Economic

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 18 of 18
  • Item
    Reengineering Culture Upaya Meningkatkan Kinerja Bumd Menuju Ke Arah Yang Lebih Baik
    (2015-06-12) Hendriani, Susi
    Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerahbahwa setiap daerah diberikan keleluasan dan kewenangan untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki secara optimal dalam upaya percepatan pembangunan guna mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. Berkenaan dengan hal tersebut, hampir setiap daerah berpacu untuk mengelola dan memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki guna menggesa percepatan pembangunan, yang salah satunya melalui wadah terbentuknya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang bertujuan agar BUMD dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan perekonomian daerah (agent of development), dan sekaligussebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) dalam mengoptimalkan ruang fiskal di daerah.Tujuanmulia lahirnya BUMD disetiap daerah sebagai upaya meningkatkan hajat hidup orang banyak untuk perwujudan misisosial sekaligus diharapkan dapat memiliki kedudukan yang strategis dalam sistem perekonomian daerah dan dapat berperan sebagai penggerak utama (primemover) perekonomian.Mengantisipasi pasar bebas dan menghadapi derasnya arus globalisasi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dituntut untuk berorientasi pada pemikiran bisnis, menjalankan usaha secara efektif, efisien, ekonomis, produktif, dan antisipatif, serta mampu memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, serta mampu bersaing, sekaligus membangun keunggulan kompetitif.
  • Item
    Dampak Kriteria Supplier Selection, Integrasi Internal Dan Integrasi Externalterhadap Kinerja Perusahaan Plywood Di Propinsi Riau
    (2015-01-22) Djamin, Djanimar
    Dalam ketetepan MPR Nomor 1 l/MPR/1999, tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) antara lain menetapkan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup agar diarahkan untuk dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat dalam peranannya sebagai sumber dari pendapatan dan lapangan kerja, juga tetap bermanfaat bagi generasi mendatang. Selanjutnya atas sumber daya hutan, GBHN antara lain juga mengarahkan bahwa peningkatan dan penyempurnaan upaya rehabilitasi lahan untuk mencegah dari bertambahnya hutan bermutu rendah dan meningkatkan produktivitas hutan perlu dilakukan. Peningkatan hutan tersebut juga diperlukan dalam rangka menjamin kebutuhan akan pasokan bahan baku industri pengolahan hasil hutan
  • Item
    Penerapan Manajemen Stratejik, Intensitas Intrapreneurship Dan Kinerja Koperasi (Survai Pada Koperasi Sekunder Kp-Ri Di Indonesia)
    (2015-01-22) Zulfadil
    Peranan koperasi secara tegas disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 berbunyi "perekonomian disusun sebagai usaha bersama bersama berdasarkan azas kekeluargaan". Bangun usaha dimaksud adalah "koperasi". Menumt UU no 25 Tahun 1992 "Koperasi adalah badan Usaha, yang beranggotakan orang per orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan". Definisi di atas dapat diartikan bahwa sebuah badan usaha dapat dikatakan sebagaiKoperasi' apabila melaksanakan kegiatan usaha/bisnis, berbasis anggota, menjalankan prinsip-prinsip koperasi mempakan gerakan ekonomi rakyat (bermakna bagi masyarakat/ daerah), dan dikelola dengan asas kekeluargaan. Koperasi yang demikian disebut koperasi "Ideal". Tanggung jawab utama untuk mewujudkan koperasi yang ideal berada pada pengelola usaha dan pengurus koperasi. Pengurus dan pengelola koperasi melaksanakan fungsi yang berbeda, namun tetap satu. Pengelolaan organisasi menjadi tanggung jawab pengurus. Sedangkan pengelolaan usaha menjadi tanggung jawab manajer dan karyawan
  • Item
    Pertumbuhan Dan Perubhan Struktur Perekonomian Provinsi Riau
    (2015-01-21) Isyandi
    Pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh sebahagian besar negara disertai dengan perubahan struktur perekonomian. Perubahan struktur dimaksud adalah menurunnya kontribusi sektor pertanian dan meningkatnya kontribusi sektor industri, baik dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) maupun dari kesempatan kerja. Perubahan struktur perekonomian tersebut merupakan proses industrialisasi. Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perekonomian Indonesia telah mengalami perubahan yang mendasar. Arah kebijaksanaan pembangunan yang merupakan rangkaian pembangunan ekonomi adalah upaya untuk mewujudkan Indonesia yang modern, maju dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya (Visi Indonesia 2030), melalui pencapaian struktur ekonomi yang seimbang. Setidaknya, rangkaian tersebut telah terlihat pada era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama 1969-1993 ( Pelita-I sampai dengan Pelita V) yang sekarang dilanjutkan dengan era reformasi dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), yang mana Indonesia akan mencapai pendapatan per kapita sekitar US$ 18 ribu dengan nilai PDB sebesar US$ 5,1 trilliun pada tahun 2030 (Indonesia Forum, 2007). Secara bertahap pemerintah berusaha untuk mengubah perekonomian yang bertumpu pada sektor pertanian dan pertambangan sebagai sektor primer ke arah struktur ekonomi yang lebih seimbang, yaitu industri manufaktur yang kuat yang didukung oleh sektor pertanian yang serasi (sebagaimana terlihat pada gambar 1).
