Browsing by Author "Mainil, Rahmat Iman"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item Comparative Study of Residential Split Air Conditioner as Water Heater (RSACWH) Using R-22 and HCR-22 Refrigerant(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Thalal; Mainil, Rahmat Iman; Mainil, Adfhal KurniawanExperimental studies on Residential Split AC Water Heater (RSACWH) by replacing refrigerant R-22 with HCR-22 (hydrocarbon refrigerants) as a drop-in substitute has been carried out. The dummy condenser (trombone type coil) as heat recovery system was used for heating water and installed in the water tank with 50 L capacity. The use of HCR-22 save electrical energy due to decrease in compressor power about 16.31% - 21.64% of the R-22, because HCR-22 refrigerant mass charge in the refrigeration system 40% less than the charge of R-22. The cooling capacity and heat rejection capacity is relatively the same for R-22 and HCR-22. The COPR increases around 11.89% - 18.69% and COPR + HP also increases around 4.26%-11.41% for HCR-22 compared to R-22. The room temperature with HCR-22 is relatively the same compared to R-22, while the hot water temperature using HCR-22 and R-22 are about 46.58°C-48.81°C and 59.50°C-63.40°C respectively. The use of the HCR-22 provides electrical energy savings for compressor power and better performance (COP) at similar room temperature compared to R-22.Item Experimental Study Of Split Air Conditioner With And Without Trombone Coil Condenser As Air Conditioning Water Heater(2016-04-14) Aziz, Azridjal; Satria, Arya Bhima; Mainil, Rahmat ImanThis paper reports an experimental investigation of the performance split air conditioner (AC) with and without combined coil (trombone coil condenser) as heat pump water heater. The coil is a heat exchanger that is placed between the compressor and the condenser (main condenser) by utilizing the heat rejection. The coil is placed in an insulated water storage tank with a capacity of 50L. Data are captured every 5 minutes during the 120 minutes of testing, where the room temperature is maintained at temperatures of 20oC, 23oC and 27oC with variation of the cooling load at 1000W, 2000W and 3000W respectively.The results indicated that the use of coil increases the performance of air conditioner as an cooling air in room and water heater in reclamation tank simultaneously. The use of coil causes a slight increase in compressor power 0.014 kW (2%), where the COP increases around 12% higher than the increase in compressor power percentage, which is used as a water heater. Condenser temperature and room temperature with coil slightly rise compared to without coil at the cooling load increase. The finding indicates that the addition of the coil generates free hot water with temperature range around 61.54oC-64.33oC.The application of AC combined with water heater using coil does not affect the cooling performance but it can improve the energy performance considerably for cooling and energy saving for heating waterItem Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe Terpisah (AC Split)(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Idral; Herisiswanto; Mainil, Rahmat ImanEvaporative Cooling (EC) merupakan proses pendinginan udara yang mengalir melintasi permukaan basah dengan menguapkan air dari permukaan basah tersebut sehingga temperatur udara sekitarnya turun menjadi lebih rendah (mendinginkan udara). Penerapan EC pada mesin pengkondisian udara tipe terpisah (AC Split) akan menurunkan temperatur udara lingkungan yang masuk ke kondensor, sehingga mempengaruhi kinerja AC Split. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan kinerja AC Split pada penerapan EC dengan laju aliran air ke EC yang berbeda (0,88 Liter/menit, 1,04 Liter/menit dan 1,22 Liter/menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan EC, temperatur udara yang mengalir masuk ke kondensor turun lebih rendah dibanding kondisi tanpa EC dengan perbedaan temperatur sekitar 6oC, hal ini juga menyebabkan tekanan kondensor dan tekanan evaporator menjadi turun. Makin cepat laju aliran air ke EC, maka tekanan kondensor dan tekanan evaporator akan turun lebih rendah, sehingga komsumsi energi listrik turun dan kinerja AC Split naik sampai 20% pada laju aliran air ke EC 1,22 L/menit. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Evaporative Cooling memberikan kinerja mesin pengkondisian udara tipe Split (AS Split) yang lebih baik pada laju aliran air ke EC yang lebih tinggi (1,22 L/menit).Item Pengaruh Laju Aliran Air Terhadap Performansi Mesin Pengkondisian Udara Hibrida Dengan Kondensor Dummy Tipe Multi Helical Coil Sebagai Water Heater(2016-04-26) Aziz, Azridjal; Fikri, Sarwo; Mainil, Afdhal Kurniawan; Mainil, Rahmat ImanPenggunaan Ac sebagai penyejuk udara sekaligus sebagai pemanas air (water heater) memanfaatkan panas buang kondensor dummy untuk peningkatan efisiensi mesin disebut sebagai mesin pengkondisian udara hibrida (AC hibrida). Kondensor dummy tipe multi helical coil sebagai water heater yang ditambahkan antara kondensor dan kompresor dari sebuah mesin AC diletakkan di dalam tangki air berkapsitas 50l. kaji eksperimental pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh laju aliran air keluar tangki penyimpanan pada kondensor dummy terhadap performansi mesin AC hibrida. Katup aliran air diatur pada laju 0L/s (katup tertutup), 0.31L/s, 0.059L/s dan 0.086 L/s dengan beban pendingin 1000W. hasil penelitian menunjukkan bahwa, semakin tinggi laju aliran air, maka temperature air yang dihasilkan semakin menurun. Temperature air rata-rata tertinggi yaitu 50.43’C pada laju aliran 0.086L/s (bukan katup penuh). Kerja kompresor makin rendah dengan makin tingginya laju aliran air, karena semakin tinggi laju aliran air, temperature atau tekanan kompresor semakin rendah sehingga konsumsi energinya juga rendah. COP trtinggi diperoleh pada laju aliran air 0.031L/s baik sebagai COPc (sebagai pendingin)maupun COPcw(sebagai pendingin dan pemanas). Tidak ada pengaruh yang berarti terhadap temperature ruangan akibat peningkatan laju alira air, karena perbedaannya sangat kecil yaitu pada rentang 0.91’C -1.26’C.Item Pengembangan Sistem Pendingin Minuman Portable Menggunakan Modul Termoelektrik Satu Tingkat(2016-11-30) Mainil, Rahmat Iman; SyafriSistem pendingin minuman portable yang telah dikembangkan menggunakan modul termoelektrik satu tingkat yang digunakan sebagai alat pendingin. Sistem pendingin termoelektrik beroperasi pada arus DC dan dapat digunakan untuk untuk memanaskan atau mendinginkan dengan pembalikan arah arus. Proses pendinginan tersebut dicapai dengan memindahkan panas dari salah satu sisi modul pendingin ke sisi yang lain dengan adanya arus listrik yang mengalir dan memenuhi hukum termodinamika. Ruang pendingin berbentuk kotak (ringan-ringkas) yang dapat dibawa dan membutuhkan input listrik 10 V atau setara dengan voltase yang dihasilkan dua (2) port USB laptop. Tahapan perancangan diawali dengan tahapan perencanaan alat yang meliputi penentuan beberapa kriteria desain seperti bobot alat yang ringan (maksimum 1 kg), dimensi yang ringkas dengan estetika yang baik, konsumsi energi yang rendah (kecil dari 25 Watt) pada voltase dibawah 10 Volt, harga yang terjangkau, mampu mendinginkan hingga temperatur 15 0C dalam waktu kurang dari 30 menit. Pemilihan modul termoelektrik yang tepat untuk memastikan sistem pendingin portable mampu mencapai spesifikasi yang diinginkan. Selanjutnya dilakukan perhitungan termal kotak pendingin untuk menentukan dimensi alat serta ketebalan isolasi yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kriteria desain sekaligus optimasi efisiensi sistem. Hasil perancangan dan pembuatan alat menghasilkan sebuah purwarupa alat pendingin minuman portable dengan dimensi 6 cm x 6,5 cm x 15 cm dengan ketebalan isolasi (polyurethane foam) 6 mm dan ketebalan isolasi (polystyrene expanded) foam 5,3 mm sebagai isolator panas. Daya yang dibutuhkan untuk mendinginkan minuman selama 30 menit sebesar 20,95 W. Pengujian dilakukan dengan menggunakan adaptor dan USB sebagai input daya selama 30 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan adaptor pada tegangan 12V memberikan pendinginan yang lebih baik. Ini bisa dilihat setelah 30 menit temperatur terendah ruang pendingin tanpa beban pendinginan adalah 9,7 ° C, dengan beban pendingin kaleng minuman 250 ml adalah 18,7 ° C, dengan beban pendingin susu kotak 250 ml adalah 18, 4 ° C, dan dengan beban pendinginan minuman isotonik 140 ml adalah 14,8 ° C.Item Penggunaan Modul Thermoelectric Sebagai Elemen Pendingin Box Cooler(2016-04-26) Mainil, Rahmat Iman; Aziz, Azridjal; Mainil, Afdhal KurniawanPenelitian ini menngunakan modul thermoelectric sebagai elemen pendingin box cooler telah dilakukan.pada penelitian ini modul tehermolectrik digunakan sebagai elemen pendingin untuk mendinginkan sebuah ruang dingin box cooler. Jumlah modul pendingin yang digunakan serta beban kalori yang diserap pada sisi dingin dan kalor yang dibuang pada sisi panas menggunakan heat sink yang digabungkan denagn fan pendingin untuk mempercepat proses penyerapan atau pembuangan kalor yang lebih baik dari sisi dingin. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan pengujian box cooler menggunakan beban pendingin dan tanpa beban pendingin. Hasil pengujian menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan ruangan pendingin tanpa menggunakan beban adalah 36 menit dengan temperature stasioner 18.6c rata-rata perbedaaan temperature cold sink 2.1CItem Penggunaan Thermal Energy Storage sebagai Penyejuk Udara Ruangan dan Pemanas Air pada Residential Air Conditioning Hibrida(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Herisiswanto; Mainil, Rahmat ImanPenggunaan Thermal Energy Storage (TES) pada Residential Air Conditioning (RAC) di instalasi chiller dan pemanfaatan panas buang di kondensor untuk pemanasan air akan mempengaruhi kinerja mesin pengkondisian udara. Berbeda dengan sistem konvensional, brine (cairan pendingin sekunder) akan didinginkan di chiller dan kemudian disirkulasikan sebagian menuju TES, sebelum digunakan (proses charging), selanjutnya brine di TES akan disirkulasikan ke koil pendingin di ruangan yang dikondisikan (proses discharging). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan TES hibrida sebagai penyejuk udara ruangan dan pemanas air terhadap kinerja mesin pengkondisian udara. Hasil penelitian menunjukkan, terjadi penghematan energi pada penggunaan TES sebagai penyejuk udara ruangan (discharging) dibanding proses konvensional, sekaligus pemanfaatan panas buang kondensor untuk kebutuhan air panas selama proses charging. Penerapan sistem TES dan pemanas air pada mesin pengkondisian udara memungkinkan untuk dilakukan, namun terjadi biaya awal investasi yang lebih besar dibanding sistem AC konvensional (standar).Item Perancangan Dan Pengujian Mesin Centrifugal Casting Untuk Pembuatan Keramik Tubular(2015-05-11) Mainil, Rahmat ImanCentrifugal Casting Machine is a tool that is used to form the ceramic suspension compacted in the mold by utilizing centrifugal force. Design and manufacture of centrifugal casting machines have been successful. Planning theory, analysis and design of appropriate calculation. Mold are mounted on a rotating mold holder with a speed of 2000-3000 rpm. This machine can be used to produce ceramic products using a small tubular shaped. Ceramic produced in this study using a centrifugal casting machine has 56.8 flexural strength (kg/cm2), the shrinkage of 1.48%, water absorption 20.75%, porosity 29.52% . SEM showed tubular ceramic possessed uniform density and uniform pore size distribution.Item Performansi Mesin Pendingin Tipe Chiller untuk Cold Storage dan Indoor Menggunakan Ethylene Glycol Coolant(2016-04-16) Aziz, Azridjal; Syahputra, Hendrik; Mainil, Rahmat Iman; Mainil, Afdhal KurniawanRefrigeration device is used to reduce the temperature of the room or cooled material by absorbing heat from the room/material. The most refrigeration device operated by using the vapor compression refrigeration cycle. This research was done experimentally using refrigeration device chiller type to cool the ethylene glycol coolant in the refrigeration box (evaporator unit), and ethylene glycol coolant is used to absorb heat in cold storage and indoor (test room). The results show for the circulation of ethylene glycol coolant to the cold storage COP value is 2.80, while the circulation of ethylene glycol coolant to the indoor COP value is 5.12. On the testing of ethylene glycol coolant was circulated to the indoor with 1000 Watt cooling load, the COP value is 5.19, and for circulated to the cold storage and indoor simultaneously COP is of 3.66. The performance of chiller refrigeration device is influenced by the cooling load, the greater of cooling load that would affect the work of the compressor so that the pressure in compressor increase and the energy consumption to operate the compressor also increasing too.Item Temperatur Sistem Residential Air Conditioning Hibrida Pada Proses Charging Dan Discharging Dengan Thermal Energy Storage(2016-04-14) Aziz, Azridjal; Herisiswanto; Prasetyo, Eko; Mainil, Rahmat ImanThe use of thermal energy storage (TES) in the hybrids residential air conditioning (RAC) can provide energy saving of electricity consumption for air conditioning and water heater. The condenser side is cooled with water at TES as a water heater (Hot TES/HTES) and the absorption of heat in the evaporator is carried out by brine (a liquid with a freezing point below the freezing point of water 0°C) are still in liquid phase at TES temperature as a coolant brine (Cold TES/CTES). In this research, the process of charging mode and the discharging mode were done on two conditions. In the condition 1 of charging mode, the charging process is done for 220 minutes to cool the brine in the ice storage, ice storage obtained the lowest temperature -1.4°C, while in condition 2 of charging mode for 240 minutes, ice storage obtained the lowest temperature of -2.4°C. The average of hot water temperature is 57.82° C with temperature of drying chamber is 45.56°C for condition 1 of charging mode, while for condition 2 of charging mode, the average of hot water temperature is 46.43°C with temperature of the drying chamber is 42.29°C. Discharging mode on condition 2 provide cooling process for 270 minutes, while discharging mode on condition 1 provide cooling process only for 120 minutes.