Personaliti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Studi Evaluatif terhadap Pencitraan Calon Presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Indonesia 2009

No Thumbnail Available

Date

2017-05-22

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

Abstract

Tampilnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai incumbent pada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Indonesia 2009 diperkirakan banyak pengamat saat itu akan bersaing ketat dengan kompetitornya, yaitu Megawati Sukarnoputri dan Jusuf Kalla. Ketatnya persaingan ini dipicu oleh keberpihakan media, khususnya televisi dalam membangun citra kepemimpinan tokoh-tokoh yang bertarung pada Pemilu presiden 2009 tersebut. SBY sangat menyadari bahwa dia tidak memiliki hubungan 'Iangsung' dengan media massa khususnya televisi dibandingkan kandidat lainnya. Bagaimana SBY memanfaatkan potensi personaliti dalam membangun citra kepemimpinannya?dan mengapa SBY mengangkat isu anti korupsi dalam kampanyenya?.Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam dan menjelaskan tentang personaliti dankemampuan komunikasi politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam membangun citra dirinya sebagai seorang pemimpin danbagaimana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 'memainkan' isu politik serta menggunakan media massa khususnya televisi dalam mempengaruhi opini publik pada Pemilu Presiden 2009. Teori dan model yang digunakan adalah pembangunan citra dalam pemasaran politik (political marketing).Untuk menjelaskan citra kepemimpinan SBY, penulis merujuk kepada Firmanzah (2007), yaitu penggunaan metode pemasaran untuk membantu politisi agar lebih efisien dan efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan masyarakat. Hubungan ini diartikan secara lebih luas, dari kontak fisik selama periode kampanye sampai dengan komunikasi tidak langsung melalui media massa. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) pemasaran politik yang menonjolkan karakter khas personaliti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan penampilan santun, berwibawa, cerdas serta gagah, ternyata mampu menciptakan citra 'baik' yang berlebihan, akhirnya hal tersebut berhasil meningkatkan elektabilitas SBY di kalangan masyarakat pemilih; (2) penggunaan metode pemasaran politik oleh SBY dan tim suksesnya yang diadopsi dari metode pemasaran konvensional ternyata sangat efektif dalam membangun komunikasi politik SBY terhadap konstituennya serta menciptakan 'loyalitas' pemilih terhadap SBY; (3) pemilihan isu anti korupsi yang dikampanyekan SBY melalui pemberitaan di media massa terutama iklan di televisi ternyata mampu mempengaruhi opini publik dan ini memang senyawa dengan karakter televisi yang juga hyper reality.

Description

Keywords

Media dan pembangunan citra kepemimpinan

Citation