Browsing by Author "Harto, Syafri"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS KINERJA TENAGA MEDIS TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DI PUSKESMAS RUMBIO JAYA KABUPATEN KAMPAR(2016-07-15) Achnes, Sofia; Harto, Syafri; ZulkarnainThis studi was aimed to investigate the performance of medical personel at public health center (Puskesmas) in serving the customer who has following family planning program (KB). Family planning program is intended to help couples or individual family planning in achieving the goal of reproduction in a responsible manner in order to build a small happy prosperous family. The sample in this study were all employees of the Public Health Center (Puskesmas) Rumbio Jaya and people who used this health service facility for about 77 respondent. The data was taken by using questionnaire, interview guide, and observation. The result findings showed that the effectiveness of public services in health centers of Rumbio Jaya Kampar as presented as good in criteria. The most influencing cases in the implementation of the family planning program in the Rumbio District are communication and resources, while the terms of the disposition / attitude of the implementers and bureaucratic structures was categorized as not run well. Besides, there were other factors that affect the implementation of family planning programs, such as the lack of traditional leaders’ and religious leaders’ participation and support in the Rumbio DistrictItem Identitas Budaya Proto Melayu Suku Asli Anak Rawa Di Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau (Perspektif Antropologi Ekologis)(2016-01-05) Sidiq, Siti Sofro; Harto, SyafriManusia dan alam menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembentukan budaya. Berbagai pendapat ahli menyatakan bahwa lingkungan ekologis selalu berhasil memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produk budaya sebuah kelompok masyarakat. Masyarakat proto melayu merupakan kelompok yang identik dengan ketergantungannya terhadap alam. Salah satu di antaranya masih dapat ditemukan di Desa Penyengat, yaitu Suku Asli Anak Rawa. Mata pencaharian berburu meramu dan pengaruh kepercayaan terhadap ajaran nenek moyang mampu dicirikan dalam kehidupan kesehariannya. Melalui perspektif antropologi ekologis, penelitian ini berusaha untuk mengungkap identitas Suku Asli Anak Rawa sebagai bagian dari proto melayu yang masih tersisaItem Komunikasi Krisis Dan Alam Persekitaran: Kes Jerebu Di Provinsi Riau, Indonesia(2015-10-08) Nasution, Belli; Harto, SyafriProvinsi Riau nampaknya belum akan keluar dari krisis alam persekitaran yang disebabkan oleh jerebu yang hampir setiap tahunnya menjadi ‘konsumsi’ wilayah ini. Walaupun secara alamiah provinsi Riau memang wilayah yang sangat rawan kebakaran lahan gambut dan hutan, namun dalam berbagai kes jerebu ini faktor alamiah hanyalah salah satu penyebab dengan bahagian yang sangat kecil, faktor terbesar justru datang dari ketidak mampuan kerajaan dalam mengurus alam persekitaran serta melakukan komunikasi krisis terhadap masyarakat. Tulisan ini mencoba memberikan solusi terhadap komunikasi yang akan dilakukan para pembuat kebijakan, khususnya kerajaan daerah provinsi Riau dalam situasi krisis alam persekitaran disebabkan jerebu yang menimpa masyarakat setiap tahunnya.Item Membaca Inovasi Daerah Dari Kasus Das Dosan,Siak(2016-01-05) Anwar, Khairul; Harto, Syafri; Isril; Asrida, WanPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan inovasi di daerah aliran sungai (DAS) dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan mengambil contoh kasus Program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Masyarakat (P3KS) di kampung Dosan Kabupaten Siak 2007-2015 Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan itu adalah menggabungkan pendekatan Modern Political Economy dan governability. Hasil studi ini menemukan bahwa pertama,; inovasi Daerah ditentukan oleh kapasitas manajerial dan politik kepala daerah Kedua,Lingkungan politik,kepemimpinan dan kemampuan membangun jaringan kerjasama adalah