5. Seminar Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat Politik, Birokrasi, & Perubahan Social ke IV Tahun 2018
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 5. Seminar Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat Politik, Birokrasi, & Perubahan Social ke IV Tahun 2018 by Title
Now showing 1 - 20 of 48
Results Per Page
Sort Options
Item Adaptasi Budaya Tionghoa Dan Melayu Di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Wirman, Welly; Sari, Genny GustinaKeberadaan etnis Tionghoa di Kabupaten Rokan Hilir ditandai dengan peristiwa mendaratnya Tongkang (kapal kayu) para leluhur pada tahun 1825 yang kemudian diperingati setiap tahun melalui tradisi Bakar Tongkang. Penelitian tahun pertama telah mengkaji mengenai etnografi tradisi Bakar Tongkang tersebut dari sisi Situasi, Peristiwa dan Tindak komunikatif. Hasil obeservasi selama penelitian tahun pertama menimbulkan point lain yang menarik untuk diteliti terkait keberadaan etnis Tionghoa tersebut di Provinsi Riau khususnya Kota Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir. Dengen kedatangan etnis Tiinghoa maka mau tidak mau proses adaptasi budaya harus terjadi yang didahului dengen keterkejutan budaya. Manusia cenderung sangat mudah berdaptasi dengan budayanya sendiri atau budaya-budaya lain yang masih serumpun dengan budaya yang dimilikinya, yang menjadi kesulitan adalah saat melakukan penyesuaian terhadap budaya orang lain yang jauh sekali perbedaannya dengan budaya sendiri. Penyesuaian-penyesuian tersebut disebut sebagai kejutan budaya (cultural shock) yaitu perasaan tanpa pertolongan, tersisihkan, menyalahkan orang lain, sakit hati dan ingin pulang kerumah. Adaptasi budaya kemudian tidak hanya berbicara perkara masa lalu namun juga masa sekarang. Melalui pendekatan Hermeneutika Budaya, penelitian ini akan melihat tahapan adaptasi budaya yang terjadi pada Etnis Tionghoa dan etnis Melayu sebagai masyarakat pribumi melalui empat tahapan adaptasi budaya, yakni tahap bulan madu, tahap frustasi, tahap penyesuaian ulang dan tahap resolusi. Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Rokan Hilir dengan jangka waktu selama 9 bulan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat tahap dalam adaptasi budaya memiliki jangka waktu berbeda pada masing-masing individu. Tahap bulan madu ditandai dengan ketertarikan masyarakat Tionghoa tentang tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu, tahap frustasi akan terjadi dipicu rasa jenuh pada rutinitas dan perbedaan nilai individu dengan nlai budaya Melayu, tahap penyesuaian ulang akan terjadi pada individu yang mencoba bertahan dan menemukan level keseimbangan dan tahap resolusi pada penelitian ini menunjukkan keberhasilan penyesuaian dan adaptasi budaya masyarakat Tionghoa dan Melayu melalui kemampuan mereka hidup damai berdampingan.Item Analisis Usaha Pengolahan Nenas Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-06-29) Heriyanto, Meyzi; Farida, Lena; Andini, Frini KarinaKabupaten Kampar merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi besar untuk pengembangan kebun nenas, terutama di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang. . Desa ini diberikan nama Desa Kualu Nenas karena banyak terdapat kebun nenas yang agak sulit ditemukan di daerah lain di Kampar, sehingga hal tersebut menjadi ciri khas Desa Kualu Nenas. Kesulitan yang dihadapi oleh masayarakat petani nenas adalah buah segar nenas yang melimpah, sehingga perlu diolah menjadi bahan makanan lainnya agar memiliki nilai tambah serta hasil produksinya dapat bertahan lebih lama. Penelitian ini difokuskan kepada usaha pengolahan nenas dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Desa Kualu Nenas, karena desa ini memiliki potensi yang besar sebagai penghasil nenas dan berpotensi memiliki industri yang berbasis agroindustri. Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan masyarakat pelaku usaha nenas, pengolahan nenas serta peningkatan pendapatan keluarga. Subjek utama penelitian adalah masyarakat Desa Kualu Nenas yang bekerja sebagai pemilik atau pekerja pada pengolahan nenas. Analisa deskpitif digunakan dalam penelitian ini, dengan mengumpulkan data melalui kuesioner, wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa para responden sudah lama bekerja atau berusaha dalam pengolahan nenas ini, rata-rata diatas 10 tahun. Sebagian besar memilki kebun nenas sendiri, namun terdapat responden sebagai pengumpul atau agen buah nenas segar. Modal untuk usahanya semakin lama berkembang, sesuai dengan usahanya yang juga semakin berkembang. Sebagian besar responden sudah memilki tempat proses pengolahan nenas dan tempat penjualan antara lain rumah sendiri, kios atau warung. Alat-alat produksi seperti mesin pemanggang sudah milik sendiri walaupun proses pengolahannya masih tradisionil. Pemasaran usaha pengolahan nenas ini masih ditingkat lokal, tidak dipasarkan ke luar Provinsi, dan kadangkala hanya dipasarkan ke Pekanbaru. Namun karena lokasi tempat penjualan cukup strategis, yakni disepanjang jalan raya, banyak konsumen membeli oleh-oleh hkas Kampar ini. Pendapatan para responden bekerja atau berusaha sebagai penjual atau pengolah nenas cukup tinggi, sehingga kontribusinya kepada keluarga juga tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Namun masih adakendala yang diahadapi dalam usahanya, diantaranya biaya operasionil yang masih tinggi.Item Dampak Ekonomi Keberadaan PT. Riau Andalan Pulp And Paper (PT. RAPP Sebagai Perusahaan Multinasional Di Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Afrizal, AfrizalPerusahaan Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) merupakan perusahaan penghasil kertas yang berdiri di daerah Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, perusaaan ini sangat bergantung pada Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Riau khususnya, yaitu pohon akasia. Dengan adanya PT. RAPP mendorong perekonomian Riau dan dapat mengurangi pengangguran dengan di bukanya lapangan pekerjaan oleh PT. RAPP. Metodologi penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif deskriftif, dengan Teorinya yaitu teori tanggung jawab sosial perusahaan atau yang disebut dengan Coorporate Social Responsibility (CSR) dimana setiap perusahaan bertanggung jawab terhadap sosial, ekonomi dan lingkungan. Konsep pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang mesti diimplementasikan oleh RAPP yang sudah meraup keungtungan dari pengelolaan sumber daya alam yang ada di Pelalawan Provinsi Riau. Dampak keberadaan PT. RAPP sebagai salah satu MNC di Provinsi Riau yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan baru. Kondisi nyaman dari lapangan kerja yang baru, maka akan semakin meningkatkan total produksi perusahaan RAPP dan ini tentunya menciptakan kemajuan ekonomi dan meningkatkan persentase taraf ekonomi masyarakat Riau.Item Etos Kerja Suku Akit Dalam Hubungan Patronase Di Desa Berancah - Jonyanis(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Rosaliza, MitaKehidupan Suku Akit tidak terlepas dari peran sistem pengetahuan dalam bertindak secara sosial. Konsepsi nilai yang menjadi landasan bertindak Suku Akit tersimpan didalam kerangka pengetahuan, terdapat value orientation yang dimiliki oleh masyarakat diantaranya 1) persoalan makna hidup manusia, 2) persoalan makna dari hubungan manusia dengan sesama,3) persoalan persepsi manusia mengenai waktu, 4) persoalan hakekat mengenai pekerjaan ,5)persoalan hubungan manusia dengan alam. Pengetahuan lokal masyarakat suku Akit dalam memanfaatkan alam terdapat trade-off antara hakekat untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan kondisi kelestarian alam, Masyarakat Suku Akit desa Berancah memanfaatkan hutan mangrove sebagai mata pencaharian mereka sebagai pemasok kayu Bakau pada Panglong Arang. Menggunakan metode kualitatif-deskriptif, 6 informan yaitu masyarakat Suku Akit dan 4 orang key informan termasuk Batin. Melalui wawancara terhadap subjek penelitian di desa Berancah Kabupaten Bengkalis menunjukkan pengetahuan lokal masyarakat Suku Akit berdasarkan konsep value orientation memiliki definisi tersendiri menurut aspek localize, memiliki keterkaitan dalam pola bertindak dalam menghadapi alam, untuk itu perlu upaya untuk memusatkan perhatian terhadap pengetahuan lokal khususnya dalam nilai hakekat mengenai pekerjaan yang sangat erat sekali hubungannya dengan keberadaan hutan mangrove,dan memanfaatkan kayu Bakau dengan bijaksana sehingga kelestarian hutan di wilayah pesisir tetap terjaga dengan baik.Item Faktor - Faktor Percepatan Implementasi Kebijakan Restorasi Gambut Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di Desa Sungai Tohor Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) As’ari, Hasim; Yuliani, Febri; Sadad, AbdulLahan gambut termasuk vegetasi yang tumbuh diatasnya merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai fungsi untuk pelestarian sumberdaya air, peredam banjir, pencegah intrusi air laut, pendukung berbagai kehidupan keanekaragaman hayati, dan pengendali iklim (melalui kemampuaannya dalam menyerap dan menyimpan karbon). Fenomena gambut yang terjadi di Provinsi Riau berdampak negatif terhadap kondisi lingkungan akibat dari adanya pengelolaan dan pemanfaatan kawasan ekosistem gambut yang diluar kendali dan tidak bertanggung jawab. Misalnya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi memberikan dampak berupa kabut asap yang melanda wilayah Riau dan Sumatera. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau. Adapun alasan dilakukan pemilihan obyek penelitian disebabkan rusaknya ekosistem gambut di Provinsi Riau dan untuk hal tersebut Faktor-Faktor Percepatan Implementasi Kebijakan Restorasi Gambut dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Desa Sungai Tohor Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau menjadi sangat penting. Hasil penelitian adalah upaya Percepatan Implementasi Kebijakan Restorasi Gambut dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Desa Sungai Tohor Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Konseptualisai program restorasi lahan gambut.Item Implementasi Kebijakan Badan Usaha Milik (Bum) Desa Kabupaten Bengkalis(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Rusli, Zaili; Mashur, DadangKebijakan BUM Desa pasca terbitnya UU Desa, PP Desa dan Permendesa PDTT, menghadapi tantangan kebijakan yang cukup kompleks. Produk kebijakan BUM Desa terdahulu mengalami proses transformasi yang didasarkan Agenda Nawa Cita, Asas Rekognisi-Subsidiaritas dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. Pendirian BUM Desa dalam paradigma Desa Membangun kini menghadapi tantangan berupa Musyawarah Desa sebagai instrumen demokratisasi Desa yang mengiringi Tradisi Berdesa (hidup bermasyarakat dan bernegara di Desa). Proses pendirian/pembentukan BUM Desa sedapat mungkin menghindari government driven yang mudah membuat BUM Desa “layu sebelum berkembang”. Dilain pihak, tantangan bagi BUM Desa saat ini adalah melakukan transformasi agenda government driven itu ke dalam praksis Kewenangan Lokal Berskala Desa baik pada basis lokus Desa maupun Kawasan Perdesaan. Usaha Ekonomi Desa – Simpan Pinjam (UED-SP) merupakan salah satu agenda pendirian/ pembentukan BUM Desa Bersama pada basis lokus Kawasan Perdesaan (“Membangun Desa”), sedangkan BKD (Bank Kredit Desa) menghadapi persoalan transformasi dari bentuk BPR menuju LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang berpeluang menjadi Unit Usaha BUM Desa yang berbadan hukum. Keseluruhan agenda kebijakan gerakan usaha ekonomi Desa ini membutuhkan Tradisi Berdesa agar pelaksanaannya nanti di lapangan tetap mengakui, menghormati, dan memulyakan Desa di Kabupaten Bengkalis.Item Integrasi Sosial Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Kebakaran Di Desa Lukun Kabupaten Kepulauan Meranti(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Jalil, Ashaluddin; YesiKebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan yang memiliki dampak negatif yang cukup dahsyat. Dampak kebakaran hutan diantaranya menimbulkan asap yang mengganggu aktifitas kehidupan manusia. Sebanyak empat provinsi menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Provinsi yang memberlakukan siaga kebakaran hutan meliputi Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah). Berbagai macam kesulitan dalam menangani bencana kebakaran hutan dan lahan terjadi di hampir seluruh titik kebakaran seperti halnya di Desa Lukun, membutuhkan keterlibatan dari seluruh pihak terutama mengantisipasi munculnya kembali bencana kebakaran pada musim kemarau. Tujuan penelitian: menganalisis peran serta lembaga sosial yang aktif dalam menangani bencana kebakaran serta bentuk integrasi sosial dalam menangani dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Lukun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai sebuah proses inquiry untuk memahami masalah kemanusiaan dan sosial didasarkan pada kerumitan yang kompleks, gambaran yang holistic. Informan diperoleh dengan teknik Purposive Sampling atau dilakukan berdasarkan tujuan tertentu, yaitu untuk memperoleh gambaran seluas-luasnya tentang bencana kebakaran hutan dan lahan beserta penanganannya. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh-tokoh terkait dengan aparat pemerintah dari tingkat Desa dan Kabupaten, lembaga sosial penanganan bencana dan masyarakat. Kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Lukun adalah tingkat pendidikan, budaya membuka lahan dengan cara membakar, jenis pekerjaan, pendapatan dan luas lahan. Upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh masyarakat dengan bergotong royong dan kerjasama antar lembaga untuk mematikan api dengan menggunakan alat-alat sederhana dan alat-alat semi mekanis. Kerjasama dari berbagai pihak kelompok masyarakat diantaranya adalah Manggala Agni Siak, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), MPA (masyarakat peduli api) desa, TNI-POLRI, BRG (Badan Restorasi Gambut), dan Akademisi-Universitas Riau.Item Karakter Kewirausahaan Dan Kesiapan Santriwan Dan Santriwati Pada Pondok Pesantren Babussalam, Pekanbaru, Riau Dalam Menghadapi Mea (Masyarakat Ekonomi Asean)(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Iskandar, Irwan; Fiona, FionaASEAN Economic Community (AEC) has been implemented since the end of 2015 with an obligation to all its member states to easier flow of goods, services and labours. Sure, it will give positive and negative impacts if it is not well managed. Therefore, in order to face it, entrepreneurship is necessary and has been a focus to government. Through entrepreneurship education, Indonesian government has expanded entrepreneurship by developing entrepreneurship characters to students at the school level at earlier stage, including in Pondok Pesantren (Islamic Boarding School). As an education institution Pondok Pesantren should be a concern to all stakeholders. To view entrepreneurship characters in Pondok Pesantren clearly, this research was conducted. By having respondents, which are students in Pondok Pesantren Babussalam on Jalan HR. Soebrantas 62, Pekanbaru, this research was intended to answer how entrepreneurship characters existing in Pondok Pesantren are and how their preparedness to face AEC is. To answer those questions this research used AEC as a concept and 4 entrepreneurship characters (high creativity character, independent character, achievement motive character, and, leadership character) as basic thinking and literature review. In its implementation, this research used qualitative research method and field observation also structured interview to all students at III level of High School. After conducting the research, the results show that 92-93 % students in Pondok Pesantren Babussalam had those 4 entrepreneurship characters. High creativity character was not found in 3.84 % respondents, while 96.15 % said that they had that character. Independent character was found in 98.18 % respondents and only 1.82 % mentioned that they didn’t have the character. Achievement motive character was found in every respondent with an exception for a respondent who didn’t give any answer. Moreover, 93.6 % respondents mentioned that they had leadership character, 3.8 % mentioned they didn’t have this character and only 2.6 % gave no answer. However, this was vice versa with knowledge and readiness of students to face AEC. Only around 39.7% students knew AEC, 1.3 % didn’t give an answer; even 59 % students didn’t know AEC.Item Kemitraan Pemerintah Dan Swasta Dalam Kebijakan Pengelolaan Sampah Di Kota Pekanbaru(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Isril, Isril; Febrina, Rury; Hadi, Sofyan; Harirah, ZulfaKemitraan antara Pemerintah Daerah dengan swasta merupakan suatu langkah yang bisa ditempuh Pemerintah sebagai upaya menutupi keterbatasan dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru. Dinamika pertumbuhan penduduk yang demikian cepat telah membawa konsekuensi pada peningkatan volume sampah lebih kurang 1.100 ton per hari. Pemerintah Kota Pekanbaru kemudian mengambil langkah untuk melaksanakan kemitraan dengan swasta sebagai upaya manajemen pengelolaan sampah. Namun, keterlibatan pihak swasta dalam menangani masalah sampah justru menunjukkan kegagalan pada tahun 2015. Pada tahun 2018, Pemerintah Kota Pekanbaru kembali berencana akan menyerahkan pengelolaan sampah kepada pihak swasta. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba memfokuskan pada dua rumusan masalah yaitu mengapa Pemerintah Kota Pekanbaru kembali melimpahkan kewenangan pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru kepada pihak swasta? Dan bagaimana skema yang tepat pada kemitraan pemerintah dan swasta dalam melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru? Untuk menjawab pertanyaan diatas, riset ini dikawal oleh teori Reinventing Government dari David Osborne dan Ted Gaebler dan juga teori Public Private Partnership. Melalui metode studi kasus, maka penelitian ini akan mendalami kemitraan antara Pemerintah Kota Pekanbaru dan swasta dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan kemitraan antara Pemeritah Daerah Kota Pekanbaru dengan pihak ketiga dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru adalah untuk mengatasi ketidakmampuan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru dalam menyediakan sarana dan prasarana, armada sampah, sumber daya manusia serta keterbatasan anggaran. Dengan demikian, logika kemitraan yang terjalin ini mengarah pada salah satu alur pikir yang ditawarkan oleh Osborn mengenai Catalytic Government (Steering Rather Than Rowing). Skema keberhasilan kemitraan pemerintah Kota Pekanbaru dan swasta dalam pengelolaan sampah perlu memperhatikan faktor proses, faktor mitra dan faktor struktural. Sehingga, pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru memerlukan pergeseran paradigma, dari hanya sebatas pembuangan menjadi fokus pada pengelolaan dan pendayagunaan.Item Kerja Sama Indonesia Dan Center For International Forestry Research (CIFOR)(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Waluyo, Tri Joko; Pahlawan, IndraThis research aimed to cexplain the cooperation of Indonesia and an international organization CIFOR at a reducing emissions from deforestation and forest degradation. This organization is an organization that focused on forestry research. CIFOR exists since the issue of climate change become the attention of the world and also the attention of student. Indonesia became one of the foremost in support of the issue. In COP 13 which is a string of framework under the UNFCCC appears a scheme for Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation. The scheme also is the reference Indonesia and other countries for support to solve the problems of climate change, such a scheme known as REDD. The theory used in this paper is the role theory. In this research, the method used of qualitative methods, qualitative research is a descriptive understanding. This research found that the cooperation between Indonesia and CIFOR are in supporting and contributing to solve problem as motivator, communicator, and fasilitator.Item Kerjasama Greenpeace Dan Tiongkok Dalam Menangani Pencemaran Limbah Beracun(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Tjarsono, Idjang; Waluyo, Tri JokoThis research is a contemporer study that provides an analysis of the toxic waste problem in China through the implementation of cooperation between Greenpeace and China to promote the Detox Campaign Program. This research uses a conceptual foundation, by applying the role concept of program implementation to see how big its influence is in tackling toxic waste in China by focusing on a particular region. Supported by role theory, pluralist perspective and international organization's analysis level, as well as the concept of enviromentalism. The concept leads to qualitative methods and literature study as a source of information. Some of Greenpeace and China's efforts to solve the above problems are with Advokasi, Monitoring, Research, Communications and Evaluation on Yangtze river in Ningbo Province, Pearl River in Zhongshan Province. So far these efforts have given good results to the Chinese Government and public awareness for good behavioral changes to the environment.Item Komunikasi Pariwisata Budaya Dalam Mempromosikan City Branding “Siak The Truly Malay” Kabupaten Siak Sri Indrapura(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Salam, Noor Efni; Nurjanah, NurjanahKabupaten Siak dikenal dengan slogan Siak the Truly Malay, karena daerah ini merupakan wilayah berbasis budaya Melayu, bahkan sudah berhak memegang hak cipta atas branding Siak the Truly Malay, paten atas branding tersebut sudah terdaftar sejak 27/4/2017. Berdasarkan kenyataan itulah masyarakat Siak akhir-akhir ini bersemangat untuk mempromosikan city branding Siak the Truly Malay-nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali, menemukan, dan mendeskripsikankan berbagai promosi yang digalakan mereka terkait dengan wisata budaya ini. Metode penelitian bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukan bahwa komunikasi pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat Siak 1) menjaga dan melestarikan situs-situs sejarah Melayu yang menjadi icon Kabupaten Siak, 2) memberdayakan dan meningkakan ekonomi kreatif yang mengarah kepada city creative, 3) menyelenggarakan berbagai event budaya yang menjadi agenda tahunan, 4) memaksimalkan berbagai saluran komunikasi, seperti situs-situs online, media elektornik, koran lokal dan berbagai publikasi lainnya, 5) memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasana terutama infrastruktur dan elektrisasi, dan 6) meningkatkan kerjasama dengan stakehldersItem Komunikasi Penyuluhan Masyarakat Untuk Menumbuhkan Umkm Dalam Pengembangan Destinasi Desa Wisata Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Yohana, Nova; Lubis, Evawani Elysa; Rumyeni, Rumyeni; Rimayanti, NitaDilatarbelakangi analisis situasi masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengembangkan UMKM di Desa Buluh Cina sedangkan desa tersebut merupakan Desa Wisata yang telah diresmikan dan dikenal bukan hanya wisatawan lokal bahkan mancanegara, maka pengelola desa wisata Buluh Cina sangat perlu menumbuhkan dan mengembangkan UMKM dengan memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan oleh UMKM tersebut. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan Pengelolaan Komunikasi Bisnis dan Pemasaran kepada Masyarakat Desa Wisata Buluh Cinadan desa-desa tetangga seperti desa Pangkalan Baru dan Desabaru Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Sedangkan tujuan khusus yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya membentuk UMKM sebagai motor penggerak ekonomi desa serta strategi komunikasi pemasaran produk lokal melalui tumbuh kembang UMKM untuk mendukung potensi destinasi desa wisata yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Buluh Cina sekitarnya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan untuk menumbuhkan UMKM dalam pengembangan destinasi Desa Wisata Buluh Cina sekitarnya, Kecamatan Siak Hulu ,Kabupaten Kampar dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu: bagi peserta terjadi transfer knowledge kepada pelaku usaha kecil serta mengetahui bagaimana mengelola komunikasi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bagi pemilik UMKM agar dapat lebih inovatif, sistematis dan kreatif dalam menyusun dan mengembangkan strategi pemasaran produk UMKM masing-masing. Bagi Pemerintah sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan manajemen komunikasi pemberdayaan ekonomi dengan masyarakat di sektor pariwisata. Bagi Perguruan Tinggi terbentuknya kemitraan dengan perguruan tinggi dalam hal pendampingan bisnis UMKM. Masyarakat cukup antusian menerima penyuluhan tersebut dan menanggapi dengan berbagai pertanyaan terkait dengan UMKM. Pengabdian ini direkomendasikan untuk dilanjutkan sampai tahap pendampingan dan pelatihan dalam pengambangan UMKM tersebut.Item Komunikasi Verbal Abuse Orang Tua Pada Remaja (Studi Deskriptif Konsep Diri Remaja Di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan)(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Susanti, HeviFenomena yang akhir-akhir ini terjadi dan membudaya di lingkungan masyarakat indonesia umumnya dan khususnya di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan dimana menganggap hal bicara kasar, mencaci, membentak, memarahi, mengancam pada anak merupakan hal wajar. Namun seharusnya orang tua dapat memberikan contoh yang baik kepada anak dengan menggunakan bahasa atau kata-kata yang baik dan benar. Kondisi ini dapat terjadi yang mana orang tua tidak begitu paham dan tidak mengetahui bahwa kemampuan verbal yang dimiliki oleh orang tua dalam berkomunikasi dengan anak akan langsung diserap oleh anak dan membentuk suatu perilaku berkelanjutan. Tentunya tindakan-tindakan atau perilaku negatif yang dilakukan orang tua dengan berbicara kasar, mencaci, membentak, memarahi dan mengancam pada anak, orang tua telah melakukan kekerasan secara verbal atau verbal abuse. Kekerasan verbal atau dikenal dengan verbal abuse merupakan bagian dari tindakan komunikasi dengan mengunakan ucapan atau kata-kata kasar ataupun kekerasan secara verbal yang dilakukan orang tua pada anak (Charles, 1998). Lawson (2006 dalam Rakhmat, 2007) mengelompokkan kekerasan pada anak, yaitu verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse. Sehingga apabila anak mendapati tindakan kekerasan secara verbal secara terus-menerus maka dapat dipastikan anak tersebut akan menyebabkan perubahan pada perilaku dan dapat menghacurkan konsep diri dari sang anak. Hasil Konsep diri yang dimiliki remaja di Kec. Kerumutan Kab.Pelalawan dipengaruhi oleh significant others. Dimana, konsep diri remaja di Kec. Kerumutan Kab. Pelalawan adalah konsep diri bertipe negatif yakni tipe social comparasion dan Biased scannin. Konsep diri negatif tipe social comparision adalah berpandangan bahwa dirinya memang seperti apa yang dikatakan oleh orang lain sehingga pandangan mengenai dirinya sendiri benar-benar terlihat tidak teratur dikarenakan konsep diri yang terbentuk di pengaruhi oleh orang lain. Sedangkan konsep diri negatif tipe Biased scannin. Ditunjukkan dari sikap remaja yang ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang tuanya dan merasa tidak diperhatikan. Reflected Appraisal menyatakan bahwa konsep diri seseorang akan terbentuk jika ia mendapatkan penghargaan dari orang lain. Dimana, pemberi penghargaan dan besarnya penghargaan yang diterima seseorang tersebut akan menentukan derajat konsep diri yang terbentuk. Penghargaan dari orang-orang yang dianggap penting bagi seseorang (significant others seperti: orang tua, teman, saudara, dan sebagainya) juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan konsep diri.Item Manajemen Strategi Dinas Pariwisata Dalam Program Mengembangkan Objek Wisata Pantai Pesona Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Ernawaty, ErnawatyPariwisata memiliki peranan yang sangat potensial dan strategis dalam pembangunan daerah. Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Riau yang memiliki posisi strategis dalam pengembangan pariwisata pantai karena berhadapan langsung dengan pelayaran internasional, yaitu Selat Malaka dan berada dalam kawasan segitiga pertumbuhan, yakni segitiga pertumbuhan Indonesia – Malaysia – Singapura dan Indonesia – Malaysia – Thailand. Potensi alam Kabupaten Bengkalis yang masih cukup baik, hutan rawa gambut, pantai dan pulau kecil serta potensi suku melayu asli merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Salah satu dari potensi alam yang terkenal di Kabupaten Bengkalis adalah wisata pantai Teluk Rhu Pulau Rupat. Salah satu objek wisata yang terdapat di Kecamatan Rupat Utara yakni Pantai Pesona. Pantai Pesona Kecamatan Rupat Utara adalah nama yang diberikan masyarakat Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Pantai ini dahulunya memiliki nama yang berbeda-beda sesuai penamaan dari warga masing-masing desa yaitu Pantai Tanjung Lapin, Pantai Tanjung Rhu maupun Pantai Tanjung Punak. Konsep teori yang digunakan pada penelitian ini adalah George R Terry dalam Manullang, yakni dilihat dari fungsi manajemen yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan), Controlling (Pengawasan). Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengembangan Objek Wisata Pantai Pesona akan mendorongnya terjadi peningkatan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan itu, pengembangan objek wisata Pantai Pesona secara langsung atau tidak langsung akan mendorong pertumbuhan dan pengembang wilayah, baik secara fisik, maupun secara sosial, budaya dan ekonomi pada Kecamatan Rupat Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor penghambat dalam pengembangan objek wisata Pantai Pesona Kecamatan Rupat Utara Kebupaten Bengkalis yakni faktor dana atau anggaran, sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, sampai saat ini objek wisata Pantai Pesona belum dapat memberikan kontribusi PAD terhadap daerah.Item Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Desa Pulau Padang Mengelola Website Desa Dalam Mempromosikan Potensi Desa(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Adlin, Adlin; Yusri, AliKegiatan Pengabdian dengan judul Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Desa Pulau Padang Mengelola Website Desa berhasil dilaksanakan pada tanggal 3 mei 2018 bertempat di Aula kantor desa Pulau Padang. Peserta terdiri dari aparatur desa dan kalangan pemuda dan pemudi desa Pulau Padang yang sangat antusias mengekiuti kegiatan pengabdian. Capaian kegiatan sesuai dengan harapan, yakni peserta mampu mengelola website desa ditandai dengan kemampuan masuk menjadi admin, merubah menu website, merubah foto dan gambar kedalam website, serta mengubah tulisan serta format tampilan website desa, yang dengan domain. www.desaPulaupadang.web.id. Dalam website berhasil ditampilkan berbagai menu Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Potensi desa, Galery dan sebagainya.Item Menumbuhkan Sikap Kreatif Dan Inovatif Dalam Mengembangkan Usaha (Pelatihan Kepada Anggota Forum Kewirausahaan Pemuda Di Pekanbaru)(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Ruzikna, RuziknaKreativitas dewasa ini merupakan sumber daya saing yang kompetitif bagi semua organisasi untuk dapat tumbuh dan berkembang, namun demikian UMKM dalam perkembangannya masih menghadapi banyak permasalahan, terutama dalam hal daya saing. Oleh karenanya pelatihan tentang kreativitas dianggap penting untuk dilakukan. Tujuan pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya sikap kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha. Adapun manfaat dari kegiatan pelatihan ini bagi peserta adalah untuk memberikan pemahaman tentang perlunya sikap kreatif dan inovatif bagi pengusaha muda dalam mengembangkan usaha, Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah pengusaha muda yang menjadi anggota pada Forum Kewirausahaan Pemuda di Kota Pekanbaru yang berjumlah 40 orang, Hasil capaian pelatihan peserta mampu menyerap pengetahuan yang diberikan dan akan dapat menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usahanya. Berhasilnya kegiata pelatihan ini juga karena: adanya motivasi yang tinggi dari setiap peserta pelatihan untuk memperoleh pengetahuan, dan para peserta memiliki pendidikan sarjana dan mahasiswa yang mampu menerima pengetahuan dengan baik dan punya keinginan yang kuat untuk mengembangkan usaha yang dimiliki.Item Model Komunikasi Dalam Menyelesaikan Konflik Perebutan Wilayah Lima Desa Di Kabupaten Kampar Dan Rokan Hulu Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Ismandianto, Ismandianto; Suyanto, SuyantoDesa atau yang di sebut dengan nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah kabupaten memiliki wewenang untuk mengatur daerahnya sendiri sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Atas dasar pertimbangan bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 yang menyeragamkan warna, bentuk, susunan dan kedudukan pemerintahan desa, adalah tidak sesuai dengan jiwa Undang-Undang Dasar 1945 dan perlunya mengakui hak asal-usul yang bersifat istimewa sehingga perlu di ganti atau di cabut. Persoalan desa di Indonesia sangat banyak seperti konflik antar batas desa dengan kabupaten Kampar dengan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah memulai babak baru persoalan batas wilayah yang selama ini sering diabaikan. Ketidakjelasan tapal batas antara wilayah baik antar provinsi maupun kabupaten/kota akhir-akhir ini sering menimbulkan persoalan, baik persoalan antar pemerintah maupun persoalan yang muncul di kalangan masyarakat yang mendiami sekitar batas wilayah tersebut. Berdasarkan persoalan dan fenomena di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dengan melihat bagaimana Model Komunikasi dalam Menyelesaikan Konflik Perebutan Wilayah Lima Desa di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang menekankan pada riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah upaya untuk mencari pemecahan masalah dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa berdasarkan fakta dan bukti yang ada. Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian sebagai berikut Komunikasi konflik yang dihadapi oleh masyarakat di lima desa yang masuk dalam wilayah konflik antara Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu, yakni di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu dan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar adalah kurangnya komunikasi antara pemerintah kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu dengan masyarakat terlihat dengan terbengkalainya pelayanan tidak optimal yang seharusnya dinikmati oleh warga sekitar.Item Model Penanganan Juvenile Deliquency Pada Geng Motor Di Kota Pekanbaru(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Syafrizal, Syafrizal; Yoserizal, YoserizalDi wilayah Kota Pekanbaru, kehadiran Geng Motor cukup meresahkan masyarakat, sebab sekalipun telah dilakukan tindakan dan reaksi sosial yang bersifat preventif dan represif dari aparat penegak hukum, akan tetapi perkumpulan Geng Motor tersebut terus melancarkan aksi dan reaksi negatifnya sebagai bentuk perilaku menyimpang dari waktu ke waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah “mengetahui penyebab perilaku menyimpang geng motor di Kota Pekanbaru serta merumuskan penanganan geng motor di Kota pekanbaru “. Penelitian ini bersifat kualitatif, dilaksanakan di Kota Pekanbaru Adapun yang akan menjadi subyek penelitian adalah anggota geng motor, Kepolisian, Sekolah, dan orang tua. Perilaku menyimpang di kalangan anggota geng motor bermula dari kekerasan yang dilakukan oleh anggota geng motor senior yang menyebabkan efek secara eksternal yaitu muncul adanya dorongan untuk menunjukkan eksistensi. Motivasi yang disertai aktivitas yang tidak mengarah pada kegiatan positif membuat para anggota geng motor melakukan tindak kekerasan yang justru merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Penanganan geng motor ini perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak yaitu Kepolisisan bersama Sekolah mulai dari para tenaga pendidik, siswa itu sendiri dan masyarakat sekitar terutama di sekolah-sekolah yang rentan terlibat geng motor di Kota Pekanbaru.Item Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Kampung Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Kadarisman, Yoskar; Syafrizal, SyafrizalKabupaten Siak kaya akan hutan mangrove tengah berupaya mengembangkan beberapa area untuk menjadi lokasi wisata, seperti yang sudah banyak dikenal masyarakat yaitu Ekowisata Mangrove Mengkapan. Baru-baru ini muncul lagi satu objek wisata alam yaitu Ekowisata Mangrove Rawa Mekar Jaya. Kawasan ini berada di Kampung Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, dengan luas sekitar 25 Hektar. Kawasan hutan mangrove dijadikan sebagai wisata edukasi dimana anak-anak, pelajar atau mahasiswa yang cinta lingkungan dapat belajar tentang pembibitan dan penanaman mangrove yang dikelola oleh masyarakat tempatan melalui kelompok sadar wisata. Masyarakat telah melakukan berbagai upaya dalam pemanfaatan Ekositem Mangrove dengan pendekatan edukasi, wisata serta ekonomi kreatif berbasiskan masyarakat. Kegiatan penyelamatan ekosistem mangrove banyak sekali pengaruh serta manfaat untuk ekonomi dan kelestarian ekosistem bagi masyarakat yang berada di lingkungan mangrove. Namun tidak seluruh masyarakat turut terlibat dalam upaya pelestarian tersebut. Aparat Desa dan beberapa aktivis lingkungan yang terlihat sangat antusias dalam mengelola ekowisata mangrove. Tujuan penelitian yaitu: Pertama, Untuk megidentifikasi Karakteristik Sosial budaya Masyarakat. Kedua, Untuk menganalisis bentuk partisipasi masyarakat dalam mengelola ekowisata mangrove. Hasil penelitian: Bentuk partisipasi dalam pengelolaan ekosistem mangrove yang dilakukan masyarakat mulai dari pengelolaan, penanaman, pemeliharaan mangrove dan pemanfaatannya. Pemanfaatam hutan mangrove masih belum maksimal, belum ditemui masyarakat yang menjadikan buah mangrove sebagai bahan makanan yang memiliki nilai ekonomis. Pemanfatan hutan mangrove masih sebatas wisata edukasi, hal itu dikarenakan kawasan tersebut baru dibuka pada tahun 2013 silam dan menjadi kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »