Fisheries and Marine

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 15 of 15
  • Item
    Potensi Gastropoda Intertidal Sebagai Biomonitor Pencemaran Logam Berat Di Perairan Pantai Tropis
    (2015-01-22) Amin, Bintal
    Pemanfaatan laut bagi kesejahteraan manusia semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya populasi manusia. Peningkatan jumlah penduduk dan berbagai aktivitas manusia di kawasan pantai menyebabkan wilayah iru sering digimakan sebagai tempat pembuangan akhir yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah limbah termasuk yang mengandung logam berat sehingga pada akhimya dapat mengganggu keseimbangan biogeokimia perairan laut terutama di zona pantai
  • Item
    Teknik Pengelolaan Kualitas Air Budidaya Perikanan Pada Era Industrialisasi
    (2015-01-22) Syafridiman
    Tanpa air mustahil ada kehidupan, begitu pentingnya air. Untuk itu kuaHtas air perlu dipertahankan sesuai dengan peruntukannya, khususnya bagi kehidupan organisme budidaya perairan. Pengaruh berbagai faktor (fisika, kimia dan biologi) air sangat mudah terpengaruh, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi air dari H^O menjadi H^O + X (dimana X adalah jumlah pertambahan komposisi air akibat masuknya bahan-bahan asing dalam interval waktu tertentu). Dalam era industrialisasi saat ini, jumlah pertambahan komposisi air alami (X) meningkat drastis akibat sungai, danau, pantai dan laut telah dijadikan sebagai tong pembuangan limbah industri yang ada di sekitamya. Pembahan komposisi air alami ini seiring dengan waktu tentu lambat laun tanpa disadari jumlahnya akan bertambah terns sebagai puncak penyebab terjadinya pencemaran perairan
  • Item
    Implementasi Konsep Kerjasama(Cooperative Effect) Koperasi Dalam Mencapai Keberhasilankud Mina (Koperasi Perikanan)
    (2015-01-22) Zulkarnaini
    Keberadaan Koperasi Unit Desa (KUD) pada umumnya b e r a d a di p e d e s a a n dimaksudi
  • Item
    Pemanasan Global Dan Respon Fisiologis Hewan Akuatik
    (2015-01-22) Siregar, Yusni Ikhwan
    Ancaman Pemanasan Global telah menjadi isu utama lingkungan dan semakin intense dibicarakan di seantero dunia dalam dekade terakhir. Gejala, ancaman terhadap berbagai ekosistem daratan (terrestrial ecosystem) maupun perairan (Aquatic ecosystem), antisipasi mitigasi bencana pemanasan global, telah dibicarakan pada berbagai forum seminar, konferensi ilmuwan, dan pada level pemimpin Negara sebagai pengambil kebijakan.
  • Item
    Gambaran Kondisi Lingkungan Masa Lalu Dan Masa Datang
    (2015-01-22) Rifardi
    Pertambahan jumlah populasi manusia secara pesat telah berlangsung sejak awal abad ke 20 dan memberikan tekanan ekologis terhadap lingkungan karena peningkatan aktivitas pemanfataan sumberdaya alam baik di daratan maupun di lautan Proses sedimentasi merupakan salah satu proses yang disebabkan oleh alam dan artifisial manusia, telah memberikan perubahan tatanan ekologis di mana sedimen tersebut diendapkan. Oleh sebab itu, Okada dan Smith (2005) mengajukan dua isu utama tentang konsep lingkungan bumi yakni lingkungan yang dikontrol oleh fenomena alamiah selama 4.600 juta tahun sejarah bumi dan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sampai saat ini dapat dinyatakan bahwa sedimentologi adalah suatu ilmu tentang lingkungan bumi, dan tujuan penelitian sedimentologi juga dapat dibedakan menjadi penelitian lingkungan bumi dari proses alamiah dan lingkungan hasil aktivitas manusia. Lingkungan alam yang dihasilkan dari proses alamiah disebut SEDIMENTOLOGI LINGKUNGAN, sedangkan lingkungan alam yang dihasilkan dari aktivitas manusia disebut SEDIMENTOLOGI SOSL\
  • Item
    ALGA – Ekologid dan Prospek Pemanfaatan
    (2015-01-21) Mulyadi, Aras
    Bagi orang awam, istiiah alga daipat diberikannya dalam penyebutan beragam, seperti lapisan licin pada permukaan pantai, penyebab bau pada lingkungan pantai, penyebab kotornya kolam renang, makanan bagi hewan laut, lapisan licin yang tumbuh pada saluran buangan, penyebab hijaunya atap dan dinding rumah, dan lain lain. Bold dan Wynne (1985) menyebutnya dengan "ponds scunf, "frog spittle, "water mossed dan "seaweeds". Di Indonesia, alga lebih dikenal dengan nama ganggang, lumut, dan rumput laut Penyebutan itu, sering diberikan kepada biomassa alga yang dapat tumbuh di beragam tempat (Keats, 1997). Namun secara biologis, alga diartikan sekelompok mahluk hidup tumbuhan tingkat rendah berbentuk thallus, sangat sederhana dan tidak memiliki jaringart vaskuler, yang dapat tumbuh di berbagai media. Tumbuhan alga juga disebut thallophyta. Thallophyta diartikan sebagai tumbuhan berthallus; artinya sekelompok tumbuhan yang memiliki batang, akariinaOpun daun sejati melainkan tumbuhan yang memiliki organ yang hanya menyerupai batang, akar atau daun belaka. Selain itu, alga juga dapat dibedakan dengan tumbuhan lainnya melaluii fenomena reproduksi seksual (Bolddan Wynne, 1985): t ) alga sel tunggal individunya berperan langsung sebagai organ reproduksi; 2) sebagian alga multiset, gamet dihasilkan dalam satu sel tertentu atau gametangia; 3 ) alga multisel lain ada juga yang gametangianya dihasilkan oleh beberapa sel. Namun demikian, ada juga kelompok alga yang melakukan perkembangbiakan melalui reproduksi aseksual. Alga tipe ini biasanya menghasilkan spora berflagel yang mampu bergerak aktif dan/atau spora tidak bergerak dalam sporangia. Sporangia dapat dihasilkan oleh satu set tertentu atau oleh beberapa sel pada alga multisel.
  • Item
    METAL TRANSISI DAN RARE EARTH DALAM BENTUK LAPISAN TIPIS SEBAGAI MEDIA PENYIMPAN DATA MAGNETIK BERKAPASITAS TINGGI
    (2014-12-23) Erwin
    Magnet merupakan salah satu material penting dalam kehidupan modem pada saat i n i, sebagai contoh penggunaannya adalah mulai dari refrigerator sampai teleskop mang angkasa (Hubble Space Telescope). Magnet mempengamhi hampir semua aspek kehidupan kita, mulai dari alat elektronik, motor listrik, televisi, komputer, mobil mewah, loud speaker, telepon cellular, oven microwave, sensor, magnetic resonance imaging, elevator, roller coaster, kereta bawah tanah, maglev, magsus, dan masih banyak lagi penggunaan lainnya. Karena penggunaannya yang begitu luas maka sulit untuk membuat daftar aplikasi secara definitive
  • Item
    PENGELOLAAN WADUK YANG BERKELANJUTAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERAIRAN
    (2014-04-14) Siagian, Madju
    Pendayagunaan sumberdaya alam di waduk yang tidak terkontrol akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam ekosistem yang selanjutnya dapat menyebabkan rusaknya sumberdaya alam yang terkandung didalamnya. Untuk mengantisipasi hal ini perlu dilaksanakan pengelolaan yang baik sejak dini di waduk. Pengelolaan dimaksud dalam tulisan ini adalah pengelolaan terpadu (integrated management) adalah sebuah proses yang mempormosikan koodinasi pengembangan dan pengelolaan sumberdaya perairan waduk dan sumber-sumber terkait dengan tujuan untuk mengoptimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraan sosial dalam perilaku yang cocok tanpa mengganggu kestabilan dan ekosistem-ekosistem penting. Pengelolaan ini juga bertujuan untuk melestarikan manfaat perairan waduk yang meliputi kebijakan pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pengawasan, penelitian dan pengendalian lingkungan dengan tujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki potensi sumberdaya alam di lingkungan waduk tersebut
  • Item
    Karang dan Zooxanthellae Avertebrata Dan Miro-Algae Pengendali Ekosistem Terindah Dunia
