LBR-Fisheries and Marine

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 15 of 15
  • Item
    Teknologi Dan Manajemen Produksi Ikan Selais ( Ompok hypophthalmus)
    (2015-06-11) Adelina; Pamukas, Niken Ayu; Lukistyowati, Iesje
    Penelitian tentang Teknologi dan Manajemen Produksi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) telah dilakukan. Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu paket teknologi melakukan budidaya khususnya pembesaran ikan selais, sehingga ikan ini dapat tersedia secara kontiniu (tidak tergantung musim) untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahun pertama telah dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais pada skala laboratorium dengan mengoptimalisasi pemberian pakan, penanganan kualitas air dan penyakit untuk mendapatkan kelulushidupan ikan yang tinggi, efisiensi pakan tinggi dan pertumbuhan ikan maksimal serta melakukan kajian analisis usaha budidaya ikan selais. Pada tahun kedua ini dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais di kolam terpal dengan menggunakan resirkulasi sistem akuaponik. Teknologi ini dilakukan melihat keterbatasan lahan dan air bersih akibat polusi di perairan alami. Dengan demikian kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan dengan meminimalkan pemanfaatan sumberdaya air serta ramah lingkungan. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan selais dengan bobot 8,5-10,5 g dan panjang 10-13 cm. Ikan uji ditempatkan pada wadah pemeliharaan berupa bak papan yang dilapisi terpal berukuran 1,3x1,2x80 m3 dan diisi air setinggi 65 cm dengan padat tebar ikan 30 ekor/wadah. Untuk menjaga kualitas air, bak pemeliharaan ikan dilengkapi dengan sistem resirkulasi akuaponik. Kolam terpal dihubungkan dengan wadah filter air yang diisi media filter. Rasio air antara wadah filter dengan wadah pemeliharaan ikan adalah 1 : 1,8. Air dari wadah pemeliharaan ikan akan dialirkan ke media filter dengan pompa air yang mempunyai kekuatan 50 watt. Setelah air melewati media filter akan dikembalikan ke bak pemeliharaan ikan dengan pompa air. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 35,8% dan energi 261,67 kkal DE/g. Pakan uji dibedakan atas dua macam yaitu yang bahannya tidak difermentasi dan difermentasi untuk meningkatkan daya cerna bahan. Ke dalam pakan ditambahkan temulawak sebanyak 40 g/kg pakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari biomassa ikan pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Setiap 28 hari ikan ditimbang untuk menyesuaikan jumlah pakan yang akan diberi. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 112 hari. Data yang dikumpulkan adalah pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak ikan, efisiensi pakan, retensi protein dan kelulushidupan ikan dianalisis menurut model RAL. Data kualitas air dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi resirkulasi akuaponik pada budidaya ikan selais dapat menjaga dan memperbaiki kualitas air sehingga tetap pada kisaran yang dapat ditolerir ikan selais untuk hidup dan bertumbuh. Suhu air selama penelitian berkisar 26-27oC, pH 6-7, oksigen terlarut 3,75-4,83 mg/l, kandungan CO2 6,52-9,18 dan amoniak 0,01- 0,09 mg/l. Ikan selais yang diberi pakan berupa pelet yang bahannya difermentasi mampu meningkatkan kecernaan pakan dan menambah aroma pakan sehingga efisiensi pemanfaatan pakan menjadi lebih tinggi dan menyediakan energi yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan ikan menjadi lebih baik. Temulawak yang ditambahkan ke dalam pakan mampu meningkatkan daya tahan ikan sehingga ikan dapat terhindar dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghasilkan kelulushidupan ikan selais yang tinggi.
  • Item
    Pemanfaatan Bahan Baku Alternatif Sebagai Sumber Protein Dalam Pakan Untuk Memacu Pertumbuhan Benih Ikan Baung (Mystus nemurus CV)
    (2015-04-16) Suharman, Indra; Asiah, Nur
    Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase tepung eceng gondok terfermentasi yang terbaik dalam formulasi pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan baung. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu penggantian tepung kedelai dengan tepung eceng gondok terfermentasi masing-masing sebesar 0% (P1), 10% (P1), 20% (P2), 30% (P3), dan 40% (P4) dengan kandungan protein pakan sebesar 30%. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan baung berukuran bobot rata-rata 6.3-6.9 gram dengan padat tebar 15 ekor per wadah percobaan. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari, yaitu pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tepung eceng gondok terfermentasi dapat digunakan untuk mensubstitusi tepung kedelai pada pakan benih ikan baung. Tingkat substitusi tepung eceng gondok terfermentasi yang terbaik adalah dengan tingkat substitusi sebesar 10% tepung eceng gondok terfermentasi + 90% tepung kedelai.
