5. Seminar Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat Politik, Birokrasi, & Perubahan Social ke IV Tahun 2018
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 5. Seminar Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat Politik, Birokrasi, & Perubahan Social ke IV Tahun 2018 by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 48
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Usaha Pengolahan Nenas Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-06-29) Heriyanto, Meyzi; Farida, Lena; Andini, Frini KarinaKabupaten Kampar merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi besar untuk pengembangan kebun nenas, terutama di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang. . Desa ini diberikan nama Desa Kualu Nenas karena banyak terdapat kebun nenas yang agak sulit ditemukan di daerah lain di Kampar, sehingga hal tersebut menjadi ciri khas Desa Kualu Nenas. Kesulitan yang dihadapi oleh masayarakat petani nenas adalah buah segar nenas yang melimpah, sehingga perlu diolah menjadi bahan makanan lainnya agar memiliki nilai tambah serta hasil produksinya dapat bertahan lebih lama. Penelitian ini difokuskan kepada usaha pengolahan nenas dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Desa Kualu Nenas, karena desa ini memiliki potensi yang besar sebagai penghasil nenas dan berpotensi memiliki industri yang berbasis agroindustri. Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan masyarakat pelaku usaha nenas, pengolahan nenas serta peningkatan pendapatan keluarga. Subjek utama penelitian adalah masyarakat Desa Kualu Nenas yang bekerja sebagai pemilik atau pekerja pada pengolahan nenas. Analisa deskpitif digunakan dalam penelitian ini, dengan mengumpulkan data melalui kuesioner, wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa para responden sudah lama bekerja atau berusaha dalam pengolahan nenas ini, rata-rata diatas 10 tahun. Sebagian besar memilki kebun nenas sendiri, namun terdapat responden sebagai pengumpul atau agen buah nenas segar. Modal untuk usahanya semakin lama berkembang, sesuai dengan usahanya yang juga semakin berkembang. Sebagian besar responden sudah memilki tempat proses pengolahan nenas dan tempat penjualan antara lain rumah sendiri, kios atau warung. Alat-alat produksi seperti mesin pemanggang sudah milik sendiri walaupun proses pengolahannya masih tradisionil. Pemasaran usaha pengolahan nenas ini masih ditingkat lokal, tidak dipasarkan ke luar Provinsi, dan kadangkala hanya dipasarkan ke Pekanbaru. Namun karena lokasi tempat penjualan cukup strategis, yakni disepanjang jalan raya, banyak konsumen membeli oleh-oleh hkas Kampar ini. Pendapatan para responden bekerja atau berusaha sebagai penjual atau pengolah nenas cukup tinggi, sehingga kontribusinya kepada keluarga juga tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Namun masih adakendala yang diahadapi dalam usahanya, diantaranya biaya operasionil yang masih tinggi.Item Pengelolaan Kelompok Usaha Bersama Bagi Penyandang Disabilitas Di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak(wahyu sari yeni, 2019-06-30) Indrawati, IndrawatiKehidupan yang layak dan sejahtera merupakan idaman dari setiap manusia dimanapun berada, demikian juga halnya dengan kondisi fisik yang sehat dan sempurna sebagai modal utama manusia dalam menjalani kehidupan. Pasal 27 ayat (2) UUD RI 1945, menyebutkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ayat ini merupakan wujud dari pengakuan dan jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan mencapai tingkat kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Kecacatan menyebabkan seseorang mengalami keterbatasan atau gangguan yang mempengaruhi keleluasaan aktivitas fisik, kepercayaan dan harga diri, hubungan antar manusia maupun dengan lingkungan sosialnya. Masyarakat penyandang disabilitas kurang mampu melaksanakan peran-peran sosialnya secara wajar dan hal ini yang semakin meyakini pandangan masyarakat untuk meremehkan kemampuan penyandang cacat dengan kekurangan fisiknya. Perguruan Tinggi dan pemerintah harus berpartisipasi mensukseskan program pemberdayaan masyarakat, termasuk terhadap kelompok masyarakat yang terdiri dari para pengandang disabilitas. Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan motivasi terhadap Penyandang disabilitas di Kecamatan Tualang untuk tetap berjuang mempertahankan kehidupan dengan menggali potensi yang ada, baik pada diri sendiri, keluarga dan sesama penyandang disabilitasItem Kemitraan Pemerintah Dan Swasta Dalam Kebijakan Pengelolaan Sampah Di Kota Pekanbaru(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Isril, Isril; Febrina, Rury; Hadi, Sofyan; Harirah, ZulfaKemitraan antara Pemerintah Daerah dengan swasta merupakan suatu langkah yang bisa ditempuh Pemerintah sebagai upaya menutupi keterbatasan dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru. Dinamika pertumbuhan penduduk yang demikian cepat telah membawa konsekuensi pada peningkatan volume sampah lebih kurang 1.100 ton per hari. Pemerintah Kota Pekanbaru kemudian mengambil langkah untuk melaksanakan kemitraan dengan swasta sebagai upaya manajemen pengelolaan sampah. Namun, keterlibatan pihak swasta dalam menangani masalah sampah justru menunjukkan kegagalan pada tahun 2015. Pada tahun 2018, Pemerintah Kota Pekanbaru kembali berencana akan menyerahkan pengelolaan sampah kepada pihak swasta. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba memfokuskan pada dua rumusan masalah yaitu mengapa Pemerintah Kota Pekanbaru kembali melimpahkan kewenangan pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru kepada pihak swasta? Dan bagaimana skema yang tepat pada kemitraan pemerintah dan swasta dalam melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru? Untuk menjawab pertanyaan diatas, riset ini dikawal oleh teori Reinventing Government dari David Osborne dan Ted Gaebler dan juga teori Public Private Partnership. Melalui metode studi kasus, maka penelitian ini akan mendalami kemitraan antara Pemerintah Kota Pekanbaru dan swasta dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan kemitraan antara Pemeritah Daerah Kota Pekanbaru dengan pihak ketiga dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru adalah untuk mengatasi ketidakmampuan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru dalam menyediakan sarana dan prasarana, armada sampah, sumber daya manusia serta keterbatasan anggaran. Dengan demikian, logika kemitraan yang terjalin ini mengarah pada salah satu alur pikir yang ditawarkan oleh Osborn mengenai Catalytic Government (Steering Rather Than Rowing). Skema keberhasilan kemitraan pemerintah Kota Pekanbaru dan swasta dalam pengelolaan sampah perlu memperhatikan faktor proses, faktor mitra dan faktor struktural. Sehingga, pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru memerlukan pergeseran paradigma, dari hanya sebatas pembuangan menjadi fokus pada pengelolaan dan pendayagunaan.Item Karakter Kewirausahaan Dan Kesiapan Santriwan Dan Santriwati Pada Pondok Pesantren Babussalam, Pekanbaru, Riau Dalam Menghadapi Mea (Masyarakat Ekonomi Asean)(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Iskandar, Irwan; Fiona, FionaASEAN Economic Community (AEC) has been implemented since the end of 2015 with an obligation to all its member states to easier flow of goods, services and labours. Sure, it will give positive and negative impacts if it is not well managed. Therefore, in order to face it, entrepreneurship is necessary and has been a focus to government. Through entrepreneurship education, Indonesian government has expanded entrepreneurship by developing entrepreneurship characters to students at the school level at earlier stage, including in Pondok Pesantren (Islamic Boarding School). As an education institution Pondok Pesantren should be a concern to all stakeholders. To view entrepreneurship characters in Pondok Pesantren clearly, this research was conducted. By having respondents, which are students in Pondok Pesantren Babussalam on Jalan HR. Soebrantas 62, Pekanbaru, this research was intended to answer how entrepreneurship characters existing in Pondok Pesantren are and how their preparedness to face AEC is. To answer those questions this research used AEC as a concept and 4 entrepreneurship characters (high creativity character, independent character, achievement motive character, and, leadership character) as basic thinking and literature review. In its implementation, this research used qualitative research method and field observation also structured interview to all students at III level of High School. After conducting the research, the results show that 92-93 % students in Pondok Pesantren Babussalam had those 4 entrepreneurship characters. High creativity character was not found in 3.84 % respondents, while 96.15 % said that they had that character. Independent character was found in 98.18 % respondents and only 1.82 % mentioned that they didn’t have the character. Achievement motive character was found in every respondent with an exception for a respondent who didn’t give any answer. Moreover, 93.6 % respondents mentioned that they had leadership character, 3.8 % mentioned they didn’t have this character and only 2.6 % gave no answer. However, this was vice versa with knowledge and readiness of students to face AEC. Only around 39.7% students knew AEC, 1.3 % didn’t give an answer; even 59 % students didn’t know AEC.Item Komunikasi Verbal Abuse Orang Tua Pada Remaja (Studi Deskriptif Konsep Diri Remaja Di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan)(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Susanti, HeviFenomena yang akhir-akhir ini terjadi dan membudaya di lingkungan masyarakat indonesia umumnya dan khususnya di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan dimana menganggap hal bicara kasar, mencaci, membentak, memarahi, mengancam pada anak merupakan hal wajar. Namun seharusnya orang tua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak dengan menggunakan bahasa atau kata-kata yang baik dan benar. Kondisi ini dapat terjadi yang mana orang tua tidak begitu paham dan tidak mengetahui bahwa kemampuan verbal yang dimiliki oleh orang tua dalam berkomunikasi dengan anak akan langsung diserap oleh anak dan membentuk suatu perilaku berkelanjutan. Tentunya tindakan-tindakan atau perilaku negatif yang dilakukan orang tua dengan berbicara kasar, mencaci, membentak, memarahi dan mengancam pada anak, orang tua telah melakukan kekerasan secara verbal atau verbal abuse. Kekerasan verbal atau dikenal dengan verbal abuse merupakan bagian dari tindakan komunikasi dengan mengunakan ucapan atau kata-kata kasar ataupun kekerasan secara verbal yang dilakukan orang tua pada anak (Charles, 1998). Lawson (2006 dalam Rakhmat, 2007) mengelompokkan kekerasan pada anak, yaitu verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse. Sehingga apabila anak mendapati tindakan kekerasan secara verbal secara terus-menerus maka dapat dipastikan anak tersebut akan menyebabkan perubahan pada perilaku dan dapat menghacurkan konsep diri dari sang anak. Hasil Konsep diri yang dimiliki remaja di Kec. Kerumutan Kab.Pelalawan dipengaruhi oleh significant others. Dimana, konsep diri remaja di Kec. Kerumutan Kab. Pelalawan adalah konsep diri bertipe negatif yakni tipe social comparasion dan Biased scannin. Konsep diri negatif tipe social comparision adalah berpandangan bahwa dirinya memang seperti apa yang dikatakan oleh orang lain sehingga pandangan mengenai dirinya sendiri benar-benar terlihat tidak teratur dikarenakan konsep diri yang terbentuk di pengaruhi oleh orang lain. Sedangkan konsep diri negatif tipe Biased scannin. Ditunjukkan dari sikap remaja yang ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang tuanya dan merasa tidak diperhatikan. Reflected Appraisal menyatakan bahwa konsep diri seseorang akan terbentuk jika ia mendapatkan penghargaan dari orang lain. Dimana, pemberi penghargaan dan besarnya penghargaan yang diterima seseorang tersebut akan menentukan derajat konsep diri yang terbentuk. Penghargaan dari orang-orang yang dianggap penting bagi seseorang (significant others seperti: orang tua, teman, saudara, dan sebagainya) juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan konsep diri.Item Pengembangan Desa Wisata Berbasis Lingkungan (ECOTOURISM) Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Harto, SyafriPariwisata merupakan sektor unggulan (leading sector) dan berkontribusi penting untuk pembangunan wilayah pada suatu negara dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (UNWTO dalam Elfindri dan Sari Lenggogeni, 2017). Sektor ini menjadi tumpuan ekonomi negara di tengah ketidakpastian sektor minyak dan gas yang terus mengalami fluktuasi harga sehingga arah membuat sektor ini (pariwisata) semakin besar dan ditujukan pada peningkatan kualitas daya saing destinasi melalui investasi pariwisata. Ekspansi pariwisata serta diversifikasi berkelanjutan juga telah mempercepat pertumbuhan pariwisata di dunia Akibatnya, alokasi anggaran Pemko tidak dapat dilakukan baik untuk pemeliharaan, pemugaran maupun penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dukungan potensi objek wisata di Pulau Penyengat dalam rangka mendukung pariwisata di Pulau Penyengat, dan merumuskan strategi yang sesuai untuk pengembangan Desa Wisata yang berbasis ekowisata dan pariwisata pusaka di Pulau Penyengat. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Data diperoleh dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan kualitatif, pengamatan dan pengukuran lapangan, wawancara dan dokumentasi. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata Pulau Penyengat tergolong dalam partisipasi manipulasi. Hasil penelitian adalah Potensi pariwisata Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata berbasis lingkungan (ecotourism). Potensi-potensi itu dapat dikelompokkan ke dalam potensi alam (nature), potensi budaya (culture) dan potensi kreatifitas manusia (man made)Item Etos Kerja Suku Akit Dalam Hubungan Patronase Di Desa Berancah - Jonyanis(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Rosaliza, MitaKehidupan Suku Akit tidak terlepas dari peran sistem pengetahuan dalam bertindak secara sosial. Konsepsi nilai yang menjadi landasan bertindak Suku Akit tersimpan didalam kerangka pengetahuan, terdapat value orientation yang dimiliki oleh masyarakat diantaranya 1) persoalan makna hidup manusia, 2) persoalan makna dari hubungan manusia dengan sesama,3) persoalan persepsi manusia mengenai waktu, 4) persoalan hakekat mengenai pekerjaan ,5)persoalan hubungan manusia dengan alam. Pengetahuan lokal masyarakat suku Akit dalam memanfaatkan alam terdapat trade-off antara hakekat untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan kondisi kelestarian alam, Masyarakat Suku Akit desa Berancah memanfaatkan hutan mangrove sebagai mata pencaharian mereka sebagai pemasok kayu Bakau pada Panglong Arang. Menggunakan metode kualitatif-deskriptif, 6 informan yaitu masyarakat Suku Akit dan 4 orang key informan termasuk Batin. Melalui wawancara terhadap subjek