LRP-Engineering
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing LRP-Engineering by Author "Anhar"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item EVALUASI KINERJA PROTOKOL MAC IEEE 802.11e HCCA PADA VVIRELESS LOCAL AREA NETWORK(2013-03-14) AnharIEEE Working Group 802.11e telah mengajukan mekanisme pengaturan akses terhadap medium HCF Controlled Channel Access (HCCA). HCCA menggunakan mekanisme poll-and-response untuk memberikan batasan dan dukungan parameter QoS tanpa memandang kondisi trafik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja protocol MAC IEEE 802.11e HCCA pada jaringan WLAN. Teknik simulasi digunakan untuk menganalisis kinerja protokol MAC tersebut dan membandingkannya dengan protokol MAC standar IEEE 802.11 DCF. Simulator yang digunakan adalah NS2. Penulis menggunakan tiga trafik yang berbeda: audio, video dan best effort. Sedangkan metrik kinerja yang diukur adalah delay end-to-end dan throughput. Dari hasil serangkaian simulasi mengindikasikan bahwa protokol MAC HCCA dapat memberikan jaminan QoS dibanding protokol MAC standar DCF. Hal ini terlihat dari hasil simulasi untuk skenario dimana empat stasiun mengirimkan trafik audio atau video, variansi delay end-to-end HCCA lebih kecil 99,99% - 100% dibanding variansi delay end-to-end DCF. Sedangkan maksimum delay end-to-end HCCA lebih kecil 36% - 83% dibanding DCF. Apabila jumlah node d4ariasikan, maka adanya mekanisme admission control pada HCCA membatasi berapa banyak jumlah flow yang boleh ada pada WLAN. Sementara pada DCF, menambah jumlah flow menyebabkan delay end-to-end yang cukup besar. Pada skenario dimana ada satu stasiun dengan trafik bidirectional audio atau video, dan stasiun iainnya mengirimkan trafik best effort dengan jumlah stasiun yang bervariasi, memperlihatkan bahwa meskipun jumlah stasiun BE bertambah, rata-rata, variansi dan maksimum delay end-to-end HCCA konstan. Namun pada DCF, semakin besar jumlah stasiun BE, semakin bertambah pula rata-rata, variansi dan maksimum delay end-to-endnya.Item PEMANFAATAN ENERGIANGIN PADA SISTEM PENGOLAH AIR GAMBUT(2013-03-07) Prayitno, Adhy; Awaluddin, Amir; Dalil, Muhammad; AnharAir gambut adalah air yang terdapat di daerah deposit gambut. Air gambut pada dasarnya air tawar permukaan, karena mengalir dan berada diwilayah deposit gambut maka beberapa zat menjadi larut didalam air dan menyebabkan air menjadi berwarna coklat. Daerah Riau sebagian wilayahnya ditutupi oleh lapisan gambut sehingga air gambut terdapat disebagian besar wilayah Riau. Air gambut menjadi air baku utama untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Dilihat dari sifat fisik dan kimiawi air gambut kurang baik untuk dikonsumsi karena warna dan sifat keasamannya yang relative tinggi. Pada musim kemarau air gambut mengalami kondisi yang lebih tidak baik lagi karena konsentrasi zat terlarut dan warna air menjadi keruh coklat. Persoalan lain yang dihadapi oleh masyarakat wilayah gambut adalah daya listrik yang belum tersedia. Sistem pengolah air gambut dengan memanfaatkan energi terbarukan telah berhasil diwujudkan. Tenaga angin dan tenaga potensial massa air digunakan sebagai penggerak utama system pengolah. Rancangan pompa dan sistem pengaduk pada instalasi absorben sepenuhnya menggunakan energi terbarukan tersebut. Gaya grafitasi berperan sebagai penghasil tekanan yang mendorong air melalui moduler penyaring sistem terbalik sehingga diperoleh air keluaran menjadi jernih dan tidak berwarna. Secara fisik diperoleh air yang bebas bau, tidak berasa, padatan terlarut <100 mg/l, kekeruhan 3,5 pada skala NTU, suhu + 3"C dari suhu lingkungan. Indikator kimiawi diperoleh nilaipHantara 5,9-6,7. sifat hantar listrik 0,5-3,4. Mineral terlarut belum diuji secara detail dan memerlukan pengamatan lanjutan sebagai pengembangan penelitian ini