  • Item
    TEKNOLOGI PENGOLAHAN IKAN PATIN MENJADI DENDENG SERTA PENENTUAN MASA KADALUARSA
    (2014-02-18) Desmelati; Suparmi; Dahlia; Saputra, Joni; Alvian; Elita
    Dendeng adalah produk pangan semi basah yang dapat dimakan tanpa rehidrasi dan tidak memberikan rasa kering pada produk. Pembuatan dendeng lumat ikan patin merupakan salah satu upaya diversifikasi produk hasil perikanan yang sehat dengan kandungan gizi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jumlah tepung tapioka yang tepat pada pengolahan dendeng lumat ikan patin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial menggunakan 5 taraf dan 3 ulangan, yakni: (1) Ao= Tanpa penambahan tepung, (2) A1= Penambahan tepung 50 g, (3) A2= Penambahan tepung 100 g, (4) A3= Penambahan tepung 150 g, (5) A4= Penambahan tepung 200 g. Masing-masing unit perlakuan ditambahkan bumbu-bumbu yang terdiri dari gula merah, asam jawa, bawang merah, bubuk ketumbar, lengkuas, garam dan bawang patih. Hasil penelitian dengan penambahan tepung tapioka pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa dendeng lumat ikan patin memberikan pengaruh yang nyata terhadap mutu dendeng lumat ikan patin. Penambahan tepung tapioka 100 g merupakan hasil yang terbaik dan dapat diaplikasikan untuk meningkatkan mutu dendeng lumat ikan patin.
  • Item
    KAJIAN DAMPAK INDUSTRI PERMINYAKAN TERHADAP KUALITAS FISIKA KIMIA DAN BIOEKOLOGI PERAIRAN PANTAI
    (2013-05-30) Amin, Bintal; Nirrachmi, Irvina
    survey on the oil content and diatom abundance has been conducted in the coastal water adjacent to oil industry activities. Two locations (Sungai Pakning and Selat Lalang) with three stations each were selected for the sampling. Oil content analysis and identification of diatom were carried out in Marine Chemistry Laboratory and Marine Biology Laboratory, Fisheries Faculty, University of Riau. The result showed that all water quality parameters measured in the present study were still in the range of tolerable levels for the survival of marine organisms. The mean oil content varies from 0.35 to 0.37ppm and diatom abundance ranged from 1433,33 – 1566,67cel/l consisted of 10 species in Sungai Pakning whilst in Selat Lalang ranged from 0.34 to 0.54 ppm and diatom 1813,33 – 2200,00 cel/L with 7 spesies. Oil contents found at the stations closed to oil industry were generally higher than that at the station far from any oil-related activities. In both locations, the oil contens were measured to be higher during high tide compared to low tide. The increase of oil content in the waters was followed by the decrease in diatom abundance. Simple linear regression analyses indicates negative correlation between oil content and diatom abundance (Y = 2620 – 3000X; r = 0,4878and Y = 3546 – 5885X; r = 0,9110 in Sungai Pakning and Y = 3098 – 1947X; r = 0,7113 and Y = 2775 – 2152X; r = 0,3347 in Selat Lalang respectively) during high and low tide.
  • Item
    PEMANFAATAN BAHAN ALAMI UNTUK MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT IKAN EKONOMIS PENTING RIAU
    (2013-05-28) Riauwaty, Morina; Lukistyowati, Iesje
    A study on histopathology of liver and kidney of Pangasius hypopthalmus that is infected with Aeromonas hydrophila and treated with Curcuma xanthorrhiza Roxb has been conducted on March-July 2012. This study aims to understand the histological structure of the liver and kidney of the fish that is treated with C. xanthorrhiza extract. There were 3 treatments applied. The treated fishes were infected with A. hydrophila (0.1 ml of 109 of A. hydrophila culture) and then were immerse in 3 different concentrations of C. xanthorrhiza extract, they were T1 (0.2 g/l); T2 (0.4 g/l) and T3 (0.6 g/l) for 5 minutes/ day for a 2 weeks period. The negative control were fishes that were not receive any treatment, while the positive control were fishes that were infected with A. hydrophila, and were not treated with C. xanthorrhiza extract. The liver showed vacuolar degeneration in the hepatocyte, necrosis, hemorrhage and hipertrophy in the sinusoid. The kidney showed vacuolar degeneration in the epithelium of renal tubulus, necrosis, haemorrhage and dilation in Bowman’s capsule. Based on data obtained, it can be concluded that immersion of fish in C. xanthorrhiza extract is able to cure A. hydrophila infection on fish
  • Item
    Identifikasi dan Konstruksi Kapal Perikanan dan Pengembangan Tempat Pendaratan Ikan Kurau Di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, Riau
    (2013-04-18) Syaifuddin; Zain, Jonny; Nasiitlon, Polaris
    Malaka Strait is a fishing community in the district of Bantan, the Strait of Malacca. Fishing gear used by fishermen consists of the gill nets (gillnet), longline (long line), and other gear. Fishermen in operating fishing gear with the use of ships, boats and canoes. Fishing vessels have a primary measure (principle dimension) is the length (Loa) 12.83 m, width (B) 2.52 m and in (D) 0.80 to Groass Tonnage (GT) 5 GT. As a driver by using the dong feng brand engine 24 PK. While the materials used to manufacture fishing boats in the Bantan is wood. The main measure used fishing boats in the strait have the Loa 6 m, B 1.2 m and within 0.50 m, while the driving tool is rowing. And also there is a smaller boat than the boat length (Loa) 4 m, width (B) 0.90 m and in (D) 0.35 m. Type of wood used is wood Giam, resak wood, wood lazy, rains wood, and meranti.
  • Item
    Aspek Mikro Biologis Dalam Pengolahan Produk Berbasis Ikan
    (2013-04-18) Mus, Sukirno; Syahrul; Hutahaean, Benget; Sumarto; Kumiawan, Edi; Rahman, Mardiyah
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengamh konsentrasi tepung jahe terhadap mutu ikan jambal siam selama penyimpanan suhu dingin . Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, keempat taraf perlakuan yakni Jo (tanpa tepung jahe 0%), Ji (tepung jahe 6%), h (tepung jahe 9%) dan J3 (tepung jahe 12%) berpengamh terhadap nilai organoleptik dan nilai total bakteri psikrofilik, serta tidak ditemukan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus selama penyimpanan suhu dingin. Perlakuan J3 (tepung jahe 12%) mempakan perlakuan terbaik dilihat dari nilai organoleptik (tertinggi), bakteri psikrofilik (terendah), serta bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus (tidak tumbuh) selama penyimpanan suhu dingin.
  • Item
    Bio Ekologi Mikro Algae (Diatom) di Perairan Muara Sungai Mesjid Kota Dumai
    (2013-04-17) Husien siregar, Sofyan; Mulyadi, Aras; Hamidy, Rasoel; Manihuruk, Tolopan; Abi kusuma, Darna
    The research was conducted from March to June 2012 in water of Mesjid River Estuary of Dumai City Riau Province. The goal of this research is to describe the variations of niunber and composition species of planktonic diatom among the Mesjid River Estuary Water and environmental factors that affect it. Survey method was applied to collect data by observation, measurement and sampling in the field, followed by the identification of diatom samples at Integrated Laboratory of Marine Sciences, Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau. Total number of epiphytic diatom spesies were 12 species with small variation from river body to mouth estuary. Beside that, there are six species namely Chaetoceros debilis, Planktoniella sp., Pleurosigma normanii, Nitzschia seriata, Coscinodiscus sp., dan Hyalodiscus 5/7.found at all stations. The lowest density of planktonic diatom is found at station 4 (16529 cell/1) and The highest is at station 3 (35420 cell/1). The measurement of water quality parameters shows that the condition of the waters in the Sungai Mesjid of as whole is still in balance, there is no competition for place nor food and water quality middle level of contamination.
