4.Seminar Nasional Teknik UR Tahun 2010

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 64
  • Item
    PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535
    (2014-03-04) Safrianti, Ery; Febrizal; Alvian, Edy
    Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pendeteksi kecepatan benda bergerak meggunakan sensor phototransistor berbasis mikrokontroler Atmega8535. Mikrokontroler Atmega8535 berfungsi sebagai tempat memproses tegangan yang diterima dari sensor phototransistor yang akan dirubah menjadi sebuah data berupa informasi yang akan ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display). Sensor yang digunakan pada sistem pendeteksi benda bergerak ini terbagi menjadi dua bagian yaitu infra merah sebagai sember cahaya dan phototransistor sebagai penerima cahaya infra merah. Rangkaian sensor ini diaktifkan dengan tegangan supply +5 Vdc. LCD yang digunakan pada sistem pendeteksi benda bergerak ini adalah jenis LCD M132 dengan tampilan 2x16 (2 baris dan 16 kolom). Alat ini dapat mendeteksi kecepatan benda bergerak jika benda melewati dari sensor pertama sampai ke sensor ke dua.
  • Item
    A.Daftar isi
    (2013-05-13) Padil
  • Item
    RESPON LIMBAH INDUSTRI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN KULIT KAYU PADA CAMPURAN BETON
    (2013-05-07) Shalahuddin, Muhammad
    Campuran beton menghasilkan kapur hidroksida Ca(OH)2 sebagai material yang tidak termanfaatkan. Limbah industri abu terbang sisa pembakaran kulit kayu mengandung SiO2 ± 40 % yang diproduksi ± 170 m3 per hari. Penelitian ini mengamati pengaruh pemnafaatan abu terbang sisa pembakaran kulit kayu di dalam campuran beton. Uji kuat tekan dilakukan pada 24 sampel dengan variasi 0 %, 5 %, 10 % dan 15 % abu terbang dari berat semen kemudian dilakukan perendaman 14 hari dan 28 hari. Persentase agregat pecah kasar, agregat pecah sedang, agregat pecah halus dan pasir halus pada campuran beton dihitung dengan metoda matriks. Batasan gradasi dihitung dengan persamaan abrham. Metoda matriks dan batasan abrahm dipergunakan pada analisa campuran agregat pada beton agar pengaruh penambahan abu terbang semakin terdeteksi. Penggunaan abu terbang sisa pembakaran kulit kayu dalam adukan beton sebesar 10 %, pada umur 14 hari meningkatkan kuat tekan beton sebesar 14.8 % dan pada umur 28 hari sebesar meningkatkan kuat tekan beton 0,58 %. Peningkatan kuat tekan dominan terjadi pada 5 % penggunaan abu terbang, hal ini dipengaruhi oleh reaksi antara Ca(OH)2 dan SiO2 yang menghasilkan kalsium silikat hidrat (CSH) yang berfungsi sebagai perekat.
  • Item
    Pengaruh Penambahan Dregs Terhadap Kualitas Mortar
    (2013-05-07) Darmayanti, Lita; RS, Iskandar
    The aim of the research was to know the influence of dregs usage in the mortar mixture against quality of mortar that was produced. Dregs is one of solid wastes that was produced from clarification on the pulp process. The use of dregs waste of the mortar mixture is expected to reduce the solid waste problems in the pulp and paper industry. On this research, dregs were added with 0%, 5%, 10%, 15% and 20% compared to cement weight. The ratio between cements and sands was 1:3. The specimen was made total 90 samples, the size of specimen is 5x5x5 cm. Preliminary test on the based materials such as sand and dregs was attended to verify the materials characteristic that was used on the mortar process. Then, the compressive strength, absorption, porosity, and specific gravity tests were conducted. Average result of compressive strength evaluation at age 7 days for the usage of dregs 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% respectively were 14,748 MPA, 13,430 MPa, 13,216 MPa, 12,435 MPa, and 3,638 MPa. Average result of compressive strength evaluation at age 14 days for the usage of dregs 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% respectively were 14,918 MPa, 14,723 MPa, 14,577 MPa, 14,134 MPa, and 4,040 MPa. Average result of compressive strength evaluation at age 28 days for the usage of dregs 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% respectively were 15,253 MPa, 14,945 MPa, 14,745 MPa, 14,570 MPa, and 5,437 MPa. The high compressive strength was obtained for this mortar if the absorption, porosity are small and the high specific gravity.
