PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU (Morphology of Growth of Riau Province)
No Thumbnail Available
Date
2012-11-11
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh sebahagian besar negara
disertai dengan perubahan struktur perekonomian. Perubahan struktur
dimaksud adalah menurunnya kontribusi sektor pertanian dan
meningkatnya kontribusi sektor industri, baik dilihat dari Produk Domestik
Bruto (PDB) maupun dari kesempatan kerja. Perubahan struktur
perekonomian tersebut merupakan proses industrialisasi.
Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perekonomian
Indonesia telah mengalami perubahan yang mendasar. Arah
kebijaksanaan pembangunan yang merupakan rangkaian pembangunan
ekonomi adalah upaya untuk mewujudkan Indonesia yang modern, maju
dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya (Visi Indonesia 2030), melalui
pencapaian struktur ekonomi yang seimbang. Setidaknya, rangkaian
tersebut telah terlihat pada era Pembangunan Jangka Panjang Tahap
Pertama 1969-1993 ( Pelita-I sampai dengan Pelita V) yang sekarang
dilanjutkan dengan era reformasi dikenal dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP), yang mana Indonesia akan mencapai pendapatan per kapita
sekitar US$ 18 ribu dengan nilai PDB sebesar US$ 5,1 trilliun pada tahun
2030 (Indonesia Forum, 2007). Secara bertahap pemerintah berusaha
untuk mengubah perekonomian yang bertumpu pada sektor pertanian dan
pertambangan sebagai sektor primer ke arah struktur ekonomi yang lebih
seimbang, yaitu industri manufaktur yang kuat yang didukung oleh sektor
pertanian yang serasi (sebagaimana terlihat pada gambar 1).
Perubahan struktur perekonomian dapat dilihat dari pertumbuhan
dan perubahan komposisi produk domestik bruto (PDB). Pertumbuhan
dan perubahan komposisi PDB Indonesia menurut sektor utama kegiatan
ekonomi menunjukkan perubahan yang mendasar. Peranan sektor
industri manufaktur dalam produk nasional meningkat dari 11,14 persenpada tahun 1983 menjadi 21,20 persen pada tahun 1993, bahkan
meningkat menjadi 27,9 persen pada tahun 2008. (atas dasar harga
konstan tahun 1983). Peranan sektor pertanian dalam periode yang sama
telah menurun dari 42,96 persen menjadi 31,45 persen. Demkian juga
halnya dengan perkembangan laju rata-rata pertumbuhan sektor industri
adalah 12,13 persen, jauh melampaui laju pertumbuhan rata-rata sektor
pertanian yang hanya 3,76 persen dalam periode 1983-1993 (BPS,
Statistik Indonesia, berbagai penerbitan). Pada periode tahun 2001-2003,
ekonomi hanya tumbuh rata-rata sebesar 4,2%, dan pertumbuhan inipun
terutama didorong oleh konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ini jauh di
bawah pertumbuhan ekonomi sebelum resesi yang rata-rata berkisar 7–
8% per tahun. Investasi hanya tumbuh sebesar rata-rata 3,5% dan ekspor
tumbuh sebesar rata-rata 2,1%. Padahal sebelum krisis, investasi dan
ekspor masing-masing tumbuh sebesar rata-rata 10,4% dan 10%. Hal ini
diantaranya disebabkan karena daya saing Indonesia mengalami
penurunan.