Browsing by Author "Deviona"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item Evaluasi Daya Gabung dan Heterosis Hibrida Hasil Persilangan Half Diallel Lima Genotipe Cabai (Capsicum annum L.) di Lahan Gambut(2015-03-31) Armaini; Deviona; WardatiDalam rangka perakitan varietas baru dilakukan hibridisasi lima genotype secara half diallel yang berguna untuk mengintrogesikan gen pengendali sifat toleransi ke tetua unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya gabung umum dan daya gabung khusus hibrida di lahan gambut. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 15 genotipe hasil persilangan half diallel 5 tetua cabai dengan 3 ulangan. Karakter yang diamati adalah parameter kuantitatif yaitu tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, bobot per buah dan bobot buah per tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA, karakter genotype F1 yang berpengaruh nyata dianalisis lanjut dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) taraf 5 %. Selanjutnya dilakukan analisis daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa genotype C5 memiliki nilai daya gabung umum terbaik untuk karakter diameter batang, diameter buah, bobot per buah dan bobot buah pertanaman, genotype C159 memiliki nilai daya gabung umum terbaik pada karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus dan lebar tajuk dan genotype C 120 memiliki nilai daya gabung umum terbaik untuk karakter panjang buah. Kombinasi persilangan yang memiliki nilai daya gabung khusus tinggi untuk karakter hasil adalah genotype C5 X C120.Item Kajian Aplikasi Campuran Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (pogestemon cablin benth) Dibawah Naungan Kajian Aplikasi Campuran Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (pogestemon cablin benth) Dibawah Naungan.(2013-01-05) Deviona; Tatik Maryani, AnisPenelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari pemberian pupuk anorganik dan organik serta campuran kedua pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan mengkaji kuaiitas minyak atsiri yang diberi perlakuan pupuk organik. anorganik. campuran pupuk organik dengan anoganik. PeneHtian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang dimulai bulan Mei sampai dengan bulan November 2009. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangaan Acak Kelompok dengan satu faktor tiga ulangan. Faktor yang dicobakan adalah pupuk yang terdiri atas : 20 g Urea + 10 g TSP + 10 g K C L /polybag, Limbah nilam 100 g/polybag, Pupuk kandang sapi 100 g/polybag, V2 dosis anjuran + kieserit 4 g/polybag, '/2 dosis anjuran + limbah nilam 50 g/polybag, V2 dosis anjuran + pupuk kandang 50 g/polybag, '/z dosis anjuran + Limbah nilam 50g + kieserit 2 g/polybag, V2 dosis anjuran + pupuk kandang 50 g + kieserit 2 g/polybag. Pengamatan Percobaan Yaitu: Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Daun, Jumlah Cabang Sekunder, Analisis C/N kompos dan pupuk kandang, Analisis Minyak Nilam.Item KARAKTERISASI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA GALUR SORGUM (SORGHUM BICOLOR,L) KOLEKSI BATAN(2014-01-23) Zuhry, Elza; Deviona; Nurbaiti; Siswanto, JokoPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik agronomi tanaman sorgum dan mempelajari hubungan kekerabatannya. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau berlangsung dari bulan Juni 2012 sarryai dengan November 2012. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompoh(RA$; satu faktor yang terdiri dari 15 genotipe sorgum yang berasal dari koleksi BATAN (varietas Kawali, Mandau, Durra dan UPCA-SI, serta galur 8100, Bg5,Bg2,B83, 876, 875,872,869,890, CTY-33 danzH'30) dengan tiga ulangan. Pada peubah-peubah yang menghasilkan uji F nyata, dilalarkan uji nilai tengah Duncai's Nei Muttiple Range Tesr (DNMRT) taraf 5olo. Kemudian Ailanj*kan menggunakan analisis komponen utama dan analisis gerombol (ctuiter). Hasit penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis Komponen Utama dan Analisis Cluster, genotipe sorggm dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok I terdiri atas 13 galur/varietas (galur B-75, 8-69, B-72,CTy-i3, B-100, B-95, B-76, B-90, ZH-30, B-83, B-92 dm varietas UPCA 31,Durra), kelompok II terdiri atas I varietas yaitu Kawali, kelompok III terdiri atas 1varietas yaitu Mandau. Galur B-69 dan 8-76 memiliki tingkat kemiripan yang tertinggi dengan nilai jarak genetik sebesar 2.486.Item Pemilihan Kriteria Seleksi Untuk Perakitan Cabai (Capsicum annuum L) di Lahan Gambut(2014-02-18) Harry, Sugestiadi; Nurbaiti; DevionaThe objective of the research was to determine about information the choice of selection criteria on chile varieties assembly in peatland. The research used Randomized Block Design (RBD) consisted of 20 treatments with three replications. The treatment consisted of 20 genotypes of chili that is genotype C2, C120, C51, C111, C105, C117, C118, C157, C159, F5110005-91-13-5, F5110005-91-13-12, F8002005-2-9-12-1, C140, C5, C18, C19, C143, F512005-5-11-1, C145 and C160. The data were analyzed by analysis of variance, further test DNMRT at 5% level and Pearson’s correlation. Parameters observed were: the age of flower appearance, height dichotomous, plant height, stem diameter, canopy width, leaf length, leaf width, age of harvest, fruit length, fruit stalk length, fruit diameter, weight per fruit and weight of fruit per plant. The results showed that there is a positive correlation between the parameters of weight per fruit, fruit length, fruit stalk length, leaf width and leaf length to weight of fruit per plant.C143 is a genotype that has the highest value of weight per fruit. Genotype C111 has the highest value of fruit lenght and fruit stalk length. Genotype C51 has the highest value of leaf width and genotype F5110005-91-13-12 has the highest value of leaf length.Item PENDUGAAN KERAGAMAN GENETIK 2O GENOTIPE CABAI (CAPSICAM ANNAUM) DI LAHAN GAMBUT(2014-01-23) Deviona; Syukur, Muhamad; Nurbaiti; Zuhry, EllzaCabai merah (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran unggulan nasional yang dibudidayakan secara komersil yang kebutuhannya terus meningkat seiring bertambahnya penduduk" Dalam meningkatkan produksinya terutama dilahan gambut dapat dilakukan seleksi dalam bidang pemuliaan tanaman. Sebelum menetapkan metode seleksi perlu diketahui berapa besar keragaman genetik. Keragaman genetik sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses seleksi dalam program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman genetik 20 genotipe cabai yang ditanam di lahan gambut. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Lapangan Universitas Riau Rimbo Panjang, berlangsung mulai dari bulan Juni hingga Desember 2011. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 20 genotipe IPB C2, IPB CL2A,IPBCSL, IPB CLL L,IPB C105, IPB CII7, IPB CL18, IPB C157,IPB C159, F511OOO5-9I-13-5,F5 1 I 0005-91 -13 -T2, F9002005-2-G-12-1, IPBC I 40, IPBC5, IPB C 1 G, IPB C 1 43,F512005-5-11-1, IPBC145 dan IPB C160 dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah waktu berbung4 umur panen, tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, lebar tajuk, panjang tangkai buah,panjang buah, diameter buah, bobot per buah, bobot buah per tanaman. Analisis data menggunakan uji F dan uji lanjut Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) taraf 5 %. Hasil Penelitian menunjukkan keragaman genetik yang luas terdapat pada semua parameter yang diuji kecuali pada parameter umur berbunga dan umur panen yang memiliki keragaman genetik yang sempit, hal ini memberi peluang dalam pemilihan genotipe unggul atau perbaikan sifat karakter tanaman cabaiItem Perakitan Varietas Cabai (Capsicum Amuum L.) Unggul Toleran Di Lahan Gambut(2013-01-08) DevionaFaktor penyebab rendahnya produksi cabai di Riau adalah lahan pertanian yang ada lahan sub marginal (lahan gambut) yang kurang menguntungkan dan belum adanya penemuan varietas cabai unggul di lahan gambut. Perakitan varietas cabai unggul toleran lahan gambut dapat dilakukan melalui hibridisasi dan seleksi. Keakuratan dalam menentukan metode seleksi akan sangat menentukan keberhasilan perakitan tanaman. Penggunaan varietas unggul yang sesuai dengan agroklimat setempat (lahan gambut) dapat meningkatkan produksi cabai. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk menemukan varietas unggul cabai toleran lahan gambut yang banyak terdapat di propinsi Riau, dengan cara karakterisasi plasma nutfah, seleksi genotipe cabai untuk toleransi terhadap lahan gambut dan pemilihan penanda dan / atau kriteria seleksi dan hibridisasi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mempelajari keragaman genetik antar genotipe tanaman cabai dan hasil silangannya, (2) Mempelajari kendali genetik pewarisan sifat toleransi terhadap lahan gambut pada cabai, (3) Mempelajari karakter morfologi/anatomi sebagai penanda atau kriteria seleksi dalam perakitan cabai unggul toleran terhadap lahan gambut, (4) Mendapatkan varietas cabai unggul toleran terhadap lahan gambut. Dengan harapan diperoleh plasma nutfah cabai yang berdaya hasil tinggi dan toleran terhadap lahan gambut. Penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) Karakterisasi dan seleksi plasma nutfah cabai untuk daya hasil tinggi, (2) Seleksi genotipe cabai untuk toleransi terhadap lahan gambut, (3) Pemilihan penanda dan krtiteria seleksi untuk perakitan cabai unggul toleran terhadap lahan gambut, (4) Hibridisasi tetua pembentukan F l , (5) Analisis dialel untuk uji Daya Gabung Umum (DGU) dan Daya Gabung Khusus (DGK), (6) Analisis Genetik pewarisan sifat toleran terhadap lahan gambut, (7) Evaluasi daya hasil genotipe terpilih toleran di lahan gambut. Penelitian tahun pertama mencakup karakterisasi, seleksi genotipe cabai toleransi terhadap lahan gambut, pemilihan penanda dan kriteria seleksi serta hibridisasi telah dilakukan pada tahun pertama, Penelitian tahun kedua mencakup analisis dialel,studi pewarisan sifat dan evaluasi daya hasil. Dari penelitian tahun kedua akan diperoleh minimal 10 calon hibrida yang akan dilanjutkan untuk uji multi lokasi dalam rangka pembuatan varietas unggul cabaiItem Perakitan Varietas Cabai (Capsium Annum L) Unggul Toleran di Lahan Gambut(2012-10-22) DevionaFaktor penyebab terjadinya produksi cabai di Riau adalah lahan pertanian yang ada lahan sub marginal (lahan gambut) yang kurang menguntungkan dan belum adanya penemuan varietes cabai unggul di lahan gambut.Item Potensi Pemanfaatan Mikroorganisme Selulolitik (MOS) untuk Meningkatkan Efisiensi Pupuk Anorganik dan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit pada Tanah Gambut(2013-01-08) Deviona; GusmawartatiIndonesia memiliki luas areal perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia, dengan produksi rata-rata CPO (Crude Palm Oil) masih jauh dari potensi hasil. Keberhasilan penanaman di lapangan dan produksi sangat tergantung dari kualitas bibit yang digunakan. Selama pembibitan media tumbuh tanaman harus dapat menyediakan unsur hara secara optimal bagi pertumbuhan bibit. Semakin terbatasnya lahan pertanian yang subur mengakibatkan beralihnya pertanian ke lahan-lahan marginal seperti tanah gambut. Kendala yang sering dijumpai pada tanah gambut adalah nisbah C/N dan kadar kayu yang tinggi dengan aktivitas mikroorganisme yang rendah menyebabkan proses pelapukan bahan organik terhambat (lambat) sehingga penyediaan hara menjadi rendah. Mikroorganisme yang mampu menghidrolisis selulosa dinamakan mikroorganisme selulolitik. Pada tanah gambut, muatan negatif berasal dari disosiasi gugus karboksilat (COOH) dan gugus hidroksil (fenolat-OH) yang bersifat hidrofilik dan polar serta lebih mudah mengadakan pertukaran kation. Upaya untuk meningkatkan KB tanah gambut dapat dilakukan melalui penambahan basabasa dengan pemberian pupuk anorganik. Dengan dihapuskannya subsidi pupuk oleh pemerintah menyebabkan harga pupuk anorganik semakin meningkat sehingga biaya produksi menjadi bertambah. Salah satu teknologi i alternatif yang perlu dikembangkan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari pupuk anorganik melalui pemanfaatan teknologi mikroorganisme selulolitik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan aplikasi teknologi baru dalam upaya pemanfaatan dan pengembangan tanah gambut sebagai media pembibitan dan atau lahan pertanian baru yang produktif melalui penggunaan mikroorganisme selulolitik dan didapatkan formulasi pemupukan yang paling efisien dengan menggunakan mikroorganisme selulolitik dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama dengan media tanam tanah gambut. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yaitu: pemberian mikroorganisme selulolitik yang terdiri dari 4 taraf dan pemberian pupuk anorganik yang terdiri dari 5 taraf dan diulang 3 kali. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit, laju tumbuh relatif, rasio tajuk akar, jumlah daun, lingkar bonggol indek mutu bibit dan efisiensi pemupukan. Semua parameter pengamatan tersebut dilakukan pada akhir penelitian kecuali untuk tinggi bibit, dilakukan sekali sebulan namun data yang dipakai sebagai acuan standar tetap pada akhir penelitian. Berhubung penelitiannya belum selesai atau sedang berjalan maka hasil penelitian belum bisa disimpulkan.Item Variabilitas dan Penentuan Kriteria Seleksi Sorgum (Sorghum bicolor l ) Koleksi Batan(2013-02-06) Situmorang, Yuni A.; Nurbaiti; DevionaThis study aims to determine the variability and patterns of correlate some character growth and production in determining the selection criteria BATAN sorghum collection. Research was conducted in the field of Faculty Agriculture, University of Riau from August 2011 to January 2012. The study was conducted using a randomized block design which consists of 15 treatments and 3 replications. Treatment using 4 varieties namely Kawali, Mandau, Durra and UPCA-S1 and 11 strains of the B-100, B-95, B-92, B-90, B-83, B-76, B-75, B-72, B-69, ZH-30 and CTY 33. Tthe research showed sorghum genotypes studied had considerable variability properties that have the potential to be developed as a source of raw material plant breeding. Characters observed in this study showed variability is controlled and regulated by the environment to the value of the genetic variance component was not different from zero (not significant). The characters are real and strongly correlated with the results that can be used as an alternative selection criteria namely grain weight / panicle, 1000 grain weight and plant height.