  • Item
    PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN
    (2013-05-07) Novan, Andre; Ermiyati
    Penelitian ini menggunakan penambahan dosis Sikament NN 1,5 % dari berat sement tanpa pengurangan air. Sikament NN berfungsi menambah nilai kelecekan beton dan akan mempermudah worklability Variasi pengurangan air pada penelitian ini dimulai dari 0%, 10%, 20% dan 30% terhadap kuat tekan beton, yang bertujuan untuk membuktikan pengaruh bahan tambah Sikament NN terhadap kuat tekan beton. Hasil Dari penelitian terlihat bahwa umur beton juga mempengaruhi penambahan kuat tekan beton dengan penambahan Sikament NN dengan dosis 1,5% dari berat semen pada variasi pengurangan air 20% yaitu pada umur 3 hari terjadi kenaikan kuat tekan beton sebesar 3,3% dari beton rencana, umur 14 hari terjadi kenaikan kuat tekan beton sebesar 28% dari beton rencana dan umur 28 hari terjadi kenaikan sebesar 48,13% dari beton rencana.Dengan demikian hasil pengujian ternyata Sikament NN dengan dosis 15% pada umur 28 hari dapat menebah kuat tekan beton sebesar 48,13%.
  • Item
    MODEL PERSAMAAN MATEMATIS ALOKASI KENDARAAN ANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN METODE PENGGABUNGAN BERURUT
    (2013-05-06) Maringan Marpaung, Horas Saut
    Permasalahan transportasi pada umumnya merupakan permasalahan alokasi kendaraan pada sistim jaringan jalan antara beberapa sumber dan beberapa tujuan. Namun ada juga antara beberapa sumber dan satu tujuan seperti pada Hauled Container System (HCS), atau sebaliknya. Penyelesaian permasalahan transportasi bertujuan untuk meminimumkan jumlah kendaraan. Metoda Penggabungan Berurut merupakan metode penyelesaian permasalahan transportasi tentang alokasi kendaraan angkutan sampah. Penentuan satu unit kendaraan berdasarkan total jarak tempuh perjalanan selama waktu operasional. Kecepatan perjalanan dan kapasitas muatan kendaraan yang ditentukan mempengaruhi jumlah kendaraan yang dihasilkan. Model persamaan matematis merupakan gambaran karakteristik dari permasalahan alokasi kendaraan angkutan sampah.
  • Item
    KEARIFAN ARSITEKTUR MELAYU DALAM MENANGGAPI LINGKUNGAN TROPIS
    (2013-05-06) Ratna, Amanati
    Sebagai budaya tradisional, arsitektur Melayu memiliki beberapa keramahan terhadap lingkungan. Antara lain desain bentuk rumah tradisional yang mampu menanggapi lingkungan tropis dengan ramah. Bentukan arsitektur memiliki beberapa tolok ukur untuk dapat dikategorikan sehat dan ramah lingkungan. Arsitektur tradisional Melayu mampu memiliki beberapa criteria tersebut, antara lain dari segi penghawaan, kelembaban, dan pencahayaan. Dengan menjadi ramah lingkungan, maka dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Melayu cukup arif dalam menanggapi lingkungan tropis.
  • Item
    KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG)
    (2013-05-06) Trimaijon
    Metode Mock dikembangkan berdasarkan atas daur hidrologi yang memperhitungkan volume air masuk berupa hujan, volume air keluar berupa infiltrasi, perkolasi dan evapotranspirasi, volume air yang melimpas dan yang disimpan dalam tanah. Pada prinsipnya, Metode Mock digunakan untuk menganalisa besarnya debit pada suatu daerah aliran sungai untuk durasi tertentu, misalnya debit tahunan, musiman, bulanan, tengah-bulanan atau sepuluh-harian. Data yang digunakan untuk memperkirakan debit ini adalah berupa data curah hujan, data klimatologi, luas dan penggunaan lahan dari cathment area . Penelitian ini disusun setelah melalui serangkaian kegiatan penelitian tentang Pemodelan Perhitungan Ketersediaan air dengan metode Mock. Penelitian ini pada dasarnya hanya pemodelan numerik saja, sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil di waduk PLTA Koto Panjang dengan Daerah pengaliran Sungai stasiun Pasar Kampar. Hasil dari simulasi tersebut sendiri mempunyai grafik dengan kecenderungan yang hampir sama antara debit terukur dan debit analisa, hanya besarannya yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kesalahnnya yang berkisar antara 10 sampai dengan 30%, kecuali pada tahun 1994.
  • Item
    KARAKTERISTIK ABU TERBANG PADA STABILITAS HRS-WC
    (2013-05-06) Gussyafri
    Bahan pengisi (filler) pada HRS-WC sangat dibutuhkan untuk menambah kadar aspal agar campuran aspal panas mempunyai durabilitas tinggi dan mencegah terjadinya bleeding dengan batasan nilai minimal stabilitas 800 kg dan batasan rongga pori 3 – 5 %. Karakteristik filler yang mempunyai jumlah permukaan yang luas sangat mendukung penyerapan aspal. Material filler untuk bahan HRS-WC biasanya didapatkan dari abu batu dan sangat sulit diproduksi. Sebagai bahan alternatif, abu terbang terbang hasil dari pembakaran kulit kayu pada pengolahan bubur kertas PT. RAPP mempunyai karakteristik bahan filler. HRS-WC adalah jenis aspal campuran panas durabilitas tinggi karena mempunyai kadar aspal dan filler yang lebih banyak dibandingkan aspal campuran panas jenis lainnya. Pada penelitian ini dibuat 60 unit sampel, untuk melihat pengaruh penambahan abu terbang pada HRS-WC yang dicampur dengan variasi abu terbang 0 %, 6 %, 10 % dan 12 % dan variasi aspal 5 %, 5,5 %, 6 %, 6,5 % dan 7 %. HRS-WC dengan 0 % abu terbang (tanpa abu terbang) menghasilkan stabilitas 1267 kg dan rongga pori 8,201 %, HRS-WC dengan 6 % abu terbang menghasilkan stabilitas 1000 kg dan rongga pori 3,633 %, HRS-WC dengan 10 % abu terbang menghasilkan stabilitas 1033 kg dan rongga pori 3,558 %, HRS-WC dengan 12 % abu terbang menghasilkan stabilitas 1300 kg dan rongga pori 3,786 %. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa abu terbang sebesar 6 %, 10 % dan 12 % dapat dipergunakan sebagai filler pada HRS-WC.
  • Item
    KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH BATANG SAWIT UNTUK BAHAN BANGUNAN DAN MEBEL
    (2013-05-06) Fakhri; Syafruddin; Hasibuan; Morena, Yenita
    Ketersediaan kayu produksi hutan alam semakin menipis, disisi lain kebutuhan bahan baku kayu semakin meningkat. Penelitian berbagai aspek teknis optimalisasi pemanfaatan limbah batang kelapa sawit untuk produk bahan bangunan dan mebel telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk menguji teknik pengolahan menggunakan alat chainsaw dan sawmill, peningkatan mutu dengan perendaman bahan antioksidan serta produksi balok dan panil komposit laminasi batang kayu sawit. Hasil penelitian diperoleh bahwa teknik pengolahan batang sawit menggunakan chainsaw lebih efektif hanya untuk memotong batang, sedangkan pengolahan lanjutan dengan sawmill lebih optimal. Peningkatan mutu batang sawit menggunakan bahan antioksidan dapat digunakan bahan kaporit konsentrasi 15% terhadap berat air atau tembaga sulfat konsentrasi 5%. Pemanfaatan satu batang pohon sawit untuk produksi panil komposit efektif rendemen diperoleh 50% (bagian pangkal, tengah dan sedikit bagian batang terluar ujung), bagian lainnya terjadi penyusutan yang banyak, sangat lunak dan melengkung. Hasil pengolahan batang kelapa sawit dengan teknik laminasi dapat digunakan sebagai bahan panil komposit yang indah dan menawan dengan mengkombinasikannya dengan jenis kayu komersial lainnya. Aplikasi produk dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti panil pintu, dinding partisi, dan komponen mebel.