    (2012-12-04) THAMRIN
    Boleh dikatakan semua ekosistem yang berada di Negara ini tanpa terkecuali sedang menuju kehancuran, baik yang berada di darat maupun di laut. Salah satu ekosistem yang menjadi perhatian dunia saat ini dikenal dengan nama Coral Reef (terumbu karang). Terumbu karang merupakan ekosistem bawah laut yang sangat indah dan mengagumkan. Bahkan Barnes dan Hughes (1995) mengungkapkan bahwa terumbu karang sebagai surga di alam nyata. Disamping memiliki nilai estetika yang sangat tinggi juga memiliki keanekaragaman hayati terbesar serta memiliki produktifitas paling berlimpah diantara ekosistem yang ada di bumi. Ekosistem ini sebagian berada dalam keadaan kritis. Secara global diperkirakan bahwa sekitar 10% terumbu karang telah hancur, banyak dalam posisi sulit untuk kembali kekeadaan semula, dan sekitar 20% memiliki kondisi sedang menurun menjelang 20 tahun ke depan. Paling kurang dua pertiga terumbu karang dunia berkemungkinan secara ekologi akan hancur menjelang periode cucu kita, kecuali kalau kita mengimplementasikan manajemen yang efektif dan memprioritaskan terhadap ekosistem ini (Coral Reefs, 2(K)0). Penyebab kerusakan tersebut sebagian besar disebabkan peibuatan manusia, sebagai mana diungkapkan Allah SWT (Alqur'an, Surat Arram, ayat 41) sekian abat yang lalu bahwa 'Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) peibuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Terumbu karang dan karang masih minim difahami masyarakat awam dan bahkan oleh masyarakat kita yang sudah berpendidikan sekalipun. Diantara Saintis Indonesia sendiri juga masih ada yang memakai istilah yang berbeda terhadap karang, seperti Sukarno (2001) yang menggunakan istilah "bunga karang". Sehingga menambah daftar nama yang berbeda terhadap nama hewan tersebut. Karang sebagai hewan pembentuk utama terumbu karang masih ada yang menganggap sebagai benda mati (batu). Tetapi bagi nelayan, terumbu karang sudah lama mereka pahami sebagai daerah tujuan penangkapan ikan utama karena ekosistem perairan dangkal laut tropis tersebut memiliki jumlah dan jenis ikan serta organisme laut lainnya yang berlimpah.
  • Item
    Peran Biologi Reproduksi Ikan Dalam Bioteknologi Pembenihan.
    (2012-12-04) Sukendi, Sukendi
    Secara umum dalam fungsi reproduksi, ikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jantan dan betina (biseksual). Perbedaan kedua jenis kelamin tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri seksual primer dan ciri-ciri seksual sekunder. Ciri-ciri seksual primer dapat diketahui dengan melakukan pembedahan dan melihat organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi, yaitu testes dan salurannya pada ikan jantan dan ovarium dengan salurannya pada ikan betina. Ciri-ciri seksual sekunder dapat diketahui dari bentuk luar (morfologi). Reproduksi merupakan salah satu mata rantai dalam siklus kehidupan yang hubungannya dengan mata rantai lainnya akan menjamin kelangsungan hidup spesies (Nikolsky, 1963). Menurut Effendie (1978) pada proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat diimbangi dengan semakin bertambahnya ukuran ikan. Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dibagi atas dua tahap perkembangan utama, yaitu tahap pertumbuhan gonad hingga ikan mencapai tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan tahap pematangan produk seksual (gamet). Tahap pertumbuhan berlangsung sejak ikan menetas atau lahir hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap pematangan berlangsung setelah ikan dewasa. Proses pematangan akan terus berlangsung dan akan berkesenambungan selama fungsi reproduksi ikan berjalan normal (Lagler, Bardach, Miller and Passino, 1977; Harvey and Hoar, 1979; Davy and Chouninard, 1980).
  • Item
    Pemanasan Golbal Dan Respon Fisiologis Hewan Akuatik
    (2012-11-12) IKHWAN SIREGAR, YUSNI
    Ancaman Pemanasan Global telah menjadi isu utama lingkungan dan semakin intense dibicarakan di seantero dunia dalam dekade terakhir. Gejala, ancaman terhadap berbagai ekosistem daratan (terrestrial ecosystem) maupun perairan (Aquatic ecosystem), antisipasi mitigasi bencana pemanasan global, telah dibicarakan pada berbagai forum seminar, konferensi ilmuwan, dan pada level pemimpin Negara sebagai pengambil kebijakan.Atmosfir tenyata cukup transparan terhadap radiasi gelombang pendek dari matahari, yang terbukti dari kenyataan bahwa hanya 23 % radiasi yang datang diserap di atmosfir. Berbeda dengan radiasi gelombang panjang, dimana 90% radiasinya yang meninggalkan permukaan bumi diserap di atmosfir oleh gas rumah kaca. Panas ini akhirnya mencapai lapisan di atas atmosfir rendah melalui konveksi dan terus hilang terlepas ke angkasa luar, tetapi penyerapan oleh gas rumah kaca menunda pelepasan ini dan membuat atmosfir lapisan bawah lebih hangat daripada jika atmosfer tranparant terhadap radiasi gelombang panjang. Jumlah panas yang terperangkap dan suhu atmosfir bervariasi sesuai dengan konsentrasi gas rumah kaca ini. Jika gas rumah kaca berkonsentrasi tinggi, seperti di planet Venus, suhu jadi amat tinggi (+ 400 oC) dan jika kadarnya rendah, seperti di Mars, suhu mnjadi amat rendah (- 50oC).
  • Item
    Teknik Pengelolaan Kualitas Air Budidaya Perikanan Pada Era Industrialisasi
    (2012-11-11) SYAFRIADIMAN
    Tanpa air mustahil ada kehidupan, begitu pentingnya air. Untuk itu kualitas air perlu dipertahankan sesuai dengan peruntukannya, khususnya bagi kehidupan organisme budidaya perairan. Pengaruh berbagai faktor (fisika, kimia dan biologi) air sangat mudah terpengaruh, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi air dari H2O menjadi H2O + X (dimana X adalah jumlah pertambahan komposisi air akibat masuknya bahan-bahan asing dalam interval waktu tertentu). Dalam era industrialisasi saat ini, jumlah pertambahan komposisi air alami (X) meningkat drastis akibat sungai, danau, pantai dan laut telah dijadikan sebagai tong pembuangan limbah industri yang ada di sekitarnya. Perubahan komposisi air alami ini seiring dengan waktu tentu lambat laun tanpa disadari jumlahnya akan bertambah terus sebagai puncak penyebab terjadinya pencemaran perairan. Di Provinsi Riau, industri-industri yang berkembang saat ini adalah industri crumb rubber, pulp and paper, pengilangan minyak sawit, pelapisan krom dan nikel, dan minyak bumi sebagai pemicu terjadinya pencemaran lingkungan perairan di negeri ini. Berbagai media massa dan referensi ilmiah melaporkan bahwa beberapa sungai di Riau telah tercemar dan banyak ikan yang mati. Berbagai pihak menuntut keadilan terhadap pihak perusahaan, sehingga banyak pula terungkap kerugian-kerugian yang dialami khususnya dalam bidang perikanan terutama kematian ikan-ikan budidaya. Selanjutnya, akibat pencemaran ini banyak pula usaha-usaha budidaya yang ditutup atau tertinggal tidak diusahakan lagi. Ini jelas disebabkan oleh belum adanya teknik pengelolaan kualitas air tercemar secara khusus untuk kegiatan budidaya perikanan. Dulunya pengelolaan kualitas air lebih menekankan kepada wadah atau tempat budidaya itu sendiri, baik itu berupa kolam, tambak, keramba, jaring apung, maupun bak-bak budidaya. Akan tetapi, dalam era industrialisasi telah menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air atau pencemaran perairan yang menyebabkan kerusakan lingkungan perairan, khususnya sungai, danau, tasik dan pantai sebagai tempat atau sumber air budidaya perikanan.
  • Item
    Peranan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Dalam Pengembangan Industri Perikanan Di Indonesia
    (2012-11-11) Hasan, Bustari
    Sektor perikanan telah memegang peranan sangat penting di Indonesia, tidak hanya sebagai sumber protein hewani rakyat Indonesia tetapi juga sebagai sumber pendapatan dan devisa negara. Sebagai sumber protein hewani, lebih dari 60% penduduk Indonesia mengkonsumsi ikan dengan tingkat konsumsi ikan perkapita per tahun mencapai 25 kg tahun 2006 (DKP, 2008a). Konsumsi ikan tersebut terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat dan pengetahuan akan nilai gizi ikan. Konsumsi ikan juga meningkat akibat isu-isu keamanan pangan terhadap produk daging seperti flu burung, flu babi, sapi gila dan antraks. Departemen Kelautan dan Perikanan telah menargetkan konsumsi ikan perkapita tahun 2009 sebesar 30 kg. Sebagai sumber pendapatan, sektor perikanan telah melibatkan tenaga kerja lebih dari 5,4 juta orang penduduk, yang terdiri dari 2,7 juta nelayan dan 2,34 juta petani ikan dengan total produksi tahun 2007 sebesar 8,2 juta ton (DKP, 2008b). Dari total produksi tersebut, 62 persen di antaranya atau 5,04 juta ton berasal dari kegiatan penangkapan dan 38,76 persen atau 3,2 juta ton berasal dari usaha budidaya dengan nilai produksi masing-masing 48,4 triliun rupiah untuk penangkapan dan 28,6 triliun rupiah untuk usaha budidaya. Dengan produksi tersebut, subsektor perikanan pada tahun 2007 telah menyumbangkan 17,7% terhadap Produk Domestik Bruto kelompok pertanian; atau 2,45% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. Sebagian besar dari total produksi ikan tersebut (80 persen) dipasarka dalam negeri dan hanya 20 persen yang diekspor. Walaupun ekspor produk perikanan Indonesia masih kecil, volumenya terus meningkat setiap tahun, dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 10,42 persen. Pada tahun 2007, volume ekspor produk perikanan Indonesia adalah 854.328 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 2,26 miliar (DKP, 2008b). Peluang ekspor produk perikanan Indonesia masih terbuka luas, namun persyaratan atau standar mutu semakin diperketat, terutama untuk tujuan negara maju. Saat ini, peningkatan pengawasan mutu dan
  • Item
    POTENSI GASTROPODA INTERTIDAL SEBAGAI BIOMONITOR PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN PANTAI TROPIS
    (2012-11-11) Amin, Bintal
    Pemanfaatan laut bagi kesejahteraan manusia semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya populasi manusia. Peningkatan jumlah penduduk dan berbagai aktivitas manusia di kawasan pantai menyebabkan wilayah ini sering digunakan sebagai tempat pembuangan akhir yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah limbah termasuk yang mengandung logam berat sehingga pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan biogeokimia perairan laut terutama di zona pantai. Masalah pencemaran logam berat semakin banyak mendapat perhatian masyarakat sejak beberapa tahun yang lalu. Hal ini disebabkan kekhawatiran masyarakat akan terjadinya kasus keracunan logam berat. Pencemaran laut oleh logam berat mulai mendapat perhatian sejak tahun 1953. Pada periode 1953-1960 sekitar 146 nelayan di Desa Minamata -Jepang meninggal dan cacat tubuh karena mengkonsumsi ikan yang telah tercemar oleh raksa (Hg) yang kemudian menyusul kasus pencemaran kadmium (Cd) yang juga terjadi di Jepang. Beberapa tahun kemudian terjadi pula pencemaran raksa di beberapa negara seperti Irak pada tahun 1971, Venezuela pada tahun 1974, 60 60 Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Prof. Dr. Ir. H. Bintal Amin, M.Sc Kanada pada tahun 1975, Swedia, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lainnya (Clark, 1989). Sejak saat itu kasus pencemaran raksa sudah menyebar secara luas dan sering menjadi masalah yang serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Di Indonesia, perairan Teluk Jakarta dan Teluk Buyat beberapa waktu yang lalu juga sempat diisukan telah terjadi pencemaran logam berat.
  • Item
    KEYSTONE SPECIES DALAM EKOLOGI
    (2012-11-09) Hamidy, Rasoel
    Lingkungan menyediakan berbagai sumberdaya yang dibutuhkan manusia seperti sinar matahari, udara, air, tanah, tumbuhan, hewan bahan bakar fosil dan lain-lain. Selama berabad-abad, sebagian manusia dalam interaksinya dengan lingkungan telah mengasumsikan bahwa kita bebas memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan dengan semaksimal mungkin. Anggapan seperti itu ternyata telah menimbulkan permasalahan berupa perncemaran dan kerusakan lingkungan; permasalahan yang menjadi semakin parah dengan meningkatnya populasi manusia yang kini melebihi enam milyar jiwa. Salah satu contoh masalah lingkungan adalah hilangnya berbagai jenis makhluk hidup dan sistem alami. Hilangnya suatu jenis makhluk hidup sebagai mata rantai dalam jaring makanan dapat mengancam keberadaan makhluk lain. Pada gilirannya, kehadiran manusia sendiri dapat terancam karena sebagai bagian dari lingkungan, manusia harus menghadapi dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan. Memahami kompleksitas