LBR-Mathematics and Natural Sciences

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 12 of 12
  • Item
    Beberapa Aspek Biologi Herpetofauna Di Kawasan Kampus Universitas Riau
    (2018-08-21) Titrawani, Titrawani; Yusfiati, Yusfiati; Elvyra, Roza
    Universitas Riau (UR) memiliki luas wilayah 250 ha dengan areal bangunan sekitar 20 ha dan sisanya berupa ruang terbuka hijau dengan areal hutan kota seluas 50 ha. Ruang terbuka hijau (green open spaces) yang ada dikampus UR merupakan kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang berfungsi untuk sarana lingkungan dan pengamanan jaringan prasarana, atau meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah. Universitas Riau memiliki Arboretum, dengan luas lebih 5,914 ha yaitu suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang bermanfaat untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ. Selain untuk penelitian arboretum dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Pada Arboretum terdapat juga sungai dan waduk (danau) yang selalu dialiri air sepanjang tahun walaupun pada musim kemarau dengan debit air yang lebih kecil
  • Item
    Sintesis Dan Analisis Sifat Permukaan (Birnesite) Dan Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Sebagai Adsorben Untuk Menurunka Kandungan Asam Humat Dan Ion Logam Fe (Iii) Pada Air Gambut
    (2015-04-22) Yanti, Pepi Helza; Awaluddin, Amir; Mukhtar, Akmal; Sophia, Halida
    Mangan oksida sangat menarik untuk diteliti karena memiliki aplikasi yang sangat beragam. Aplikasi mangan oksida sangat erat kaitannya dengan struktur yang dimiliki oleh mangan oksida tersebut. Mineral mangan oksida terdiri atas berbagai struktur yaitu struktur berongga seperti hollandite, todorokite, cryptomelane, pyrolusite dan coronadite;struktur berlapis seperti busserite, birnessite, chalcophanite ,dan lithiophorite; serta struktur amorphous. Mangan oksida dengan bentuk struktur berongga seperti cryptomelane (2x2) dapat dimanfaatkan sebagai katalis, penukar ion, dan adsorben[1]. Mangan oksida berongga lainnya, dengan bentuk struktur rongga yang lebih besar adalah todorrokite. Todorrokite dengan ukuran rongga (3x3) memiliki luas permukan yang relatif besar (hingga 250 m2/g) sangat potensial digunakan sebagai katalis dan odsorben[2]. Mangan oksida dengan rongga paling kecil (1x1) adalah pyrolusite yang banyak digunakan pada industri gelas dan baterai. Mangan oksida dengan bentuk setruktur berlapis seperti birnessite dapat digunakan sebagai material penukar ion, material katoda untuk baterai lithium dan adsorben [3]. Birnesite juga digunakan sebagai prekursor yang digunakan dalam sintesis todorokite [4]. Pemanfaatan birnessite ini sangat ditentukan oleh sifat-sifat permukaan khas yang dimilikinya, seperti luas permukaan, morfologi, dari material birnessite. Namun demikian, salah satu permasalahan yang timbul adalah birnessite sulit ditemui dalam keadaan murni di alam, sehingga perlu analisis sifat permukaan digunakan birnessite yang telah disintesis. Sintesis mangan oksida dapat dilakukan dengan berbagai metoda, pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan KMnO4 dan MnSO4 telah disintesis mangan oksida Holondite menggunakan metode hidrotemal [5], dengan metode yang sama prekursor Na-birnesite dan MgCl telah dihasilkan todorike [6]. Birnesite juga telah berhasil disintess dengan menggunaan KOH untuk mempelajari morfologi oleh mangan oksida berlapis dari cotton menjadi had platelike ]7]. Berdasarkan latar belakang di atas maka pada penelitian ini akan dilakukan sintesis dan analisis sifat permukaan mangan oksida –berlapis- dengan mengggunakan prekursor maltosa sebagai reduktor. Analisis terhadap sifat birnessite diamati terhadap karakterisasi, XRD, FTIR, TGA-DTA dan AAS.
  • Item
    EVALUASI KARAKTER FENOTIPIK DAN UPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN PADI LOKAL MELALUI PERSILANGAN DAN MUTASI BUATAN
    (2014-03-05) Wahibah, Ninik Nihayatul; Herman; Roslim, Dewi Indriyani
    Padi (Oryza sdtiva L.) rnerupakan sumber pangan bagi masyarakat Indonesia yang dikonsumsi tidak kuran g dari 200 juta penduduk. Konsumsi beras rata-rata 133 kglkapita/tahun, maka total kebutuhan beras 26,6 juta ton/tahun (Husodo 2007). Pertarnbahan jurnlah penduduk nrendorong rneningkatnya kebutuhan akan beras, oleh karena itu perlu digalakkan usaha peningkatan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Angka Tetap (ATAP) prodtrksi padi tahun 2010 sebesar 574.864 ton padi Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat dibanding produksi padi pada tahun 2005 sebesat 425.095 toMra (BPS 2011). Peningkatan produksi padi tersebut belnm mencuktrpi kebutuhan konsumsi beras penduduk R.iau sebesar 659.6rc tonlha. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan pasokan beras dari Provinsi lain seperti Sumatera Barat atau Sumatera Utara. Untuk mengurangi ketergantuttgaf tersebut, pemerintah Provinsi beserta pelnerintah Kabupaten se Riau mengeluarkan kebijakan peningkatan produksi beras. Kebiikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk progrimr ekstensifikasi manpun intensifikasi. Upaya ek-stensiJikasl dilakukan dengan rnengernbangkan areal pertanian seperti mengembangkan varietas padi pada lahan gambut yang barryak terdapat di Provinsi Riau. Usaha inten.sifikasr dilakukan dengan cara perbaikan varietas padi melalui pengembangan galur-galur yang mempunyai potensi produksi tinggi dengan biayaminimal.
  • Item
    Perbanyakan Jeruk Siam (Citrus Nohilis Lour) Asal Kampar Secara In Vitro : Induksi Tunas Dari Eksplan Biji, Multiplikasi Tunas Dan Pembentukan Planlet
    (2013-04-18) Novaliza Isda, Mayta; Lestari, Wahyu; Fatonah, Siti
    Keberadaan jeruk siam di Kabupaten Kampar saat ini semakin berkurang, akibat serangan hama dan penyakit antara lain penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Saat ini tanaman jeruk yang masih bertahan merupakan tanaman jeruk yang tahan terhadap penyakit. Perlu upaya mempertahankan tanaman jeruk siam khas kampar yang masih bertahan dan mengembangakannya. Untuk itu perlu pengadaan bibit dalam jumlah banyak. Upaya perbanyakan bibit yang umum dilakukan adalah secara vegetatif dengan memanfaatkan tanaman induk melalui cangkok dan okulasi. Keterbatasan tanaman induk menjadi kendala dalam pengadaan bibit jeruk siam dalam skala besar. Salah satu altematif perbanyakan untuk mendapatkan bibit jeruk dalam jumlah banyak adalah melalui teknik kultur jaringan (kultur in vitro). Ini karena melalui perbanyakan secara in vitro dibutuhkan bahan tanaman dalam jumlah sedikit dan dihasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak. Telah dilakukan Penelitian perbanyakan tanaman jeruk siam(OYrM5 nobilis Lour.) 'Kampar' secara in vitro, yaitu induksi tunas dari eksplan biji dan kotiledon, pembentukan plantlet melalui induksi akar pada tunas in vtro, dan multiplikasi tunas in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Terpadu, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau. Penelitian dilakukan menggunakan percobaan faktorial, dengan rancangan acak kelompok. Pengamatan dilakukan secara fisual, penghitungan dan pengukuran. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan, persentase pembentukan tunas, jumlah tunas yang terbentuk, dan tinggi timas lebih tinggi pada eksplan biji utuh dibandingkan kotiledon, namun pembentukan tunas lebih cepat pada eksplan kotiledon. Pemberian BAP cenderung menurunkan persentase pembentukan tunas, jumlah tunas yang terbentuk dan tinggi tunas lebih tinggi pada perlakuan tanpa pemberian BAP, Pemberian BAP cenderung menurunkan, baik pada eksplan biji utuh maupun kotiledon. Pemberian BAP 3 mg/I cenderung menuningkatkan jumlah daun, baik pada eksplan biji utuh maupun kotiledon. Konsentrasi N A A terbaik menginduksi akar jeruk siam (Citrus nobilis Lour.)'Kampar' dengan jumlah akar terbanyak 6,8 buah pada konsentrasi Img/L NAA. Waktu muncul akar tercepat jeruk siam (Citrus nobilis Lour.) yaitu hari ke- 11 hari setelah tanam (HST), pada konsentrasi 0,5 mg/L N A A dan 1 mg/L NAA. Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan BAP 3 mg/1 + NAA 0,5 mg/1 memberikan hasil yang terbaik terhadap semua parameter pengamatan yaitu persentase regenerasi tunas, waktu muncul tunas, jumlah timas multiplikasi, dan tinggi tunas multiplikasi.
