Perbanyakan Jeruk Siam (Citrus Nohilis Lour) Asal Kampar Secara In Vitro : Induksi Tunas Dari Eksplan Biji, Multiplikasi Tunas Dan Pembentukan Planlet
No Thumbnail Available
Date
2013-04-18
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Keberadaan jeruk siam di Kabupaten Kampar saat ini semakin berkurang, akibat
serangan hama dan penyakit antara lain penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration).
Saat ini tanaman jeruk yang masih bertahan merupakan tanaman jeruk yang tahan terhadap
penyakit. Perlu upaya mempertahankan tanaman jeruk siam khas kampar yang masih bertahan
dan mengembangakannya. Untuk itu perlu pengadaan bibit dalam jumlah banyak. Upaya
perbanyakan bibit yang umum dilakukan adalah secara vegetatif dengan memanfaatkan tanaman
induk melalui cangkok dan okulasi. Keterbatasan tanaman induk menjadi kendala dalam
pengadaan bibit jeruk siam dalam skala besar. Salah satu altematif perbanyakan untuk mendapatkan
bibit jeruk dalam jumlah banyak adalah melalui teknik kultur jaringan (kultur in vitro). Ini karena melalui
perbanyakan secara in vitro dibutuhkan bahan tanaman dalam jumlah sedikit dan dihasilkan bibit
tanaman dalam jumlah banyak. Telah dilakukan Penelitian perbanyakan tanaman jeruk siam(OYrM5
nobilis Lour.) 'Kampar' secara in vitro, yaitu induksi tunas dari eksplan biji dan kotiledon, pembentukan
plantlet melalui induksi akar pada tunas in vtro, dan multiplikasi tunas in vitro. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Biologi Terpadu, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau. Penelitian dilakukan
menggunakan percobaan faktorial, dengan rancangan acak kelompok. Pengamatan dilakukan secara
fisual, penghitungan dan pengukuran. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil
penelitian menunjukkan, persentase pembentukan tunas, jumlah tunas yang terbentuk, dan tinggi
timas lebih tinggi pada eksplan biji utuh dibandingkan kotiledon, namun pembentukan tunas
lebih cepat pada eksplan kotiledon. Pemberian BAP cenderung menurunkan persentase
pembentukan tunas, jumlah tunas yang terbentuk dan tinggi tunas lebih tinggi pada perlakuan
tanpa pemberian BAP, Pemberian BAP cenderung menurunkan, baik pada eksplan biji utuh
maupun kotiledon. Pemberian BAP 3 mg/I cenderung menuningkatkan jumlah daun, baik pada
eksplan biji utuh maupun kotiledon. Konsentrasi N A A terbaik menginduksi akar jeruk siam
(Citrus nobilis Lour.)'Kampar' dengan jumlah akar terbanyak 6,8 buah pada konsentrasi Img/L
NAA. Waktu muncul akar tercepat jeruk siam (Citrus nobilis Lour.) yaitu hari ke- 11 hari setelah
tanam (HST), pada konsentrasi 0,5 mg/L N A A dan 1 mg/L NAA. Hasil penelitian menunjukkan,
perlakuan BAP 3 mg/1 + NAA 0,5 mg/1 memberikan hasil yang terbaik terhadap semua
parameter pengamatan yaitu persentase regenerasi tunas, waktu muncul tunas, jumlah timas multiplikasi, dan tinggi tunas multiplikasi.
Description
Keywords
jeruk siam(Citrus nobilis Lour.), perbanyakan in vitro, induksi tunas, induksi akar, multiplikasi tunas