  • Item
    KAJIAN HARGA AIR IRIGASI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI (KAJIAN KASUS DI PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU)
    (2013-05-06) Mudjiatko
    Daerah Irigasi Petapahan merupakan salah satu daerah irigasi yang mengalami kekeringan pada bulan-bulan tertentu. Minimnya sumber air tanaman dan pembiayaan untuk perawatan infrastruktur berakibat penurunan luas potensi dari 750,6 ha menjadi 512 ha ditahun 2009. Jika penyediaan air untuk tanaman tidak ditanggulangi secepatnya, maka kecenderungan alih fungsi lahan akan semakin besar di tahun berikutnya. Kajian investasi dengan menentukan harga air irigasi diperlukan untuk mengoptimalkan kembali lahan potensi yang ada. Besarnya biaya investasi termasuk biaya perbaikan dan penambahan infrastuktur, operasional dan pemeliharaan. Hasil analisa memperlihatkan bahwa besarnya harga air irigasi yang mampu memberikan keuntungan optimum untuk investor dan petani adalah Rp 32,624/ha/bln untuk waktu investasi 19 tahun.
  • Item
    EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI
    (2013-05-06) Siswanto; Darmayanti, Lita; Tarigan, Polo
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sumur resapan dalam membantu proses infiltrasi pada kondisi tanah tertentu dengan kondisi permeabilitas yang telah di uji. Laju infiltrasi dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan alat single ring infiltrometer, dan dilanjutkan dengan pengukuran pada sumur resapan dengan kedalaman 1 m dan 1,5 meter. Penelitian ini berlokasi di samping Gedung Rektorat Universitas Riau Pekanbaru, pada kondisi tanah yang relative tinggi dan muka air tanah yang dalam. dimana kondisi tanah di lokasi tersebut mempunyai koefisien permeabilitas pada kedalaman 1 meter dan 1,5 meter berturut-turut adalah 0,00103388, 0,000388253, yang telah diperoleh dari uji laboratorium menggunakan falling head test. Sedangkan untuk permeabilitas lapangan diperoleh permeabilitas lebih besar, masing-masing untuk kedalaman 1 m dan 1,5 m berturut-turut adalah 0,405129 cm/detik dan 0,405129 cm/detik. Untuk penelitian laju infiltrasi hanya menggunakan alat ukur single ring infiltrometer yang akan disebar di 5 titik dan metode perhitungan yang digunakan adalah metode Horton. Hasil perhitungan laju infiltrasi ini akan dibandingkan dengan besarnya laju infiltrasi yang ada pada sumur resapan dengan kedalaman 1 meter dan 1,5 meter, sehingga bisa diketahui bahwa sumur resapan mampu mempercepat laju infiltrasi atau tidak. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa laju infiltrasi dengan metoda Horton adalah sebesar 0,9 cm/jam. Untuk selanjutnya dilakukan pengukuran laju infiltrasi pada sumur resapan untuk kedalaman 1 meter dan 1,5 meter, dari hasil pengukuran sumur resapan tersebut diperoleh laju infiltrasi yang dihitung dengan metode horton untuk kedalaman 1 meter dan 1, 5 meter masing-masing adalah 10,44 cm/5menit atau 125,28 cm/jam, dan 14,72 cm/5 menit atau 176,64 cm/jam. Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa sumur resapan yang dibuat terbukti efektif mempercepat laju infiltrasi.