  • Item
    Peran Entrepreneurial Markeung Dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Di Indonesia
    (2015-01-21) Zulkarnain
    Terinspirasi dari buku Entrepereneurial Marketing yang ditulis Leonard M. Lodish di Wharton Business School yang terdiri dari 14 bab diantaranya meliputi; product development, pricing, advertisement, distribution channel, promotion, sales management dan brand management, dan Marketing That Works yang berusaha mengakhiri "perang paradigma" antara pemasaran dan kewirausahaan. Buku yang ditulis Leonard M. Lodish, Howard L. Morgan dan Shellye Archambeau ini menyajikan sisi taktikal pemasaran sehingga mudah untuk diimplementasikan oleh perusahaan pada semua skala, termasuk UMKM adalah untuk memberikan alat bagi pengusaha ventura untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari biaya minimal yang dikeluarkan untuk aktivitas pemasaran. Ketiga penulis mengkritisi pentingnya memilih berbisnis dengan pasar sasaran yang tepat, banyaknya pengusaha yang terlalu percaya diri terhadap produk yang mereka pasarkan. Mereka meninggalkan suara konsumen, dan hanya mengandalkan intuisi mereka, dalam bahasa pemasaran, situasi ini dinamakan "marketing myopia" (rabun pemasaran) yang berisiko tingginya rasio kegagalan pada usaha baru.
  • Item
    TINJAUAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA
    (2015-01-12) KIRMIZI
    Krisis Keuangan Global yang melanda sektor bisnis sejak tahun 2007/2008 temyata lebih sulit dihadapai dibandingkan dengan masa krisisi moneter yang terjadi sekitar tahun 1997/1998 yang lalu. Hal tersebut disebabkan pada saat krisis moneter terjadi tahun 1997/ 1998 hanya bersifat regional (lokal) sehingga hanya melanda kawasan tertentu saja, sedangkan krisis keuangan global bersifat mendunia atau global dimana Indonesia ikut merasakan bahwa peristiwa itu telah mewarnai kehidupan yang berdampak sangat memberatkan kehidupan bagi semua kalangan dan lapisan masyarakat. Kesulitan itu tidak hanya dirasakan oleh masyarkat miskin saja notabene jumlahnya semakin bertambah dengan krisis tersebut, tetapi juga kalangan pelaku usaha pun tidak terkecuali ikut merasakannya. Jika kita tinjau kebelakang lagi saat krisis moneter yang terjadi tahun 1997/1998, pada saat itu negara kita bukan lagi hanya sekedar mengalami krisis keuangan, melainkan telah meluas menjadi krisis ekonomi. Hal ini ditandai dengan menciutnya produk domestik bruto (GDP) pada tahun 1998 itu menjadi minus 13,68 persen dibandingkan dengan 4,65 persen di tahun 1997, begitu juga dengan laju inflasi yang naik menjadi 77,63 persen pada tahun itu dibandingkan dengan hanya 11,05 persen di tahun sebelumnya (Siamat, 2004). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga mengalami penurunan menjadi sekitar Rpl5.000 (Zhuang dkk. 2001), dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang mencapai titik paling rendah sejak masa pemerintahan Soeharto, yakni sebesar minus 13 persen (Kompas 2002).
