok. Cacing ini didalam siklus hidupnya memerlukan tanah dengan kondisi tertentu menjadi stadium infeksi. Infestasi A. lumbruicoides dapat terjadi pada berbagai usia, prevalensi tertinggi pada usia 5 - 9 tahun yaitu anak usia pra sekolah dan anak yang baru masuk sekolah, dimana lebih sering berkontak dengan tanah yang terkontaminasi dibandingakn dengan orang dewasa Daerah kecamatan Koto XI terusan meliputi daerah pantai dan non pantai. Kampung kapuh merupakan daerah pantai dimana kebiasaan buang air besar masyarakat ada yang kepantai sementara anak-anak sering bermain tanah dipantai. Kampung pansur meruapakan daerah non pantai, diamana sebagian besar masyarakat sudah mempunyai WC keluarga, meskipun masih ada yang buang air besar di galian tanah. Perbedaan pola hidup ini membuat angka kejadian askariasis pada anak usia 5 -9 tahun di daerah pantai lebih tinggi dibandingkan non pantai dan terdapat pengaruh yang siknifikan secara statistik antara tempat tinggal (pantai dan non pantai) terdapat kejadian askariasis, dimana anak yang bertempat tinggal didaerah pantai mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita askariasis dibandingkan anak di daerah nono pantai.
  • Item
    PEMERIKSAAN OSMOLALITAS UNTUK PENATALAKSANAAN GANGGUAN METABOLISME AIR DAN ELEKTROLIT
    (2013-03-05) Fatmawati
    Penelitian ini merapakan penelitian cross sectional in vitro. Sampel darah disentrifiis untuk mendapatkan plasma dan serum. Selanjutnya plasma dan serum tersebut ditentukan osmolalitas terukumya dengan osmometer Osmomat 030. Sampel serum selanjutnya ditentukan kadar ureum, glukosa dan natriumnya untuk menetapkan besamya osmolalitas terhitung. Sampel urin juga disentrifiis untuk selanjutnya ditentukan osmolalitas terukur dengan Osmomat 030 dan osmolalitas terhitungnya dengan rumus berdasarkan berat jenis (BJ) yang ditetapkan dengan urinometer Dari hasil penelitian ini didapatkan alat Osmomat 030 memiliki ketelitian dan ketepatan yang cukup baik dengan CV dan penyimpangan yang cukup kecil. Namun untuk dapat digunakan sebagai pemeriksaan rutin sebaiknya digunakan kontrol normal dan abnormal yang mungkin dapat dipersiapkan sendiri (homemade), mengingat tidak tersedianya kontrol plasma yang siap pakai dari pabrik. Nilai rujukan osmolalitas plasma dan serum terukur berkisar antara 280 mOsmol/kg - 319 mOsmol/kg, osmolalitas serum terhitung 279 mOsmol/kg - 300 mOsmol/kg. Nilai rujukan osmolalitas urin terukur antara 514 mOsmol/kg - 996 mOsmol/kg dan nilai rujukan osmolalitas urin terhitung 541 mOsmol/kg - 985 mOsmol/kg.
  • Item
    METODE PCR DENGAN MENGGUNAKAN GEN COA UNTUK MENDETEKSI STRAIN STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA INFEKSI LUK A PASCA OPERASI PENDERITA DI RUANG RAWAT BEDAH
    (2013-03-05) Andrini, Fauzia
    Infeksi luka pascaoperasi merupakan salah satu infeksi yang paling sering terjadi pada infeksi nosokomial. Penyebab terpenting dari infeksi ini adalah S.aureus. Penentuan strain S.aureus hanya dapat dilakukan secara genotipik, yaitu dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dengan menggunakan gen coa. Dilakukan pendeteksian strain S.aureus dengan metode konvensional pada isolat penderita dengan infeksi luka pascaoperasi dan didapatkan sebanyak 30 isolat yang positif S.aureus. Pada isolat-isolat tersebut dilakukan penentuan strain dengan cara mendeteksi gambaran hasil produk PCR dengan menggunakan gen coa, dan selanjutnya dilakukan prosentase tiap-tiap strain. Dari 269 penderita yang menjalani operasi 86 penderita (32%) mengalami infeksi luka pascaoperasi dimana 30 isolat (35 %) diantaranya disebabkan oleh S.aureus. Hasil PCR menunjukkan pita tunggal dan multipel dengan panjang antara 300 sampai 900 base pairs (bp). Infeksi luka pascaoperasi yang disebabkan oleh S.aureus pada penderita di ruang rawat bedah adalah disebabkan oleh 4 strain S.aureus yaitu strain 1 (1 pita, antara 800-900 bp) yaitu sebanyak 12 penderita (40 %), strain 2 (1 pita, mendekati 600 bp) sebanyak 11 penderita (36,7 %), strain 3 (A pita, mendekati 600 bp, antara 400-500 bp, mendekati 400 bp, mendekati 300 bp) sebanyak 5 penderita (16,7 %), dan strain 4 (2 pita, mendekati 300 bp, antara 400-500 bp) sebanyak 2 penderita (6,7 %).
  • Item
    POLA RESISTENSI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) TERHADAP ANTIBAKTERI DI PEKANBARU PERIODE JANUARI 2005 – DESEMBER 2006
    (2013-03-05) Endriani, Rita
    Urinary Tract Infection (UTI) is caused by a variety of microorganism, but bacteries are more often. Because of that, antimicrobial is the empiric treatment for UTI The antimicrobial resistance pattern of bacterial UTI can be changed in different place and time. Urine culture test and resistency test will help us to choose the effective treatment. The purpose of this research is to know the antimicrobial resistance pattern of bacte, lal UTI in Peknbaru. A descriptive retrospective research had been done by using medical record in Laboratory microbiology Faculty of Medicine on Riau University from January 2005 to December 2006. Results of this research show that Gram-negative is the most commonly isolated organism (80%). Eschericia coli is the most UTI's caused in all group of age, both male and female. The highest level of antimicrobial resislency among the isolates is amoxiciUn (82.3%)