Browsing by Author "Nazaruddin"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank(2016-02-25) NazaruddinPada umumnya analisis kinematika dan dinamika permesinan diasumsikan setiap batang dianggap kaku. Asumsi ini dianggap benar jika mekanisme bergerak dengan kecepatan rendah. Jika dioperasikan pada kecepatan tinggi, efek inersia tidak dapat diabaikan. Akibatnya batang-batang mengalami deformasi dan efek fleksibilitas menimbulkan ketidakstabilan parametrik. Metode penyelesaian masalah ini dilakukan dengan cara analisis tegangan dan regangan setiap batang. Pemodelan elemen hingga dan tinjauan kinematika serta dinamika pada mekanisme akan menghasilkan besaran-besaran tegangan dan regangan tersebut. Matrik massa dan matrik kekakuan diperoleh dari pemodelan elemen hingga. Besaran lain yang dapat dihasilkan dari langkah ini adalah frekuensi pribadi (natural frequency) mekanisme pada posisi tertentu. Analisis kinemtika dan dinamika menghasilkan besaran kecepatan dan percepatan batang setiap posisi. Gaya dinamik akibat efek inersia diperoleh dari tinjauan secara dinamika. Akibat gaya inersia ini akan terjadi regangan per batang. Perkalian antara regangan dan modulus elastisitas diperoleh tegangan setiap batang. Studi kasus yang dilakukan adalah mekanisme empat batang yang berputar pada kecepatan 340 rpm dengan modulus elastisitas bahan 10.3 x 106 psi. Regangan yang dihasilkan regangan dari batang elastik coupler -0,8E-3 dan follower 0,85E-3 serta tegangan yang terjadi adalah 8000 psi pada sudut crank 75oItem IbPE MADU HUTAN SIALANG AIR MOLEK KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU ( 2013)(2016-08-09) Hapsoh; Gusmawartati; NazaruddinPotensi hasil hutan dari daerah Riau yang sangat memungkinkan untuk dikelola masyarakat umum adalah Madu Hutan. Populasi lebah madu di daerah Riau tersebar diberbagai wilayah. Wilayah yang kawasan hutannya paling banyak memproduksi madu liar adalah; Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Pelalawan. UKM Al-Hikmah mendapatkan suplay madu hutan dari UKM Abdul Malik, selain dari daerah Indragiri Hulu, madu hutan yang diperoleh UKM mitra disuplay dari beberapa daerah Kuantan Sengingi dan Pelalawan oleh kelompok pengelola madu. Meskipun disuplay dari wilayah yang berbeda kualitas madu hutan yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Hanya saja terdapat perbedaan dari fisik dan rasa. Selama ini pengelolaan madu hutan masih dilakukan secara tradisional. Kualitas madu hutan dari pedalaman Provinsi Riau dipasaran nasional cukup baik, tidak kalah dengan madu Sumbawa dan madu Arab. Akan tetapi dengan pengelolaan yang masih sangat sederhana sekali berdampak kepada penurunan kualitas madu yang telah dipanen dari hutan. Umumnya madu hutan yang baru dipanen mengandung kadar air lebih dari 24% (24-28%), sedangkan kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI adalah <24%. Demikian pula kadar air madu yang diperuntukan industri dan farmasi menuntut persentase yang sangat rendah yaitu 18%. Kadar air yang tinggi madu hutan sering kali nilai jualnya jatuh dipasaran atau dibeli dengan harga murah. Tidak hanya itu, madu dengan kadar air yang tinggi cenderung cepat rusak akibat terfermentasi sehingga tidak tahan lama. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang mendasar untuk kedepannya. Lebih jauh lagi untuk meningkatkan harga madu di pasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan kepada UKM supaya madu yang dihasilkan mendapat sertifikasi dari Aliansi Organik Indonesia (AOI) dan sertifikasi nasional Indonesia (SNI). Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan partisipasif perguruan tinggi melalui pendekatan terhadap sumberdaya manusia yang ada di UKM mitra. Bentuk kegiatan dilakukan bertahap dan terdistribusi dalam tiga tahun. Kegiatan yang dilakukan ditahun pertama ini adalah 1) Pembuatan peralatan dan mesin produksi madu; alat pemeras & penyaring madu (UKM Al-Hikmah), 2) Pembuatan ruang khusus pengolahan madu (UKM Al-Hikmah). 3) Kegiatan bimbingan dan pelatihan antara lain; a) Pelatihan penggunaan peralatan produksi (alat pemeras manual). b) Pelatihan panen lestari dan higienis sesuai standar Internal Control System (ICS), beberapa materi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan dan pelatihan ICS ini meliputi; prosedur pemanenan yang tepat, penggunaan peralatan yang higienis, pengetahuan kelestarian madu hutan dan konservasi. c) Pelatihan farmasi dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). Kegiatan ini berdasarkan saran saat site visit diganti dengan pembuatan izin usaha madu dan SNI. d) Pelatihan Manajemen Keuangan dan Perusahaan. Hasil yang diperoleh hingga saat ini pengabdian telah membuat ruang khusus pengolahan madu, mesin pemeras dan penyaring. Pelatihan yang telah dilaksanakan panen lestari dan higienis sesuai Standar internal control system.Item IbPE MADU HUTAN SIALANG AIR MOLEK KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU (2014)(2016-08-09) Hapsoh; Gusmawartati; NazaruddinPotensi hasil hutan dari daerah Riau yang sangat memungkinkan untuk dikelola masyarakat umum adalah Madu Hutan. Populasi lebah madu di daerah Riau tersebar diberbagai wilayah. Wilayah yang kawasan hutannya paling banyak memproduksi madu liar adalah; Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Pelalawan. UKM Al-Hikmah mendapatkan suplay madu hutan dari UKM DUTAMAS, selain dari daerah Indragiri Hulu, madu hutan yang diperoleh UKM mitra disuplay dari beberapa daerah Kuantan Sengingi dan Pelalawan oleh kelompok pengelola madu. Meskipun disuplay dari wilayah yang berbeda kualitas madu hutan yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Hanya saja terdapat perbedaan dari fisik dan rasa. Selama ini pengelolaan madu hutan masih dilakukan secara tradisional. Kualitas madu hutan dari pedalaman Provinsi Riau dipasaran nasional cukup baik, tidak kalah dengan madu Sumbawa dan madu Arab. Akan tetapi dengan pengelolaan yang masih sangat sederhana sekali berdampak kepada penurunan kualitas madu yang telah dipanen dari hutan. Umumnya madu hutan yang baru dipanen mengandung kadar air lebih dari 24% (24-28%), sedangkan kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI adalah <24%. Demikian pula kadar air madu yang diperuntukan industri dan farmasi menuntut persentase yang sangat rendah yaitu 18%. Kadar air yang tinggi madu hutan sering kali nilai jualnya jatuh dipasaran atau dibeli dengan harga murah. Tidak hanya itu, madu dengan kadar air yang tinggi cenderung cepat rusak akibat terfermentasi sehingga tidak tahan lama. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang mendasar untuk kedepannya. Lebih jauh lagi untuk meningkatkan harga madu di pasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan kepada UKM supaya madu yang dihasilkan mendapat sertifikasi dari Aliansi Organik Indonesia (AOI) dan sertifikasi nasional Indonesia (SNI). Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan partisipasif perguruan tinggi melalui pendekatan terhadap sumberdaya manusia yang ada di UKM mitra. Bentuk kegiatan dilakukan bertahap dan terdistribusi dalam tiga tahun. Kegiatan yang dilakukan ditahun kedua ini adalah 1) Pembuatan peralatan dan mesin produksi madu; alat pemeras & penyaring madu (UKM Al-Hikmah) dan evaporator (UKM Al-Hikmah), 2) Pembuatan ruang khusus pengolahan madu (UKM DUTAMAS). 3) Kegiatan bimbingan dan pelatihan antara lain;pelatihan penggunaan peralatan produksi (alat evaporator). Hasil yang diperoleh hingga saat ini pengabdian telah membuat ruang khusus pengolahan madu (UKM DUTAMAS), mesin pemeras&penyaring dan evaporator (UKM AL HIKMAH). Pelatihan yang telah dilaksanakan penggunaan alat evaporator.Item IbPE MADU HUTAN SIALANG AIR MOLEK KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU (2015)(2016-08-09) Hapsoh; Gusmawartati; NazaruddinPotensi hasil hutan dari daerah Riau yang sangat memungkinkan untuk dikelola masyarakat umum adalah Madu Hutan. Populasi lebah madu di daerah Riau tersebar diberbagai wilayah. Wilayah yang kawasan hutannya paling banyak memproduksi madu liar adalah; Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Pelalawan. UKM Al-Hikmah mendapatkan suplay madu hutan dari UKM DUTAMAS, selain dari daerah Indragiri Hulu, madu hutan yang diperoleh UKM mitra disuplay dari beberapa daerah Kuantan Sengingi dan Pelalawan oleh kelompok