  • Item
    PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA DI DAERAH RIAU
    (2014-12-24) Harlen
    PENDAHULUAN Tujuan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah peningkatan pendapatan rill per kapita serta adanya unsur keadilan atau pemerataan dalam penghasilan dan kesempatan berusaha. Dengan mengetahui tujuan dan sasaran pembangunan serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki suatu daerah, maka strategi pembangunan dan potensi yang ada akan lebih terarah. Selain itu, strategi tersebut menjadi pedoman bagi pemerintah daerah atau siapa saja yang akan melaksanakan kegiatan usaha di daerah yang bersangkutan. Lahimya UU No 22 tahun 1999 (direvisi menjadi UU No 32 tahun 2004) tentang pemerintahan membawa konsekuensi baru bagi perekonomian daerah. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah hams berusaha meningkatkan kemampuan untuk mendorong perekonomian daerahnya untuk berkembang Pemerintah daerah mau tidak mau harus berfikir keras dalam menentukan potensi daerahnya yang dapat menjadi andalan dalam meningkatkan perekonomian. Hal ini disebabkan pengembangan sektor potensial merupakan salah satu cara dalam percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Perkembangan sektor-sektor potensial diharapkan membawa dampak positif bagi perkembangan daerah. Dampak positif yang dimaksud antara lain perluasan kesempatan kerja
  • Item
    STRATEGY DAN ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI DAN KEUNGGULAN BERSAING
    (2014-12-23) Amries, Rusli Tanjung
    Strategi disusun pada dasamya untuk membentuk 're^nse' terhadap perubahan external yang relevan dari suatu organisasi seperti perubahan 'perkembangan' dari: industri, tehnologi, ekonomi, kebijakan pemerintah, politik, lingkungan persaingan, selera konsumen, serta perubahan perilaku pemasok. Perubahan external tersebut tentunya akan dijawab dengan memperhatikan kemampuan intemal dari suatu organisasi. Sampai seberapa jauh organisasi dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman dari luar, untuk memperoleh manfaat yang maksimal dengan mendaya gunakan keunggulan organisasi, yang dimiliki pada saat ini. Strategi tidak saja dibutuhkan oleh organisasi yang 'profit oriented' tapi juga ba^ organisasi yang 'nonprofit oriented' seperti rumah sakit (Weber and Dula, 1974), Universias, (Doyle and Lynch, 1976); Thomas, 1982; McGroth,! 976), Gereja(Hussey, 1974; Wasdell, 1980) dan juga pemerintah daerah (Cartwright, 1975), Perpustakaan (Kennington, 1977), dan lembaga sosial lainnya (Keating and Keating, 1981).
  • Item
    ENTREPRENEURSHIP DAN KINERJA KOPERASI (Suatu Kajian Pada Koperasi Primer Di Daerah Riau)
    (2014-02-14) Tanjung, Amries Rusli Tanjung
    Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah koperasi primer KP-RI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) . Jumlah KP-RI di Provinsi Riau adalah 154 koperasi yang tersebar didaerah kabupaten dan kota. Dalam menjalankan usaha, menurut Muslimin Nasution (2002 : 12), ada beberapa masalah yang dihadapi gerakan koperasi. Masalah dimaksud adalah : (1) koperasi masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan kegiatan diberbagai sector perekonomian karena rendahnhya kemampuan memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia. (2) belum tercipta jaringan mata rantai tataniaga yang efektif dan efisien, baik dalam pemasaran hasil produksi maupun dalam distribusi bahan kebutuhan pokok anggotanya. (3) terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan lunak untuk mengembangkan usaha yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Selain itu kemampuan dalam pemupukan modal sendiri masih lemah sehingga sangat tergantung pada kredit bank walaupun biayanya lebih mahal. (4) Keterbatasan jumlah dan jenis sarana usaha yang dimiliki oleh koperasi serta kemampuan pengelola koperasi dalam mengelola usaha. (5) belum terciptanya bentuk kerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertical maupun kerja sama antara koperasi dengan BUMN dan swasta.
  • Item
    Peran Budaya Organisasi, Program Pendidikan dan Latihan Serta Motivasi Kerja Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan
    (2012-12-04) Oemar, Yohanas
    Manusia memiliki kebutuhan (needs) dan dorongan (drive) d a l am melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian kebutuhan. Berbagai pekerjaan dilakukan oleh manusia untuk tujuan pencapaian kebutuhan. Karena kebutuhan tersebut, maka dikatakan bahwa manusia memiliki motivasi (Luthans, 2002; Bobbins, 2003). Manusia menginvestasikan hartanya untuk bisnis. D i situ manusia menjadi pemilik perusahaan (mereka sebagai business owner). Sebagian manusia mengorbankn waktunya untuk mengelola perusahaan (sebagai manajer). Dan sebagian yang l a i n manusia berperan sebagai karyawan bawahan, membantu pimpinan untuk mencapai tujuan perusahaan. Meraka adalah sumberdaya manusia yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk tujuan proses produksi pada suatu organisasi (Armanu, 2006). Organisasi (bisnis maupun non bisnis) memiliki lingkungan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut. Berdasar pada pertimbangan kondisi/situasi lingkungan tersebut, maka organisasi menetapkan misi dan visi organisasi (Porter 1980; Jack and Glueck, 1988; Pearce and Robinson, 2000; D a v i d , 2003). Dengan kata l a i n bahwa pimpinan organisasi sebagai pengambil keputusan telah menetapkan strategi organisasi (strategi bisnis) berdasarkan lingkungan organisasi. Dari strategi bisnis tersebut, maka dibuat program tahunan untuk semua level orgnisasi yang selaras (alignment) dengan strategi bisnis (Walker, 1992; G a l p h i n and Murray, 1997).
  • Item
    Peran Entrepreneurial Marketing Dalam Meningkatkan Kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia.
    (2012-11-12) Zulkarnain
    Terinspirasi dari buku Entrepereneurial Marketing yang ditulis Leonard M. Lodish di Wharton Business School yang terdiri dari 14 bab diantaranya meliputi; product development, pricing, advertisement, distribution channel, promotion, sales management dan brand management. dan Marketing That Works yang berusaha mengakhiri “perang paradigma” antara pemasaran dan kewirausahaan. Buku yang ditulis Leonard M. Lodish, Howard L. Morgan dan Shellye Archambeau ini menyajikan sisi taktikal pemasaran sehingga mudah untuk diimplementasikan oleh perusahaan pada semua skala, termasuk UMKM adalah untuk memberikan alat bagi pengusaha ventura untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari biaya minimal yang dikeluarkan untuk aktivitas pemasaran. Ketiga penulis mengkritisi pentingnya memilih berbisnis dengan pasar sasaran yang tepat, banyaknya pengusaha yang terlalu percaya diri terhadap produk yang mereka pasarkan. Mereka meninggalkan suara konsumen, dan hanya mengandalkan intuisi mereka, dalam bahasa pemasaran, situasi ini dinamakan “marketing myopia” (rabun pemasaran) yang berisiko tingginya rasio kegagalan pada usaha baru.
  • Item
    Penerapan Manajemen stratejik, Intensitas Intrapreneurship Dan Kinerja Koperasi (Survai Pada Koperasi Sekunder KP-RI Di Indonesia)
    (2012-11-12) ZULFADIL
    Peranan koperasi secara tegas disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 berbunyi ”perekonomian disusun sebagai usaha bersama bersama berdasarkan azas kekeluargaan”. Bangun usaha dimaksud adalah ”koperasi”. Menurut UU no 25 Tahun 1992 ”Koperasi adalah badan Usaha, yang beranggotakan orang per orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Definisi di atas dapat diartikan bahwa 3 sebuah badan usaha dapat dikatakan sebagai ”Koperasi” apabila melaksanakan kegiatan usaha/bisnis, berbasis anggota, menjalankan prinsip-prinsip koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat (bermakna bagi masyarakat/ daerah), dan dikelola dengan asas kekeluargaan. Koperasi yang demikian disebut koperasi “Ideal”. Tanggung jawab utama untuk mewujudkan koperasi yang ideal berada pada pengelola usaha dan pengurus koperasi. Pengurus dan pengelola koperasi melaksanakan fungsi yang berbeda, namun tetap satu. Pengelolaan organisasi menjadi tanggung jawab pengurus. Sedangkan pengelolaan usaha menjadi tanggung jawab manajer dan karyawan.
