Browsing by Author "Kausar"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KOTA PEKANBARU(2013-04-16) Sayamar, Ery; Arifudin; Kausar; Cepriadi; Rosnita; Yulida, RozaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kota pekanbaru menurut pasal 13, 14, dan 15 UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K). Metode penelitian dilakukan dengan cara survey, dimana wawancara semiterstruktur dilakukan kepada 30 orang responden, yang terdiri dari 15 orang dari Badan Peiaksana Penyuluhan Kota Pekanbaru dan 15 orang dari tiga Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kota Pekanbaru. Data yang terkumpul, ditabuiasi dan dianalisis secara deskriptif. Untuk menganalisis pelaksanaan pasal 13, 14 dan 15 UU SP3K di Kota pekanbam dengan bantuan Likert's Summated Rating (SLR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Badan Peiaksana Penyuluhan Kota Pekanbaru telah melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik sesuai dengan pasal 13 UUSP3K ;(2) Dengan belum terljentuknya Komisi Penyuluhan Pertanian Kota Pekanbaru, maka pasal 14 UU SP3K belum dapat dilaksanakan oleh Kelembagaan Penyuluhan Kota pekanbaru; (3) Sedangkan pasal 15 UU SP3K mengenai peran dari BPP, sudah dapat berjalan dengan baik.Item Analisis Kelembagaan Ued-Sp di Desa Pematang Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu(2013-07-25) Uthapama, Delka; Yulida,Roza; KausarThe purpose of this reseach to analyze the task of each institution have a role, and then determine the role of institution have a role, and then determine the role of institution and know the problems of each institution on UED-SP new hope Desa Pematang Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. The method used in this research is survey metohod. The institutional sampling UED-SP with purposive sampling method. Respondents in this study is all UED-SP, where the number of respondents in the research is 183, the total of sampels taken at representative is 30 beneficiaries are already harnessing over 2 years and 10 processar, respectively 16% and 100% of the population, the total number of respondents 40 people. Resul of this research indicate broadly speaking institutional UED-SP knowing their task. Because they have worket almost 6 years, them had attendet training, and they also have technical manual book as a guide, and the number benificiaries who do not know about institutional task. The role of institutional views of benificiaries about each role intitutional star from socialization, preparing, implementation, manage, revoluing, constructs, empowerment and verification, constructs, RKTL, empowerment, and verification, get an average score with good category. Beneficiaries incorrectly us the loan funds. Collateral does not cover custemer demant, exceeds the available funds, dificult to determine the co-villagers who are poor and implented empowerment.Item Efektifitas Penggunaan Multimedia Dalam Penyuluhan Pemupukan Padi Sawah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani di Desa Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak(2013-04-27) Rokhim, Abdul; Restuhadi,Fajar; KausarThe media of learning is as an important thing in system component of learning. In order that, the media can affect extent targeted receive an information, one internal factor or target can also affect the acceptance of information. The level of formal education of farmers is very varied and differing educational level also may be easier to receive the information by different media. The methode of this research is used completely randomized design whit two factors: multimedia (audio visual motion and audio visual silence) and education level ( SMA). The number of samples used is 60 rice farmers. Analysis of data used is T test and analysis of variance (ANOVA). The result of analysis showed a very real improvement after seeing multimedia extension. The used of audio visual motion has a better ability than audio visual silence. While the level of education did not significally affect for increasment of respondents knowledge. It can be conclude that the use of audio visual motion is more effective than the use visual silence either on level education SMA. It’s very expected for the illuminator to be albe to use interesting and good illuminatic media therefore it can give influence to the illummition result.Item Efektivitas Penggunaan Multimedia Dalam Penyuluhan Pemupukan Padi Sawah Berdasarkan Tingkat Usia Petani Di Desa Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten siak(2013-07-27) Kelmana, Nico Marfa; Restuhadi,Fajar; KausarThe media of learning is as an important thing in system component of learning. In order that, the media can affect extent targeted receive an information, one internal factor or target can also affect the acceptance of information. The level of age of farmers is very