penelitian di desa Berancah Kabupaten Bengkalis menunjukkan pengetahuan lokal masyarakat Suku Akit berdasarkan konsep value orientation memiliki definisi tersendiri menurut aspek localize, memiliki keterkaitan dalam pola bertindak dalam menghadapi alam, untuk itu perlu upaya untuk memusatkan perhatian terhadap pengetahuan lokal khususnya dalam nilai hakekat mengenai pekerjaan yang sangat erat sekali hubungannya dengan keberadaan hutan mangrove,dan memanfaatkan kayu Bakau dengan bijaksana sehingga kelestarian hutan di wilayah pesisir tetap terjaga dengan baik.Item Technology Acceptance Model (Tam) Dalam Survei Berbasis Smartphone Bidang Kependudukan Dan Keluarga Berencana Di Pulau Sumatera(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Meilani, Nur Laila; Syofian, SyofianTerjadi perubahan dalam teknik atau cara pengumpulan data dalam survei di bidang kependudukan dan Keluarga Berencana/KB (selanjutnya disebut Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program/SKAP) yang semula dilakukan secara manual dan paper based menjadi sistem yang berbasis smartphone yang menggunakan platform Open Data Kit (ODK). Sistem ini mengubah semua rangkaian pengumpulan data menjadi paperless dan electronic based. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengukur tingkat pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness ; (b) mengukur tingkat pengaruh perceived ease of use terhadap attitude towards using: (c) mengukur tingkat pengaruh perceived usefulness terhadap behavior intention to use; (d) mengukur tingkat pengaruh perceived usefulness terhadap attitude towards using; (e) mengukur tingkat pengaruh attitude towards using terhadap behavior intention to use; dan (f) mengukur tingkat pengaruh behavior intention to use terhadap actual system use dalam survei berbasis smartphone bidang kependudukan dan keluarga berencana di Pulau Sumatera. Populasi dalam kajian ini adalah seluruh enumerator dan supervisor survei SKAP yang ada di Pulau Sumatera, kemudian sampelnya ditetapkan menurut teknik estimasi maximum likehood (ML) yaitu minimal 100 dna maksimal 400 responden. Analisis data dilakukan dengan SEM (Structural Equation Modelling) dengan software AMOS (Analysis of Moment Structure). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari enam hipotesis yang diajukan, terdapat dua hipotesis yang diterima, yaitu (a) perceived ease of use mempunyai hubungan yang positif dengan Perceived usefulness dengan nilai CR -4.31 >±1,96 dan angka probabilitasnya 0,001 (<0,05) dan (b) behavioral Intention to Use mempunyai hubungan yang positif dengan Actual System Use dengan CR = 2,819 >±1,96 dan probabilitas/P = 0,005 (<0,05).Item Manajemen Strategi Dinas Pariwisata Dalam Program Mengembangkan Objek Wisata Pantai Pesona Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Ernawaty, ErnawatyPariwisata memiliki peranan yang sangat potensial dan strategis dalam pembangunan daerah. Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Riau yang memiliki posisi strategis dalam pengembangan pariwisata pantai karena berhadapan langsung dengan pelayaran internasional, yaitu Selat Malaka dan berada dalam kawasan segitiga pertumbuhan, yakni segitiga pertumbuhan Indonesia – Malaysia – Singapura dan Indonesia – Malaysia – Thailand. Potensi alam Kabupaten Bengkalis yang masih cukup baik, hutan rawa gambut, pantai dan pulau kecil serta potensi suku melayu asli merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Salah satu dari potensi alam yang terkenal di Kabupaten Bengkalis adalah wisata pantai Teluk Rhu Pulau Rupat. Salah satu objek wisata yang terdapat di Kecamatan Rupat Utara yakni Pantai Pesona. Pantai Pesona Kecamatan Rupat Utara adalah nama yang diberikan masyarakat Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Pantai ini dahulunya memiliki nama yang berbeda-beda sesuai penamaan dari warga masing-masing desa yaitu Pantai Tanjung Lapin, Pantai Tanjung Rhu maupun Pantai Tanjung Punak. Konsep teori yang digunakan pada penelitian ini adalah George R Terry dalam Manullang, yakni dilihat dari fungsi manajemen yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan), Controlling (Pengawasan). Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengembangan Objek Wisata Pantai Pesona akan mendorongnya terjadi peningkatan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan itu, pengembangan objek wisata Pantai Pesona secara langsung atau tidak langsung akan mendorong pertumbuhan dan pengembang wilayah, baik secara fisik, maupun secara sosial, budaya dan ekonomi pada Kecamatan Rupat Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor penghambat dalam pengembangan objek wisata Pantai Pesona Kecamatan Rupat Utara Kebupaten Bengkalis yakni faktor dana atau anggaran, sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, sampai saat ini objek wisata Pantai Pesona belum dapat memberikan kontribusi PAD terhadap daerah.Item Komunikasi Pariwisata Budaya Dalam Mempromosikan City Branding “Siak The Truly Malay” Kabupaten Siak Sri Indrapura(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Salam, Noor Efni; Nurjanah, NurjanahKabupaten Siak dikenal dengan slogan Siak the Truly Malay, karena daerah ini merupakan wilayah berbasis budaya Melayu, bahkan sudah berhak memegang hak cipta atas branding Siak the Truly Malay, paten atas branding tersebut sudah terdaftar sejak 27/4/2017. Berdasarkan kenyataan itulah masyarakat Siak akhir-akhir ini bersemangat untuk mempromosikan city branding Siak the Truly Malay-nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali, menemukan, dan mendeskripsikankan berbagai promosi yang digalakan mereka terkait dengan wisata budaya ini. Metode penelitian bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukan bahwa komunikasi pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat Siak 1) menjaga dan melestarikan situs-situs sejarah Melayu yang menjadi icon Kabupaten Siak, 2) memberdayakan dan meningkakan ekonomi kreatif yang mengarah kepada city creative, 3) menyelenggarakan berbagai event budaya yang menjadi agenda tahunan, 4) memaksimalkan berbagai saluran komunikasi, seperti situs-situs online, media elektornik, koran lokal dan berbagai publikasi lainnya, 5) memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasana terutama infrastruktur dan elektrisasi, dan 6) meningkatkan kerjasama dengan stakehldersItem Adaptasi Budaya Tionghoa Dan Melayu Di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Wirman, Welly; Sari, Genny GustinaKeberadaan etnis Tionghoa di Kabupaten Rokan Hilir ditandai dengan peristiwa mendaratnya Tongkang (kapal kayu) para leluhur pada tahun 1825 yang kemudian diperingati setiap tahun melalui tradisi Bakar Tongkang. Penelitian tahun pertama telah mengkaji mengenai etnografi tradisi Bakar Tongkang tersebut dari sisi Situasi, Peristiwa dan Tindak komunikatif. Hasil obeservasi selama penelitian tahun pertama menimbulkan point lain yang menarik untuk diteliti terkait keberadaan etnis Tionghoa tersebut di Provinsi Riau khususnya Kota Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir. Dengen kedatangan etnis Tiinghoa maka mau tidak mau proses adaptasi budaya harus terjadi yang didahului dengen keterkejutan budaya. Manusia cenderung sangat mudah berdaptasi dengan budayanya sendiri atau budaya-budaya lain yang masih serumpun dengan budaya yang dimilikinya, yang menjadi kesulitan adalah saat melakukan penyesuaian terhadap budaya orang lain yang jauh sekali perbedaannya dengan budaya sendiri. Penyesuaian-penyesuian tersebut disebut sebagai kejutan budaya (cultural shock) yaitu perasaan tanpa pertolongan, tersisihkan, menyalahkan orang lain, sakit hati dan ingin pulang kerumah. Adaptasi budaya kemudian tidak hanya berbicara perkara masa lalu namun juga masa sekarang. Melalui pendekatan Hermeneutika Budaya, penelitian ini akan melihat tahapan adaptasi budaya yang terjadi pada Etnis Tionghoa dan etnis Melayu sebagai masyarakat pribumi melalui empat tahapan adaptasi budaya, yakni tahap bulan madu, tahap frustasi, tahap penyesuaian ulang dan tahap resolusi. Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Rokan Hilir dengan jangka waktu selama 9 bulan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat tahap dalam adaptasi budaya memiliki jangka waktu berbeda pada masing-masing individu. Tahap bulan madu ditandai dengan ketertarikan masyarakat Tionghoa tentang tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu, tahap frustasi akan terjadi dipicu rasa jenuh pada rutinitas dan perbedaan nilai individu dengan nlai budaya Melayu, tahap penyesuaian ulang akan terjadi pada individu yang mencoba bertahan dan menemukan level keseimbangan dan tahap resolusi pada penelitian ini menunjukkan keberhasilan penyesuaian dan adaptasi budaya masyarakat Tionghoa dan Melayu melalui kemampuan mereka hidup damai berdampingan.Item Pelaksanaan Adaptasi Dan Mitigasi Perubahan Iklim Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Mashur, DadangPemanasan global memicu terjadinya perubahan iklim yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kehidupan manusia di muka bumi, termasuk di Provinsi Riau. Kabupaten Bengkalis, menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak secara signifkan atas perubahan iklim tersebut. Terlebih wilayah Bengkalis sebagai salah satu wilayah pesisir sekaligus daerah yang dilewati oleh selat Malaka yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Fenomena yang terjadi di Kecamatan Bantan Kebupaten Bengkalis adalah abrasi pantai yang semakin parah setiap tahunnya hampir 30 cm kehilangan luas daratan. Hal ini menjadi ancaman ekosistem pantai dikarenakan kondisi mangrove di sepanjang pantai telah rusak. Kerusakan mangrove tersebut diakibatkan oleh eksploitasi dan eksplorasi yang dilakukan oleh perusahaan dan masyarakat yang ada disekitar untuk kepentingan ekonomi tanpa memperhatikan lingkungan. Menyikapi hal ini, pemerintah (pusat dan daerah) melakukan beberapa intervensi kebijakan/ program/ kegiatan. Salah satunya adalah Program Kampung Iklim (ProKlim) yang merupakan program berlingkup nasional yang dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Salah satu bentuk kegiatan dalam ProKlim adalah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk-bentuk kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta menganalisis sejauh mana penerimaan masyarakat terhadap kegiatan tersebut (ada atau tidak resistensi di tingkat akar rumput). Teori besar yang melingkupi penelitian ini adalah community development. Selanjutnya, secara metodologi, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian berasal dari masyarakat di Kecamatan Bantan serta instansi terkait. Teknik pengumpulan data melalui indepth interview, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian menemukan bahwa masyarakat di Kecamatan Bantan telah menyadari bahwa wilayahnya mengalami abrasi yang cukup parah akibat rusaknya ekosistem mangrove dan hantaman gelombang laut dari selat Malaka, untuk itu masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah telah melakukan adaptasi dan mitigasi dalam bentuk memberdayakan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai untuk melakukan konservasi mangrove, pemanfaatan mangrove non kayu, dan menjadikan kawasan wisata.Item Penduduk Dan Lingkungan Hidup: Studi Tentang Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Deforestasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Prop. Riau.(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Harapan, HarapanThe aim of this research to describe the impact of population growth on enviromental damage. The enviroment is the forest area of Tesso Nilo National Park in Pelalawan Regency, Riau Province. This research use qualitative research. Coleccting data is by searching the informants with using the method of snowball sampling. The result of this research is describe population growth will increase population to migrate to a location that can meet their life both the needs of residence and also work. The forest area of Tesso Nilo National Park (TNTN) is considered a good place to migrate. make every years increasing population who come to TNTN, where as TNTN is a protected forest conservation area of goverment. With the migration of the population in TNTN make the residents open the land for residency settlement and plantation, encroachment that occured caused the destruction of forest in TNTN area and make the forest loss originalityItem Penerapan Konsep Dynamic Governance Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Siak(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Mayarni, Mayarni; Sujianto, Sujianto; Mashur, DadangPerubahan lingkungan mendorong lahirnya adaptive policy yang bukan hanya merupakan reaksi pasif pada tekanan eksternal tetapi juga pendekatan proaktif pada inovasi, kontekstualisasi, dan eksekusi. Ide-ide baru juga menghasilkan kebijakan sesuai konteks (adaptive policy) dapat dieksekusi dan menghasilkan dynamic governance. Boon dan Geraldine merumuskan Dynamic Governance sebagai “to how these choosen paths, policies, institutions, and structures adapt to an uncertain and fast changing envinronment so that they remain relevant and effektif in achieving the long-term desired outcomes of society. Reformasi administrasi publik memiliki hubungan yang erat dengan konsep dynamic governance, karena reformasi administrasi publik berorientasi pada perubahan di antaranya dalam implementasi kebijakan publik. Dynamic Governance merupakan suatu konsep untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu pemerintahan / organisasi agar tetap hidup (survive) menghadapi perubahan global yang cepat dan tidak menentu. Organisasi pemerintah / organisasi lainnya tidak boleh statis, keberhasilan kebijakan, strategi, dan program sedang berjalan atau masa lampau tidak menjamin kesuksesan masa depan. Oleh karena itu diperlukan semangat/ dinamika untuk selalu menyesuaikan kebijakan, strategi, dan program dengan perkembangan masa depan melalui thinking ahead, thinking again, dan thinking across. Penerapan konsep dynamic governance di Kabupaten Siak sudah dilakukan dengan baik. Hal ini dibuktikan bahwa sepanjang tahun 2017, sebanyak 24 penghargaan dan prestasi mereka raih baik itu di tingkat Provinsi Riau maupun di tingkat nasional. Dari 24 penghargaan itu, dapat dikatakan setiap bulannya dua penghargaan diraih daerah bekas kerajaan Melayu Islam itu. Berdasarkan prestasi yang diraih Pemerintah Daerah Kabupaten Siak tersebut menunjukkan kemampuan pemerintah menyesuaikan kebijakan dengan perubahan lingkungan global yang cepat dan tidak menentu sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai menjadi bukti bahwa penerapan konsep dynamic governance telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Siak dengan sangat baik.Item Faktor - Faktor Percepatan Implementasi Kebijakan Restorasi Gambut Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di Desa Sungai Tohor Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) As’ari, Hasim; Yuliani, Febri; Sadad, AbdulLahan gambut termasuk vegetasi yang tumbuh diatasnya merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai fungsi untuk pelestarian sumberdaya air, peredam banjir, pencegah intrusi air laut, pendukung berbagai kehidupan keanekaragaman hayati, dan pengendali iklim (melalui kemampuaannya dalam menyerap dan menyimpan karbon). Fenomena gambut yang terjadi di Provinsi Riau berdampak negatif terhadap kondisi lingkungan akibat dari adanya pengelolaan dan pemanfaatan kawasan ekosistem gambut yang diluar kendali dan tidak bertanggung jawab. Misalnya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi memberikan dampak berupa kabut asap yang melanda wilayah Riau dan Sumatera. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau. Adapun alasan dilakukan pemilihan obyek penelitian disebabkan rusaknya ekosistem gambut di Provinsi Riau dan untuk hal tersebut Faktor-Faktor Percepatan Implementasi Kebijakan Restorasi Gambut dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Desa Sungai Tohor Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau menjadi sangat penting. Hasil penelitian adalah upaya Percepatan Implementasi Kebijakan Restorasi Gambut dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Desa Sungai Tohor Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Konseptualisai program restorasi lahan gambut.Item Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Kampung Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Kadarisman, Yoskar; Syafrizal, SyafrizalKabupaten Siak kaya akan hutan mangrove tengah berupaya mengembangkan beberapa area untuk menjadi lokasi wisata, seperti yang sudah banyak dikenal masyarakat yaitu Ekowisata Mangrove Mengkapan. Baru-baru ini muncul lagi satu objek wisata alam yaitu Ekowisata Mangrove Rawa Mekar Jaya. Kawasan ini berada di Kampung Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, dengan luas sekitar 25 Hektar. Kawasan hutan mangrove dijadikan sebagai wisata edukasi dimana anak-anak, pelajar atau mahasiswa yang cinta lingkungan dapat belajar tentang pembibitan dan penanaman mangrove yang dikelola oleh masyarakat tempatan melalui kelompok sadar wisata. Masyarakat telah melakukan berbagai upaya dalam pemanfaatan Ekositem Mangrove dengan pendekatan edukasi, wisata serta ekonomi kreatif berbasiskan masyarakat. Kegiatan penyelamatan ekosistem mangrove banyak sekali pengaruh serta manfaat untuk ekonomi dan kelestarian ekosistem bagi masyarakat yang berada di lingkungan mangrove. Namun tidak seluruh masyarakat turut terlibat dalam upaya pelestarian tersebut. Aparat Desa dan beberapa aktivis lingkungan yang terlihat sangat antusias dalam mengelola ekowisata mangrove. Tujuan penelitian yaitu: Pertama, Untuk megidentifikasi Karakteristik Sosial budaya Masyarakat. Kedua, Untuk menganalisis bentuk partisipasi masyarakat dalam mengelola ekowisata mangrove. Hasil penelitian: Bentuk partisipasi dalam pengelolaan ekosistem mangrove yang dilakukan masyarakat mulai dari pengelolaan, penanaman, pemeliharaan mangrove dan pemanfaatannya. Pemanfaatam hutan mangrove masih belum maksimal, belum ditemui masyarakat yang menjadikan buah mangrove sebagai bahan makanan yang memiliki nilai ekonomis. Pemanfatan hutan mangrove masih sebatas wisata edukasi, hal itu dikarenakan kawasan tersebut baru dibuka pada tahun 2013 silam dan menjadi kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove.Item Strategi Komunikasi Dalam Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Tesso Nilo Di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Firdaus, Muhammad; Awza, Rusmadi; Ismandianto, IsmandiantoTaman Nasional Tesso Nilo merupakan hutan yang memiliki keanekaragaman hayati yang paling beragam dan mempunyai banyak ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya. Pemerintah dan pihak terkait berjuang untuk melestarikan Taman Nasional Tesso Nilo dan menjadikannya sebagai contoh bentang alam hutan dataran rendah sumatera yang luas. Taman Nasional Tesso Nilo memiliki keanekaragaman hayati dan potensi ekowisata yang menarik. Disamping itu, Taman Nasional Tesso Nilo juga merupakan hutan dataran rendah yang sangat mempesona karena hutan Tesso Nilo merupakan hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rain forest). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Tesso Nilo kabupaten Pelalawan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Nasional Tesso Nilo mempunyai potensi alam yang besar yang dapat dikembangkan untuk pengembangan ekowisata baik satwa maupun kondisi alamnya. Strategi komunikasi yang dilakukan Balai Taman Nasional Tesso Nilo dalam mengembangkan ekowisata adalah menyusun pelaksanaan komunikasi yang terdiri dari penggunaan saluran komunikasi atau media komunikasi, melakukan kerjasama dan pembentukan lembaga-lembaga pendukung masyarakat.Item Pemberdayaan Masyarakat Dalam Aksi “Harau Menuju Dunia” Di Kawasan Wisata Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Indrawati, IndrawatiThe community necessity of the tourism increases together with the global economic growth until the tourism Industry development becomes the one of priorities that is concerned by government. “Community Empowerment in the action of Harau Goes to the World in the Tourism of Harau Valley, Lima Puluh Kota Regency, West Sumatera Province” purposes to find out the community involvement in managing tourism area and the effort of community empowerment by the government and the community itself in developing the tourism of Harau Valley. This is the qualitative research. The community figure and the stakeholder are the informants in the management and the development of this tourism area. According to the survey, there are some destinations can be promoted in Harau, for example; rocky climbing, lodging, family play zone, culinary and camping ground that the management and the development are done by the community cooperates with the government. Community-based tourism need to be concerned so the management and the development of these destinations head to the sustainable tourism. The identification of the tourism potential and the resources need to be upgraded professionally. Transportation, accommodation and community capability must be considered to increase the bargaining and the visitors’ satisfaction. The role of local government; department of tourism and the community figure are needed to empower the community and to promote the tourism to bring into reality “Harau Goes to the World”.Item Dampak Ekonomi Keberadaan PT. Riau Andalan Pulp And Paper (PT. RAPP Sebagai Perusahaan Multinasional Di Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Afrizal, AfrizalPerusahaan Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) merupakan perusahaan penghasil kertas yang berdiri di daerah Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, perusaaan ini sangat bergantung pada Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Riau khususnya, yaitu pohon akasia. Dengan adanya PT. RAPP mendorong perekonomian Riau dan dapat mengurangi pengangguran dengan di bukanya lapangan pekerjaan oleh PT. RAPP. Metodologi penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif deskriftif, dengan Teorinya yaitu teori tanggung jawab sosial perusahaan atau yang disebut dengan Coorporate Social Responsibility (CSR) dimana setiap perusahaan bertanggung jawab terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan. Konsep pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang mesti diimplementasikan oleh RAPP yang sudah meraup keungtungan dari pengelolaan sumber daya alam yang ada di Pelalawan Provinsi Riau. Dampak keberadaan PT. RAPP sebagai salah satu MNC di Provinsi Riau yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan baru. Kondisi nyaman dari lapangan kerja yang baru, maka akan semakin meningkatkan total produksi perusahaan RAPP dan ini tentunya menciptakan kemajuan ekonomi dan meningkatkan persentase taraf ekonomi masyarakat Riau.Item Perkembangan Sosial Ekonomi Desa Eks Transmigrasi Di Kabupaten Pelalawan(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Rosaliza, Mita; Hidir, AchmadDalam perspektif pelaksanaan transmigrasi sebagai satu bentuk mobilitas spasial atau migrasi penduduk horizontal yang khas Indonesia, berpandangan bahwasanya nilai kebersamaan, kekerabatan dan rasa ‘senasib sepenanggungan” para transmigran merupakan modal sosial yang mampu mendorong pengembangan wilayah. Pada konsep Nawa Cita ‘membangun dari desa dan pinggiran”, desa eks transmigrasi berperan sebagai inisiator pengembangan ekonomi wilayah dan diharapkan mampu membangun hubungan (bridging) serta memberikan kontribusi pada pengembangan wilayah sekitarnya. Penelitian ini bertolak dari hal tersebut serta bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana modal sosial mampu mendorong pembangunan wilayah desa melalui perspektif desa eks tranmigrasi dan desa lokal (bonding) (2) Bagaimana pola bridging-linking yang terbangun antara desa eks transmigrasi dan desa lokal. (3) Bagaimana linking yang terbangun secara kelembagaan antara desa eks transmigrasi ataupun desa lokal dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pendekatan penulisan dilakukan melalui analisis kualitatif dan kuantitatif sederhana dengan studi kasus pada 104 desa (24 desa eks transmigrasi, 80 desa lokal) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Sebagai alat analisis maka penelitian ini menggunakan data potensi dan tingkat perkembangan desa dan tingkat kemiskinan desa serta diperkuat dengan hasil penelitian sejenis yang selanjutnya diolah dan dibahas secara analisis deskriptif. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah desa eks transmigrasi mampu berkembang dengan lebih baik dibandingkan desa lokal dikarenakan terbangunnya bonding modal sosial yang lebih kuat. Disisi lain perkembangan wilayah desa eks trans hanya bersifat enclave dan tidak terbangun bridging dengan desa lokal sehingga terjadi ketimpangan pembangunan wilayah antara desa eks trans dan desa lokal dan ini juga disebabkan dukungan (linking) pemerintah pusat melalui program transmigrasi yang menyebabkan desa eks transmigrasi lebih memiliki daya saing yang lebih baik.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »