Browsing by Author "Sutikno, Sigit"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS BIAYA OPERASIONAL INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM DI TAMPAN PDAM TIRTA SIAK PEKANBARU(2016-09-06) Handayani, Yohanna Lilis; Sutikno, Sigit; Rangkuti, Sri WahdinaSumber air baku PDAM Tirta Siak Pekanbaru berasal dari Sungai Siak Lokasi Intake dan Instalasi PDAM terletak di Kecamatan Tampan di tepi Sungai Siak sekitar 3 Km arah barat laut dari pusat kota Pekanbaru. Instalasi pengolahan air Tampan (IPA) pada PDAM Tirta Siak Pekanbaru terdiri dari empat bangunan pengolahan yang berbeda. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan biaya operasional dan kualitas air yang dihasilkan. Analisis diawali dengan pengumpulan data biaya-biaya yang termasuk biaya operasional seperti biaya bahan kimia, biaya listrik, biaya pegawai, biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan. Biaya operasional yang dikeluarkan telah diketahui kemudian dilakukan analisa sehingga dapat diketahui jenis instalasi yang lebih ekonomis dari aspek biaya operasional (biaya per m3), maka dapat ditetapkan suatu alternatif instalasi pengolahan yang ekonomis untuk mengolah air baku yang bersumber dari Sungai Siak. Berdasarkan seluruh komponen biaya yang dikeluarkan masing-masing IPA untuk memproduksi air (biaya per m3), kualitas air yang dihasilkan dan lama waktu pengolahan maka IPA PCM (Peterson Candy Malaysia) lebih ekonomis dari pada IPA lainnya. Instalasi pengolahan air PCM dapat lebih ekonomis dari IPA lainnya dengan biaya operasional per m3 sebesar Rp. 296,40Item ANALISIS STRUKTUR KONFIGURASI TIANG DERMAGA TERHADAP GAYA LATERAL(2012-11-07) Ismeddiyanto; Sutikno, SigitPlanning and design of jetty for general cargo port always use piles for its lower structure. Arrangement of Pile configuration in jetty is very important thing in stability of structure as well as for construction cost. This research has analysed structurally three alternatives of pile configuration design, those are pile configuration Type-], Type-2, and Type-3. The Type-I and Type-2 are the conventional configuration pile that are the most commonly designed. The Type-3 is a configuration piles that is proposed to be the more stable structure than the conventional configurations. All of the alternatives configuration are analyzed structuraly using SAP 2000 VI 1.0.0 to find maximum lateral displacement, axial force, shear force, and moment in pile. Base on the result of structural analysisis can be concluded that jetty Type-3 is the mostItem The Changes of Land Use Pattern Affect to the Availability of Water Resources in Siak Watershed, Riau Province, Indonesia(2018-09-04) Sandhyavitri, Ari; Sutikno, Sigit; Iqbal, MuhammadSignificant shift in the land use within Siak watershed (DAS Siak) affects to its availability of water resources. This also affected to increase fluctuation level of the river flows. Therefore to develop a comprehensive watershed management strategies, it is required a hydrological model which is in capable to represent the hydrological cycle of the watershed. Hydrological model may use the Soil and Water Assessment Tool (SWAT) application software package. The SWAT simulations performed various scenarios for land use changes in the period of 2002, 2007, and 2012 within the Siak watershed. Based on this research study, the optimal determination coefficient (R2) of SWAT output models were = 0.59, with Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) was 0.58. These results have satisfied the research objectives as the findings coefficient > R2 min (0.4), and NES min (>0.36). The level of water resources availability was calculated by comparing the ratio of Qmax and Qmin of the Siak flow during the period of 2002 to 2012. It was revealed that the ratio of water resources (Qmax/Qmin) were as the following order 10.72 (2002), 6.83 (2007) and 12.95(2012) respectively. Should the ratio value Qmax/Qmin was higher, the more critical the condition of Siak water resources will be. Hence, the changes in land use in the Siak watershed affected to suppress the water resources.Item Hybrid Data Hujan Arr Dan Satelit Guna Peningkatan Efektifitas Model Ifas(2016-03-07) Hendra, Yuli; Fauzi, Manyuk; Sutikno, SigitKetersedian data yang terbatas menyebabkan kesulitan dalam hal menganalisa dan melakukan pemodelan hidrologi. Salah satu upaya untuk mengatasinya dapat menggunakan data-data bersumber dari data satelit, sehingga dapat mempercepat