Browsing by Author "Nasution, Belli"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS KONSTRUKSI ISLAM DALAM FILM SANG KYAI(2014-05-20) Suyanto; Nasution, Belli; Wirman, WelyFilm Sang Kyai berisi konsep-konsep ajaran agama Islam yang dipraktekkan dalam sebuah adegan, dialog maupun simbol dalam film ini. Konsep Islam yang ditawarkan didalam film Sang Kyai merupakan sebuah ajaran agama islam menimbulkan ketaatan terhadap sebuah makna atau pesan dari film tersebut. kenyataaanya saat ini film Sang Kyai banyak menuai kritikan dari organisasi islam termasuk Nadhatul Ulama (NU), banyak yang mengkritik keras penayangan film ini, mulai dari masyarakat ataupun NU. Film “Sang Kyai” adalah sebuah proyek ambisius Hanung yang sudah mengundang sikap skeptis dari kalangan cendekiawan muslim bahkan sebelum film ini dirilis Pasalnya Hanung memilik track record yang semakin lama semakin cendrung pada pemikiran liberal.Item EFEKTIVITAS STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KESEHATAN KOTA PEKANBARU DALAM MENDIFUSIKAN INFORMASI PENANGANAN KASUS GIZI BURUK PADA MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU(2012-12-05) Rasyid, Anuar; Nasution, Belli; YufrizalProgram pengentasan kemiskinan tersebut tercakup dalam program K2I. Gizi Buruk adalah akibat kemiskinan masih terjadi di Provinsi Riau. Sebanyak 14 orang meninggal akibat Gizi Buruk di Provinsi Riau selama tiga tahun terakhir (2005-2007). Tujuan dari penelitian ini, adalah (1) untuk menganalisis efektivitas strategi komunikasi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam mendiftisikan informasi penanganan kasus Gizi Buruk pada masyarakat di Kota Pekanbaru, (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam upaya mendifusikan informasi penanganan kasus Gizi Buruk pada masyarakat di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode kuantitatif dan deskriptif Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengukuran data menggunakan skala kategori, dan Skala Likert sebagai berikut: peringkat 3 baik/ sering, 2 kurang baik/ jarang, 1 tidak baik/ tidak pemah. Analisis data dengan distribusi frekuensi, kemudian diklasifikasikan sebagai beikut: (a) baik/ efektif: 67% - 100%, (b) kurang baik/ kurang efektif: 33% - 66% dan (c). tidak baik/ tidak efektif: kurang/ di bawah dari 33% . Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam mendifusikan informasi penanganan kasus Gizi Buruk pada masyarakat di Kota Pekanbaru sudah efektif, yaitu 72 %. Faktor pendukung keefektivan strategi komunikasi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam mendifusikan informasi penanganan kasus Gizi Buruk pada masyarakat di Kota Pekanbaru adalah dukimgan dari pemerintah daerah melalui: (1) merupakan salah satu program pemerintah provinsi untuk memberantas kemiskinan (K2I), (2) mendapatkan anggaran dari belanja daerah, (3) mempunyai Puskesmas dan Puskesmas Rawat hiap serta Tenaga Penyuluh Gizi (TPG) di setiap kecamatan. Selanjutnya, Faktor penghambat keefektivan strategi komunikasi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam mendifusikan informasi penanganan kasus Gizi Buruk pada masyarakat di Kota Pekanbaru yaitu: (1) kurang respon atau tanggap dari keluarga yang bersangkutan, (2) tidak mau duoijuk ke rumah sakit imtuk memperoleh pelayanan yang lebih maksimal dan (3) kondisi ekonomi yang lemah.Item Komunikasi Krisis Dan Alam Persekitaran: Kes Jerebu Di Provinsi Riau, Indonesia(2015-10-08) Nasution, Belli; Harto, SyafriProvinsi Riau nampaknya belum akan keluar dari krisis alam persekitaran yang disebabkan oleh jerebu yang hampir setiap tahunnya menjadi ‘konsumsi’ wilayah ini. Walaupun secara alamiah provinsi Riau memang wilayah yang sangat rawan kebakaran lahan gambut dan hutan, namun dalam berbagai kes jerebu ini faktor alamiah hanyalah salah satu penyebab dengan bahagian yang sangat kecil, faktor terbesar justru datang dari ketidak mampuan kerajaan dalam mengurus alam persekitaran serta melakukan komunikasi krisis terhadap masyarakat. Tulisan ini mencoba memberikan solusi terhadap komunikasi yang akan dilakukan para pembuat kebijakan, khususnya kerajaan daerah provinsi Riau dalam situasi krisis alam persekitaran disebabkan jerebu yang menimpa masyarakat setiap tahunnya.Item Komunikasi Politik Joko Widodo (JOKOWI) Analisis Semiotika Iklan Politik Revolusi Mental Pada Pemilihan Presiden Indonesia Tahun 2014(2016-01-05) Nasution, BelliPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Komunikasi Politik Joko Widodo (Jokowi) Analisis Semiotika Iklan Politik Revolusi Mental Pada Pemilihan Presiden Indonesia Tahun 2014. Penelitian ini menggunaka nmetode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan analisis struktural atau biasa disebut semiotik konotasi dari Roland Barthes (1915-1980). untuk pengolahan data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara dan pengamatan di lapangan. Semua informasi yang dikumpulkan dipelajari sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yang terkait dengan Komunikasi Politik Joko Widodo (Jokowi), Analisis Semiotika Iklan Politik Revolusi Mental Pada Pemilihan Presiden Indonesia Tahun 2014 Berdasarkan dari penelitian yang telah disimpulkan Iklan Revolusi mental tayang di seluruh media massa elektronik nasional dengan berbagai versi. Di media cetak, Iklan ditampilkan dalam bentuk potongan headline koran. Melalui analisis semiotika, dapat dijelaskan bahwa iklan Revolusi mental ini dibedah berdasarkan makna denotasi, konotasi, kajian mitos dan kajian ideologis. Iklan Revolusi mental ini berusaha mengkonstruksi citra positif Jokowi kepada khalayak. Dalam mengkonstruksi pencitraan Jokowi ini, konsultan politik (tim sukses) mencoba membangun komunikasi politik melalui melalui empat tahapan. Persepsi, kognisi, motif dan sikapItem Objektifitas Pemberitaan Politik dan Pemerintahan pada Surat Kabar Tribun Pekanbaru(2013-04-17) Suyanto; Nasution, Belli; Rumyeni; Elysa, Evawani; Yohana, Nova; Efni, Noor; Nurjanah; Awza, RusmadiObjectivity in reporting is a central value of the underlying discipline of journalists and media professionals. Contains the principles of factuality and objectivity of truth that must be respected and considered important. The phenomenon that occurred in Tribun Pekanbaru Newspapers still have that news writing is not eligible objective. Objectivity in the news into something absolute. It's because the news is placed on the function or report the facts and reflect the social reality. This study aims to determine how far the objectivity of writing political news and government on the main page of the Tribun Pekanbaru Newspaper.Item Penerapan Praktikum Teknik Wawancara Bermuatan Life Skills Sebagai Upaya Mempersiapkan Wartawan Profesional(2015-10-12) Suyanto; Nasution, BelliKecakapan sosial atau kecakapan interpersonal (interpersonal skills) mencakup antara lain kecakapan komunikasi dengan empati (communication skills), dan kecakapan bekerja sama (collaboration skills). Empati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi di sini bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik yang menumbuhkan hubungan harmonis. Dua kecakapan hidup yang diuraikan di atas biasanya disebut sebagai kecakapan hidup bersifat umum atau kecakapan hidup general (general life skills/ GLS). Kecakapan hidup tersebut diperlukan oleh siapa pun, baik mereka yang bekerja, mereka yang tidak bekerja dan mereka yang sedang menempuh pendidikanItem Personaliti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Studi Evaluatif terhadap Pencitraan Calon Presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Indonesia 2009(2017-05-22) Nasution, BelliTampilnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai incumbent pada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Indonesia 2009 diperkirakan banyak pengamat saat itu akan bersaing ketat dengan kompetitornya, yaitu Megawati Sukarnoputri dan Jusuf Kalla. Ketatnya persaingan ini dipicu oleh keberpihakan media, khususnya televisi dalam membangun citra kepemimpinan tokoh-tokoh yang bertarung pada Pemilu presiden 2009 tersebut. SBY sangat menyadari bahwa dia tidak memiliki hubungan 'Iangsung' dengan media massa khususnya televisi dibandingkan kandidat lainnya. Bagaimana SBY memanfaatkan potensi personaliti dalam membangun citra kepemimpinannya?dan mengapa SBY mengangkat isu anti korupsi dalam kampanyenya?.Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam dan menjelaskan tentang personaliti dankemampuan komunikasi politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam membangun citra dirinya sebagai seorang pemimpin danbagaimana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 'memainkan' isu politik serta menggunakan media massa khususnya televisi dalam mempengaruhi opini publik pada Pemilu Presiden 2009. Teori dan model yang digunakan adalah pembangunan citra dalam pemasaran politik (political marketing).Untuk menjelaskan citra kepemimpinan SBY, penulis merujuk kepada Firmanzah (2007), yaitu penggunaan metode pemasaran untuk membantu politisi agar lebih efisien dan efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan masyarakat. Hubungan ini diartikan secara lebih luas, dari kontak fisik selama periode kampanye sampai dengan komunikasi tidak langsung melalui media massa. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) pemasaran politik yang menonjolkan karakter khas personaliti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan penampilan santun, berwibawa, cerdas serta gagah, ternyata mampu menciptakan citra 'baik' yang berlebihan, akhirnya hal tersebut berhasil meningkatkan elektabilitas SBY di kalangan masyarakat pemilih; (2) penggunaan metode pemasaran politik oleh SBY dan tim suksesnya yang diadopsi dari metode pemasaran konvensional ternyata sangat efektif dalam membangun komunikasi politik SBY terhadap konstituennya serta menciptakan 'loyalitas' pemilih terhadap SBY; (3) pemilihan isu anti korupsi yang dikampanyekan SBY melalui pemberitaan di media massa terutama iklan di televisi ternyata mampu mempengaruhi opini publik dan ini memang senyawa dengan karakter televisi yang juga hyper reality.Item Politik Media Era Reformasi 1998-2010(2015-10-12) Suyanto; Nasution, BelliSistem pers era reformasi di Indonesia tahun 1998-2010 yang boleh pengkaji merincikan ialah pertama, sistem media era reformasi tahun 1998-2010 mengalami perubahan dari struktur kepemilikan media yang dimiliki oleh kumpulan gergasi media dan hubungan antara kepemilikan media dengan parti politik besar di Indonesia. Kepentingan parti-parti politik besar tersebut tidak lepas dari sistem politik dan ekonomi yang sedia ada. Kedua, fenomena politik media dalam sistem media di Indonesia. Politik media menentukan sistem politik dan sistem media yang dibawa oleh ahli-ahli politik, wartawan untuk mempengaruhi masyarakat. Media menetukan isu-isu yang dibawa oleh ahli politik, wartawan dan masyarakat. Ketiga, fenomena bentukbentuk kawalan terhadap institusi media di Indonesia era reformasi mempunyai kelemahan undang-undang akhbar yang telah pun dikekalkan pada tahun 1999. Kawalan media terhadap institusi media sangat menentukan corak dan ragam kandungan media kerana kuasa kawalan bergantung kepada kuasa pemilik modal, kuasa pemerintah dan kuasa masyarakatItem PROSES PRODUKSI BERITA TELEVISI SWASTA LOKAL: Studi Kasus di Stasiun Riau Televisi (RTV)(2012-12-05) Nasution, BelliRiau Televisi (Rtv) adalah stasiun televisi lokal yang didirikan pada tanggal 20 Mei 2001 atas rekomendasi Gubemur Riau. Riau Televisi (Rtv) fokus pada pemirsa di Riau dengan menyajikan program acara bemuansa lokal. Deteik Riau salah satu program acara yang menyajikan berita atau kejadian terbaru dan terkini baik dari dalam kota Pekanbaru maupun berita dari kontributor Riau Televisi (Rtv) yang berada di berbagai daerah. Selain Det£dc Riau, Riau Televisi (Rtv) juga menyajikan program berita yang lain seperti: Berita Terkini, Info Malam, dan Sepekan Kriminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses produksi berita pada Riau Televisi (Rtv). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penyajian analisis data secara deskriptif Pendekatan yang dipakai yaitu Model komunikasi massa Westley dan MacLean didukung oleh prinsip objektivitas yang dikemukakan oleh J, Westerstahl. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mencari berita, reporter Riau Televisi (Rtv) terlebih dahulu mengad^an rapat redaksi untuk membuat perencanaan yang disusim berdasarkan kategori asal berita, yakni berita berdasarkan peristiwa momentum, berita berdasarkan peristiwa teragenda, berita lanjutan dan berita berdasarkan peristiwa fenomena. Setelah repoter Riau Televisi (Rtv) mengumpulkan bahan berita, langkah selanjutnya adalah menentukan format berita, kemudian naskah yang telah diketik diserahkan kepada bagian editing untuk menyesuaikan visual dan audio pada saat program berita ditayangkan. Format berita Riau Televisi (Rtv) hampir sama dengan format berita televisi swasta lainnya. Tetapi Riau Televisi (Rtv) lebih cenderung menggunakan format paket. Program Riau Televisi (Rtv) pada saat ini belimi optimal, terutama dalam tayangan informasi berita, hiburan maupun pendidikan. Kritikan tentang hal itu tergambar jelas, baik usulan yang diberitakan beberapa media massa cetak, surat yang dilayangkan secara langsung, maupun SMS (Short Massage System) yang diterima redaksiItem Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian FISIP Universitas Riau(wahyu sari yeni, 2019-04-01) Suyanto, Suyanto; Nasution, Belli; Anwar, Khairul; Anwar, Khairul; Handoko, Tito; Prayuda, RendyPenerbitan prosiding ini dalam perspektif kepentingan teknis ialah upaya kesinambungan menjaga tradisi akademis sebagai bagian dari dokumentasi tertulis. Sementara dalam perspektif teoritis-akademis, prosiding ini penerbitannya dapat menjadi referensi bagi kepentingan pendidikan di perguruan tinggi khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, baik di Universitas Riau maupun universitas lainnya di Riau dan Indonesia umumnya. Prosiding ini mengetengahkan empat sub tema tersebut berlanadaskan keingian lembaga ini untuk turut serta memberikan kontribusi positif bagi mengimplementasikan salah satu tridharma perguruan tinggi bidang penelitian. Prosiding ini ialah bagian integral dari hasil penelitian yang diimplementasikan melalui sebuah kumpulan karya akademis (prosiding). Oleh karena itu menurut hemat kami, semua hasil penelitian atau pun proses kreatif akademis ini secara subtansi, berdasarkan dari pelbagai kedinamisan ide dan isu yang diangkat oleh para penulis, kehadiran prosiding ini memiliki tiga tujuan utama