varied and differing age level also may be easier to receive the information by different media. The result of analysis showed a very real improvement after seeing multimedia extension. The used of audio visual motion has a better ability than audio visual silence. While the level of age did not significally affect for increasement of respondents knowledge. It can be conclude that the use of audio visual motion is more effective than the use visual silence either on level age 20-35 or 36-50.Item Efektivitas Penyuluhan Pembuatan Pestisida Alami Dari Daun Pepaya (Carica Papaya) Menggunakan Multimedia Pada Petani di Desa Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir(2013-06-25) Hasanah, Suswatun; Restuhadi,Fajar; KausarThis research is based on a factorial design to evalaluate the effect of visualisation (still frame vs moving video and narration text vs verbal narration) for multimedia presentation. The fine, the were 4 treatments developed in the multimedia, namely: (1) Movie With Verbal Narration and Text (MVT), (2) Movie With Verbal Narration (MV), (3) Still Frame Video With Verbal Narration and Text (SVT) and (4) Still Frame With Verbal Narration (SV). This 10 minutes multimedia presentation were developed in lab Komsos Faperta, University of Riau, explainly the process of making natural pesticides from papaya leaves. The multimedia presentation were presented to 60 respondens in Desa Kempas Jaya, Kabupaten Indragiri Hilir. The 60 respondens were grouped into 4 groups, according to the experimental design above. Result showed that MVT treatments gives the highest score (score= 11,3, t= 0,001) followed by MV (score= 8,73, t= 0,03) and than SVT (score= 8,13, t= 0,569) and the last SV (score= 8,07, t=0,578). It can be concluded, that MVT showed the most effective methode to explain to the respondens about the process of making natural pesticide from papaya leaves.Item Marketing Analysis of Rubber in The Village of Kopah Sub District of Kuantan Tengah District Kuantan Singingi(2013-06-07) Sapri; Sayamar,Eri; KausarThis study aims to analyze the rubber marketing in the village of Kopah , analyze marketing system (cost, margin, profit, and efficiency of marketing) so that it can be concluded which marketing channels are profitable and know how where the relationship between farmers with marketing agencies or middlemen (traders) . This study uses survey, respondents sampling technique is done by sampling rendom. The number of respondents in this study were 43 non-rubber farmers and traders 4 (traders) and 1 group of farmers in the village of Kopah. The results showed that the presence of the rubber farmers' groups in the village of Kopah to give effect to the marketing of rubber that is in the village. Where the marketing channels through which farmers becoming shorter, making it profitable for the farmers who have joined with farmer groups.Item Mitigasi Konflik Gajah-Manusia Menggunakan Sistem Agroforestri Sawit-Hutan Di Kabupaten Bengkalis(2015-08-04) Yoza, Defri; Sulaeman, Rudianda; KausarPertumbuhan penduduk menyebabkan terjadinya penyempitan dan fragmentasi habitat gajah yang berimplikasi pada peningkatan konflik antara manusia dan gajah.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah menganalisis sejauhmana penerapan dan keberhasilan metode-metode yang digunakan dalam mitigasi konflik gajah dan manusia di Kabupaten Bengkalis yang mengalami konflik yang relatif tinggi antara petani kebun sawit dengan gajah. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan dalam tiga tahap yakni :tahap pertama menentukan sejauhmana penerapan metode-metode mitigasi konflik gajah dengan manusia yang terdapat di Kabupaten Bengkalis. Metode-metode yang diterapkan berupa teknik pengusiran terhadap satwa liar, teknik pembuatan parit gajah, teknik pembuatan pagar listrik, teknik penggiringan dan teknik pemindahan atau relokasi. Tahap kedua merumuskan metode mitigasi dengan menggunakan sistem agroforestri dikombinasikan dengan kelebihan dan kekurangan metode yang telah diterapkan sebelumnya. Tahap ketiga menerapkan metode mitigasi konflik gajah sistem agroforestri di lapangan. Kondisi habitat gajah yang terdapat di sekitar Duri dalam kondisi terfragmentasi oleh pemukiman masyarakat, jalan dan perkebunan sawit serta hutan tanaman industridimana gajah banyak memanfaatkan daerah tepi hutan dan semak belukar untuk pakan gajah.Populasi gajah terdiri dari sub populasi jantan sebanyak 1-2 ekor sedangkan sub populasi betina sebanyak >3 ekor dengan total populasi sebanyak + 35 ekor.Habitat gajah masih dapat mendukung kebutuhan pakan namun per ha sudah tidak mampu lagi mendukung satu ekor gajah sedangkan untuk jalur jelajah gajah dengan populasi berkisar 35 ekor sudah tidak mampu lagi didukung oleh luasan tersebut.Masyarakat menggunakan cara yang sederhana dalam mengusir gajah yakni dengan cara membunyikan petasan sedangkan perusahaan menggunakan parit gajah. Cara yang mudah dan murah menggunakan tanaman pengusir gajah pada kebun masyarakat dan tanaman pakan di luas kebun masyarakat.Masyarakat berharap agar gajah-gajah yang berkonflik dapat dipindahkan atau tidak mengganggu kebun sawit masyarakat dan biasanya masyarakat mengusir gajah dengan menggunakan bunyi-bunyianItem PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU ASAP CAIR (CUKA KAYU) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KEBUN KELAPA SAWIT(2013-04-01) Rustam, Rusli; Sulaeman, Rudianda; Emas Manurung, Gulat Medali; KausarPesatnya pertumbuhan kebun kelapa sawit di provinsi Riau merupakan implikasi dari kebijakan perkebunan nasional yang terus mendorong berkembangnya perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sampai awal tahun 2012, luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau telah mencapai luas 2,1, juta ha. Sekitar 51 % atau + 1,1 juta ha merupakan kebun sawit rakyat (Statistik Perkebuna Riau, 2012). Sedangkan luas perkebunan perusahaan negara mencapai 79.546 hektare, luas perkebunan swasta mencapai 906.978 hektar.Potensi limbah perkebunan kelapa sawit dan pabriknya yang berlimpah, melalui sentuhan teknologi telah banyak dimanfaatkan dan menghasilkan berbagai keguanaan seperti pakan ternak maupun kompos. Semua produk tersebut dalam pelaksanaanya belum dapat memenuhi kebutuhan petani dalam mengurangi biaya perawatan kebun. Alternatif lain yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan petani dalam mengoptimalkan perawatan kebunnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit tersebut menjadi produk asap cair.Potensi limbah perkebunan kelapa sawit dan pabriknya yang berlimpah, melalui sentuhan teknologi telah banyak dimanfaatkan dan menghasilkan berbagai keguanaan seperti pakan ternak maupun kompos. Semua produk tersebut dalam pelaksanaanya belum dapat memenuhi kebutuhan petani dalam mengurangi biaya perawatan kebun. Alternatif lain yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan petani dalam mengoptimalkan perawatan kebunnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit tersebut menjadi produk asap cair.Item Persepsi Debitur Pedagang Daun Pisang Terhadap Produk Kredit Bakulan di Pt Permodalan Ekonomi Rakyat (PER) Pekanbaru(2013-06-26) Utami, Rika Dwi; Yulida,Roza; KausarPT Permodalan Ekonomi Rakyat is one of the regional owned enterprises in Riau Province that provide funding assistance with bakulan credit product that lending given to members upon request Business Partner, the responsibilities loan repayment installments to be paid off entirely in the Business Partner. This study aims to determine how the implementation of Bakulan credit for banana leaf, trader know banana leaf trader perceptions as a debtor PT Permodalan Ekonomi Rakyat about Bakulan credit and know the banana leaf trader existing problem in accessing and obtaining bakulan credit,in to the lending credit to PT Permodalan Ekonomi Rakyat in the community. The method used in this research is descriptive method and the Likert scale. Sampling was conducted to 30 respondents ie banana leaf traders who are also mostly have jobs as farmers. Implementation of bakulan credit PT PER that referto company manual book for market target in the research is bussinees group, the maximum of credit for banana leaf trader amount Rp 2.000.000 with interest 1% for 10 day and bonding cost amount Rp 10.000. distribution method using the indirect method with requirement is in conformity BPP and debtor is not required to submit collateral to company. Perception the banana leaf traders debtors percaption to bakulan credit product is considered good enough by the debtor with a total score obtained is 2.172 with a good enough category perception. Problems banana leaf traders is chairman of the group delay in handing over money to the company and problems in PT Permodalan Ekonomi Rakyat ie bad credit and also the lack of credit analys.Item Profil Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Desa Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar(2015-07-03) Sayamar, Ery; Arifudin; Yulida, Roza; Yusri, jumatri; Cepriadi; KausarPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik internal dan ekstemal petani petani kelapa sawit, serta persepsi dan sikap petani terhadap usahatani kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dimana data diambil dengan melakukan wawancara menggunakan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan. Sampel penelitian ini adalah petani kelapa sawit pola swadaya yang diambil dengan menggunakan metode simpel random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa karakteristik intemal, petani umumnya termasuk usia produktif, namun tingkat pendidikan mereka umumnya rendah. Jumlah tanggungan keluarga relative kecil, dengan luas lahan usahatani umumnya 2-3 Ha. Tingkat pendapatan petani antara Rp. 1.000.000,- s.d Rp.3.000.000,- dengan pengalaman bemsahatani yang rata-rata sudah relative lama yaitu 8 s.d 19 tahun. Tingkat kekosmopolitan petani responden masih rendah. Dilihat dari karakteristik ekstemalnya, kondisi lingkungan menumt petani sangat mendukung untuk melakukan usahatani kelapa sawit. Petani masih kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi dan harga sarana produksipun dirasakan petani masih mahal. Di Desa Senama Nenek tidak ada penyuluhan usahatani kelapa sawit. Sumber informasi tentang usahatani kelapa sawit hanya didapatkan petani dari teman sesama petani dan tetangga mereka. Persepsi petani tentang usahatani kelapa sawit, bahwa usahtani kelapa sawit menguntungkan dan cukup mudah untuk diusahakan. Petani juga berpendapat bahwa usahatani kelapa sawit tidak memsak lingkungan. Sikap positif ditunjukkan oleh keluarga dan masyarakat sekitar yaitu berupa dukungan terhadap usahatani kelapa sawit yang diusahakan petani responden.Item Strategi Pengembangan Agroindustri Nenas Berbasis Kelompoktani di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar(2012-11-30) Barutu, M. Giovani; Yulida,Roza; KausarThe purpose of this research is to knowing the characteristic of farm group and pineapple’s agroindustry. To identify the strength, weakness, thread, and opportunity on agroindustry development based on farm group at Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. The analityc method used in this research is survey method with a data collecting system of purposive sampling. Analytic approach of data which is being used on this research is SWOT. This research result shows that there are seven farm groups located on Desa Kualu Nenas. The chosen number of respondent from seven farm groups consist of 63 people and 10 members are agroindustry’s entrepreneurs. The strength is the basic materials which are coming from origin resources, particular role of farm group members in the condition of basic material lackness. The weaknesses are the function of farm group which is not active enough, facilities and infrastructures which are still on the condition of lackness. Opportunity is the ability to form a group effort if there is a member of group who doesn’t has enough assets. Threads are market demands and consuments taste which are changing and changing in times, lack of communications between farm groups. The strategy to develop agroindustry based on farm group on Desa Kualu Nenas will be better by making some sub-products so it will increase the number of ready product of pineapple to be more variated and it needs particular role of government in a development of farm and agroindutry of pineapples’s.Item TEORY DAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI PERTNIAN : MEMBANGUN SOSIOLOGI PERTANIAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM(2014-02-21) Kausar; Sayamar, Ery; CepriadiSosiologi sebagai suatu ilmu penegtahuan yang empiris mengalami perkembangan yang sangta pesat dalam beberapa decade terakhir ini, seiring dengan laju perkembangan peradapan manusia dengan berbagai permasalahan yang kompleks. Sosiologi memiliki banyak cabang keilmuan dan lintas ilmu, salah satunya dalah sosiologi pertanian dan sosiologi pedesaan. Dua ilmu sosiologi ini (sosiologi pertanian dan sosiologi pedesaan) menjadi matakuliah wajib di berbagai perguruan tinggi di indenesia tidak saja pada jurusan sosilogi fakultas ilmu social dan ilmu politik (fisipol) namun juga pada jurusan social ekonomi pertanian fakultas pertanian. Ilmu sosiologi pertanian merupakan ilmu yang relative baru berkembang, sebagai ilmu yg relative baru maka literature ataupun referensi tentang sosiologi pertanian masih sangat sedikit, apalagi teori dan perspektif yang sesuai dengan konteks masyarakat pertanian di Indonesia. Literature tentang sosiologi pertanian yang saat ini banyak berorientasi pada perspektif para sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang majemuk. Kekuatiran lain dengan digunakannya teory ataupun perspektif barat untuk melihat masyarakat non-barat dapat melahirkan “ imperialism akademik”salah satu alternative untuk melahirkan teory baru adalah dengan menggunakan kearifan local menjadi basis teri dan perspektif yang empiris dalam sosiologi pertanian, untuk menjawab keterbatasan teory dan perspektif sosiologi pertanian dari barat yang belum tentu semuanya sesuai dengan kondisi masyarakat di tempat lain. Khususnya di Indonesia dan Negara berkembang lainya. Kearifan local dan teory serta perspektif barat bias saja dipadukan dalam menganalisis masalah social dalam masyarakat pertanian yang semakin kompleks seperti saat ini. Maka dalam membuat kurikulum matakuliah dan praktikum sosiologi pertanian sudah seharusnya materi karifan local dimasukkan dalam kurikulum.