Fishery Product Technology

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 5
  • Item
    ASTAXANTHIN
    (2020-08) Karnila, Rahman; Heriasyah, Ivan
    Astaxanthin merupakan karotenoid utama pada organisme aquatik seperti udang, kepiting, ikan salmon, dan lobster. Pada beberapa organisme tersebut diketahui bahwa astaxanthin memiliki fungsi biologis yang esensial yaitu pigmentasi, perlindungan terhadap efek sinar UV, perlindungan terhadap oksidasi asam lemak esensial tubuh, berhubungan dengan respon sistem imun, komunikasi, dan reproduksi (Lorenz dan Cysewski, 2000). Seperti karotenoid pada umumnya, astaxanthin (3,3’-dihidroksi-β, β-karoten-4,4’-dion) tersusun atas 40 atom karbon terhubung dengan ikatan tunggal dan rangkap yang membentuk rantai fitoen. Struktur ini sangat berguna pada saat transfer dan disipasi energi serta memberi karakter warna khusus
  • Item
    ASAM AMINO BEBAS KULIT TERIPANG PASIR
    (2020-07) Karnila, Rahman
    Dewasa ini, salah satu permasalahan nasional di bidang kesehatan adalah peningkatan penderita penyakit Diabetes Melitus (DM). Survei WHO berdasarkan laporan Departemen Kesehatan RI (2005) menunjukkan bahwa DM di Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat secara nyata, yaitu 8.4 juta jiwa tahun 2000 dan jika tidak ditangani dengan baik diperkirakan menjadi 21.3 juta jiwa tahun 2030 (Wild et al. 2004). Fakta menunjukkan bahwa 90% penderita DM tergolong DM tipe 2, terutama disebabkan oleh modifikasi gaya hidup seperti pola makan yang tidak sesuai dan aktivitas fisik yang tidak cukup (Karnila 2012). Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumberdaya hayati yang sangat kaya dan beragam, baik untuk wilayah darat maupun laut, sehingga dikenal sebagai negara mega biodiversity. Salah satu kekayaan tersebut adalah hasil laut seperti teripang yang dapat dimanfaatkan sebagai biofarmaka dan sebagai makanan kesehatan, serta sebagai bahan baku berbagai industri. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan proteinnya yang tinggi yaitu 60-70% pada kondisi kering, serta tersusun atas beberapa asam amino spesifik (Karnila et al. 2011a).
  • Item
    TRANSPORTASI IKAN HIDUP
    (2019-10) Karnila, Rahman; Dewita, Dewita; Sari, Ira
    eningkatan pendapatan dan kesejahteraan penduduk, menyebabkan konsumen semakin selektif dalam menentukan kualitas ikan yang akan dikonsumsi. Salah satu jaminan yang pasti bagi konsumen akan ikan segar adalah apabila dapat menerima ikan dalam keadaan hidup. Dewasa ini, permintaan konsumen akan komoditas perikanan dalam bentuk hidup semakin besar dan berkembang, terutama untuk jenis-jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti lobster, udang, ikan karang, dan beberapa jenis ikan air tawar. Adanya permintaan konsumen akan ikan hidup ini menimbulkan permasalahan baru yaitu bagaimana memenuhi permintaan konsumen yang mempunyai jarak yang cukup jauh dan sumber ikan tersebut terutama untuk tujuan ekspor. Untuk mengatasi permasalahan tersebut beberapa tindakan perlu dilakukan untuk melahirkan teknologi baru dalam pengangkutan ikan hidup. Kondisi ini didukung pula oleh adanya persaingan perdagangan ikan segar di pasar internasional yang dirasakan semakin keras dan ketat, serta diramalkan persaingan ini akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Untuk meningkatkan daya saing ekspor ikan segar di pasar internasional tersebut, berbagai usaha telah dilakukan, salah satu diantaranya adalah perubahan ekspor ikan dalam bentuk beku atau segar (mati) menjadi dalam bentuk segar dan hidup. Salah satu alasan penting pengeksporan ikan dalam bentuk hidup ini adalah harganya mencapai 3 hingga 4 kali harga ikan mati.
  • Item
    Pangan Fungsional Pada Hasil Perikanan
    (2020-03) Karnila, Rahman; Putra, Mhd. Ridho; Bintang, M. Irwan Sapta Purna; Amri, Ulil
    Diperkirakan saat ini jumlah organisme yang hidup di lautan mencapai 13.000 spesies ikan, 50.000 spesies moluska dan 1.000 spesies chephalopoda (Venugopal, 2010). Organisme lautan termasuk ikan dan invertebrata laut mengandung senyawa nutrisi dan fungsional yang baik untuk kesehatan (Larsen et al., 2011). Senyawa-senyawa tersebut bersumber dari antara lain protein, lemak, vitamin, mineral, karotenoid, omega-‐3, taurine, dll (Soccol and Oetterer, 2003; Venugopal, 2010; Kadam and Prabhasankar, 2010; Larsen et al., 2011). Senyawa fungsional tersebut dimanfaatkan dalam pangan fungsional dalam bentuk makanan maupun minuman. Tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan menyebabkan terjadinya perubahan pola makan dimana masyarakat cenderung lebih memilih makanan alami dan sehat yang berfungsi untuk mencegah atau mengobati penyakit. Hal tersebut telah menempatkan produk pangan fungsional sebagai trend produk pangan masa kini dan mendorong berbagai pihak industri baik industri farmasi maupun industri pangan mengarah pada konsep “ Healthy, Functional and Satisfied Foods” dalam menghasilkan produk-produknya (Hariyadi, 2006).
  • Item
    KONSENTRAT, HIDROLISAT, DAN ISOLAT PROTEIN IKAN
    (2019-08) Karnila, Rahman; Nor, Lahmudin
    Protein merupakan suatu makromolekul kompleks yang tersusun dari rantai asam amino yang terikat melalui ikatan-ikatan peptida. Ada sebanyak 20 asam amino yang membentuk badan dasar protein. Asam amino adalah unit terkecil dari protein. Asam amino dalam tubuh digunakan untuk pembentukan protein dalam bentuk polipeptida. Asam amino juga diperlukan untuk pembentukan nukleotida dan asam nukleat, selain itu sejumlah kecil asam amino digunakan untuk penentuan neutrotransmiter, hormon non-polipeptida dan hormon polipeptida, seperti hormon insulin dan glukagon (Fardiaz D & Fardiaz S 1987). Asam amino yang bersifat asam mengandung gugus COOH yang dapat mengion menjadi COO- dan H+, sedangkan asam amino dengan gugus R yang mengandung gugus amin atau dapat menerima proton membentuk garam amonium kwarterner (misalnya R-NH3) disebut asam amino basa, karena memiliki pI pada suasana basa (pH>7), sedangkan asam amino yang tidak mengandung kedua gugus tersebut, disebut asam amino netral, nilai pI sekitar pH netral.