pengelola madu. Meskipun disuplay dari wilayah yang berbeda kualitas madu hutan yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Hanya saja terdapat perbedaan dari fisik dan rasa. Selama ini pengelolaan madu hutan masih dilakukan secara tradisional. Kualitas madu hutan dari pedalaman Provinsi Riau dipasaran nasional cukup baik, tidak kalah dengan madu Sumbawa dan madu Arab. Akan tetapi dengan pengelolaan yang masih sangat sederhana sekali berdampak kepada penurunan kualitas madu yang telah dipanen dari hutan. Umumnya madu hutan yang baru dipanen mengandung kadar air lebih dari 24% (24-28%), sedangkan kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI adalah <24%. Demikian pula kadar air madu yang diperuntukan industri dan farmasi menuntut persentase yang sangat rendah yaitu 18%. Kadar air yang tinggi madu hutan sering kali nilai jualnya jatuh dipasaran atau dibeli dengan harga murah. Tidak hanya itu, madu dengan kadar air yang tinggi cenderung cepat rusak akibat terfermentasi sehingga tidak tahan lama. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan kepada UKM supaya madu yang dihasilkan mendapat sertifikasi nasional Indonesia (SNI). Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan partisipasif perguruan tinggi melalui pendekatan terhadap sumberdaya manusia yang ada di UKM mitra. Bentuk kegiatan dilakukan bertahap dan terdistribusi dalam tiga tahun. Kegiatan yang dilakukan membuat ruang khusus pengolahan madu (Tahun I UKM Al Hikmah, Tahun II UKM DUTAMAS). Pembuatan peralatan dan mesin produksi madu: alat pemeras dan penyaring madu (Tahun I UKM Al Hikmah, Tahun II UKM DUTAMAS). Pembuatan evaporator vacuum (Tahun II UKM Al Hikmah, Tahun III UKM DUTAMAS). Pelatihan panen lestari dan higienis, penggunaan mesin pemeras, mesin penyaring dan evaporator vacuum. Bimbingan dan pelatihan produk bersih, quality control dan manajemen pemanasan. Izin produksi, packaging dan promosi online. Hasil yang diperoleh dari peningkatan kualitas dengan menurunkan kadar air madu menjadi 19,8% memenuhi standar SNI dan madu dapat disimpan lebih lama.Item Kajian Fungsional Pangan Pada Produk-Produk Pangan Ukm Lombok, NTB(2015-08-01) Zaini, Mohammad Abbas; Handito, Dody; Werdiningsih, Wiharyani; Nazaruddin; Alamsyah, AhmadMasyarakat Indonesia dewasa ini tingkat kesadaran akan pemenuhan gizi tingkat kesadaran masih belum tinggi, baik itu pelaku produsen atau pengolah pangan maupun konsumen. Pangan fungsional adalah konsep pemenuhan gizi bagi kebutuhan tubuh yang bermanfaat bagi kesehatan yang mengkonsumsi. Dari hasil survey pada ada 133 produk di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat, pengelompokan atas dasar kesamaan pengolahan dan bahan baku dipilih 20 produk olahan untuk dianalisa secara kimia (kandungan air, protein, pati dan lemak) dan selanjutnya dilanjutkan dengan konversi energi dari kandungan kimia pada rnasing-rnasing produk. Hasil penenelitian adalah sebagai berikut ; Pertama: Pangan fungsional produk olahan yang rendah kalori bisa dimanfaatkan untuk asupan orang berdiet kalori tinggi, yaitu produk-produk : bolu kukus (39,42 kalori/l0O gram bahan), kue abuk (47,42 kalori/100 gram bahan), tempeyek (81,61 kalori/l00 gram bahan), Sedang produk olahan yang bisa pengganti bahan makanan pokok atau produk-produk yang berkalori tinggi yaitu : jajan gabus (479,66 kalori/100 gram bahan), keciput (317,955 kalori/100 gram bahan), jajan gipang (298,035 kalori/lO0 gram bahan), jajan keong (294,87 kalori/l00 gram bahan), dan kuping gajah (283,55 kalori/l0O gram bahan), Kedua: Proses pengolahan, ternyata pengolahan dengan penggorengan dapat menambah kandungan lemak pada produk, terutama produk-produk dari kue tradisional yaitu jajan gabus (sebesar 43,325 %), jajan gipang (28,54 %), keciput (27 ,405 %), semprong (27 ,34 %), jajan keong (27,765 %) dan Tare Q5,64 %), begitupula tingginya kandungan air pada kue lapis (47,59 %), kue lapis kacang (42,205 %); sarang semut (31 ,08 .