  • Item
    PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MESIN PENGAYAK PASIR DENGAN METODE EKSITASI MASSA TIDAK SEIMBANG
    (2013-05-06) Huda, Feblil; Pamungkas, Sigit; Jutria
    Sands with homogenous size are really needed for building construction. Sands with homogenous size are got from manual screening process which needs human physical power that cause long duration screening process, so that sand screening machine is needed to minimize human physical power use and to increase production capacity. In this research, designing, manufacturing and testing for Sand screening machine with unbalance mass excitation are conducted. Unbalance mass excitation caused the screening vibrates, so that the sand are elaborated base on the same grain size of the sand with screen mesh size. For those purposes, sand screening machine design which consists of several machine elements: screen box with several levels of mesh size, shaft, rotor with unbalance mass, motor, propeller shaft and spring are conducted. From design process, the sand screening machine with unbalance mass excitation and capacity of 578 kg/hour then manufactured. The sand screening machine testing determined that the increasing of unbalance mass (200 gram, 240 gram, 300 gram, 332 gram and 384 gram) caused vibration amplitude and machine capacity are raised.
  • Item
    Pengaruh Sudut Kontak Statis Terhadap Dinamika Penjalaran Droplet yang Menumbuk Permukaan Panas di Atas Kondisi Wetting Limit Temperature dan Bilangan Weber Menengah
    (2013-05-06) Romy; Indarto; Deendarlianto
    The effect of static contact angles on the spreading of droplet above wetting limit temperature has been studied experimentally. The various of cantact angles achived by using surface with treatments, they were stainless steel, stainless steel coated with TiO2 without UV light and stainless steel coated with TiO2 with UV light. Droplet substance was destilated water with initial diameter 2,41 mm. Impact energy was expressed in Weber number, they were 50,27; 60,85; and 71,44. Solid surface temperature was varied from 250−400oC with 5oC interval. As result, it was known that spreading factor increases due to the decreasing of static contact angle and increasing of Weber number. For the condition above wetting limit temperature, spreading factor increases due to the decreasing of static contact angle and the increasing of Weber number until radial breakup limit temperature. Above radial breakup limit temperature, spreading factor decreases due to the decreasing of static contact angle and the increasing of Weber number.
  • Item
    TERMODINAMIKA KECAMPURAN POLIPROPILEN – KARET ALAM
    (2013-05-06) Bahruddin
    Pengkajian terhadap aspek termodinamika suatu sistem campuran polimer-polimer diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai kecampuran maksimal dan pemisahan fasa dari sistem campuran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan kecampuran sistem karet alam (natural rubber, NR) dan polipropilen (PP), baik untuk fasa NR tervulkanisasi maupun tidak. Estimasi kecampuran didasarkan pada energi bebas pencampuran yang dihitung dengan persamaan Flory-Huggins. Entalpi pencampuran dan volume molar masing-masing dihitung dengan persamaan van Krevelen dan metode Group Contribution Volume (GCVol). Parameter kelarutan juga dihitung menggunakan metode van Krevelen. Energi bebas pencampuran dihitung pada komposisi NR antara 0 sampai dengan 100% dan suhu antara 20 sampai dengan 100 oC. Sistem NR/PP dengan vulkanisasi fasa NR dianggap mempunyai jumlah molekul yang berikat-silang sebanyak 500, 1113, dan 2000, dan terjadi secara monosulfidik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sistem NR/PP mempunyai nilai energi bebas pencampuran yang negatif, sedangkan sistem campuran NR/PP dengan fasa NR tervulkanisasi mempunyai nilai yang positif pada semua rasio komposisi dan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa sistem campuran NR/PP bersifat saling campur hingga pada level molekular, sedangkan sistem campuran dengan fasa NR tervulkanisasi bersifat tidak saling campur. Disamping itu juga menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah molekul NR yang berikat-silang menyebabkan semakin sulit NR bercampur dengan PP.
  • Item
    SINTESIS ZSM-5 DARI FLY ASH SAWIT SEBAGAI SUMBER SILIKA
    (2013-05-06) Zahrina, Ida; Yelmida; Akbar, Fajril
    ZSM-5 merupakan salah satu zeolit sintesis yang banyak digunakan di industri terutama sebagai katalis. Hal ini disebabkan ZSM-5 memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi pada beberapa reaksi konversi hidrokarbon. ZSM-5 dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi operasi tertentu. Sumber silika yang biasa digunakan berupa natrium silikat (silika monomer), silikat hidrat, silika sol, silika gel, calcined silica, fumed silica dan silika presipitasi. Selain silika dan alumina, basa organik (sebagai templating agent) juga ditambahkan pada sintesis ZSM-5. Penelitian ini bertujuan mensistesis ZSM-5 dari fly ash sawit sebagai sumber silika tanpa menggunakan templat. Sintesis dilakukan dalam autoclaf pada temperatur 190oC, nisbah molar Na2O/Al2O3 7,4 dengan variasi nisbah molar Si/Al 30 – 40 dan waktu síntesis 12 – 24 jam. Produk sintesa dianalisis dengan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik untuk sintesis ZSM-5 dari fly ash sawit adalah pada nisbah molar Si/Al 40 dan waktu sintesis 12 jam.