faktor kunci inovasi Daerah; Ketiga, pentingnya mendorong pengembangan nilai-nilai harmoni bukan konflik di tengah-tengah masyarakat lokal DASItem MODEL PENGELOLAAN HUTAN DESA BERKELANJUTAN(perpustakaan UR, 2021-03) Mayarni, Mayarni; Harto, SyafriTerkait pengelolaan hutan desa di wilayah Provinsi Riau memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri yang berbeda dengan pengelolaan hutan desa di daerah lain seperti di Bantaeng, Lampung, Bengkulu, Sumatra Barat atau Pulau Jawa pada umumnya. Diketahui bahwa perizinan hutan desa di Riau pada umumnya merupakan lahan bekas lahan dari perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Hutan desa Kenegerian Gunung Sahilan merupakan bekas zona pemanfaatan kawasan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) oleh PT. Hutani Sola Lestari (HSL) yang menyimpan begitu banyak potensi dan mampu mendatangkan banyak nilai ekonomi bagi masyarakat di sekitar hutan desa. Namun demikian, kondisi hutan tersebut bukan lagi merupakan hutan primer. Fakta yang terjadi bahwa LPHD dan masyarakat belum dapat memanfaatkan hutan desa sehingga belum memberikan berdampak kepada perekonomian masyarakat, padahal Rencana Pengelolaan Hutan Desa jangka panjang (35 tahun), rencana jangka menengah (10 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun) telah disusunItem PARTAI POLITIK & DEMOKRASI PROSEDURAL(2020-02) Yusri, Ali; Harto, Syafri; Adlin, Adlin; Wazni, WazniKonstruksi demokrasi di dalam sistem politik Indonesia, sebagaimana di negara-negara modern lainnya adalah menggunakan sistem perwakilan (representative democracy) yang dipilih melalui Pemilu (Marijan, 2010). Gelombang demokrasi di Indonesia dimulai setelah kejatuhan Soeharto, ditandai dengan adanya pelaksanaan pemilihan umum yang benar-benar bebas untuk memilih anggota legislatif di tahun 1999 (Elson, 2009). Namun masalah utama pemilu di Indonesia pada era reformasi tidak terletak pada kualitas pelaksanaan Pemilu, melainkan pada lemahnya akuntabilitas politik dari institusi politik yang ada. Pemilu legislatif telah dilaksanakan cukup demokratis, namun anggota legislatif terpilih yang merupakan wakil partai politik akuntabilitasnya lemah terhadap pemilih dan pendukungnya (Sulistiyo, 2002). Padahal akuntabilitas politik yang berhubungan dengan adanya rasa tanggung jawab anggota legislatif terpilih setinggi mungkin terhadap para pemilihnya adalah sangat penting, bahkan perwakilan yang terpilih dinilai tidak ada artinya tanpa akuntabilitas (Reynold, 2001).Item Partisipasi Masyarakat Dalam Mengembangkan Desa Wisata Dan Dampak Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Wisata Buluhcina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar(wahyu sari yeni, 2019-03-21) Ismandianto, Ismandianto; Harto, SyafriSektor pariwisata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan lapangan kerja dan menjadi multiplier effect untuk pengembangan sektor perekonomian yang lain. Objek wisata yang dimiliki Riau belum ditata dengan baik menjadi daya tarik wisata unggulan, padahal potensinya sangat besar karena alam yang dimiliki masih asli dan memiliki budaya khas dan unik Riau. Potensi pariwisata di Riau terdiri dari wisata alam, wisata budaya, dan wisata sejarah. Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Partisipasi Masyarakat Dalam Mengambangkan Desa Wisata dan Dampak Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Wisata Desa Buluhcina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar”. Desain penelitian merupakan perencanaan, struktur dan strategi penelitian dalam menjawab pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan yang mungkin terjadi. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Di dalam penlelitian ini penulis menggunaka metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulan bahwa perubahan fisik desa dan perubahan dalam masyarakat menjadi tuntutan sebagai konsekuensi untuk memberikan kepuasan bagi pengunjung. Beberapa hal yang menjadi dasar bagi perubahan fisik dan masyarakat di desa wisata adalah potensi yang ada di wilayah tersebut, baik potensi fisik, sosial ekonomi, budaya dan potensi sumberdaya manusia dan kebutuhan pengunjung akan paket wisata. Partisipasi anggota usaha ekonomi desa dalam mengevaluasi program pariwisata yang dilakukannya sudah tergolong sangat baik. Anggota usaha ekonomi desa melakukam pertemuan rutin untuk mengevaluasi keberlanjutan program yang sedang dilaksanakan. Selain itu, usaha ekonomi desa juga berpartisipasi dalam pertemuan rutin yang diadakan oleh BKM Kabupaten Kampar setiap satu tahun sekali yang sering disebut dengan Rembug Warga Tahunan (RWT).Item Pengembangan Desa Wisata Berbasis Lingkungan (ECOTOURISM) Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Harto, SyafriPariwisata merupakan sektor unggulan (leading sector) dan berkontribusi penting untuk pembangunan wilayah pada suatu negara dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (UNWTO dalam Elfindri dan Sari Lenggogeni, 2017). Sektor ini menjadi tumpuan ekonomi negara di tengah ketidakpastian sektor minyak dan gas yang terus mengalami fluktuasi harga sehingga arah membuat sektor ini (pariwisata) semakin besar dan ditujukan pada peningkatan kualitas daya saing destinasi melalui investasi pariwisata. Ekspansi pariwisata serta diversifikasi berkelanjutan juga telah mempercepat pertumbuhan pariwisata di dunia Akibatnya, alokasi anggaran Pemko tidak dapat dilakukan baik untuk pemeliharaan, pemugaran maupun penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dukungan potensi objek wisata di Pulau Penyengat dalam rangka mendukung pariwisata di Pulau Penyengat, dan merumuskan strategi yang sesuai untuk pengembangan Desa Wisata yang berbasis ekowisata dan pariwisata pusaka di Pulau Penyengat. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Data diperoleh dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan kualitatif, pengamatan dan pengukuran lapangan, wawancara dan dokumentasi. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata Pulau Penyengat tergolong dalam partisipasi manipulasi. Hasil penelitian adalah Potensi pariwisata Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata berbasis lingkungan (ecotourism). Potensi-potensi itu dapat dikelompokkan ke dalam potensi alam (nature), potensi budaya (culture) dan potensi kreatifitas manusia (man made)Item Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Objek Pariwisata Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau(2016-01-07) Harto, SyafriPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Objek pariwisata Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunaka nmetode deskriptif kualitatif, metode kualitatif untuk pengolahan data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara dan pengamatan di lapangan. Semua informasi yang dikumpulkan dipelajari sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, dengan populasi seluruh warga yang berdomisili di Pulau Penyengat, sedangkan sampel terbagi dalam 2 subjek yaitu pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka hasil yang di dapat yaitu mengenai peran masyarakat dalam pengelolaan objek atau pengelolaan di kawasan objek wisata Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau masih terdapat kekurangan dan dibutuhkan perhatian pemerintah serta kerjasama masyarakat dalam mengembangkan objek wisata di kawasan tersebut, hal ini disebabkan kurangnya pemberdayaan potensi sumberdaya manusia di kawasan Pulau Penyengat. Pulau Penyengat yang tidak begitu luas sebenarnya bukan menjadi kendala bagi dunia pariwisata untuk mengembangkan daya tarik wisata dan keunikan dari daerah wisata tersebut. Pulau Penyengat yang sudah menjadi objek wisata unggulan seharusnya bisa mendatangkan banyak wisatawan berkunjung.Item Politik Pengelolaan Das Di Riau: Negara Harus Kuat(wahyu sari yeni, 2018-08-19) Anwar, Khairul; Harto, SyafriMakalah ini bertujuan menjelaskan pola interaksi aktor dalam situasi konflik di DAS Siak dengan mengambil contoh kasus kampong Dosan. Metode yang digunakan adalah mengidentifikasi; (1)Siapa saja aktor yang terkait dalam pengelolaan DAS dan apa kepentingannya? (2) Apa preferensi politik para aktor lokal dan,(3) Bagaimanakah cara para aktor mengorganisir diri dan berkoalisi dengan kelompok-kelompok sosial? Penelitian ini bersandarkan model teori negara developmentalis (developmental state). Hasil penelitian ini adalah berupa model politik sinergi kelompok yang diaplikasikan ke DAS Siak. Model ini memiliki empat elemen pokok yaitu aktor,kepentingan,basis sosial, dan sumberdaya. Keempat unsur tersebut mensinergikan para pelaku pemerintah,masyarakat dan pelaku bisnis ke dalam tiga tahapan proses kebijakan yaitu A.isu kebijakan.B. Masalah kebijakan. C. Kebijakan sektor publik. Implementasikan model sinergi kelompok di DAS Siak ditentukan oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut: (1) faktor eksternal berupa kebijakan ekonomi pusat dan Daerah bidang kehutanan dan perkebunan,pertanahan dan industri. (2) Faktor internal dari kampung Dosan meliputi para aktor Dosan, Kepntingan aktor, pengetahuan sosial masyarakat,kapasitas teknokratik dan kapasitas politik pemimpin Daerah. Strategi yang efektif adalah langkah yang memadukan antara kapasitas teknoratik dan kapasitas politik; (3) faktor eksternal dan internal masyarakat memnentukan penerapan model konteks pengelolaan DAS dalam situasi konflik DAS SiakItem Strategi Pengembangan Ekowisata Dan Pemeliharaan Cagar Budaya Di Pulau Penyengat(wahyu sari yeni, 2019-03-11) Harto, SyafriPenelitian ini membahas tentang strategi pengembangan ekowisata dan pemeliharaan cagar budaya di Pulau Penyengat Kota Tanjung Pinang Provinsi Riau. Kepulauan Riau memiliki aset yang sangat melimpah ruah di bidang Pariwisata. Karena 60% kawasan Kepulauan Riau merupakan perairan (laut), maka menjadikan Kepulauan Riau terkenal akan sektor pariwisata di bidang bahari yang menjanjikan. Disisi lain, Kepulauan Riau yang merupakan Bunda Tanah Melayu memiliki segudang adat-istiadat, objek wisata yang memiliki nilai sejarah serta atraksi wisata yang dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik. Disisi lain, Kepulauan Riau yang merupakan Bunda Tanah Melayu memiliki segudang adat-istiadat, objek wisata yang memiliki nilai sejarah serta atraksi wisata yang dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik. Tidak cukup sampai disitu pulau-pulau yang eksotis ditambah kearifan lokal yang terkandung di dalamnya menjadikan Kepulauan Riau menjelma menjadi destinasi baru bagi Indonesia untuk dipromosikan ke mancanegara.Oleh karena karakteristik lingkungan di Pulau Penyengat serta isu-isu pengembangan kawasan wisata, maka kedua hal ini dapat dijadikan landasan pemilihan obyek penelitian karena dimungkinkan untuk menerapkan berbagai asumsi dalam upaya pengembangan ekowisata berdasarkan daya dukung lingkungan di wilayah tersebut. Dengan demikian, akan dihasilkan output penelitian yang baik guna mengurangi permasalahan yang ada di wilayah studi ini. Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti strategi pengembangan ekowisata dan pemeliharaan cagar budaya di Pulau Penyengat guna meningkatkan mutu lingkungan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan (Mixed Methode Research). Penelitian gabungan atau lebih dikenal dengan istilah multimetodologi dalam operations research, merupakan pendekatan penelitian yang memadukan penjaringan dan analisis kuantitatif dan kualitatif. Metode tersebut digabungkan untuk mendeskripsikan semua fakta yang terkait dengan potensi kawasan dalam pengembangan ekowisata serta strategi yang sesuai untuk mengembangkan kawasan wisata alam (ekowisata) di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi sejarah, potensi budaya dan adat istiadat di Pulau Penyengat dalam rangka mendukung pariwisata di Pulau Penyengat. Mengkaji karakteristik masyarakat sehingga terlihat bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup khususnya cagar budaya di Pulau Penyengat. Merumuskan strategi yang sesuai untuk pengembangan ekowisata di Pulau Penyengat. Serta bias memberi rekomendasi langkah-langkah dalam upaya keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat tempatan dalam usaha memelihara dan melestarikan lingkungan untuk mendukung ekowisata di Pulau Penyengat