  • Item
    Sintesis dan Bioaktivitas Turunan Kurkumin dan Calkon
    (2013-04-17) Hendra, Rudi; Eryanti, Yum; Yuda Teruna, Hilwan; Yuharmen; Nurbalatif
    Telah dilakiikan sintesis dua turunan kurkumin yaitu (2E,6E)-2,6-bis(4- kloropenil)siklohenon dan (2E,6E)-2,6-bis(4-fluoropenil)sikloheksanon, dari suatu aldehid aromatik dan turunan keton dalam suasana basa melalui reaksi kondensasi aldol. Semua senyawa hasil sintesis sudah dikarakterisasi dengan spektroskopi UV, IR dan NMR.
  • Item
    Energi Dan Fungis Gelombang Elektron Dalam Kawat Kuantum Tanpa Impurity
    (2013-04-17) Erwin; Defrianto; Saktioto; Fauzi, Rio
    Kawat kuantum (nanowire) merupakan kawat dengan dimensi nanometer, dimana gerakan electron didalarrmya mengalami hoping dari satu site kesite berikutnya. Jika dalam kawat tersebut tidak terdapat impuritas (pengotor) maka gerakan electron adalah gerakan ballistic. Namun dalam kenyataannya pemuatan kawat kuantum tidak terlepas dari impuritas. Dalam tulisan didilakukan simulasi program komputer untuk menentukan eigen fungsi dan eigen energi elektron dalam kawat kuantum tanpa imputitas. Program yang dikembangkan ini menggunakan program MATLAB versi 7. Untuk mendapatkan eigen function dan eigen energy dari electron dalam kawat kuantum, maka ditentukan penyelesaian Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu. Dalam penelitian ini, program komputer yang dibuat terdiri dari 2 program yaitu program menu dan program utama. Program menu d.igunakan untuk memasukkan da^ta input yang nantinya ditulis dalam data file. Program ini memudahkan pengguna dalam menginput data yang diperlukan dalam perhitungan. Progreim utama adalah program yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap eigen fungsi dan eigen energy.
  • Item
    Pengaruh Tekanan Sputtering terhadap Sifat Magnetik Lapisan Tipis CoSm
    (2013-04-17) Saktioto; Erwin; Anthoni, Tang; Didana, Hera
    Telah dilakukan penelitian tentang morfologi khususnya kekerasan dari lapisan tipis campuran CoSm menggunakan Atomic Force Microscopy (AFM) dan hubungannya dengan sifat magnetik dari sampel (Cobalt-Samariimi) seperti interaksi antar partikel magnetik dengan menggunakan Alternating Gradient Force Magnetometry (AGFM). Sampel yang digunakan adalah campuran Cobalt-Samarium yang telah di buat di Salford University, United Kingdom dengan metode Sputtering. Daya sputtering untuk Cobalt yaitu 150 Watt sementara daya untuk Samarium 30 Watt, sedangkan tekanan sputtering divariasikan dari 4 x 10 mhar sampai 20 x 10 mbar. Hasil pengukuran kekasaran permukaan dari lapisan tipis CoSm dengan menggunakan A F M menunjukkan nilai kekasaran bertambah dengan bertambahnya tekanan sputtering yaitu 2,2 mn, 3,1 nm, 3,2 nm, 5,3 nm, 5,8 mn untuk variasi tekanan 4 x 10'mbar, 8 x 10mbar, 12 x 10mbar, 16 x 10mbar, 20 x 10 mbar. Pertambahan kekasaran ini disebabkan karena penambahan tekanan pada saat pembuatan sampel (Cobalt-Samarium) sehingga menyebabkan jumlah tumbukan yang terjadi antara atom Cobalt dan Samarium dengan atom argon sebagai gas sputtaring juga meningkat, karena atom Samarium lebih berat dari atom Cobalt maka atom Samarium lebih banyak sampai di substrat (silikon) dibandingkan atom Cobalt. Kondisi ini juga akan mempengaruhi sifat magnetik dari sampel (Cobalt-Samarium) khususnya nilai koersivitas akan menurun dengan bertambahnya tekanan sputtering. Nilai koersivitas dari lapisan tipis CoSm menurun dain 1821,1 Oe sampai 342,35 Oe ketika tekanan sputtering saat sampel dibuat diturunkan dari 4 x lO mbar sampai 20 x 10mbar.
  • Item
    Karakterisasi I-V Tanah dan Mikrostruktur Feroelektrik Material BaTiO3
    (2013-04-17) Nanda Setiadi, Rahmondia; Dewi, Rahmi; Krisman
    Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi yang tersusun dari bahan mineral sebagai hasil pelapukan bebatuan dan bahan organik sisa-sisa tanaman dan hewan. Tanah sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, oleh karena itu semua makhluk di bumi sangat tergantung pada tanah. Tanah perlu dijaga kondisi dan keseimbangan kandungan nutrisinya. Penurunan produktivitas tanah dapat terjadi karena adanya faktorfaktor yang dapat menurunkan tingkat produktivitas tersebut, diantaranya adalah erosi yang terus-menerus dapat mengakibatkan terkikisnya lapisan tanah yang subur, bencana alam, sistem ladang berpindah, dan Iain-lain. Tanah memiliki fungsi yang sangat vital dalam penyediaan bahan pangan bagi manusia dan juga bagi makluk hidup lainnya. Fungsi-fungsi tersebut membawa konsekuensi bahwa tanah sebagai pelindung tanaman dari serangan hama penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri berbahaya.
  • Item
    Studi Viabilitas dan Vigor Durian (Durio zibethinus) Asal Kampar Riau dan Studi Keanekaragaman Pepaya (Carica papaya) di Kota Pekanbaru
    (2013-04-17) Fitmawati; Iriani, Dyah; Sujarwati; Sofyanti, Nery
    Penehtian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kultivar terhadap viabilitas dan vigor benih durian serta hubungan antara berat benih dengan viabilitas dan vigor pada masing-masing kultivar durian asal Desa Aursati Kabupaten Kampar. Penelitian dilaksanak^n secara eksperimen yang disusun berdasarkan rancangan acak lengkap yang menggunakan faktor (Kultivar Terong, Kunyit, Malukuik, Tembaga, Jantung). Penelitian ini terdiri dari 3 uiangan yang berupa ulangan pohon, pada setiap pohon diambil 3 buah sebagai sampel. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis variansi (Anova) untuk mengetahui pengaruh kultivar terhadap parameter yang diukur. Hasil analisis variasi yang berbeda nyata akan diuji lanjut menggunakan uji Duncan Multi Range Test (DMRT) taraf uji 5%. Selain itu juga dilakukan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara ukuran benih dengan parameter yang diukur. Analisis variansi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada saat muncul kecambah, persentase perkecambahan, persentase bibit normal dan abnormal. Kultivar Durian Tembaga memiliki viabilitas dan vigor yang terbaik dari kelima kultivar yang di teliti. Hasil analisis korelasi ukuran benih dengan viabilitas dan vigor benih durian pada 3 kultivar (Terong, Malukuik dan Tembaga) dari 5 kultivar yang dianalisis menunjukkan korelasi yang positif yaitu benih yang berukuran besar memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi kecambah dan memiliki vigor yang bagus dan semakin besar ukuran benih, sempkin bagus viabilitas dan vigomya. Kultivar Durian Kunyit dan Jantung menunjukkan korelasi negatif yaitu benih yang berukuran kecil memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi kecambah dan memiliki vigor yang bagus dan semakin kecil ukuran benih, semakin bagus viabilitas dan vigorya.
  • Item
    Evaluasi Karakter Fenotipik dan Upaya Pengembangan Tanaman Padi Lokal Melalui Persilangan dan Mutasi Bantuan
    (2013-04-16) NihayatuI Wahibah, Ninik; Herman; Indriyani Roslim, Dewi
    Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2010 sebesar 574.864 ton padi Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat dibanding produksi padi pada tahun 2005 sebesar 425.095 ton/lia (BPS 2011). Peningkatan produksi padi tersebut belum mencukupi kebutuhan konsumsi beras penduduk Riau sebesar 659.610 ton/ha. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan pasokan beras dari Provinsi lain seperti Sumatera Barat atau Sumatera Utara. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pemerintah Provinsi beserta pemerintah Kabupaten se Riau mengeluarkan kebijakan peningkatan produksi beras. Kebijkan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk program ekstensifikasi maupun intensifikasi. Upaya ekstensifikasi dilakukan dengan mengembangkan areal pertanian seperti mengembangkan varietas padi pada lahan gambut yang banyak terdapat di Provinsi Riau. Usaha intensifikasi dilakukan dengan cara perbaikan varietas padi melalui pengembangan galur-galur yang mempunyai potensi produksi tinggi dengan biaya minimal.
  • Item
    Karakterisasi Material dan Spektroskopi Impedansi
    (2013-04-16) Umar, Lazuardi; Yanuar; Emrinaldi, Tengku
    Abstract— This work present a low cost soil moisture sensor based on impedance spectroscopy by means of magnitude ratio and phase difference detection method. For this purpose, a probe which uses a simpliried impedance measuring system to determine soil water content has been designed. The circuit sweeps at pre-programmed frequencies from 10 KHz to lOMHz with lOmVac amplitude. A local inceptisol soil of East Sumatra was especially selected for this investigatioa because measurements of soil moisture in peat swamp area were generally reported as difficult ones. A sample at defined soil moisture of 2%, %"/», 15% measured using commercial soil sensor Lutron PMS-7i4 was characterized. A corrected model has been developed in order to reject the frequency influence upon the measurement. The results obtained by the sensor show good results with an overall mean error of0.207% in impedance.
  • Item
    Optimalisasi produksi enzim selulase isolat selulolitik yang diisolasi dari Sungai Siak
    (2013-04-16) Haryani, Yuli; Jose, Christine; dahliaty, andi; devi, silvera
    Isolates of S-16 and S-22 are some of the local strains producing cellulases that have been isolated from the Siak River water. Cellulase enzyme can be degrades of cellulosewaste containing that enable for the processing of waste to economically priced products such as glucose. In this research, optimization of the production of cellulase enzymes from isolates of S-16 and S-22 with a variety of media composition, temperature and concentration of carbon source production. The quantitative assay for enzyme activity was determined by Nelson Somogyi method with carboxymethyl of cellulose (CMC) as a substrate. The highest cellulase enzyme activity of S-16 obtained in a media production (KH2P04; MgS04.7H20; NaN03; CaC12; NaCl; CMC) of 88x10-3 U / mL, and the optimum concentration of source of carbon at 1% obtained for 50.36 xlO-3 U / mL, whereas of S-22 obtained in a media production (KH2P04; MgS04.7H20; FeS04.7H20; NaN03; KCI; CMC) of 14x10-3 U / mL, and the optimum concentration of sources of carbon at 1% obtained for 14 , 7x10-3 U / mL. Comparison of cellulase enzyme activity of isolate S-16 and S-22 by using Duncan test multiple range at level 5%.