  • Item
    PROSES PEMBUATAN NITROSELLULOSA BERBAHAN BAKU BIOMASSA SAWIT
    (2013-05-06) Padil
    Kegiatan dalam proses industri tampaknya tidak terlepas dari sisa produksi baik industri pertanian maupun industri kimia lainnya. Secara umum buangan atau sisa produksi tersebut biasa dinamakan limbah. Limbah industri ada berbagai macam, misalnya limbah padat (biomassa), cair dan gas. Limbah padat (biomassa) yang banyak di Indonesia khususnya di Propinsi Riau adalah limbah biomassa sawit diantaranya adalah pelepah, cangkang dan tandan kosong sawit yang merupakan sisa dari perkebunan sawit dan industri crude palm oil yang belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah biomassa tersebut pada hakekatnya hanya limbah, ternyata memiliki kandungan sellulosa yang cukup tinggi dan dapat diolah lebih lanjut menjadi sumber bahan baku pembuatan nitrosellulosa. Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan informasi tentang metode pengolahan limbah biomassa sawit menjadi nitrosellulosa. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan di atas adalah dengan melakukan penelitian, pengumpulan teori-teori (pustaka) yang berkaitan dengan pengolahan biomassa menjadi nitrosellulosa. Dari hasil penelitian dan kajian yang sudah dilakukan pada tahun 2009 di ketahui bahwa kandungan sellulosa alfa dari berbagai biomassa adalah sabut sawit 27,49%, TKS 34,26%, Pelepah 34,89% dan Batang sawit 35,95%. Sedangkan proses pembuatan Nitrosellulosa dari biomassa sawit adalah dengan menitrasi sellulosa yang terdapat di biomassa dengan menggunakan HNO3 dan H3SO4. Hasil nitrasi tersebut dianalisa Kandungan Nitrogennya dan analisa Nitrosellulosa dengan menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR).
  • Item
    PROSES BLEACHING CPO DENGAN BENTONIT DIAKTIVASI SECARA FISIKA DAN KIMIA
    (2013-05-06) Yusnimar
    Proses bleaching Crude Palm Oil (CPO) dilakukan dengan menggunakan bleaching agent di industri refinery minyak goreng sawit. Tujuan dari proses ini adalah untuk merubah warna CPO dari coklat tua kemerah-merahan menjadi kuning muda dan jernih. Peranan warna minyak goreng sawit dalam pemasarannya sangat penting, karena pada umumnya konsumen sering menggunakan warna sebagai indikasi mutunya, sebelum mempertimbangkan nilai gizi dan lain-lain. Bentonit alam dapat dijadikan Bleaching agent. Bentonit adalah jenis mineral lempung, dengan komposisi kimianya ± 80% terdiri dari mineral monmorillonite (Na.Ca)0,33 (Al.Mg)12Si4O10 (OH)2.nH2O. Untuk memenuhi kebutuhan industri akan bentonit, Indonesia mengimpor bahan galian ini dari Negara lain. Sementara Cadangan bentonit baik di Propinsi Riau maupun di Indonesia banyak, ± 380 juta ton, namun belum dimanfaatkan untuk keperluan industri minyak goreng sawit, karena daya jerapnya tidak memenuhi standar industri. Pada penelitian ini, bentonit alam diolah menjadi bleaching agent yang bertujuan untuk meningkatkan daya jerapnya, sehingga bleach powernya akan meningkat pula. Fokus penelitian ini khususnya mempelajari pengaruh variasi suhu aktivasi (150 – 350 oC) dan kadar NaOCl (5, 10, 15 & 20%) terhadap daya jerap bentonit. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kadar NaOCl dan suhu aktivasi berpengaruh cukup signifikan terhadap daya jerap bentonit. Daya jerap bentonit yang diaktivasi baik secara fisika maupun kimia semakin meningkat dibandingkan dengan bentonit alam. Semakin tinggi suhu aktivasi, daya jerap bentonit semakin meningkat pula, sedangkan bentonit yang diaktivasi dengan NaOCl 15% memberikan daya jerap yang paling maksimal dibandingkan dengan proses bleaching yang menggunakan bentonit yang diaktivasi dengan NaOCl 5%, 10% dan 20%. Pada CPO baik yang diolah dengan menggunakan bentonit diaktivasi secara fisika maupun secara kimia berwarna kuning muda dan jernih, dengan nilainya 70 pada skala Lovibond Tintometer. Nilai warna ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan warna minyak goreng sawit yang ada dipasaran (skala 80 - 90 pada Lovibond Tintometer).
  • Item
    PENYISIHAN PHOSPOLIPID DAN FFA DARI CPO PARIT DENGAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI SISTEM ALIRAN CROSS-FLOW
    (2013-05-06) Syarfi; Zahrina, Ida; Zulfansyah
    Kadar Gum Dan FFA dalam bahan baku CPO parit dapat diturunkan antara lain dengan menggunakan teknologi membran. Penelitian dilakukan terhadap membran ultrafiltrasi Capillary bermaterial polypropilen dengan sistim aliran cross Flow yang beretujuan untuk mempelajari : Fluk terhadap waktu pada berbagai tekanan, efektivitas pencucian kimia terhadap fluk recovery dan Resintance Removal serta rejeksi. Penelitian dilakukan pada tekanan trans-membran masing-masing: 0,5; 1; 1,5; dan 2 bar, dan pencucian kimia (NaOH) dengan konsentrasi masing-masing 0; 0,5; dan 1 N. Prosudur penelitian meliputi Pengukuran fluk mula-mula (Jwi) dengan aquades selama 20 menit. Pengukuran fluk treatment CPO parit selama 90 menit (Jw). Pengukuran fluk permeat pada pembilasan pertama dengan aquadet selama 20 menit (Jww). Pengukuran fluk pada pencucian kimia selama 20 menit(Jc). Pengukuran fluk pada pembilasan tahap kedua dengan aquades (Jwc). Hasil penelitian menunjukkan: rejeksi FFA dan Phosphorous mencapai 82% dan 44%; Fluk permeat tertinggi mencapai 3.5 L/Jam.m2 pada tekanan trans-membran 2 bar dengan pencucian kimia 1 N ; Fluk Recovery (FR) dan Resistance Removal (RR) mencapai 48 % dan 82 %.
  • Item
    PENGGUNAAN BIOAKTIVATOR UH-1 UNTUK PENANGGULANGAN PENCEMARAN MINYAK BUMI DI LINGKUNGAN SUNGAI
    (2013-05-06) Edward; Khairat
    Penelitian ini bertujuana untuk mengetahui banyaknya pencemaran minyak bumi yang dapat ditanggulangi dan volume bioaktivator yang sesuai serta jumlah degradasi senyawa alifatik yang terjadi dalam minyak bumi .Sampel air sungai diambil dari Sungai Ukai Minas Provinsi Riau dan sample minyak bumi diambil dari Gathering Station I (GS I) Minas. Penelitian secara invitro dilakukan di Laboratorium PT. CPI , Provinsi Riau. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bioaktivator UH-1 dapat meningkatkan degradasi minyak bumi di lingkungan sungai , voleme bioaktivator yang sesuai yaitu 20 ml per 1,5 m luas area dengan lama waktu degradasi 336 jam . Hasil degrasi total minyak bumi sebanyak 45,81%, sedangkan degradasi senyawa alifatik yang terjadi dalam minyak bumi sebanyak 57,78%. Setelah dilakukan analisis variansi (ANOVA) ternyata yang sangat berpengaruh terhadap degradasi minyak bumi adalah waktu.