Browsing by Author "Suarman"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
Item AGREGASI PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2014-01-28) Auzar; Zulkarnain; Yustina; Suarman; Azhar, FadlyPenelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) Provinsi Kepulauan Riau bertujuan untuk (1) mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) siswa SMA di Provinsi Kepulauan Riau dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun Pelajaran 2008/2009-2009/2010, (2) mengungkap peta kendala pendidikan dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada mata pelajaran UN di Provinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata pelajaran yang di-UN-kan yang paling banyak mendapat KD bermasalah kelompok IPA di tingkat rayon mencapai 70% dalam mata pelajaran Fisika di Kabupaten Anambas dan yang paling sedikit KD bermasalahnya hanya 12% dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di Kota Tanjungpinang. KD bermasalah yang paling tinggi dalam kelompok IPS mencapai 46% dalam mata pelajaran Geografi di Tanjungpinang dan yang paling rendah mendapat KD bermasalah hanya 15% dalam mata pelajaran Matematika di Kota Batam. Selain itu, kabupaten yang banyak mendapat KD bermasalah adalah Anambas dan yang paling sedikit mendapat KD bermasalah adalah Kota Tanjungpinang. Penelitian ini juga menemukan guru-guru di Kabupaten Anambas yang mengajar mata pelajaran yang bukan menjadi bidang keahliannya. Penelitian juga menemukan faktor-faktor penyebab KD bermasalah dan alternatif pemecahannyaItem ANALISA TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN di UNIVERSITAS RIAU(2014-06-26) Suarman; Aziz, Zahara; Yasin, Ruhizan MPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kepuasan mahasiswa Universitas Riau sebagai pedoman dalam peningkatan mutu perguruan tinggi. Penelitian survey dilakukan terhadap 387 mahasiswa Universitas Riau dari semua fakultas. Hasil penelitian secara umum mahasiswa Universitas Riau memiliki kepuasan yang tinggi terhadap 6 aspek yaitu 1) fasilitas pendidikan, 2) proses pembelajaran dalam kelas, 3) Fasilitas ekstrakurikuler, 4) pelayanan staf akademik, 5) kurikulum perguruan tinggi dan 6) pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran. Berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa Universitas Riau tentang pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen. Terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiwa Universitas Riau tentang kurikulum, mahasiswa laki-laki memiliki kepuasan lebih rendah berbanding mahasiswa perempuan. Selanjutnya berdasarkan bidang sosial sains dan natural sains terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa tentang fasilitas pengajaran dan pembelajaran, mahasiswa sosial sains memiliki kepuasan lebih tinggi berbanding mahasiswa natural sains.Item ANALISA TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN di UNIVERSITAS RIAU(2014-04-08) Suarman; Aziz, Zahara; Yasin, Ruhizan MuhammadPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kepuasan mahasiswa Universitas Riau sebagai pedoman dalam peningkatan mutu perguruan tinggi. Penelitian survey dilakukan terhadap 387 mahasiswa Universitas Riau dari semua fakultas. Hasil penelitian secara umum mahasiswa Universitas Riau memiliki kepuasan yang tinggi terhadap 6 aspek yaitu 1) fasilitas pendidikan, 2) proses pembelajaran dalam kelas, 3) Fasilitas ekstrakurikuler, 4) pelayanan staf akademik, 5) kurikulum perguruan tinggi dan 6) pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran. Berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa Universitas Riau tentang pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen. Terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiwa Universitas Riau tentang kurikulum, mahasiswa laki-laki memiliki kepuasan lebih rendah berbanding mahasiswa perempuan. Selanjutnya berdasarkan bidang sosial sains dan natural sains terdapat perbedaan signifikan kepuasan mahasiswa tentang fasilitas pengajaran dan pembelajaran, mahasiswa sosial sains memiliki kepuasan lebih tinggi berbanding mahasiswa natural sainsItem DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU DI DAERAH RIAU(2014-04-08) Syahza, Almasdi; SuarmanPeningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan SDM yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru menjadi salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan SDM yang potensi dibidang pembangunan. Mengajar bukan tugas ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah calon-calon pemimpin di masa datang yang memerlukan bimbingan dan pembinaan. Guru yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup baik biasanya menguasai dan terampil dalam mengajar. Keterampilan seorang pendidik (guru) merupakan keahlian profesi yang tercipta melalui proses belajar mengajar. Keahlian profesi merupakan salah satu faktor dalam mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (DIV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Setiap guru yang profesional harus tersertifikasi, yang tujuannya adalah untuk peningkatan kemampuan kinerja guru sesuai dengan bidang studi dan keahliannya sebagai pendidik. Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan, antara lain: 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru; 5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.Item FACTORS THAT INFLUENCE STUDENTS' SATISFACTION AT RIAU UNIVERSITY(2014-04-10) Suarman; Aziz, ZaharaThis study investigated the correlation of perception of the teaching and learning quality with students’ satisfaction at the University of Riau. The goals are to identify the perception of the quality of teaching and its correlation with the students’ satisfaction to improve the quality of higher education. This study used survey method involving 387 students as a sample at Riau University. Instruments of teaching and learning quality consisted of 9 dependent variables and 1 dependent variable, students’ satisfaction. The findings were analyzed by descriptive method, ttest, correlation and regression. The findings of the study shows that students’ perception of teaching quality is at medium level, while the students’ satisfaction are also at medium level. Inferential analysis showed that there are differences on perception of teaching and learning quality based on gender and long periode of study, and the major of study in education. Correlation Analysis showed those students’ perception of teaching and learning quality has positive correlation with students’ satisfaction, while regression test shows that there are positive contributions of 9 variables of teaching and learning quality to s students’ satisfaction. Researchers provide recommendations that university need to know the needs students in the teaching and learning of either physical or method in building better relationships with university students and among students in order to enhance the quality of higher education.Item THE IMPACTS OF CERTIFICATION POLICY ON TEACHERS’ WORKING PERFORMANCE: A CASE OF RIAU(2014-04-10) Suarman; Aziz, Zahara; Yasin, Ruhizan MohammadThe aim of this study is to examine the relationship between the students’ perception of the quality of teaching and learning and their satisfaction in a great university in Indonesia, which was very important in the effort of upgrading the quality of higher education. A survey research involving the sample of 387 students was conducted. The research instruments of the study regarding the quality of teaching and learning consisted of aspects such as the courses, lecturers’ motivation, instructional design, relationship among students, relationship between students and lecturers, task assignment, lecturers’ efficiency, evaluation, obstacles and restraints, as well as the instrument for measuring students’ satisfaction. The research findings were analyzed using the descriptive statistics and inferential statistics such as T-Test, correlation, and regression. The findings showed that students’ perception of the quality of teaching and learning was at the moderate level, and students’ satisfaction was also at the moderate level. Based on the inferential statistics, it was indicated that there was a difference in the perception of the quality of teaching and learning concerning the gender, study period, and field of study. Similarly, there was also a difference in students’ satisfaction based on gender, study period, and field of study. The correlation analysis showed that students’ perception of the quality of teaching and learning had a positive relationship with their satisfaction, whereas the results of the regression test presented the existence of the 9 dimensions of positive contributions of the quality of teaching and learning in relation to students’ satisfaction. The study recommendation is that the university find out about students’ needs in the teaching and learning processes, including the physical needs or methods of generating a better relationship between the students and university as well as among students in order to enhance the quality of higher education. Thus, the main implication of this study regarding the education discipline was the discovery of the status of the quality of teaching and learning in an educational institution as the principal factor of the increment in students’ satisfactionItem THE IMPACTS OF CERTIFICATION POLICY ON TEACHERS’ WORKING PERFORMANCE: A CASE OF RIAU(2014-04-10) Syahza, Almasdi; SuarmanAs professionals, teachers have an important role to play in primary, secondary, and early childhood education. Teacher certification as an effort to boost teacher’s qualification is also expected to improve learning quality and quality education continuously. This study aims at investigating the impact of teacher certification on teachers’ working performance. The Rapid Rural Appraisal (RRA) was used to obtain accurate information related to