Browsing by Author "Elfina S, Yetti"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
Item ANTIMICROBIAL TEST CHROMOLAENA ODORATA, AZADIRACHTA INDICA LEAVES POWDER AND THEIR COMBINATIONS IN CONTROLLING SEED BORNE FUNGI AND THE EFFECTS ON RICE SEED GERMINATION(2014-04-14) Puspita, Fifi; Elfina S, Yetti; ArtikaRice (Oryza sativa L.) is a rice plants that became the food of most people in Indonesia. The puspose of this study was to determine the ability of antimicrobial Chromolaena odorata, and Azadirachta indica leaves powder and their combinations to control seed borne pathogens and their effect on rice seed germination. The study was conducted at the of Plant Diseases and Plant Breeding Laboratory of Agriculture faculty Riau University from June until Septenrber 2011. The research was carried out experimentally using complete Randomized Design (CRD) with four treatrnents and five replicatiorrs. The treatmertt provides is non leaves powder (T0); leaves powder of Chromolaena odorata (Tl), leaves powder of Azadirachta indica (T2) and leaves powder combinations of Chromolaena odorata + Azadirachta indica (T3) The parameters observerved was diameter colonies of the seed borne fungus on petridish (rnm). growth inhibition of seed-borne fungus by lcaves powder, persentage infections of rice seed borne furrgus and persentage of seed germination. The results of identification based on morphological characteristics found sorne fungi seed-bornepathogen such as cercospora , sp, Rhizopus sp, Rhizoctonia sp (l), Rhizoctonia sp (2), Mucor sp (l) arrd Mucor sp (2).The treatment leaves powder of Chromolaena odorata , Azadirachta indica and the combinations can control of Cercospora sp, Rhizopus sp, Rizoctonia sp and Mucor sp in in-vitro. The treatment leaves powder of Azudirachta indica has a greater ability to control rice seed borne fungus can reduce average percentage infection of Cercospora sp by, 81.82% , Rhizopus sp by 90% Rhizoctonia sp 92.65%i,. and Mucor sp 77.78% compared with non leaves powder. The leaves powder treatment of C. odorata, A. indica. and both combination (A. indica + C. odorata) could trigger the seed ability to normal germination on tensile papper.Item IDENTIFIKASI PENYAKIT KELAPA SAWIT (ELAEISGUINEENSIS JACQ) DAN TINGKAT SERANGANNYA DI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR(2014-02-25) Elfina S, Yetti; Venita, Yunel; Ali, MuhammadKabupaten Kampar merupakan Kabupaten yang memiliki perkebunan sawit rakyat terluas di Provinsi Riau yaitu seluas 148.077 ha atau 17,75 oA dari luas total kebun sawit rakyat di Provinsi Riau seluas 834.368 ha (Dinas Perkebunan Provinsi Riau, 2009), perkebunan sawit yang ada di Kabupaten Kampar sebagian besar berada di Kecamatan Tapung. Penurunan hasil panen tandan buah segar kelapa sawit terjadi sepanjang waktu terakhir khususnya di perkebunan sawit rakyat yang ada di Kecamatan Tapung, penurunan ini disinyalir akibat kerentanan tanaman terhadap penyakit dan varietas dari tanaman yang tidak bagus. Awal dari suksesnya penanaman kelapa sawit ditentukan pada bibit yang ditanam, pembibitan yang diusahakan oleh rakyat yang ada di Kecamatan Tapung rata-rata telah banyak terserang penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur dan adJjuga karena kekurangan unsur hara. Para petani yang mengusahakan pembibitan telapa sawit yang ada di Kecamatan Tapung kebanyakan tidak mengerti tentang kultur teknis secara benar dalam hat pembibitan dan dalam hal pengendalikan penyakit yang menyerang bibit- Tujuan dari penelitian adalah unhrk mengetahui jenis penyakit yang menyerang, penyebab penyakit dan tingkat serangannya pada pembibitan utama kelapa sawit di Kecamatan Tapung kabupaten Kampar. Penelitian ini menggrurakan metoda survey lapangan di lahan pembibitan utama kelapa sawit milik rakyat yang ada di Kecamatan Tapung. Penentuan daerah(desa) sampel dengan tekntk purposive sampling. Daerah sampel yaag dipilih adalah Petapahan laya, Karya lndah dan Bencah kelubi daerah ini merupakan desa yang memiliki areal pembibitan kelapa sawit di Kecamatan Tapung. Masing-masing desa dipilih 5 petak sampel yang berukuran 15 meter x 15 meter. Tiap petak sampel diambil 5 tanaman sebagai sampel yang diambil secara acak. Pada masing-masing tanaman sampel dilakukan pengamatan penyakit yang menyerang dan tingkat keruskannya. tingkat kerusakan tanaman dihitung dengan metode Natawigena (1993), data jenis dan gejala masing-masing penyakit, karakteristik patogen penyebab penyakit dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebanyakan pembibitan utama kelapa sawit yang ada di kecamatan tapung terserang penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Culvularia sp., jamur Cercospora sp. dan jamar pestalotia sp.penelitian juga menemukan banyaknya bibit yang tidak dapat tumbuh normal akibat kekurangan unsur hara penting yaitu NitrogenItem In Vitro Antagonistic Examination Of Trichoderma pseudokoningii Rifai Againts Ganoderma boninense PAT.(2013-06-21) Saputra, Rachmad; Elfina S, Yetti; Ali, MuhammadThe use of organic matters such as bagasse, rice husk, shrimp shell and dregs as a source of nutrients for Trichoderma pseudokoningii Rifai is very important. T. pseudokoningii are formulated in such matters expected to be used as a biological control agent against the Ganoderma boninense Pat. which causes stem rot disease in oil palm plantations. This study aimed to determine the effect of some organic matters and its combinations, and to get a suitable organic matters and its combinations in support the antagonist of T. pseudokoningii to inhibit G. boninense in vitro. This research has been conducted in the Laboratory of Plant Pathology, Agriculture Faculty, University of Riau which lasted for 4 months from May to August 2012. This study has been conducted using a completely randomized design consisted of 15 treatments (bagasse, rice husk, shrimp shell, dregs and its combination) and 3 replications. Data obtained from the observations were statistically analyzed using analysis of variance, followed by Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT). The results indicated that there is an significant effects caused by some organic matters and its combinations on the antagonistic fungus T. pseudokoningii in inhibiting G. boninense in vitro. Rice husk, bagasse, bagasse+rice husks and bagasse+dregs gave a good ability to support the growth and ability of the fungus T. pseudokoningii to inhibit G. boninense compared with other organic matters composition. This research also indicated that the use of shrimp shell, bagasse+shrimp shell, rice husk+shrimp shell, shrimp shell+dregs and rice husk+shrimp shell+dregs causes the growth of fungus T. pseudokoningii fully inhibited.Item PEMANFAATAN ALANG-ALANG SEBAGAI BAHAN DASAR BIOFUNGISIDA DENGAN PERLAKUAN BERBAGAI LAMA PENYIMPANAN UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR GANODERMA BONINENSE PAT SECARA IN VITRO(2014-04-14) Elfina S, Yetti; Ariani, Erlida; Venita, Yunel; Marvihayani, RiaPenyakit busuk pangkal batang disebabkan jamur Ganoderma boninense menjadi masalah utama perkebunan kelapa sawit di Indonesia. pengendalian yang banyak dilakukan terhadap penyakit ini yaitu menggunakan fgngisida kimia sintetik. Penggunaan fungisida kimia sintetik yung tidak Luput dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. oleh karena itu, pengendalian hayati dengan menggunakan Trichoderma pseudokoningii dapat menjadi alternatif pengendalian yang lebih ramah Iingkungan. Aplikasi Trichoderma sp di lapangan umumnya masih dalam bentuk substrat dan kompos, cara ini dirasa kurang praktis, sehingga agens hayati Trichoderma pseudokoningii tersebut perlu diformulasi bahan organic yang berasal dari alang-alang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi. Bahai organic pencampur. Keefektifan suatu formulasi biofungisida dipengaruhi oleh lama penyimpanan yang mana semakin lama waktu penyimpanan suatu formulasi biofungisida maka akan semakin turun viabilitas hidup agensia Trichoderma pseudokoningii. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan formulasi biofungisida yang mengandung alang-alang dengan bahan- aktif Trichoderma pseudokoningii terhadap jamur banoderma- boninense pat secara in vitro. Perlakuan yang diberikan adalah lama waktu penyimpanan formulasi biofungisida yang berbahan aktif T pseudokoningii pada sumber nutrisi alang-alang yang dicampurkan dengan bahan pembawa (kaolin) dan bahan pencampur tepung tapioka dengan perbandingan 2:1 yaitu p1= 0 minggu, p2= 2minggu, P3: minggu, p4= 6 minggu, dan p5= 8minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan 4 minggu merupakan penyimpanan yang terbaik biofungisida dengan bahan organik alang-alang. Penuruanan daya hambat dari T pseudokoningii dalam formulasi biofungisida terjadi setelah penyimpanan 4 mingguItem PENGGUNAA AGENS HAYATI TRICHODERMA LOKAL RIAU SEBAGAI BIOFERTILIZER DAN BIOPESTISIDA DALAM PHT UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT DAN MENINGKATKAN PRODUKSI PADI(2013-08-30) Elfina S, Yetti; Rasyad, Aslim; Rustam; Agussalim; Efendi, Jefri; EfitarahmiPadi merupakan salah satu komoditas tanaman yang penting dan bernilai ekonomis Tinggi di Indonesia, termasuk di propinsi Riau. Produktivitas tanaman padi belum maksimal di Riau, hal ini disebabkan karena budidaya padi masih menggunakan cara konvensional sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. Praktek pertanian konvensional yang masih umum dilakukan oleh para pelaku pertanian padi di Riau dalam meningkatkan produksi padi adalah pengguanan pupuk anorganik dan pestisida. Tindakan ini dikuatirkan sernakin menguras sumberdaya alam, mengurangi keanekaragaman hayati, menimbulkan penncemaran lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pestisida yang cendrung berlebihan dan tidak terkontrol. Menghadapi kenyataan tersebut di atas perlu segera diupayakan alternative mengganti pupuk anorganik dan pestisida kimia dengan jenis pupuk dan pestisida yang aman Bagi lingkungan, yaitu salah satunya dengan penggunaan biofertilizer dan biopestisida yang Mengangandung bahan aktif Trichoderma lokal Riau. Tujuan penelitian ini adalah menemukan teknologi aplikasi penggunaan agens hayati trichoderma lokal Riau sebagai biofeftilizer dan biopestisida dalam PHT untuk pengendalian penyakit dan meningkatkan produksi padi serta dapat menghemat penggunaan pupuk kimia.Item Penggunaan Formulasi Biofungisida dan Pestisida Nabati menggunakan Bahan Lokal untuk Mengendalikan Penyakit Tanaman(2015-04-22) Elfina S, Yetti; Ali, Muhammad; Venita, YunelJamur Trichoderma harzianum Rifai. dapat digunakan untuk mengendalikan jamur Ganoderma boninense Pat, penyebab penyakit busuk pangkal batang pada kelapa sawit. Aplikasi T. harzianum di lapangan umumnya masih dalam bentuk substrat dan kompos. Cara ini dirasa kurang praktis, sehingga agens hayati T. harzianum tersebut perlu diformulasi. Formulasi biofungisida terdiri dari bahan aktif, bahan makanan (sumber nutrisi), bahan pembawa dan bahan pencampur. Bahan organik seperti pelepah daun kelapa sawit, ampas tebu, jerami padi, sekam padi, enceng gondok dan azolla dapat digunakan sebagai sumber nutrisi bagi T. harzianum. Bahan pembawa yang digunakan yaitu kaolin dan pencampur adalah tepung tapioka . Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa bahan organik dalam formulasi biofungisida yang berbahan aktif T. harzianum untuk mengendalikan/menghambat G. boninense secara in vitro 2) untuk mendapatkan bahan organik sebagai sumber nutrisi dalam formulasi biofungisida yang paling mendukung pertumbuhan dan daya hambat T. harzianum terhadap jamur G. boninense secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan yakni tepung pelepah daun kelapa sawit, ampas tebu, jerami padi, sekam padi, enceng gondok dan azolla dan 3 ulangan. Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam, dilanjutkan dengan Duncan’s New Multiple Range Test 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : formulasi biofungisida T. harzianum yang mengandung bahan organik pelepah kelapa sawit, azolla dan ampas tebu mempunyai potensi yang lebih baik untuk mengendalikan jamur G. boninene secara in vitro dan daya hambat jamur T. harzianum terhadap jamur G. boninense tertinggi terdapat pada formulasi biofungisida yang mengandung bahan organik pelepah kelapa sawit yakni 63,86 %.Item Penggunaan Trichoderma Lokal Riau Dalam Kompos Jerami Padi Sebagai Biofungisida Untuk Mengendalikan Penyakit Busuk Pelepah Padi(2016-03-02) Elfina S, Yetti; Rustam; Venita, Yunel; Efendi, Jefri; Ayub, MuhammadPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan kemampuan Trichoderma spp lokal Riau dalam kompos jerami padi untuk miengendalikan penyakit busuk pelepah pada padi. Penelitian terdiri dari 2 tahap, yakni tahap 1 : Uji Potensi Beberapa Isolat Trichoderma lokal Riau Secara in Vitro. Tahap 2 : Penggunaan isolat Trichoderma spp lokal Riau secara in Planta. Penelitian tahap 1 merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian tahap 1 ini adalah uji isolat Trichoderma spp lokal Riau dan tanpa Trichoderma sp) terhadap Rizoctonia solani penyebab busuk pelepah pada padi. I0 = Tanpa isolate Trichoderma, T1 = iosolat T. pseudokoningii. T2 = isolate T. harzianum. T3 = isoalat T. koningii. T4 = isolate T.viride Perlakuan pada penelitian tahap 2 adalah Penggunaan isolat Trichoderma spp dalam kompos jerami padi untuk mengendalikan penyakit busuk pelepah pada padi. : T0 = Tanpa Trichoderma dalam kompos, T1 = kompos dengan T. pseudokoningii. T2 = kompos dengan T. harzianum. T3 = kompos dengan T. koningii. T4 = kompos dengan T.viride. Data yang diperoleh pada pengujian ini dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut DNMRT pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Penggunaan T. pseudokoningii dan T. harzianum dalam kompos jerami padi mempunyai kecenderungan menekan intensitas serangan penyakit busuk pelepah yang lebih baik dibandingkan kompos yang mengandung Trichoderma sp. lainnya pada padi muda umur 6 minggu. 2). Penggunaan kompos jerami padi yang mengandung Trichoderma spp tidak mampu mengendalikan penyakit busuk pelepah padi sampai satu minggu sebelum panen (tanaman berumur 128 hari).Item PENGGUNAAN TRICHODERMA SPP LOKAL RIAU UNTUK PENGENDALIAN ganoderrna boninense pat. PADA PEMBIBITAN AWAL KELAPA SAWIT DI MEDIUM GAMBUT(2014-04-14) Elfina S, Yetti; Puspita, Fifi; Fitridayanti, Nur AfrriKelapa sawit ( Elaeis guinensis facqJ merupakan tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggr karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak n4bati,,Di Indonesia,,kelpa sa1rtmgrupakan salah satu komoditas yang meniadi primadona untuk dikembangkan karena kebutuhan terhadap Crude Palm Ait [CPO] semakin meningkat sebagai bahan baku industri pan€an maupup non pangan dan sebagai bahan bakar alternatif (biodiesel).Item Penggunaan Trichokompos Jerami Padi Dengan Berbagai Stater Trichoderma sp Untuk Mengendalikan Penyakit Busuk Pelepah Dan Blas Pada Padi Sawah(2013-07-06) Efendi, Jefri; Elfina S, Yetti; Venita, YunelThis research is part of a study entitled “The Use of Local Trichoderma Biological Agents of Riau as Biofertilizer and Biopestisides in PHT to Control the Disease and Increase Rice Production“. The objective of this research to determine the effect and the ability of rice straw trichocompost with various stater of Trichoderma spp to control stem rot disease and blast disease in rice (Oryza sativa L.). This study was conducted consisting of laboratory and field experiments from July until December 2011. Experimental study was conducted using completely randomized design with 5 treatments and 3 replications. Each experimental unit consisted of four plants grown in a pot. The treatments were application of trichocompost with various stater Tricoderma spp to control stem rot disease and blast disease in rice include: T0=Without trichocompost, T1=Trichocompost pseudokoningii, T2=Trichocompost harzianum, T3=Trichocompost koningii, and T4=Trichocompost viride. The data is analyzed by using the Analysis of Variance (ANNOVA) and Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) at level 5%. The results showed that the use of trichocompost started by Trichoderma spp not able to control stem rot disease in rice . Using the trichocompost pseudokoningii and trichocompost harzianum tend to be better in slowing the incubation period and reduce the attacks intensity of blast disease on rice in comparison with the use of trichocompost koningii, trichocompost viride and without giving trichocompost.Item Penggunaan Trichokompos Jerami Padi Dengan Stater Trichoderma Sp Yang Berbeda Pada Padi Sawah (Oryza sativa L)(2013-02-21) Rahmi, Efita; Elfina