Teknik Pengelolaan Kualitas Air Budidaya Perikanan Pada Era Industrialisasi
No Thumbnail Available
Date
2012-11-11
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Tanpa air mustahil ada kehidupan, begitu pentingnya air. Untuk itu
kualitas air perlu dipertahankan sesuai dengan peruntukannya, khususnya bagi
kehidupan organisme budidaya perairan. Pengaruh berbagai faktor (fisika,
kimia dan biologi) air sangat mudah terpengaruh, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya perubahan komposisi air dari H2O menjadi H2O + X (dimana X
adalah jumlah pertambahan komposisi air akibat masuknya bahan-bahan asing
dalam interval waktu tertentu). Dalam era industrialisasi saat ini, jumlah
pertambahan komposisi air alami (X) meningkat drastis akibat sungai, danau,
pantai dan laut telah dijadikan sebagai tong pembuangan limbah industri yang
ada di sekitarnya. Perubahan komposisi air alami ini seiring dengan waktu tentu
lambat laun tanpa disadari jumlahnya akan bertambah terus sebagai puncak
penyebab terjadinya pencemaran perairan.
Di Provinsi Riau, industri-industri yang berkembang saat ini adalah
industri crumb rubber, pulp and paper, pengilangan minyak sawit, pelapisan
krom dan nikel, dan minyak bumi sebagai pemicu terjadinya pencemaran
lingkungan perairan di negeri ini. Berbagai media massa dan referensi ilmiah
melaporkan bahwa beberapa sungai di Riau telah tercemar dan banyak ikan
yang mati. Berbagai pihak menuntut keadilan terhadap pihak perusahaan,
sehingga banyak pula terungkap kerugian-kerugian yang dialami khususnya
dalam bidang perikanan terutama kematian ikan-ikan budidaya.
Selanjutnya, akibat pencemaran ini banyak pula usaha-usaha budidaya
yang ditutup atau tertinggal tidak diusahakan lagi. Ini jelas disebabkan oleh
belum adanya teknik pengelolaan kualitas air tercemar secara khusus untuk
kegiatan budidaya perikanan. Dulunya pengelolaan kualitas air lebih
menekankan kepada wadah atau tempat budidaya itu sendiri, baik itu berupa
kolam, tambak, keramba, jaring apung, maupun bak-bak budidaya. Akan tetapi,
dalam era industrialisasi telah menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air
atau pencemaran perairan yang menyebabkan kerusakan lingkungan perairan,
khususnya sungai, danau, tasik dan pantai sebagai tempat atau sumber air
budidaya perikanan.