%); bolu kulius (28,5 %) dan kue abuk (7,765 %)., ketiga: Tinggi rendahnya kandungan pati dan protein pada produk terkait erat dengan kandrurgan protein dan pati pada bahan baku yang digunakanItem MADU HUTAN POHON SIALANG DAN PENINGKATAN MUTU DENGAN TEKNOLOGI EVAPORATOR VAKUM(2016-07-24) Hapsoh; Gusmawartati; NazaruddinPotensi hasil hutan daerah Riau yang sangat memungkinkan untuk dikelola masyarakat umum adalah Madu Hutan. Populasi lebah madu di daerah Riau tersebar di berbagai wilayah. Wilayah yang kawasan hutannya paling banyak memproduksi madu liar adalah; Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Pelalawan. UKM Al-Hikmah mendapatkan suplay madu hutan dari UKM Abdul Malik, selain dari daerah Indragiri Hulu, madu hutan yang diperoleh UKM mitra disuplay dari beberapa daerah Kuantan Sengingi dan Pelalawan oleh kelompok pengelola madu. Umumnya madu hutan yang baru dipanen mengandung kadar air lebih dari 24% (24-28%), sedangkan kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI adalah <24%. Demikian pula kadar air madu yang diperuntukan industri dan farmasi menuntut persentase yang sangat rendah yaitu 18%. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan kepada UKM supaya madu yang dihasilkan mendapat sertifikasi dari Aliansi Organik Indonesia (AOI) dan sertifikasi nasional Indonesia (SNI). Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan partisipasif perguruan tinggi melalui pendekatan terhadap sumberdaya manusia yang ada di UKM mitra. Pelatihan panen lestari dan higienis sesuai standar Internal Control System (ICS), beberapa materi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan dan pelatihan ICS ini meliputi; prosedur pemanenan yang tepat, penggunaan peralatan yang higienis, pengetahuan kelestarian madu hutan dan konservasi.Item Modifikasi Modular Fixture untuk Proses Freis, Drill dan Sekrap(2013-01-12) Nazaruddin; Susilawati, AnitaUntuk kebutuhan industri memproduksi komponen-komponen suatu alat atau mesin, dibutuhkan suatu alat bantu yang dapat memegang dan menahan benda kerja saat dilakukan permesinan. Banyak industri-industri masih menggunakan tipe single fixture untuk membantu memegang benda kerja, sehingga biaya pembuatan menjadi besar dan memerlukan waktu yang lama. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu alat bantu pegang yang fleksible. Salah satu alat bantu pegang tersebut adalah modular fixture. Penelitian bertujuan untuk merancang, membuat dan menguji alat bantu pegang modular fixture, yang dapat memegang bermacam variasiA>entxik benda kerja yang rumit (sulit dipegang dengan alat bantu pegang biasa) dengan berbagai proses pemesinan/pengerjaan seperti freis, drill dan sekrap dan dapat menghasilkan alat bantu yang akurat dan presisi. Juga melakukan analisa pengujian pada 3 bentuk benda kerja, seperti: pembuatan spie pada benda silindris, pembuatan lubang dan spie pada roda gigi, dan pembuatan slot dan lubang pada benda persegi empat. Hasil perancangan dan pembuatan alat yaitu base plate berbentuk segi empat dengan dimensi 200 x 180 x 40 mm. Jumlah lubang 72 buah dimana 6 buah lubang dibuat slot dan 66 dibuat ulir dalam M l 2 . Klemp 1, baja dengan kekuatan tank 588 N/mm^ ukuran 80x10x20 (mm) sebanyak 2 buah. Jumlah lubangnya 1 buah dengan diameter 12 mm, juga terdapat 1 buah slot dengan panjang 36 mm. Klemp 2, 55x20x30 (mm) sebanyak 2 buah. Jumlah lubangnya 3 buah dengan diameter 12 mm, dan sebuah slot panjang 24 mm. Locator, 70x25x40 (mm) 2 buah dengan 3 buah lubang diameter 12 mm. Juga terdapat alur dengan dimensi panjang 55 mm, lebar 3 mm dan tebal 2 mm. V-Block, 90x20x25 (mm) 2 buah, dengan 4 buah lubang diameter 12 mm, sudut 138*'. Baut M12 dengan panjang 25, 30, 50 dan 60 mm, TSlot digunakan baut MIO dan mur M l 2 dengan diameter ring 12 mm. Dari hasil pengujian saat pencekaman benda kerja penggunaan Modular Fixture lebih kuat dibandingkan dengan ragum konvensional, saat penggtmaan ragum konvesional terjadi cacat pada benda kerja sedangkan pada saat pemakaian Modular Fixture tidak terjadi cacat pada benda kerja. Dengan memodifikasi alat bantu modular fixture, jenis-jenis benda kerja yang dikerjakan dapat lebih bervarisi dan waktu pengerjaan dapat lebih singkat serta mampu menjamin ketelitian dan mampu ulang sebuah benda kerja. Sehingga kalau alat ini digunakan pada industri-industri akan dapat menurunkan biaya manufaktur/produksi, menjaga kualitas dan meningkatkan produksi.Item Modifikasi Modular Fixture Untuk Prosess Freis, Drill Dan Sekrap(2015-07-07) Nazaruddin; Susilawati, AnitaUntuk kebutuhan industri memproduksi komponen-komponen suatu alat atau mesin, dibutuhkan suatu alat bantu yang dapat memegang dan menahan benda kerja saat dilakukan permesinan. Banyak industri-industri masih menggunakan tipe single fixture untuk membantu memegang benda kerja, sehingga biaya pembuatan menjadi besar dan memerlukan waktu yang lama. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu alat bantu pegang yang tleksible. Salah satu alat bantu pegang tersebut adalah modular fixture. Penelitian bertujuan untuk merancang, membuat dan menguji alat bantu pegang modular fixture, yang dapat memegang bermacam variasi/bentuk benda kerja yang rumit (sulit dipegang dengan alat bantu pegang biasa) dengan berbagai proses pemesinari/'pengerjaan seperti freis, drill dan sekrap dan dapat menghasilkan alat bantu yang akurat dan presisi. Juga melakukan analisa pengujian pada 3 bentuk benda kerja, seperti: pembuatan spie pada benda silindris, pembuatan lubang dan spie pada roda gigi, dan pembuatan slot dan lubang pada benda persegi empatItem Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sd Negeri 025 Bagansiapiapi(2013-02-12) NazaruddinAction Research has been conducted classes to improve learning outcomes on the concept of geometrical in the design of experiments mathematics lecture. Research conducted at the students class of IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi for 2011/2012 academic year. Research subjects were the consists of 18 students (9 male and 9 female). Research carried out with 2 cycles, where the first cycle consisted of 3 sessions and 1-time test (quiz). Whereas the second cycle consists of 3 meetings and 1-time test (quiz). The observed parameters were studied and the results of students activity during the learning process, which conducted the data analysis descriptive. The results showed that increase learning outcomes after the implementation of Two Stay Two Stray learning model. Students who earn students who achieve mastery criteria Minumum 60 on the base score 8 students (44,4%) increased in the first cycle to 11 students (61,1%) and increased again in the second cycle to 18 students (100%). Application of Two Stay Two Stray learning model was considered effectively applied mathematics lecture on geometrical design concepts.Item Potensi Lestari Madu Hutan Pohon Sialang Dan Peningkatan Mutu Dengan Teknologi Evaporator VakumPotensi Lestari Madu Hutan Pohon Sialang Dan Peningkatan Mutu Dengan Teknologi Evaporator Vakum(2015-08-04) Hapsoh; Gusmawartati; NazaruddinPotensi hasil hutan daerah Riau yang sangat memungkinkan untuk dikelola masyarakat umum adalah madu hutan. Populasi lebah madu di daerah Riau tersebar di berbagai wilayah. Wilayah yang kawasan hutannya paling banyak memproduksi madu liar adalah; Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Pelalawan. UKM AL-Hikmah mendapatkan suplay madu hutan dari UKM Abdul Malik. Selain dari daerah Indragiri Hulu, madu hutan yang diperoleh UKM mitra disuplay dari beberapa daerah Kuantan Singingi dan Pelalawan oleh kelompok pengelola madu. Umumnya madu hutan yang baru dipanen mengandung kadar air lebih dari 24% (24-28%), sedangkan kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI adalah <24%. Demikian pula kadar air madu yang diperuntukkan untuk industri dan farmasi menuntut persentase yang sangat rendah yaitu 18%. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan kepada UKM supaya madu yang dihasilkan mendapatkan sertifikasi dari Aliansi Organik Indonesia (AOI) dan sertifikasi Nasional Indonesia (SNI). Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan partisipasif perguruan tinggi melalui pendekatan terhadap sumber daya manusia yang ada di UKM mitra. Pelatihan panen lestari dan higienis sesuai standar Internal Control Sistem (ICS), beberapa materi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan dan pelatihan ICS ini meliputi; prosedur pemanennan yang tepat, penggunaan peralatan yang higienis, pengetahuan kelestarian madu hutan dan konservasi.