S, YettiThe objective of this study is to determine the impact of trichocompost starter Trichoderma on growth and yield of rice. Experimental study was conducted using completely randomized design with 5 treatments and 3 replications. Each experimental unit consisted of four plants grown in a pot. The treatments were application of trichokompos with Trichoderma sp starter to increase the growth and rice yield including T0=Without trichocompost, T1=Trichocompost pseudokoningii, T2=Trichocompost harzianum T3=Trichocompost koningii, and T4=Trichocompost viride. Data obtained were statistically analyzed using the SAS version 9.0 and differences among treatment mean were tested by Duncan's New Multiple Range Test at the level of 5%. The results showed that the use of trichocompost started by Trichoderma spp increased plant height, plant dry weight and maximum number of tillers of rice. The use of trichocompost did not affect yield components such as the number of panicles, grains per panicle, percentage filled grain and grain weight per pot. However, there was an increase of all the components compared to the control, Plant disease can interfere with the use of rice straw trichocompost in increasing rice production and T. pseudokoningii was better starter to composting rice hay.Item Uji Antagonis Trichoderma pseudokoningii rifai Dalam Formulasi Biofungisida Yang Mengandung Alang-Alang Dengan Lama Penyimpanan Yang Berbeda Terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat Secara In Vitro(2013-02-21) Marvihayani, Ria; Elfina S, Yetti; Venita, YunelStem rot of oil palm is caused by the fungus Ganoderma boninense it is an important thing that must be considered in the cultivation of crops. Farmers Disease control by synthetic fungicides which use regulary but often has a negative impact. Alternative control that can be used that formulation biofungisida. The formulation consists of the active ingredient, food ingredients, mixing materials and carrier materials. Raw foods can be used is the leaves of weeds, carriers can take advantage of kaolin and mixing materials can utilize starch. Biofungisida formulation retention is an important thing to consider because it will affect the antagonistic power of Trichoderma pseudokongii. This study aimed to test the antagonist T. pseudokoningii Rifai in biofungisida formulation containing reeds with different storage time of on fungus G. boninense in vitro and get the best. The experiment was conducted at the Laboratory of Plant Pathology Faculty of Agriculture, University of Riau. The experiment was conducted for 3 months from September to November 2012. Culture of T. pseudokoningii used obtained from fungal culture collection which contained in the Plant Pathology Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Riau. Biofungisida formulation used in the form of flour and stored for 0, 2, 4, 6 and 8 weeks. Storage duration of 4 weeks is the best storage biofungisida formulation which is containing reeds with active ingredients T. pseudokoningii. Inhibition of T. pseudokongii biofungisida in the formulation of the fungus G. boninense very fast at storage time of 4 weeks.Item Uji Antagonis Trichoderma pseudokoningii Rifai Dalam Formulasi Biofungisida Yang Mengandung Beberapa Bahan Organik Terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat Secara In Vitro(2013-02-21) Andriani, Desta; Elfina S, Yetti; Venita, YunelStem rot disease is caused by the fungus Ganoderma boninense which can be main problem of holticulture oil palm in Indonesia. To control stem rot disease still use synthetic chemical fungicides. Biological control by using Trichoderma pseudokoningii can inhibit the growth of fungus G. boninense. The use of Trichoderma sp in the form of the substrate is less practical and efficien in factt, so that biological agens are formulated. Trichoderma sp require organic matter for food, the composition of the organic matter contained in the minimal cellulose. Palm midrib, rice husk, bagasse, rice straw and reeds, the carrier kaolin, tapioca starch used as a mix. To test the viability of storage T. pseudokoningii done. This study aimed to