  • Item
    Diversifikasi Pengolahan Ikan Patin Sebagai Produk Unggulan Daerah
    (2013-04-17) Desrnelati; Suparmi; Dahlia; saputra, Joni; Alvian; Elita
    Ikan patin merupakan ikan hasil budidayakeyang produksinya hampir meningkat setiap tahunnya, biasanya ikan ini dijual dalam keadaan segar dan juga dalam bentuk oiahan dan jenis olahannya berupa ikan asap dan ikan asin.Nilai ekonomis ikan patin sebenarnya dapat ditingkatkan apabila dilakukan pengolahan 4 dengan benar melalui berbagai cara pengolahan ikan. Salah satu cara pengolahan tersebut pembuatan dendeng ikan patin. Dendeng ikan adalah jenis makanan awetan yang dibuat dengan cara pengeringan dengan menambahkan garam, gula, lengkuas, asam jawa, bubuk ketumbar, bawang putih, bawang merah untuk memperoleh rasa yang diinginkan. Untuk mengelolah ikan patin yang berukuran menjadi dendeng maka diperlukan teknologi restrukturisasi. Daiam proses pembuatan dendeng peningkatan kualitas penerimaan terhadap tekstur merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan penambahan bahan pengisi dan pengikat untuk memperbaiki tekstur dendeng. Salah satu bahan yang dapat dijadikan bahan pengikat dalam pembuatan dendeng ikan patin adalah tepung tapioka.
  • Item
    Manajemen Kualitas Tanah Dan Peningkatan Kesuburan Air Peruntukan Ikan-Ikan Endemik Provinsi Riau
    (2013-04-17) Syafriadiman; Saberina; Ayu Pamungkas, Niken
    The research was conducted from April until June 2012 at Soil and Water Quality Management Laboratory Fisheries and Marine Science Faculty of Riau University. The aim of the reseeu-ch was to know effect of CaCOs lime to the pond bottom soil of chemical fertility and the water quality. The method used was experiment and randomized block designs with 1 factor is CaCOalime, with 5 level of treatments doses of CaCOslime from 0 g/m , 6.67 g/m^, 56.00 g/m^, 112.00 g/m^, and 168.00 g/m^, and 2 groups is new pond age (0- 4 years old) and old pond age (5-10 years old). The result indicated that the some doses of CaCOalime to increase in pH soil pond ageO-4 years and 5-10 years is 168.00 g/m^ (P4). These conditions resulted to increase inthe initial pHrange from5.0-5.8to6.7-7.1, C-organic about 0.75%, N-total of approximately 0. 07%, KPK approximately3.2 to 3.8me/100g, C/N ratioaroundlO.O to 11.1. Thewater quality improvementin bothage groupsoccurred frompH 5.7to 7.7, increase inturbidity, hardness, increase inthe dissolved oxygenat pond age5-10 years old andconcentration ofhitratein thepondage ofD-4 years old.
  • Item
    Analisis Kelembagaan Pemasaran dan Margin Tataniaga Perikanan di Kabupaten Kampar Propinsi Riau
    (2013-04-17) Ramli, Muhammad; Yulinda, Eni; Bathara, Lamun; Arief, Hazmi
    This study aims to analyze the marketing agencies and marketing margins kelemak fish are kept in cages. The method used in this study is a survey method. Determination of the respondents in this study conducted a census. From the results it is known that marketing agencies are involved in fish marketing kelemak are local traders and outside the region, local retailers and retailers outside the area. The pattern of coordination between marketing agencies with fish farmers established business cooperation. Made by cash payment system for traders fi-om outside the region and in installments for local collectors. The results of the analysis at each institution obtamed kelemak fish marketing fish that margin trading system kelemak highest obtained traders outside the goal area Jambi Rp.22.000/kg and the smallest traders and retailers Kampar regency Rp. 4000/kg. Marketing margin percentage of fish marketing channels Naumbai kelemak from village to each destination marketing is 23.52% for the purpose of Kampar, 29.72% Pekanbaru purposes, 42.22% and 52.72% Tembilahan purpose Jambi purpose. Benefits received by each institution is Rp 3.060/kg marketing to collectors Kampar, Rp 4.660/kg collecting purposes Pekanbaru, Rp 9.500/kg for collector purposes Tembilahan, Rp18.000 collecting purposes Jambi, Rp 3.567/kg retailers Kampar, Rp 4,500 / kg Pekanbaru retailers, retailers 6.575/kg Rp 6.443/kg retailers Tembilahan and Jambi
  • Item
    Teknologi Budi Daya Ikan Selais (Ompok hypopthalmus)
    (2013-04-17) M. Tang, Usman; Mulyadi; Rusliadi; Iskandar; Rifandi, Rahmat
    The research was conducted from April until June 2012 at Aquacukure Technology Laboratory Fisheries and Marine Science Faculty o f Riau University. The aim of the research was to improve water quality through the biotllter using taiwanese clam {Anadonta woodiana Lea) on culturing system of silais to increase the growth and survival rate of silais (Ompok hypopthalmus). The method used was experimental method and R A L one factor with 3 level of treatments. The treatment with stocking density of 10. 15 and 20 taiwanese clam {Anadonla woodiana Lea) respectively. The result indicated that different stocking density of taiwanese were have significantly effect on water quality (NH3),.growth rate and survival rate of silais {Ompok hypopthalmus). The best result was achieved by 20 taiwanese clam (Anadonta woodiana Lea). Total absolute body weight of silais was 9.53 grains, daily growth rate o f 2,18 % and survival rate of 100%.