  • Item
    Implementasi Konsep Kerjasama (Coorperative Effect?)Koperasi Dalam Mencapai Keberhasilan KUD MINA (Koperasi Perikanan)
    (2012-11-12) Zulkarnaini
    KEBERADAAN DAN JENIS KOPERASI UNIT DESA Keberadaan Koperasi Unit Desa (KUD) pada umumnya berada di pedesaan dimaksudkan untuk membantu mengembangkan ekonomi masyarakat di pedesaan, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia berada di pedesaan. Senada dengan hal tersebut Sutaryo Salim (1992:34), menyatakan KUD dikembangkan untuk meningkatkan peranan ekonomi masyarakat pedesaan dan merupakan suatu Koperasi yang dibentuk oleh warga desa dari suatu desa atau kelompok desa yang disebut unit desa, yang dapat 5 merupakan suatu kesatuan ekonomi masyarakat kecil. Untuk mencapai maksud tersebut aktivitas usaha yang dilakukan oleh Koperasi unit desa (KUD) meliputi berbagai macam jenis usaha (Multy purpose). Fungsi utama Koperasi unit desa secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas hidup sumberdaya manusia dan perekonomian masyarakat di wilayah kerjanya. Dengan demikian kegiatan Koperasi unit desa haruslah memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat desa sebagai anggotanya dengan membantu pengadaan dan penyaluran sarana produksi, pemasaran hasil, dan penyaluran barang-barang keluarga. Selain itu Koperasi unit desa harus ikut mengambil bagian dalam peningkatan produksi dengan memperkenalkan dan memasyarakatkan teknologi baru untuk bidang usaha yang ditekuni oleh anggotanya. Jenis usaha Koperasi unit desa (KUD Mina) yang sudah berkembang dalam membantu perekonomian di daerah nelayan di Propinsi Riau antara lain adalah penyaluran sarana produksi, usaha simpan pinjam, kegiatan pemasaran (Ekspor hasil nelayan), BBM, dan TPI. Berbagai kegiatan pembinaan terhadap Koperasi unit desa (KUD Mina) di daerah nelayan telah membawa kinerja 6 yang baik oleh Koperasi unit desa (KUD Mina), yaitu mampu memberikan layanan jasa yang baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan penduduk sekitarnya, tetapi selain itu dalam pelaksanaannya masih ada juga Koperasi unit desa (KUD Mina) yang belum berhasil dan memerlukan perbaikan. Selaras dengan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, telah dilakukan suatu kajian untuk yang mencoba mengungkap pengaruh faktor-faktor keberhasilan KUD Mina terhadap keberhasilan usaha nelayan sebagai anggota Koperasi (KUD Mina) yang ada di Propinsi Riau baik secara individu maupun secara berkelompok.
  • Item
    Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Dalam Perspektif Perekonomian Provinsi Riau (Studi Industri Kecil Makanan Di Provinsi Riau)
    (2012-11-11) Zulkarnain
    Krisis ekonomi sejak tahun 1997 yang lalu masih menyisakan berbagai persoalan ekonomi nasional yang sangat mengganggu stabilitas ekonomi, ditandai dengan runtuhnya usaha bisnis berskala besar. Sampai saat ini upaya perbaikan ekonomi nasional terus dilakukan walaupun tumbuh lamban jika dibandingkan dengan upaya negara-negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Fundamental ekonomi nasional yang sangat rapuh dan rentan saat itu terhadap gejolak ekonomi dunia maupun kawasan regional, membuat ekonomi Indonesia sulit bangkit dalam waktu dekat sehingga memerlukan berbagai kebijakan dan skenerio ekonomi yang handal agar terlepas dari lingkaran krisis tersebut. Ironisnya, sebelum terjadinya krisis ekonomi 78 persen asset dikuasai oleh 25 konglomerat yang diganjal dengan utang luar negeri, yang sangat rawan dan rentan pula terhadap gejolak ekonomi. Krisis tersebut membawa dampak yang begitu besar terhadap perekonomian nasional dan kehidupan masyarakat pada umumnya. Kita dapat merasakan usaha skala besar porak poranda dan sebagian ada yang hengkang ke luar negeri, terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dimana-mana. Belajar dari kondisi tersebut Indonesia mulai bangkit dengan kekuatan ekonomi akar rumput, sektor riil yang bertumpu kepada kekuatan sumber daya lokal dan pada saat itulah UMKM muncul sebagai penyelamat dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
  • Item
    PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU (Morphology of Growth of Riau Province)
    (2012-11-11) Isyandi
    Pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh sebahagian besar negara disertai dengan perubahan struktur perekonomian. Perubahan struktur dimaksud adalah menurunnya kontribusi sektor pertanian dan meningkatnya kontribusi sektor industri, baik dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) maupun dari kesempatan kerja. Perubahan struktur perekonomian tersebut merupakan proses industrialisasi. Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perekonomian Indonesia telah mengalami perubahan yang mendasar. Arah kebijaksanaan pembangunan yang merupakan rangkaian pembangunan ekonomi adalah upaya untuk mewujudkan Indonesia yang modern, maju dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya (Visi Indonesia 2030), melalui pencapaian struktur ekonomi yang seimbang. Setidaknya, rangkaian tersebut telah terlihat pada era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama 1969-1993 ( Pelita-I sampai dengan Pelita V) yang sekarang dilanjutkan dengan era reformasi dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), yang mana Indonesia akan mencapai pendapatan per kapita sekitar US$ 18 ribu dengan nilai PDB sebesar US$ 5,1 trilliun pada tahun 2030 (Indonesia Forum, 2007). Secara bertahap pemerintah berusaha untuk mengubah perekonomian yang bertumpu pada sektor pertanian dan pertambangan sebagai sektor primer ke arah struktur ekonomi yang lebih seimbang, yaitu industri manufaktur yang kuat yang didukung oleh sektor pertanian yang serasi (sebagaimana terlihat pada gambar 1). Perubahan struktur perekonomian dapat dilihat dari pertumbuhan dan perubahan komposisi produk domestik bruto (PDB). Pertumbuhan dan perubahan komposisi PDB Indonesia menurut sektor utama kegiatan ekonomi menunjukkan perubahan yang mendasar. Peranan sektor industri manufaktur dalam produk nasional meningkat dari 11,14 persenpada tahun 1983 menjadi 21,20 persen pada tahun 1993, bahkan meningkat menjadi 27,9 persen pada tahun 2008. (atas dasar harga konstan tahun 1983). Peranan sektor pertanian dalam periode yang sama telah menurun dari 42,96 persen menjadi 31,45 persen. Demkian juga halnya dengan perkembangan laju rata-rata pertumbuhan sektor industri adalah 12,13 persen, jauh melampaui laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian yang hanya 3,76 persen dalam periode 1983-1993 (BPS, Statistik Indonesia, berbagai penerbitan). Pada periode tahun 2001-2003, ekonomi hanya tumbuh rata-rata sebesar 4,2%, dan pertumbuhan inipun terutama didorong oleh konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ini jauh di bawah pertumbuhan ekonomi sebelum resesi yang rata-rata berkisar 7– 8% per tahun. Investasi hanya tumbuh sebesar rata-rata 3,5% dan ekspor tumbuh sebesar rata-rata 2,1%. Padahal sebelum krisis, investasi dan ekspor masing-masing tumbuh sebesar rata-rata 10,4% dan 10%. Hal ini diantaranya disebabkan karena daya saing Indonesia mengalami penurunan.
  • Item
    DAMPAK KRITERIA SUPPLIER SELECTION, INTEGRASI INTERNAL DAN INTEGRASI EXTERNAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PLYWOOD DI PROPINSI RIAU
    (2012-11-11) DJAMIN, DJANIMAR
    Dalam ketetepan MPR Nomor 11/MPR/I999, tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) antara lain menetapkan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup agar diarahkan untuk dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat dalam peranannya sebagai sumber dari pendapatan dan lapangan kerja, juga tetap bermanfaat bagi generasi mendatang. Selanjutnya atas sumber daya hutan, GBHN antara lain juga mengarahkan bahwa peningkatan dan penyempurnaan upaya rehabilitasi lahan untuk mencegah dari bertambahnya hutan bermutu rendah dan meningkatkan produktivitas hutan perlu dilakukan. Peningkatan hutan tersebut juga diperlukan dalam rangka menjamin kebutuhan akan pasokan bahan baku industri pengolahan hasil hutan. Seperti diketahui bahwa industri perkayuan di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1986, dan semakin berkembang yakni setelah diberlakukannya kebijakan pengembangan dengan melarang ekspor bahan mentah (kayu bulat dan kayu gergajian) melalui UU No. 5 tahun 1999. Apabila dikaji lebih mendalam, perkembangan pembangunan perusahaan perkayuan pada saat itu tidak seperti yang diharapkan. Ditengah-tengah maraknya isu lingkungan dan terpaan krisis ekonomi dalam upaya mengatasi hal tersebut diatas merupakan suatu tantangan. Ini disebabkan karena potensi bahanbaku tidak seimbang dengan kebutuhan industri plywood di Provinsi Riau sebagai akibat pembangunan sub sektor pengusahaan hutan yang belum sepenuhnya berhasil seperti yang diharapkan. Akibatnya program pengembangan subsektor industri perkayuaan yang efisien dan berdaya saing global mengalami hambatan. Dalam menjalankan kegiatan produksi diperlukan adanya pengadaan bahanbaku. Untuk itu perlu adanya suatu 3 kebijaksanaan mengenai pengadaan bahanbaku guna menunjang kegiatan produksi secara kontinyu yang harus dibeli, diproses dan kemudian dijual kepada konsumen. Tersedianya bahan baku dalam jumlah cukup, kualitas yang sesuai dengan standar dan harga yang wajar akan sangat mempengaruhi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku untuk poduksi.
