Browsing by Author "Syaifuddin"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
Item Identifikasi dan Konstruksi Kapal Perikanan dan Pengembangan Tempat Pendaratan Ikan Kurau Di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, Riau(2013-04-18) Syaifuddin; Zain, Jonny; Nasiitlon, PolarisMalaka Strait is a fishing community in the district of Bantan, the Strait of Malacca. Fishing gear used by fishermen consists of the gill nets (gillnet), longline (long line), and other gear. Fishermen in operating fishing gear with the use of ships, boats and canoes. Fishing vessels have a primary measure (principle dimension) is the length (Loa) 12.83 m, width (B) 2.52 m and in (D) 0.80 to Groass Tonnage (GT) 5 GT. As a driver by using the dong feng brand engine 24 PK. While the materials used to manufacture fishing boats in the Bantan is wood. The main measure used fishing boats in the strait have the Loa 6 m, B 1.2 m and within 0.50 m, while the driving tool is rowing. And also there is a smaller boat than the boat length (Loa) 4 m, width (B) 0.90 m and in (D) 0.35 m. Type of wood used is wood Giam, resak wood, wood lazy, rains wood, and meranti.Item Management and Production Technology of The Traditional Dockyard in Bagan Siapiapi, Indonesia(2016-03-30) Nofrizal; Ahmad, Muchtar; Syaifuddin; Sukandi, FarianA series research activity was conducted on four traditional wooden dockyards in Bagan Siapiapi, Indonesia to be conscious production technology and management system of the traditional dockyard for producing wooden boat. Six respondents were interviewed from four traditional wooden dockyards, which as an owner of dock yard, foreman, and carpenter. The data of wooden boatbuilding skill, management of employee, material and tools for wooden boatbuilding, and quality assurance were collected and then those are described and analyzed. The results show that the productions of traditional wooden dockyards were decrease since 2007 to 2012 due to limited wooden material for boat’s construction. Wooden boatbuilding technology is traditionally carried out by the simple equipment, i.e. 82.4% of tools used manually by hand and 17.6% mechanical equipment with electric power. Boatbuilding skill was obtained by them from generation to generation. Almost all of boat construction was made of wood, which they obtained around Rokan Hilir, Rokan Hulu and Bengkalis Regency. Wood processing for boat construction is conducted by sunlight drying, whichever after coated by kerosene or diesel oil. Even though, the boat production generated by the traditional wooden dockyard still gets quality assurance, such as boat performance and leak test. Further, production technology and management of the traditional wooden boat dockyard in Bagan siapiapi are discussed detail in this paper.Item :Pendugaan Potensi dan Pola Musim Penangkapan Ikan Kurau (Eleutheronema tetradactylum) di Sekitar P'jiau Bengkalis, Riau(2012-12-03) SyaifuddinIkan kurau memillkl nama Internasional four finger threadfin termasuk jenis ikan kelompok dimersal. Bentuk bulat memanjang warna abu-abu perak kekuningan adanya 4 buah filament pada bagian sirip dada dengan habitat di peralran pesjsir. Dalam pengembangan dan peiestarian ikan kurau ada beberapa kendala terutama pada aspek potensi kurau yang ada. Untuk mengantlslpasi kendala pengembangan maka perlu dirumuskan arahan kebijakan perikanan perairan Bengkalis, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang potensi dan pola musim penangkapan ikan kurau. Sehlngga diketahui potensi lestari dan tingkat pemanfaatannya. Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan alat tangkap kurau antara lain menganalisis kondisi perikanan ikan kurau dari aspek biologi dan ekologi, mengidentifikasi alat tangkap kurau darl aspek teknologi, pemanfaatan sumberdaya perikanan dan pola musim penangkapan. Metode yang digunakan adalah survey yaltu mengambil data primer dengan cara pengamatan langsung kepada pemilik alat tangkap kurau, data skunder dari Dinas Perikanan bengkalis yang mellputi data produksl selama lima tahun, mengolah data dengan metode surplus pruduksl meliputi catch, effort, catct per unit effort, standarisasl alat tangkap, fishing power Index, tingkat pengupayaan dan pemanfaatan Schaefer dan menentuka pola musim penangkapan. Upaya penangkapan (effort) ikan kurau terdiri dari rawai (long line} dan jaring batu {bottom gillnet) yang mempunyai tripnya sama yaltu 6 hari dalam semingga. Effort tahunan tertlnggi tahun 2006 sebesar 1627392 trip (gabungan) dan terendah tahun 2002 sebesar 388440 trip (gabungan). CPUE tahunan jaring batu berklsar 0,001-0,012 ton/trip dengan rata-rata 0,006 ton/trip. CPUE tahunan rawal antara 0,001-0,004 ton/trip dengan rata-rata 0,002 ton/trip. Sedangkan nilai MSY untuk ikan kurau yang didaratkan di Bengkalis 1140,050 kg/tahun dan nilai upaya optimum fopt sebesar 151000 trip/tahun, sehlngga bila dihubungkan antara catch dan tingkat pemanfaatan ikan kurau di Bengkalis telah over fishing atau leblh tangkap dengan tingkat pemanfaatan meleblhi 100%. Pola musim penangkapan disamping dipengaruhi oleh factor cuaca dan ikiim. Informasi pola musim ditentukan berdasarkan arah angin, juga melihat trend dari grafis berdasarkan hasil tangkapan perbulan selama 6 tahun. Berdasarkan analisis pola musim penangkapan tertlnggi pada bulan April, Mai dan Nopember (1391,91), (1330,39) dan (1343,81) sedangkan yang terendah pada bulan Juni yaltu 920,89.Item PENDUGAAN POTENSI DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURAU (Eleutheronema tetradactylum) Dl SEKITAR PULAU BENGKALIS, RIAU(2013-02-14) Syaifuddin; Syofyan, Irwandy; Zain, JonnyIkan kurau memiliki nama Internasional four finger threadfln termasuk jenis ikan kelompok dimersal. Bentuk bulat memanjang warna abu-abu perak kekuningan adanya 4 buah filament pada bagian sirip dada dengan habitat di perairan pesisir. Dalam pengembangan dan pelestarian ikan kurau ada beberapa kendala terutama pada aspek potensi kurau yang ada. Untuk mengantisipasi kendala pengembangan maka perlu dirumuskan arahan kebijakan perikanan perairan Bengkalis, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang potensi dan pola musim penangkapan ikan kurau. Sehingga diketahui potensi lestari dan tingkat pemanfaatannya. Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan alat tangkap kurau antara lain menganalisis kondisi perikanan ikan kurau dari aspek biologi dan ekologi, mengidentifikasi alat tangkap kurau dari aspek teknologi, pemanfaatan sumberdaya perikanan dan pola musim penangkapan. Metode yang digunakan adalah survey yaitu mengambil data primer dengan cara pengamatan langsung kepada pemilik alat tangkap kurau, data skunder dari Dinas Perikanan bengkalis yang meliputi data produksi selama lima tahun, mengolah data dengan metode surplus pruduksi meliputi catch, effort, catct per unit effort, standarisasi alat tangkap, fishing power index, tingkat pengupayaan dan pemanfaatan Schaefer dan menentuka pola musim penangkapan. Upaya penangkapan (effort) ikan kurau terdiri dari rawai (long line) dan jaring batu (bottom gillnet) yang mempunyai tripnya sama yaitu 6 hari dalam semingga. Effort tahunan tertinggi tahun 2006 sebesar 1627392 trip (gabungan) dan te rend ah tahun 2002 sebesar 388440 trip (gabungan). CPUE tahunan jaring batu berkisar 0,001-0,012 ton/trip dengan rata-rata 0,006 ton/trip. CPUE tahunan rawai antara 0,001-0,004 ton/trip dengan rata-rata 0,002 ton/trip. Sedangkan nilai MSY untuk ikan kurau yang didaratkan di Bengkalis 1140,050 kg/tahun dan nilai upaya optimum fopt sebesar 151000 trip/tahun, sehingga bila dihubungkan antara catch dan tingkat pemanfaatan ikan kurau di Bengkalis telah over fishing atau leblh tangkap dengan tingkat pemanfaatan melebihl 100%. Pola musim penangkapan disamping dipengaruhi oleh factor cuaca dan iklim. Informasi pola musim ditentukan berdasarkan arah angin, juga melihat trend dari gratis berdasarkan hasil tangkapan perbulan selama 6 tahun. Berdasarkan analisis pola musim penangkapan tertinggi pada bulan April, Mai dan Nopember (1391,91), (1330,39) dan (1343,81) sedangkan yang terendah pada bulan Juni yaitu 920,89.Item PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KAPAL FIBERGLASS PADA GALANGAN KAPAL TRADISIONAL DI BAGANSIAPI-API KABUPATEN ROKAN HILIR(2013-04-01) Nofrizal; Ahmad, Muchtar; Syaifuddin; Zain, JonnySemakin langkanya jenis kayu khusus sebagai bahan baku kapal kayu, mengakibatkan banyak galangan tradisional yang terancam tutup. Ini telah me-nimbulkan gejala deindustrialisasi maritim khususnya di bidang perkapalan di Provinsi Riau. Sedangkan penggunaan bahan alternatif seperti fiberglass menuntut peningkatan kompetensi tukang kapal agar menguasai teknik pembuatan dan pengolahan bahan baku baru serta keterampilan menggunakan peralatan yang berkaitan. Demi keberlanjutan usaha galangan kapal, maka pengenalan teknik pengolahan dan pembuatan kapal dengan bahan baku yang baru itu (fiberglass) perlu dilakukan, melalui program penerapan teknologi pembuatan kapal dengan bahan fiberglass pada galangan kapal tradisional. Perubahan teknologi ini tentu memicu pula perubahan pola pengelolaan usaha galangan kapal, yang pada gilirannya berdampak terhadap ekonomi usaha dan perekonomian wilayah tempatan. Fiberglass adalah suatu bahan buatan dalam pembuatan kapal dengan teknologi yang relatif sederhana. Karena dalam pembuatan kapal FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) yang berbahan fiberglass itu tidak rumit, yakni dengan cara menempelkan fiberglass dengan resin yang dibentuk oleh cetakan atau kerangka kapal model. Dengan bahan dan cara seperti itu, jelas tidak memerlukan kemahiran yang canggih seperti membuat kapal dari kayu. Kapal dengan bahan fiberglass tidak memerlukan biaya perawatan khusus, konstruksi lebih ringan dan kuat, bahan baku mudah didapat, serta pembuatannya relatif mudah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan berteknologi tinggi. Hanya saja banyak pemilik galangan beranggapan bahwa mengembangkan usaha pembuatan kapal dengan fiberglass memerlukan peralatan berteknologi tinggi sehingga teknik pembuatannya sulit dikuasai. Sedangkan untuk keberlanjutan usaha galangan kapal tradisional bahan fiberglass merupakan suatu solusi cerdas yang dapat digunakan mengatasi kelangkaan bahan baku kapal kayu. Pengenalan dan penerapan teknologi pembuatan kapal berbahan fiberglass perlu ditinjau dari berbagai aspek (teknologi, manajerial, dan ekonomi), yang merupakan factor berpengaruh terhadap pengembangan usaha galangan kapal tradisional. Jadi suatu tindakan yang bijaksana patut dilakukan, dengan tujuan meningkatkan tarap hidup dan perekonomian masyarakat melalui perubahan teknologi bahan kapal, manejemen usaha galangan kapal, yang membawa dampak terhadap pembangunan perekonomian wilayah.Item PENGARUH VARIASI SUSUNAN SERAT TERHADAP KEKUATAN MATERIAL FIBERGLASS PADA KAPAL PERIKANAN PRODUKSI GALANGAN KAPAL KARYA SAKTI BENGKALIS(2013-07-31) Ririantika, Wenny; Syaifuddin; SyaifuddinThe material strength of shipbuilders is one of the factors that support the quality of the ships, the better quality of ingredients, more qualified ship created. This research aimed to find out whether influence of composition of variation of strength of materials. This study aims to: (1) to find out there is the influence of variation of laminated fiber on tensile strength and press the fiberglass, (2) to determine the variations in the composition of fibres which are most suitable for use as layers of the hull. This research uses a variation of the 4 specimens, i.e. the specimen 1 (WR-WR-WR-Mat-Mat-Mat), specimen 2 (WR-Mat-WR-WR-Mat-Mat),specimen 3 (WR-Mat-Mat-Mat-WR-WR) and specimen 4 (Mat-WR-WR-WR-Mat-Mat) using survey methods, laboratory testing method (test tensile and bending test), methods of descriptive statistics and test variants in one direction (one way ANOVA). The results of this study indicate that the specimen with the variations in fiber WR-Mat-Mat-Mat-WR-WR (specimen 3) tensile strength value the average voltage is greater (11.94 N/mm2) than any other fiber variation (specimens 1, 2, 4), the variations in fiber WR-WR-WR-Mat-Mat-Mat (specimen 1) tensile strain strength value on average bigger (3,245 N/mm2) than any other fiber variation (specimens 2, 3, 4) and the variations in fiber Mat-WR-WR-WR-Mat-Mat (specimen 4) bending strength has a value of voltage the greater average (32,05 N/mm2) than any other fiber variation (specimens 1, 2,3).Item Studi Desa Pantai Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Rupat, Bengkalis(2015-02-26) Syamsurizal; SyaifuddinPenelitian ini berjudul Studi desa ])antai dalam kaitaraiya dengan kegiatan ckononii masyarakal nclayan di Kccamatan Riijiat Bcngkaiis, Riau Penelitian ini bertujuan untuk mengefahui kondisi desa pantai meliputi 1) melihat kegiatan usaha yang dilakukan anggota rumah tangga perikanan,baik di dalam maupun di luar peiilianan, 2) menganalisis besarnya konstribusi pendapatan yang diterima anggota rumah tangga perikanan yimg bersumber dari dalam dan luar perikanan dan 3) menganalisis faktor-faklor yang mempcngnnilii pendapatan nimah tangga nelayan. Penelitian dilakukan di desa panlai yaitii 1 anjung Mcdang dan Sungai Cingam pada bulan Agustus sampai September 2()()(). Melode penelitian dilakukan secara wawancara dan mengedarkan daftar c|uisioner, Pengambiian sampel dilakukan iK'narikan secaraacak berlapis (Stratified random sampling). Siralificd dilakukan Icrliadap nelayan yang dililiat dari aspek pcnsniasaan ascl ])n)(luksi. Scdanokan data skundcr diambil dari histansi terkait. Analisis (la!a dilakukan dengan teknik tabulasi dan untuk menduga faktor pendapatan dianalisis rogf csi sederliana. Scdangkan dalam ketcrkaifannya dianalisis secara diskriptif.Item Studi Desa Pantai Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Nelayan Dl Kecamatan Rupat, Bengkalis(2015-07-05) Syamsurizal; SyaifuddinPenelitian ini berjudul Studi desa pantai dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat nelayan di Kecamalan Rupat Bengkalis, Riau Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi desa pantai meliputi 1) melihat kegiatan usaha yang dilakukan anggota rumah tangga perikanan,baik di dalam maupun di luar perikanan, 2) menganalisis besarnya konstribusi pendapatan yang diterima anggota rumah tangga perikanan yang bersumber dari dalam dan luar perikanan dan 3) menganalisis faktor-faklor yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga nelayan. Penelitian dilakukan di desa pantai yailu tanjung Medang dan Sungai Cingam pada bulan Agustus sampai September 2000.Item Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Selatpanjang Propinsi Riau(2013-02-14) SyaifuddinMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu pengamatan langsung ke lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara kepada yang berkaitan dengan pelabuhan perikanan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data skunder. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif, analisis teknis dan analisis SWOT. Pelabuhan perikanan Selatpanjang telah dibangun dengan berbagai fasilitas yaitu dermaga pelabuhan, kontor dinas, tempat pertemuan nelayan, rumah dinas. Dengan kondisi perkembangannya, apalagi sekarang kota Seiatpanjang sudah menjadi kota Kabupaten. f Sehingga tidak memadai dan perlu dikembangkan. Pelabuhan perikanan Selatpanjang mempunyai sekarang mempunyai lahan 5000 m2. dan berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan memiliki potensi untuk dikembangkan.Item Surface Water Flow Pattern Tambelan Islands Riau(2016-04-12) SyaifuddinResearch ocean current patterns beginning Tambelan performed using the esearch vessel Baruna Jaya VIII of the date of November 4 to 16, . In determining the flow pattern using 75 Khz ADCP measure and to determine the characteristics of the water masses using CTD 911 Plus. The number of points Tambelan research station in waters up to 12 stations. For the data used is the tidal ebb and flow of data from the station Pemangkat Hydro Oceanography Department, Navy. Currents in the water system is mainly influenced by the regional water mass movement, the changing seasons, tides, marine topography and geography, while the water mass characteristics are influenced by water masses characterized by shallow water at high temperature and low salinity. Regionally, the mass of water in the western waters. Float trajectories shown in Figure indicated that the mass of water from the ocean Fasifik into the South China Sea through the Luzon Strait and establish branches toward the Strait Karimata. Even the number of passes through the Strait Karimata float higher than the main route through the Strait of Makassar ITFItem TEKNOLOGI RANCANGAN KAPAL DAN TEMPAT PENDARATAN IKAN DI KECAMATAN MERBAU KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, RIAU(2013-02-14) Syaifuddin; JonnyZain; Nasution, PolarisSelat Asam terletak antara pulau Merbau dan pulau Padang yang merupakan komunitas nelayan di kecamatan Merbau. Lokasi penangkapan selat Asam, selat Bengkalis dan selat Malaka. Alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan terdiri dari jaring insang (gillnef), jaring tiga lapis (trammelnet), songko, rawai (long line), ambai, gombang, pengerih, belat dan alat tangkap lainnya. Nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap dengan menggunakan kapal, perahu dan sampan. Kapal perikanan mempunyai ukuran utama (principle dimension) yaitu panjang (Loa) 11,05 m, lebar (B) 2,16 m dan dalam (D) 0,94 dengan Groass Tonnage (GT) 3 GT. Sebagai penggerak dengan menggunakan mesin merk Yanmar 16,2 T. Sedangkan bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal perikanan di selat Asam adalah kayu. Ukuran utama perahu yang digunakan nelayan di selat Asam Merbau mempunyai yaitu Loa 6 m , B= 1,2 m dan dalam 0,50 m, sedangkan alat penggeraknya adalah dayung. Dan juga terdapat sampan yang ukurannya lebih kecil dari perahu yaitu panjang (Loa) 4 m, lebar (B) 0,90 m dan dalam (D) 0,35 m. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu giam, kayu resak, kayu malas, kayu leban, meranti bakau dan meranti.