pedagogic, personal, social, and professional competences. The competences of both certified and uncertified teachers were measured against 78 indicators, and the impact of the implementation of the government’s policy on teachers’ teaching performance was measured using t-test. Results showed that overall there is a difference between certified and uncertified teachers. However, in terms of both junior and senior high school teachers’ pedagogic and professional competences, no difference was found. Statistical tests showed that there is no difference in working performance between certified and uncertified teachersItem KELAPA SAWIT, DAMPAKNYA TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN DI DAERAH RIAU(2014-04-07) Syahza, Almasdi; SuarmanPropinsi Riau memiliki kebun kelapa sawit terluas di Indonesia, sampai tahun 2008 luas kebun kelapa sawit sudah mencapai 1.611.382 ha, semuanya itu tersebar di setiap kabupaten/kota Daerah Riau, kecuali untuk kota Pekanbaru hanya seluar 4.007 ha. Penyebaran ini memperlihatkan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman primadona masyarakat Riau, bukan saja masyarakat pedesaan, justru juga diminati oleh masyarakat perkotaan. Berdasarkan gambaran perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit di Daerah Riau, maka penelitian ini mencoba mengidentifikasi dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat di pedesaan dalam upaya mengetaskan kemiskinan melalui peningkatkan pendapatan masyarakat petani. Pada tahun pertama kegiatan penelitian ini dirumuskan masalah yang diteliti adalah: 1) Apakah kegiatan kelapa sawit dapat menciptakan multiplier effect ekonomi yang besar di daerah pedesaan? 2) Apakah pembangunan perkebunan kelapa sawit di daerah Riau dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan? Berdasarkan gambaran dan permasalahan yang diuraikan, maka maksud melakukan penelitian ini adalah untuk: 1)Mengkaji multiplier effect ekonomi yang diciptakan dari kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit di pedesaan; 2) Mengkaji tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan sebagai akibat dari pembangunan perkebunan kelapa sawit. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah ditemukan dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dalam upaya mengetaskan kemiskinan di di daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode deskriptif (Descriptive Research). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penyanderaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi (petani kelapa sawit) pada daerah terpilih sebagai lokasi penelitian. Lokasi penelitian pada tahun pertama direncanakan di tiga kabupaten di Propinsi Riau, yaitu: Kabupaten Kampar, Pelalawan, dan Siak. Dengan menggunakan rumus Cochran, maka diperoleh ukuran sampelnya sebesar 284 respondenItem PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI KOTA BATAM DAN KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2014-04-07) SuarmanPEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI KOTA BATAM DAN KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAUItem Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kota Batam dan Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau(2012-10-29) Suarman; Copriady, Jimmi; Azhar, Fadly; Nasir, Muh; Syafii, Wan; Zulkarnain; Auzar; Kamaruddin; Ibrahim, BedriatiLahirnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistim Penjaminanan Mutu Pendidikan (SPMP) kian mempertegas langkah dan komitmen pemerintah untuk memacu dan memastikan ketercapaian standar mutu dalam bidang pendidikan. Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan akan tetapi berbagai indikator mutu pendidikan masih belum terjadi peningkatan yang berarti. Ditinjau dari perolehan ujian nasional mulai sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah diketahui masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari sisi perilaku keseharian siswa, juga banyak terjadi ketidakpuasan masyarakat. Dari dunia usaha muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi, kalangan perguruan tinggi merasa bekal lulusan SMA belum cukup untuk mengikuti perkuliahan. Fakta tersebut menunjukkan, upaya peningkatan pendidikan yang selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Solusi atas permasalahan rendahnya mutu pendidikan tersebut perlu dicari bersama. Semua pihak perlu turut bertanggung jawab secara moral apa yang harus dilakukan, dan terobosan apa yang harus dijalankan, sehingga secepatnya dapat terjadi peningkatan mutu pendidikan. Peran LPTK sangat menentukan terhadap kualitas pendidikan, karena LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga guru. Secara singkat tujuan program penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan standar kompetensi maupun kompetensi dasar siswa SMA di Kota Batam dan Kabupaten Karimun dalam menyelesaikan soal ujian nasional berdasarkan standar kompetensi lulusan tahun 2008/2009 - 2010/2011, (2) mengungkap peta kompetensi peserta didik SMA di Kota Batam dan Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau tiap standar kompetensi/ kompetensi dasar dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada nata ujian nasional di Kota Batam dan Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif dengan mempergunakan metode komparatif atas hasil wawancara mendalam dan FGD kepada informan serta sekaligus membandingkannya dengan hasil observasi lapangan. Pandangan dari informan selain disajikan dalam bentuk kutipan juga digunakan untuk memperkaya dan memperdalam analisis hasil penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari tingkat kelulusan siswa ternyata sudah cukup baik, hanya saja bila dilihat dari tingkat penguasaan atau daya serap dari masing-masing mata uji ujian nasional semua mata pelajaran mengalami masalah karena masih banyak siswa yang tingkat penguasaan <6.00, penyebab masalah ini adalah berkaitan dengan pengelolaan, guru, sarana dan prasaran, serta budaya masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut model implementasi yang dapat dilakukan adalah Pengembangan dan Analisis Butir-butir soal Mata Ujian Nasional Berbasis MGMP.Item Pemetaan dan Rancangan Pengembangan Mutu Pendidikan Berbasis Kondisi Lokal di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu Propinsi Riau(2012-10-29) Roza, Yenita; Herdini; Azhar; Suryawati, Evi; Kammaruddin; Suarman; Tugiman; Ellywarti; HermandraMutu pendidikan mencakup dua dimensi yaitu yang berorientasi akademis dan yang berorientasi keterampilan hidup esensial. Prestasi akademis merupakan tolak ukur bagi mutu yang berorientasi akademis sedangkan yang berorientasi keterampilan hidup esensial adalah pendidikan yang membuat anak itu bisa survive di kehidupan nyata. Untuk melihat mutu akademis pemerintah sudah melakukan Ujian Nasional sebagai alat ukur penentu seorang siswa lulus dengan standar nasional. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengungkap peta kompetensi peserta didik; 2) Mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu; 3) Menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kompetensi peserta; 4) Merumuskan model implementasi pemecahan masalah. Manusia hidup tidak dapat terlepas dari lingkungannya, untuk itu pada penelitian ini penyelesaian masalah akan dirumuskan berdasarkan potensi lokal penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan dilakukan secara kualitatif. Laporan Penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) ini menyajikan hasil: 1) Data tentang standar kompetensi/kompetensi dasar yang belum dikuasai peserta didik; 2) Faktor-faktor penyebab peserta didik belum menguasai standar kompetensi/kompetensi dasar terutama menyangkut sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat; dan 3) Model peningkatan mutu pendidikan yang valid dan siap diimplementasikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Model yang dihasilkan berdasarkan analisis penyebab adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran melalui program pendampingan guru (technical assistance) dengan melibatkan guru inti dan pengawas ditingkatnya.Item Perumusan Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Program dan Pemetaan Potensi Ekonomi Bagi Masyarakat Wilayah Pesisir di Propinsi Riau(2013-04-02) Syahza, Almasdi; SuarmanPenelitian ini secara umum bertujuan untuk menyusun rencana strategis Perumusan Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Program dan Pemetaan Potensi Ekonomi Bagi Masyarakat Wilayah Pesisir di Propinsi Riau. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai salah satu acuan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan penyusunan program pembangunan ekonomi khususnya untuk daerah pedesaan. Keadaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti jauh tertinggal dibandingkan dengan keadaan ekonomi daerah laih di Propinsi Riau. Kabupaten Kepupaluan Meranti merupakan kabupaten yang tingkat kemiskinannya sangat tinggi. Dari data yang ada diperoleh informasi jumlah rumah tangga miskin sebanyak 25.863 rumah tangga (RT) yang terdiri dari 114.496 jiwa. Pelaksanaan pembangunan di Kabupaen Kepulauan Meranti termasuk agak rumit bila dibandingkan dengan pembangunan ekonomi daerah lain di Propinsi Riau. Kondisi ini disebabkan karena adanya kendala yang dihadapi di daerah, antara lain: 1) kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau; 2) angka kemiskinan masih relatif tinggi; 3) terbatasnya infrastruktur; 4) rendahnya kualitas SDM; dan 5) degradasi lingkungan hidup.Item RELATIONSHIP BETWEEN LECTURES AND STUDENTS IN UNIVERSITY OF RIAU INDONESIA(2014-04-08) Suarman; Aziz, Zakaria; Aziz, Zahara; Yasin, Ruhizan Muhammadthis study aims to reveal the extent of the relationship of lectures and students as subjects of teaching. Relationship tetween them has an important role in improving the quality of education. Surveys conducted in University of Riau lndonesia with a total sample of 387 students were drarvn randomly from each faculty to give their vielvs on the relationship of lecturers and students in a university environment. Results showed students generally hold the view that the relationship of lecturers and students are at a medium level. The results oft test analysis based on gender and field ofstudy found that there is no difference in student perceptions trased on gender (men and women), based on the field ofstudy (science and social science). It can be concluded that the relationship of lecturers and students is still limited to teachers and learners in the classroom teaching. The relationship of lecturers and students should not only be linrited to the classroom learning environment, but also in universities' environment'Item STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL DALAM UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN(2014-04-10) Syahza, Almasdi; SuarmanThe implementation of development, especially in coastal areas of Riau Province, has not been able to improve the welfare of the people especially those living in rural areas. The disparity between rural and urban areas caused by bias and distortion of the development which more pro to urban economy. It causes disadvantaged areas that poor and underdeveloped. The strategy of disadvantaged areas development in Regency of Kepulauan Meranti is the development of agriculture sector based on agribusiness, because most of its population are farmers and fishermen. In the effort to spur the development from economic and social aspects in disadvantaged areas, then the program of rural development should prioritize the three main aspects, those are: 1) Improvement of People's Economy (Eradicate Poverty); 2) Improving the Quality of Human Resources (Alleviation of Ignorance); 3) Infrastructure Development.Item STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT DESA TERTINGGAL DI KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU(2014-04-07) Suarman; Nasrul, BesriDaerah-daerah tertinggal ini sulit untuk ditingkatkan kesejahteraannya karena selain pembangunan yang selama ini distortif juga karena masyarakat pedesaan tersebut berada dalam posisi yang tidak menguntungkan seperti pendidikan dan keterampilan yang rendah, tidak ada modal usaha, tidak punya tanah atau luasnya yang tidak layak. Kesenjangan di daerah tertinggal ini semakin diperburuk pula karena adanya kesenjangan dalam pembangunan antar sektor, terutama antara sektor pertanian (basis ekonomi pedesaan) dan non-pertanian (ekonomi perkotaan). Terkait dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kelayakan dari daerah-daerah potensial dilihat dari kemungkinannya untuk berkembang sebagai pusat pertumbuhan baru pada masa mendatang. Hasil survei di daerah penelitian menemukan jumlah desa tertinggal di Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 95 desa/kelurahan dan 39 desa diantaranya adalah desa tertinggal. Banyaknya desa tertinggal dan keluarga prasejahtera di daerah ini merupakan indikasi bahwa pembangunan ekonomi selama ini belum menyentuh rakyat lapisan bawah sehingga pelaksanaan pembangunan menjadi timpang dan daerah ini semakin terpuruk menjadi daerah miskin. Pengembangan desa tertinggal di Kabupaten Rokan Hulu dapat dilakukan melalui prioritas pembangunan, antara lain: Prioritas pertama, penegasan zonasi tataguna lahan dan status lahan: Prioritas kedua, pembukaan isolasi daerah melalui pembangunan sarana jalan: Prioritas ketiga, sosialisasi dan pembentukan wadah kemasyarakatan untuk membangun perekonomian masyarakat.Item Studi Pengembangan Masyarakat Desa Tertinggal Dl Kabupaten Rokann Hulu Propinsi Riau(2015-07-30) Suarman; Nasrul, BesriIndikator keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh baik di kota maupun di desa. Namun sampai saat ini proses pembangunan tersebut masih menimbulkan ketimpangan pembangunan, terutama antara kota dan desa. Hal tersebut terlihat dari banyaknya daerah-daerah tertinggal di setiap kabupaten/kota. Daerah-daerah tertinggal tersebut sulit untuk ditingkatkan kesejahteraannya karena selain pembangunan yang selama ini distortif juga karena masyarakat pedesaan tersebut berada dalam posisi yang tidak menguntungkan seperti pendidikan dan keterampilan yang rendah, tidak ada modal usaha, tidak punya tanah atau luasnya yang tidak layak. Di samping itu, masyarakat daerah tertinggal relatif terisolir dengan jumlah penduduk yang relatif jarang sehingga potensinya untuk berkembang menjadi terhambat. Kesenjangan di daerah tertinggal semakin diperburuk karena adanya kesenjangan dalam pembangunan antar sektor, terutama antara sektor pertanian (basis ekonomi pedesaan) dan non-pertanian (ekonomi perkotaan). Aaerah-daerah tertinggal tersebut tidak hanya membawa kemiskinan bagi masyarakat tetapi dalam jangka panjang kesenjangan yang bersifat akumulatif ini akan menyebabkan daerah yang tertinggal akan semakin jauh tertinggal sementara yang maju akan tetap maju dengan percepatan yang semakin sulit dikejar.