  • Item
    STRATEGY DAN ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI DAN KEUNGGULAN BERSAING
    (2012-11-11) Rusli Tanjung, Amries
    Konsep strategi berasal dari kata Yunani (Greek) ‘strategos atau strategia’ yang berarti’ general or generalship’, atau sesuatu yang berkaitan dengan ‘top management dari suatu organisasi. Steiner and Miner (1977) menyatakan bahwa ‘strategy is the forging of company mission, setting objectives for the organization in light of external and internal forces, formulating specific policies and strategies to achieve objectives, and assuring their proper implementation so that the basic purposes and objectives of the organization will be achieved’. Jauch and Glueck (1988) menyatakan bahwa strategi sebagai ‘unified, comprehensive, and integrated plan that relates the strategic advantages of the firms to the challenges of the environment. It is design to ensure that the basic objectives of the enterprise are achieved through proper execution by the organization’. Dess and Miller (1993) menyatakanbahwa didalam pengertian strategi terdapat pengertian tetang ‘intended strategy’ yaitu strategi yang diusulkan, dirancang dan diharapkan, dan pengertian tentang ‘realized strategy’ yaitu stratei yang sebenarnya telah dilaksanakan / dipergunakan didalam kegiatan organisasi akibat adanya peluang dan hambatan yang belum terlihat pada saat menyusun strategi. Peluang dan hambatan (obstacles) inilah yang memaksa managemen untuk melakukan ‘quick thinking to alter intended strategy’. Johnson and Scholes (1993) menyatakan bahwa ‘strategy is the direction and scope of an organization over the long term; Ideally which matches its resources to its changing environment, and in particular its market, customers or clent so as to meet stakeholders expectations’. Pearce and Robinson (1994) dan Belohlav and Gidden-Ering (1987) mengartikan strategi sebagai ‘comprehensive, general plan of major actions through which a firm intends to achieve its long term objectives in a dynamic environment. 14 basic approaches (generic strategies) can be identified : concentration, market development, produc development, innovation, horizontal integration, vertical integration, joint venture, strategic alliances, consortia, concentric diversification, conglomerate diversification, turnaround, divesture, and liquidation’.
  • Item
    PEMBANGUNAN AGROESTAT KELAPA SAWIT DALAM UPAYA PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI PEDESAAN
    (2012-11-09) Syahza, Almasdi
    Sebagian besar rakyat hidup pada sektor pertanian dan sektor ini masih memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian negara, maka pemberdayaan ekonomi rakyat juga berarti membangun ekonomi pertanian lebih baik. Pembangunan industri harus memperhatikan keterkaitan ke belakang (backward linkage) dengan sektor pertanian atau sektor primer sedangkan keterkaitan ke depan (forward lingkage) harus memperhatikan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan pemasaran yang baik sehingga produk yang dihasilkan tidak sia-sia. Konsep pengembangan pertanian ini disebut dengan konsep agribisnis. Untuk mewujudkan tujuan pengembangan ekonomi kerakyatan, terutama di sektor pertanian maka dipersiapkan kebijakan strategis untuk memperbesar atau mempercepat pertumbuhan sektor pertanian, khususnya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan agribisnis yang terencana dengan baik dan terkait dengan pembangunan sektor ekonomi lainnya. Pengembangan ekonomi kerakyatan bagi pemerintah Daerah Riau dilaksanakan melalui program pengetasan kemiskinan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan pembangunan infrastruktur. Program ini lebih dikenal dengan K2I (Kebodohan, Kemiskinan, dan Infrastruktur). Setiap pembangunan di daerah tidak terlepas dari program K2I yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah.