Browsing by Author "Rusliadi"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) SEBAGAI PERLINDUNGAN SIPUT GONGGONG (STOMBUSTURTURELLA) DI KABUPATEN LINGGA, PROVINSIKEPULAUAN RIAU, INDONESIA(2014-04-04) Fauzi, Muhammad; Rusliadi; Efizon, DeniUsaha perlindungan kawasan habitat gonggong dan pengaturan eksploitasinya perlu dilakukan. Penelitian dilakukan pada KKLD Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia pada bulan Juni–September 2010. Adapun Faktor lingkungan yaitu fluktuasi pasang surut 1,2–1,5m, Kedalaman perairan 4,2–6,0m, Suhu26,0–28,2oC, Kecerahan air 4,3–5,0m, Kecepatan arus 0,4m/detik, Oksigen terlarut 5,1–7,0mg/l. Kondisi salinitas yaitu sebesar 35,0o/oo dan pH8,11–8,41 dan substrat pasir berlumpur.Jenis lamun yang ditemui Enhalus acoroides dengan kerapatan rata-rata7,23–16,22%. Kelimpahan siput gonggong 0,2–1,9individu/m2, berat13,7–47,6gr, Panjang (L)49–78mm, dan Ketebalan bibir luar (OL)1–6mm. Hubungan panjang dan berat Y=3,086 e0,033X. Hasi ltangkapan siput gonggong berkisar antara 10–30 kg/orang. Produksi hasil tangkapan tersebut mencapai kisaran 50–600kg perhari. Untuk rencana usulan kawasan konservasi gonggong setelah melalui analisis matrik kesesuaian dan plotting pada peta Desa Limbung dan Desa Linau didapatkan yaitu Desa Limbung seluas 9,599ha dan Desa Linau seluas 0,930haItem Fattening of Soft Shell Crab With Different Food(2013-07-05) Sari, Elvita; Rusliadi; Usman M.TangThis Research was conducted from February until March 2013 at PT. Langkat Laut Timur in Kelurahan Beras Basah Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara. The aim of the research was to investigate the best food to crab body weight of soft shell crab. The method used was experiment method and Complete Random Device (RAL) with one factor with three treatments. Treatments were P1= pellets, P2= fish feed, P3= snail feed. The results showed that soft shell crab fattening with different feeding did not significantly affect on absolute growth weight, daily growth rate and survival rate soft shell crab. But more profitable in the process of soft shell crab fattening was snails feed. Snails can be purchased at a price of Rp 3.000/kg or can be cultivated alone or find in the fields area. Snails prices are relatively cheap so it can be profitable for the farmers soft shell crab.Item KAJIAN PENGEMBANGAN LOKASI COREMAP II KOTA BATAM MENJADI SENTRA PERIKANAN(2014-04-04) RusliadiKajian pengembangan lokasi coremapii kota batam menjadi sentra perikanan dilaksanakan dengan tujuan: 1).menganalisa kondisi perikanan Disetiap desad imana program coremapii berada, 2).menghitung kapasitas produksi masing-masingkomoditi perikanan yang dominan dihasilkan disetiap lokasi, 3).menganalisis komodi tiunggulan di setiap lokasi, 4).merumuskanpermasalahandalampengembangansentraperikanan, 5).menganalisa kebutuhan kebijakan untuk pengembangan komoditi unggulan utama di masing-masing lokasi dan 6).menyusun skala prioritas kegiatan yang harus dilakukan selama 5 tahun. Metoda pengumpulan data tergantung dari jenis data yang dikumpulkan. Untuk data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap informan kunci seperti nelayan, pembudidaya, pengolah, pelaku usahadan aparat desa setempat. Sedangkan Untuk membuat daftar (mengidentifikasi) jenis komoditas ang menjadi unggulan disetiap lokasi akan dilakukan dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE) seperti yang anjurkan oleh Maarif (2003)Item PENENTUAN LOKASI BALAI BENIH KEPITING BAKAU DI KABUPETAN INDRAGIRI HILIR(2014-04-04) RusliadiKabupaten Indragiri Hilir memiliki komoditi perikanan unggulan salah satunya adalah kepiting bakau (Scylla serrata). Sampai saat ini kepiting bakau hanya dieksploitasi dari alam, dengan demikian keberadaan kepiting bakau semakin terancam. Realitas ini mininal didukung oleh 4 hal yang mendasar : 1). Perburuan terhadap induk kepiting bakau semakin meningkat dengan pembongkaran sarang, 2). Semakin rusaknya kawasan hutan mangrove sebagai habitatnya, 3). Semakin menurunnya kualitas perairan di kawasan tempat hidupnya dan 4). Persepsi masyarakat menjelaskan bahwa semakin tahun semakin sulit mencari kepiting bakau. Untuk mengantisipasi kemungkinan punahnya kepiting bakau salah satunya dengan melakukan usaha budidaya. Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir berencana akan membangun fasilitas pembenihan kepiting bakau atau balai benih. Dengan adanya balai benih kepiting bakau ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam penyediaan benih kepiting baik untuk budidaya maupun restoking Untuk keperluan tersebut diidentifikasi sebanyak 6 lokasi yaitu Sungai Buluh, Pulau Cawan, Tanjung Baru, Kuala Patah Parang, Teritip dan Teluk Nibung. Dari enam (6) lokasi yang diidentifikasi berdasarkan parameter aksessibilitas, topografi, status lahan, kulaitas air, infrastruktur, kodisi tanah, keamanan, tata ruang dan persepsi masyarakat; ternyata lokasi yang paling sesuai untuk lokasi Balai Benih Kepiting di Kabupaten Indragiri Hilir terletak di Desa Tanjung Baru Kecamaatan Tanah Merah. Kelebihan lokasi ini dengan lokasi lain terletak pada parameter aksessibilitas, topografi dan ketersediaan linstrik PLNItem PENYU DI SERASAN KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU INDONESIA(2014-04-04) RusliadiStudi tentang keberadaan penyu di Serasan telah dilakukan dengan menggunakan metoda survei dan deskriptif analisis. Jenis penyu ditemukan terdiri dari dari 3 jenis yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) .Penyu ini bertelur di beberapa pulau seperti Pulau Serasan/ Pantai Sisi , Pulau Semeluk, Karang Aji, Serayak, tempat bertelur penyu adalah di Pulau Perantuan,S empadi, Genting,S edue, Bungin dan Cepale. Telur ini diekploitasi oleh pemilik pulau dengan membangun kesepakatan dengan pemerintah setempat. Konsekwensi dari mengekploitasi telur penyu ini,pemilik pulau diwajibkan membayar iyuran dan melepas tukik dengan jumlah yang ditentukanItem PERBAIKAN PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH BUDIDAYA MOLUSKA Dl PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, UNIVERSITAS RIAU(2014-11-21) Syafriadiman; Ahmad, Yani; RusliadiProjck porbaikan pwHcn pombojajaran mala kuliah Budidaya Moliuka ini bcrtujuan uiituk mcningkatkan pongetahuan dalam pomahaman dan ponalaran mahaniswa Icrhadap matcri-materi perkuliahan yang dibcrikan. Pcnggunaan metode konibinnsi ccramah, tanya jawap, diskusi, kcrja lapangan dan dcmonstrasi, melengkapi sarana perkuliahan (papan tulis dengan OHP/OHT, hand out, diktat, kaset vidio, teks book berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris), pemberian tugas-tugas kepada mahasiswa dan mcmvariasikan soal-soal yang diujikan, terbukti tclah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matakuliah Budidaya Moluska pada semester genap Tahun Ajaran 1999/2000. Prosentase nilai A dan B pada semester genap tersebut adalah mcningkat dibandingkan dengan semester-semester sebelumnya. Sebaliknya, prosentase nilai C dan D pada semester genap tersebut adalah lebih kecil bila dibandingkan dengan semester-semester sebelunmya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode dan sarana pembelajaran yang berbeda dapat meningkatkan prosentase nilai A dan B serta penunman nilai C dan D. Oleh karena itu, penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan pada semester genap Taliun Ajaran 1999/2000 adalah dtsarankan untuk pembelajaran mata kuliah Budidaya Moluska atau mata kuliah yang lainnya, supaya kualitas pembelajaran lebih baik.Item POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT DI OTA BATAM(2014-04-04) Rusliadi; Efizon, Deni; Fauzi, Muhammad; Yani, Alit IndriKota Batam memiliki potens iperairan dan pulau-pulau kecil yang sangat mendukung untuk pengembangan budidaya laut. Dar ihasil penelitian terhadap berbagai parameter lingkungan yang sangat menentukan untuk pengembangan budidaya laut,dapat diketahui bahwa Kota Batam memiliki potensi untuk pengembangan budidaya laut. Luas perairan yang dapat dikembangkan untuk budidaya laut diPulau Abang 53, 81ha, diPulau Sembur 64,58 ha dan diPulau Karas 593,67 ha.Item PROFIL SUMBERDAYA PERIKANAN PADA WILAYAH PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN LINGGA(2014-04-04) Fauzi, Muhammad; Rusliadi; Mus, Sukirno; Efizon, Deni; Sofyan, IrwandySumberdaya perikanan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tidak melebihi kapasitas untuk memulihkan dirinya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan sumberdaya perikanandalam wilayah pengelolaan Kawasan Konservasi LautDaerah (KKLD) Kabupaten Lingga yang meliputi biofisik, kondisid an potensi perikanan. Kedalaman perairan berkisar antara 0,5–52m, kecepatan arus rata-rata 20-80cm/s dengan arah arus pasang 1 35-180o dadan arah arus surut316=355o. Kecerahan air antara 3–7m,pH antara 8,1–8,3, Oksigenter larut antara 4,16–8,3ppm, salinitas 27,9–31,20/00. Jumlah Rumah tangga Perikanan 9.697, armada penangkapan ikan berupa perahu/ sampan dan perahu motor pompong, Potensi Perikanan Tangkap lebih kurang 275.371,43ton pertahun.Item RENCANA ZONASI MARINE MANAGEMENT AREA KABUPATEN BINTAN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA(2014-04-04) RusliadiPada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Lingga telah menetapkan Marine Management Area (MMA) Kabupaten Bintan dengan Surat Keputusan Bupati Bintan No.261/VIII/2007 dengan luas 116.000ha. Penetapan MMA didorong atas semangat untuk melestarikan ekosistem terumbu karang. Agar MMA dapat dioptimalkan pemanfaatannya sesuai dengan karakteristik sumberdaya yang ada dan untuk menghin dari terjadinya konflik pemanfaatanka perlu disusun rencana zonasi. Adanya zonasi dapat dijadikansebagai arahan pengembangan pemanfaatan ruang (zona) diMMA yang terintegrasi dengan daerah daratannya. Dalam pengembangan zonasi, MMA dibagi ke dalam beberapa zona yaituz ona inti, perikanan berkelanjutan, pemanfaatan dan zona lainnya. Untuk mendapatkan pengelompokan zona ini dipergunakan pendekatan Sistim Informasi Geografis (GIS) model indekoverly. Dari hal tersebut diketahui bahwa zona intiter dapat pada kawasan I seluas 1.759ha dan pada kawasan II sebesar 2,165ha. Zona perikanan berkelanjutan dikawasan I yaitu 11,264ha dan pada kawasan II, IV dan V seluas 31,647ha. Untuk zona pemanfaatan pada kawasan I seluas 7,152ha dan kawasan III selua s3,470ha. Selebihnya merupakan zona lainnya.Item STUDI DISTRIBUSI DAN EKSPLOTASI SIPUT GONGGONG (Strombus turturella) DI LOKASI COREMAP II KABUPATEN LINGGA(2014-04-04) Fauzi, Muhammad; RusliadiStudi Distribusi Dan Eksploitasi Siput Gonggong (Strombusturturella) diLokasi CoremapII Kabupaten Lingga dengan tujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan siput gonggong, mengetahui hubungan panjang berat, mengetahui kondisi habitat, mengetahui tingkat ekploitasi disetiap kawasan dan merekomendasi kawasan dan upaya perlindungan siput gonggong. Secara umum metoda penelitian yang digunakan adalah metoda survei. Untuk mengetahui kelimpahan gonggong digunakan metode transek dan petak contoh,yaitu dengan menggunakan tali transek sepanjang 300 meter tegak lurus garis pantai. Kemudian dengan interva l30 meter diletakkan petak contoh seluas 100cmx100cm. Invidu yang ada dalam petak tersebut dihitung dan diukur panjang-beratnya dengan formula standar .Demikian juga untuk penentuan kondisi padang lamun. Penentuan lokasi untuk rencana kawasan konservasi Siput Gonggong dilakukan dengan kriteria. Penerapan kriteriaakan sangat membantu dalam memilih lokasi kawasan konservasi secara obyek tif, yaitu terdiri dari atas kelompok kriteria kesesuain dengan tata ruang, kesesuaian ekologis dan sosial. Metode tersebut digunakan didalam proses perencanaan yang berhadapan dengan variable/parameter yang berdimensi kualitatif. Prosedur penilaian tingkat kesesuaian kawasan untuk konservasi pada penelitian ini meliputi 2 metode yaitu: (1)MatrikKesesuaiandan (2)Pembobotan (FAO alam Anonymous1990).Item STUDI PENGEMBANGAN BUDIDAY A UDANG GALAH (Macrobrachiumrosenbergii) DIKECAMATAN SIAK KECIL KABU PATEN BENGKALIS(2014-04-04) Putra, Iskandar; Rusliadi; Efizon, Deni; Fauzi, MuhammadStudiPengembanganBudidayaUdangGalahdiKecamatan Siak Kecil bertujuan untuk Mengidentifikasi lokasi dan luasa lahan yang tersedia untuk pengembangan budidaya udang galah sehingga dapat dipakai sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam menetapkan prioritas investasi pembangunan sector Periknan khususnya budidaya udang galah,menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar rencana lokasi pengembangan budidaya udang galah, menilai kelayakan teknis, social ekonomi dan finansial serta merumuskan kebijakandaerah yang mendukung pengembangan budidaya udang galah. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari Bulan Juli sampai November 2010. Tempat penelitian dilakukan diwilayah Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis. Lokasi penelitian difokuskan di DAS Sungai SiakKecil. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peta dasar, GP,D0meter, termometer, Spektofoto meter, AAS, refraktometer, pinggansechi, planktonnet, formalin, Theodolit, Bortanah, se perangkat komputer, panduan wawancara dan alat tulis. Pada dasarnya analisis yang dilakukan untuk mengetahui potensi, limitasi dan kendala yang dimiliki oleh wilayah studi menggunakan metodekualitatif dan kuantitatif. Hal-hal pokok yang di analisis adalah sebagai berikut: Analisis kesesuaian lahan/ perairan untuk budidaya udang galah, analisis sosial ekonomi lokasi dan masyarakat, analisis ekonomi dan finansial, analisis teknologi dan pola pengembangan budidaya, analisis kesesuaian desain kolam dan sarana prasaranan, analisis potensi, limitasi serta kendala dalam pengembangan budidayau dang galah.Item STUDI PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG GALAH (MacrobrachiumrosenbergiideMan) DIKECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS(2014-04-04) Putra, Iskandar; Rusliadi; Efizon, Deni; Fauzi, MuhammadUdang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan spesies asli Indonesiadan menjadikan salah satu komoditas unggulan perikanan budi daya air tawar di Indonesia. Sungai Bukit Batu merupakan habitat hidup udang galah. Tujuan Penelitian Studi Pengembangan Budidaya Udang Galahd i Kecamatan Bukit Batu adalah: mengidentifikasi lokasi dan luasan lahan yang tersedia untuk pengembangan budidaya udang galah. Manfaat Penelitian adalah tersedianya dokumen yang dapat dijadikan acuan baik oleh pemerintah daerah maupun investor untuk mengembangkan budidaya udang galah, mempermudah singkronisasi program lintas sektor, dan meningkatkan efektivitas penggunaan dana pembangunan. Waktu pelaksanaan penelitian di mulai dari Bulan Juli sampai November 2010. Tempat penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Bengkalis. Secara administrasi rencana lokasi pengembangan budidaya udang galah di KecamatanBukit Batu terletak diDesa Temiang dengan luasan lahan 69,86ha. Dari hasi lanalsis kelayakan finansial Kecamatan Bukit Batu layak dikembangkan budidaya udang galah dengan ROI (ReturnOfInvesment) sebesar27,4% pertahun. Dalam pengembangan budidaya udang galah dapat dilakukan dengan pola kemitraan antara pengusaha dan pembudidaya sehingga memperoleh keuntungan.Item STUDI POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT DI LOKASI COREMAP II (CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM) KOTA BATAM(2014-04-03) Rusliadi; Fauzi, Muhammad; Efizon, DeniStudi Potensi Pengembangan Budidaya Lautdi Lokasi CoremapII Kota Batam telah dilakukan dari Bulan Oktober 2009 sampai Februari 2010. Studi ini dilakukan pada7 lokas iCoremapII Kota Batam yaitu Kelurahan GalangBaru (Pulau Nguandan Sembur), KelurahanKaras(PulauKarasdanMubut) dan Kelurahan Pulau Abang (Pulau Abang Besar, Air Sagadan Pulau Petong). Sedangkan tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui kesesuaian perairan di Setiap lokasi untuk pengembudidaya budidaya laut, kelayakan ekonomis dan Finansial serta mendapatkan teknik budidaya yang cocok, skala dan pola pengembangan usaha budidaya bedasarkan kajian kelayakan usahaItem Teknologi Budi Daya Ikan Selais (Ompok hypopthalmus)(2013-04-17) M. Tang, Usman; Mulyadi; Rusliadi; Iskandar; Rifandi, RahmatThe research was conducted from April until June 2012 at Aquacukure Technology Laboratory Fisheries and Marine Science Faculty o f Riau University. The aim of the research was to improve water quality through the biotllter using taiwanese clam {Anadonta woodiana Lea) on culturing system of silais to increase the growth and survival rate of silais (Ompok hypopthalmus). The method used was experimental method and R A L one factor with 3 level of treatments. The treatment with stocking density of 10. 15 and 20 taiwanese clam {Anadonla woodiana Lea) respectively. The result indicated that different stocking density of taiwanese were have significantly effect on water quality (NH3),.growth rate and survival rate of silais {Ompok hypopthalmus). The best result was achieved by 20 taiwanese clam (Anadonta woodiana Lea). Total absolute body weight of silais was 9.53 grains, daily growth rate o f 2,18 % and survival rate of 100%.