  • Item
    Manajemen dan Teknologi Perikanan Tangkap Di Perairan Pambang Bengkalis
    (2013-04-17) Brown, Arthur; Parengrengi; Bustari; Huri, Eryan
    Penelitian ini bertujuan menganalisis komposisis hasil tangkapan rawai secara keseluruhan (kg), jenis, dan jumlah hasil tangkapan (ekor) pada waktu pagi dan siang hari. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survai. Hasil tangkapan yang diperoleh oleh alat tangkapan rawai selama penelitian terdiri dari 6 spesies yaitu: ikan malong/kelampai (Muraenesox sp), ikan layur (Trichiurus lepturus), ikan pari (Trygon sephen), jenak/merah (Lutjanus sp), ikan gerut (Pomadasis sp), dan ikan duri (Arius sp). Selama lima hari penangkapan diperoleh hasil penangkapan rawai pada pagi hari 28.7 kg atau 13 ekor dan pada siang hari 8.7 kg atau 3 ekor. Dari uji t diketahui nilai thu = 2.63 > t,ab = 2.132, atau terdapatperbedaan hasil tangkapan rawai pada waktu pagi dan siang hari. Hasil Chi Square antara hasil tangkapan yang dihitung perhari, menmjukkan nilai chi square hitung adalah 10.0168 dan nilai tabel pada significant 0.05 dan dk 4 adalah 9.49. Nilai hitung > )^ tabel, dengan demikian H^o ditolak dan H^i diterima, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan komposisi hasil tangkapan rawai pada waktu pagi dan siang har.
  • Item
    Domestikasi Ikan Lokal Riau
    (2013-04-16) M Tang, Usman
    This research was executed from October to November 2010 in the Sei Tibun, Padang Mutung Village, Kampar Regency, Riau Province. This research aims to understand the most approriate technology for growing Ompok hypopthalmus. A C RD design was applied in this research, 3 cages were placed in the current water and 3 other cages wereset in the still water. In each cage, 33 fishes were reared. Fishes were feed on conimercial pellets, 10% of total body weight. Fishes were kept for 45 days. Parameters measured were body weight, body / day length, daily body weight increment, Food Consumption Rate and survival rate. Results shown that there was no diffference in all parameters measured. By the end of the experiment, absolute body weight of the fishes was 3,51- 3.79 g, body length 6.55 - 6.94cm, daily weight increment 2.94-3.21%, F CR 32.41-32.92%, and survival rate was 100%. Based on data obtained, it can be concluded that O. hypopthalmus can be reared in the floating cages that were placed in current and still water.
  • Item
    Karakteristik Vegetasi Akuatik Pada Habitat Ikan Selais
    (2013-04-16) Nurdin, Syafril; Yuliati; Efawani
    The research of charactristic of aquatic plants at silais habitat should be conducted because they have important roles to protect selais sustainability. This study was conducted in maret-agustus 2012, and purpusive were to identify species of aquatic plants and biomass in segati river. Sampling were conducted using quadrate transects oflxlm.A total of spesies of aquatic plants were found and there divided into three group based on their morphoecology i.e. emergent, free floating , and free sub merged. Emergent group was the most predominant (five species) followed by free floating (two species), free sub merged (one species). Pandanus tectorius (emergent) had the higest density and biomass