test the antagonist of T. pseudokoningii in the formulation of biofungisida are containing some organic materials as food on growth and development of the fungus G. boninense in vitro and got the exact formulation after storage. The experiment was conducted at the Phytopathology Laboratory of the Faculty of Agriculture, University Riau. The results showed that T. pseudokoningii in formulation of biofungisida which are containing some organic material as a food ingredient for T. pseudokoningii can increase growth and development of the fungus T. pseudokoningii so it can inhibit the growth and development of the fungus G. boninense. The highest ability antogonist of fungus T. pseudokoningii is in 36,25% containing organic palm midrib which saved for 4 weeksItem Uji Ketahanan Beberapa Hasil Persilangan Kelapa Sawit dan Medium Tanam Terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang yang Disebabkan oleh Jamur Ganoderma boninense di Pembibitan(2013-06-21) Samosir, Mario Naldo; Puspita, Fifi; Elfina S, YettiThe present studied aims to know and obtain the better interaction of oil-palm breeding resistance and planting media against of basal stem rot disease caused by Ganoderma boninense Pat in nursery. The experiment conducted from January to June 2012 at Technical Implementation Unit Agricultural Faculty University of Riau and Laboratory of Plant Quarantine Class One Pekanbaru. The research conducted experimentally using Factorial Completly Randomized Design with 3 replications. Data obtained from the observations were statistically analyzed using analysis of variance and tested further by Duncan’s New Multiple Range Test (DMNRT) at 5% level. The better results showed at the combination beetwen breeding of Dura Deli x Pisifera Ekona and Inceptisol soil interact positive to plant growth and midrib palm number of oil palm seedlings. The main effect from breeding of Dura Deli x Pisifera Ekona showed the better quality compared with the other crosses. The main effect of inceptisol (Mb) showed the better ability to improved the quality of oil palm seedlingsItem Uji Pelet Biofungisida Yang Mengandung Beberapa Isolat trichoderma sp. Lokal Riau Terhadap Penyakit Yang Disebabkan Oleh ganoderma boninense pat. Secara In Vitro(2015-08-04) Elfina S, Yetti; Dewi, Rahmi; Ibrahim, RoyPenyakit busuk pangkal batang disebabkan jamur Ganoderma boninense Pat. menjadi masalah utama perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Pengendalian yang banyak dilakukan terhadap penyakit ini yaitu menggunakan fungisida kimia sintetik. Penggunaan fungisida kimia sintetik menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Sebagai alternatif untuk pengendalian penyakit yang disebabkan oleh G. boninense ini yaitu dengan menggunakan agens hayati Trichoderma spp. Pengendalian hayati dengan menggunakan Trichoderma spp. merupakan pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Aplikasi Trichodema spp. di lapangan umumnya masih dalam bentuk substrat dan kompos. Cara ini kurang praktis sehingga agen hayati perlu diformulasikan. Formulasi terdiri dari bahan aktif, bahan makanan, bahan pembawa dan bahan pencampur. Bahan aktif yang digunakan ialah berbagai isolat Trichoderma spp. lokal Riau yang diisolasi dari berbagai rizosfir tanaman yang telah dikoleksi Laboratorium Penyakit Tumbuhan dari penelitian sebelumnya. Bahan organik yang berasal dari pelepah kelapa sawit dapat digunkan sebagai sumber nutrisi. Bahan pembawa yang digunakan yaitu kaolin dan tepung sagu digunakan sebagai bahan pencampur. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi yang mengandung isolat Trichoderma sp. lokal Riau yang terbaik untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur G. boninense penyebab penyakit kelapa sawit secara in vitro. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan beberapa isolat Trichoderma sp lokal Riau sebagai bahan aktif biofungisida pelet untuk mengendalikan jamur G. boninense secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biofungisida pelet yang terbaik dalam menghambat jamur G. boninense penyebab penyakit kelapa sawit adalah biofungisida pelet yang mengandung isolat T. harzianum.