proses pengumpulan data-data yang diperlukan untuk pemodelan hidrologi dengan menggunakan metode penginderaan jauh. Dari penelitian sebelumnya hanya menggunakan data yang bersumber dari data-data satelit, dimana masih belum tercapainya tingkat akurasi dan korelasi model yang diinginkan. Hal ini dapat disebabkan salah satunya oleh kendala cuaca, sehingga pada saat perekaman dan pengundahan data satelit menjadi kurang optimal. Oleh karena itu penelitian akan melakukan pemodelan hujan-aliran untuk meningkatkan efektifitas model hujan satelit dengan memanfaatkan data hujan lapangan atau ARR, yaitu dengan cara hybrid data hujan ARR dan satelit atau memodifikasi data hujan satelit untuk meningkatkan akurasi dan korelasi model dengan menggunakan program Integrated Flood Analysis System (IFAS) di DAS Indragiri, Provinsi Riau. Pada penelitian akan dilakukan tahap simulasi, kalibrasi yaitu pada tahun 2004 dan verifikasi pada tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap modifikasi hujan satelit tahun 2004 terjadi peningkatan efektifitas model hujan satelit dengan meningkatnya akurasi dan korelasi pada pemodelan hidrologi, dengan nilai koefisien korelasi (R) = 0,811, nilai selisih volume (VE) = 0,099% dan nilai koefisien efisiensi (CE) = 0,520.Item Model Hidrologi Untuk Analisis Banjir Berbasis Data Satelit(2016-03-07) Handayani, Yohanna Lilis; Sutikno, Sigit; Fitriani; Kurnia, ArianiPenelitian ini mengaplikasikan metode penggunaan data yang bersumber dari satelit untuk analisis banjir. Ditinjau dari sisi permasalahan ketersediaan data yang sangat terbatas di sebagian besar daerah di Indonesia, metode ini mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan, karena sebagian besar data bersumber dari satelit. Data-data tersebut diantaranya adalah data hujan, peta topografi, tata guna lahan, jenis tanah, sungai, dan lain sebagainya. Metode pengambilan dan pengolahan data satelit dilakukan dengan menggunakan alat bantu software IFAS (Integrated Flood Analysis System). IFAS merupakan program (software) yang bisa digunakan untuk pemodelan hidrologi yang dikembangkan oleh International Centre for Water Hazard and Risk Management (ICHARM), Jepang. Program IFAS menggunakan model tangki yang dimodifikasi sebagai dasar pemodelannya, yang disebut PWRI Distributed Model. Parameter-parameter hidrologi pada model tersebut dapat dikalibrasi untuk memperoleh hasil simulasi yang mendekati keadaan sebenarnya. Hasil simulasi model dievaluasi ketelitiannya dengan data terukur dengan menggunakan indikator volume error, wave shape error, dan peak discharge error. Penelitian ini mengambil studi kasus di DAS Rokan dengan stasiun AWLR Lubuk Bendahara dan stasiun AWLR Pasir Pangaraian yang terletak di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Data-data satelit yang dipakai untuk pemodelan adalah data pada Tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemodelan hidrologi dengan menggunakan data satelit bisa digunakan sebagai alternatif untuk analisis dan prediksi banjir di lokasi studi. Hasil prediksi debit banjir menunjukkan kesesuaian yang cukup bagus dalam hal besaran debit banjir maupun durasi kejadian banjir, dengan wave shape error, volume error, dan peak discharge error masing-masing untuk stasiun AWLR Lubuk Bendahara adalah 9.58%, 17.28%, dan 10.81, sedangkan untuk stasiun AWLR Pasir Pangaraian 0.005 %, 8.603 %, dan 5.872%. Penelitian lanjutan masih berlangsung dengan memasukan koreksi data hujan satelit untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.Item Model Numerik Untuk Simulasi Alternatif Perlindungan Pantai Berbasis Sistem Informasi Geografis(2016-03-07) Sutikno, Sigit; Handoyo, Dwi Puspo; Fauzi, Manyuk; Murakami, KeisukePenelitian ini melakukan simulasi numerik alternatif perlindungan pantai dalam rangka untuk mitigasi fenomena abrasi di Pantai Tanjung Motong Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GENESIS (GENEralized model for SImulating Shorline change). Data-data yang dipakai untuk pemodelan adalah data topografi, bathimetri, angin dan jenis tanah. Peramalan gelombang dilakukan dengan menggunakan data angin setiap jam selama 12 tahun (2001 – 2012) untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang rencana. Model dikalibrasi dengan menggunakan dua data historis garis pantai yang diekstrak dari citra satelit, yaitu data Landsat-5 TM dan Landsat-8 OLI/TIRS masing-masing untuk Tahun 1990 dan Tahun 2014. Kedua data garis pantai tersebut kemudian dianalisis berbasis sistem informasi geografis dengan menggunakan DSAS (Digital Shoreline Analysis System) untuk mendapatkan laju perubahan garis pantai pada kurun waktu tersebut. Tujuan utama proses kalibrasi adalah untuk mendapatkan nilai koefisien K1 dan K2 dari model numerik sedemikian sehingga tingkat perubahan garis pantai memiliki korelasi yang baik dengan hasil analisis data satelit. Setelah terkalibrasi, maka model bisa digunakan untuk simulasi berbagai alternatif penanganan abrasi di daerah studi. Simulasi dilakukan dengan memprediksi perubahan garis pantai 10 tahun kedepan (2014-2024) dengan tiga skenario, yaitu tanpa penanganan, menggunakan sea wall, dan menggunakan detach breakwater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena abrasi akan terus berlanjut jika tidak ada penanganan secara struktural. Skenario perlindungan pantai baik berupa seawall maupun detach breakwater bisa mencegah terjadinya fenomena abrasi di Pantai Tanjung Motong.Item Peramalan Pasang Surut Dengan Metode Least Square(2013-03-07) Sutikno, SigitPembangunan infrastruktur di daerah pasang surut memerlukan analisis pasang sumt agar diperoleh tinggi muka air rata-rata {Mean Sea Level, MSL), tinggi muka air terendah (Lowest Low Water Level, LLWL), dan tinggi muka air tertinggi {Highest High Water Level, HHWL). Elevasi-elevasi tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode analisis admiralty, metode analisis harmonik atau least square dan metode analisis spektrum. Pada penelitian ini akan digunakan metode analisis least square karena metode least square ini lebih akurat untuk luasan daerah analisis pasang surut yang tidak terlalu besar. Penelitian ini disusun setelah melalui serangkaian kegiatan penelitian tentang Prakiraan pasang surut dengan metode Least Square. Penelitian ini pada dasarnya hanya pemodelan numerik saja, sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder. Mode! peramalan pasang surut ini dinamakan Model Pas-Sut I. Model ini digunakan untuk mencari tipe dari pasang surut, nilai elevasi penting pada pasang surut, dan hasil prakiraan pasang surut untuk memprediksi pasang surut pada waktu yang akan datang ataupun waktu sebelumnya. Tipe pasang surut pada pelabuhan Buton yaitu campuran condong ke harian ganda {mixed tide prevailing semi diurnal) karena nilai F yang diperoleh terietak diantara nilai 0,25 dan 1,5 (pada penelitian nilai F yang didapat adalah 0,46). Nilai elevasi untuk pasang purnama rerata (MHWS) sebesar 423,33 m, kondisi Surut purnama rerata (MLWS) adalah -405,08 m, Pasang tertinggi (HAT) sebesar 616,47 m, dan nilai elevasi pada kondisi Surut terendah (LAT) adalah sebesar -598,22 m. Nilai-nilai elevasi tersebut tidak bisa digunakan untuk perencanaan bangunan air untuk menentukan elevasi pasang surutnya karena nilai yang dihasilkan tidak realistis dan jauh sekali tingkat kesalahannya terhadap data yang mencapai 241,18%.Item Perbandingan Penggunaan Data Hujan Lapangan Dan Data Hujan Satelit Untuk Analisis Hujan-Aliran Menggunakan Model Ihacres(2016-03-07) Fadhli, Reza Ahmad; Sujatmoko, Bambang; Sutikno, SigitPenelitian ini menganalisis pemanfaatan data hujan satelit sebagai alternatif untuk pemodelan hidrologi. Keandalan data hujan satelit untuk pemodelan hidrologi dibandingkan dengan penggunaan data hujan lapangan. Pemodelan hujan-aliran yang digunakan adalah IHACRES dengan mengambil studi kasus di DAS Rokan, Provinsi Riau. Output model IHACRES dibandingkan dan dianalisis dengan output IFAS. Panjang data yang digunakan adalah empat tahun (2003 – 2006) dengan variasi panjang data skema 1 (tiga tahun kalibrasi), skema 2 (dua tahun kalibrasi) dan skema 3 (satu tahun kalibrasi). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan data curah hujan satelit untuk pemodelan hujan-aliran IHACRES lebih baik, dibandingkan menggunakan data curah hujan lapangan berdasarkan evaluasi ketelitian model koefisien efisiensi (CE). Hal ini ditinjau dengan menilai parameter CE yang memiliki nilai lebih baik, sedangkan parameter R dan VE memiliki hasil yang relatif sama. Nilai CE data hujan lapangan skema 1, skema 2 dan skema 3 adalah 0,659; 0,715 dan 1,003. Nilai CE data hujan satelit 0,924 dan 0,875. Secara umum berdasarkan nilai CE dari parameter evaluasi ketelitian tahap simulasi, pemodelan hujan-aliran IFAS yang menggunakan data hujan satelit lebih andal dibandingkan pemodelan hujan-aliran IHACRES yang menggunakan data hujan lapangan dan satelit, dengan nilai CE pemodelan hujan-aliran IFAS 1,652.Item Upaya Mitigasi Perubahan Garis Pantai Pulau-pulau terluar NKRI di Wilayah Provinsi Riau dengan Pemodelan Matematis Berbasis Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh(2015-05-04) Sutikno, Sigit; Fatnanta, FerryPosisi pantai pulau-pulau terluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbatasan langsung dengan negara tetangga mempunyai peranan politis yang sangat strategis karena batas wilayah perairan negara ditentukan berdasarkan posisi tersebut. Fenomena hidrodinamika pantai akibat adanya gelombang, arus, dan pasang surut air laut menyebabkan pulau-pulau terluar NKRI tersebut sangat riskan mengalami abrasi karena merupakan pantai yang terbuka. Fenomena ini jika terjadi dalam kurun waktu yang lama tanpa ada upaya penanggulangan maka akan menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang signifikan. Perubahan garis pantai yang cenderung mengurangi daratan pulau-pulau yang berada di wilayah Indonesia khususnya yang berbatasan langsung dengan negara tetangga menyebabkan kerugian sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk mendesain secara detail upaya mitigasi perubahan garis pantai pulau-pulau terluar NKRI khususnya yang berada di wilayah Provinsi Riau berdasarkan analisis dan metode yang rasional. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan utama yang didesain untuk jangka waktu tiga tahun pelaksanaan dimana tiap-tiap tahapan saling berkaitan satu sama lain. Pada tahun pertama, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pantai-pantai kritis di lokasi studi, yaitu pantai yang mengalami laju abrasi dan perubahan garis pantai yang signifikan. Analisis dilakukan dengan menggunakan rekaman data historis citra satelit beresolusi tinggi hasil dari penginderaan jauh (remote sensing). Metode pengolahan data citra satelit terdiri atas Kalibrasi Geometric dan Radiometric, Klasifikasi Multispektral, Konversi Data Raster ke Data Vektor dan pemetaan garis pantai. Sedangkan untuk memperkirakan laju perubahan garis pantai digunakan metode analisis statistik End-Point Rate (EPR) dan metode laju regresi linier (Linear Regression Rates, LRR). Pada tahun kedua penelitian ini akan melakukan pemodelan matematis hidrodinamika pantai untuk melakukan kajian yang lebih mendalam di lokasi kritis hasil kajian tahap pertama. Pemodelan yang akan dilakukan terdiri atas dua tahapan pemodelan, yaitu pemodelan gelombang dengan menggunakan model STWAVE dan pemodelan garis pantai dengan menggunakan model GENESIS (GENEralised model for SImulating Shoreline change). Pemodelan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi akar masalah terjadinya abrasi dan perubahan garis pantai. Berbagai alternatif solusi upaya mitigasi disimulasikan dengan model ini untuk mendapatkan solusi yang terbaik yang benar-benar sesuai dengan permasalahan dan kondisi yang ada. Pada tahun ketiga, penelitian ini akan melakukan kajian dan perencanaan lebih detail terhadap alternatif model mitigasi perubahan garis pantai yang dihasilkan dari penelitian tahun kedua. Hasil perencanaan detail ini dituangkan dalam bentuk gambar desain dan metode pelaksanaan konstruksi. Luaran penelitian pada tahun ketiga ini merupakan hasil perencanaan detail upaya mitigasi perubahan garis pantai di lokasi yang diidentifikasi sebagai pantai kritis yang siap diaplikasikan di lapangan. Pada tahun pertama didapatkan hasil penelitian berupa hasil identifikasi pantai-pantai kritis di wilayah studi dengan laju abrasi yang beragam. Secara umum pantai-pantai kritis yang mengalami abrasi yang cukup besar banyak dijumpai di Pulau Bengkalis dan Pulau Rangsang, sedangkan yang mengalami sedimentasi yang signifikan banyak dijumpai di pantai-pantai dan muara sungai di Kabupaten Rokan Hilir. Sedangkan di Pulau Rupat, kejadian abrasi dan sedimentasi yang ada relatif tidak terlalu signifikan. Fenomena abrasi dan sedimentasi yang cukup tinggi yang terjadi di pantai-pantai tersebut tentu akan iii menimbulkan permasalahan-permasalah baru yang membutuhkan alternatif penyelesaian. Abrasi yang tinggi akan menyebabkan kerugian yang besar akibat berkurangnya daratan dan kerusakan lingkungan sekitarnya. Sedangkan bertambahnya daratan akibat sedimentasi akan menimbulkan permasalahan sistem drainase pada bagian hulunya yang bisa menyebabkan banjir dan genangan. Temuan awal hasil penelitian tahun pertama ini akan ditindaklanjuti untuk dilakukan analisis yang lebih detail dengan menggunakan pemodelan matematis dalam rangka untuk mencari alternatif solusinya