UR e-Research
Permanent URI for this community
Browse
Browsing UR e-Research by Author "Abdullah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROPINSI KEPULAUAN RIAU(2014-02-26) Yustina; Gimin; Abdullah; Roza, Yenita; Fakhrudi; Auzar; Eliwarti; Ibrahim, Bedriati; KamarudinUpaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan, akan tetapi berbagai indikator mutu pendidikan masih belum terjadi peningkatan yang berarti. Ditinjau dari perolehan Ujian Nasional (UN) di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari sisi perilaku keseharian siswa, juga banyak terjadi ketidakpuasan masyarakat. Dari dunia usaha muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi, di kalangan Perguruan Tinggi merasa bekal lulusan SMA belum cukup untuk mengikuti perkuliahan. Fakta tersebut menunjukkan, upaya peningkatan pendidikan yang selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Solusi atas permasalahan rendahnya mutu pendidikan tersebut perlu dicari bersama. Semua pihak perlu turut bertanggung jawab secara moral apa yang harus dilakukan dan terobosan apa yang harus dijalankan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Peran Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan (LPTK) sangat menentukan terhadap kualitas pendidikan, karena LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga guru. Tujuan program penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan Standar Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar (KD) siswa SMA di Kabupaten Kepulauan Anambas dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun Pelajaran 2008/2009 - 2009/2010, (2) mengungkap peta kendala pendidikan dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada mata pelajaran UN di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian didapati kendala pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah guru mengampu mata pelajaran tidak sesuai dengan keahliannya, kurangnya sarana dan prasarana (laboratorium IPA, buku teks, listrik, IT), rendahnya keterampilan pengembangan pendidikan oleh pendidik dan rendahnya kualifikasi akademik Kepala Tenaga Kependidikan, beban mengajar guru yang terlalu banyak, geografis wilayah dan kondisi alam, serta budaya ketidakpedulian orang tua dalam pengawasan peserta didik. Kelemahannya adalah kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan tidak sesuai dengan jumlah, keahlian dan tugas yang diembannya. Kurangnya kemampuan dan keterampilan pendidik dalam mempersiapkan, pelaksanaan, penilaian, dan merefleksi pembelajaran. Manajemen Kepala Sekolah kurang dalam supervisi, koordinasi intern (pendidik dan tenaga kependidikan) dan dengan komite sekolah. Solusi yang diajukan adalah tingkatkan kualifikasi, profesional dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan serta keterampilan pendidik dalam pengembangan program pendidikan untuk siswa, lengkapi sarana dan prasarana sekolah. Tingkatkan peran dan profesional supervisi Kepala Sekolah. Implementasikan kerjasama guru dalam kegiatan (pelatihan, guru tutor, lesson study, penelitian bersama) dalam wadah MGMP, K3S dan komite sekolah untuk pemanfaatan silang (antar sekolah) pendidik sesuai keahliannya, selanjutnya model alternatif untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan kerjasama time work pendidik dalam wadah MGMP difasilitasi K3S dan mitra pendamping melalui Strategi KONSEPItem Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (ppmp) Di Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Bintan, dan Lingga Provinsi Kepulauan Riau(2012-10-29) Zulkarnain; Eliwarty; Sinaga, Mangatur; Nursal; Abdullah; Zulhelmi; Suri, Syofyan; Edison, Ahmad; HendripidesSemua pihak perlu turut bertanggung jawab secara moral apa yang harus dilakukan, dan terobosan apa yang harus dijalankan, sehingga secepatnya dapat terjadi peningkatan mutu pendidikan di kota Tanjung Pinang, Kabupaten Bintan, dan Lingga. Tujuan penelitian adalaht: 1) Mengungkap peta kompetensi peserta didik; 2) Mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu; 3) Menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kompetensi peserta; 4) Merumuskan model implementasi pemecahan masalah. Dalampenelitianini, unit observasinyaadalahsistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat.Data diperolehmelaluiwawancaramendalam, observasi, dan kuesioner.Analisisdilaksanakansecaradeskriptif.Hasilpenelitianinidiharapkandapat diperoleh: 1)Data tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang belum dikuasai peserta didik; 2) Faktor-faktor penyebab peserta didik belum menguasai standar kompetensi/kompetensi dasar terutama menyangkut: sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat; dan 3) Model peningkatan mutu pendidikan yang valid dan siap diimplementasikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian ini akan dilaksanakan oleh tim peneliti FKIP Universitas Riau dan merupakan penelitian kebijakan. Desain penelitian mengacu pada kerangka dasar penelitian yang dikembangkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Jangkauan penelitian mencakup kota Tanjung Pinang, kabupaten Bintan dan Lingga. Penelitianinirencananyaakandiarahkanuntuk memotret berbagai faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan pendidikan di kota Tanjung Pinang, kabupaten Bintan dan Lingga sebagai wilayah yang diteliti terutama sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat. Di samping itu, penelitian ini diharapkan menghasilkan model pemecahan masalah pendidikan di kota Tanjung Pinang, kabupaten Bintan dan Lingga yang siap diimplementasikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil yangdiperolehbahwanilaireratatertinggidiperolehsiswakelompok IPA Tanjung Pinang padamatapelajaranbahasaInggris, sedangkannilairerataterendahdiperolehsiswakelompok IPS kabupatenLinggapadamatapelajaranEkonomi.Berdasarkantemuan di lapangan, nilairerata UN di atastidakmencerminkankemampuansiswa yang sebenarnya.Jikapelaksanaan UN betulbetulmurnidanpersiapansiswasepertimengikuti UN tersebutmakaakanterjadinilaireratamerekaakan di bawahnilairerata UN sekarang. Kemampuan yang diuji (KD) yang bermasalahjugaakanlebihbanyakdaripada yang adasekarang. Beberapafaktor yang menjadipenyebabpermasalahannilai UN seperti 1).Kurangnyapersiapan guru dalampembelajaran; 2).Guru kurangmemahamipenilaianberbasiskelas (PBK); 3). Pengawasandarikepalasekolahdanpengawassekolahkurangmaksimal; 4).Fasilitassekolah yang masihterbatas; 5) Seleksipenerimaansiswa yang kurangbaik; 6).Beberapa guru yang pendidikannyamasihbelumsesuaidenganmatapelajaran yang diajarnya.Selanjutnyabeberaparekomendasiuntukmemperbaikimutupendidikansepertimemberika npelatihanpendalamanmateripelajaran, pelatihanpengembanganperangkatpembelajarandanpelatihandesainpembelajaran.Item Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau(2012-10-29) Yustina; Gimin; Abdullah; Roza, Yenita; Fakhrudi; Auzar; Eliwarti; Ibrahim, Bedriati; KamarudinUpaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan, akan tetapi berbagai indikator mutu pendidikan masih belum terjadi peningkatan yang berarti. Ditinjau dari perolehan Ujian Nasional (UN) di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari sisi perilaku keseharian siswa, juga banyak terjadi ketidakpuasan masyarakat. Dari dunia usaha muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi, di kalangan Perguruan Tinggi merasa bekal lulusan SMA belum cukup untuk mengikuti perkuliahan. Fakta tersebut menunjukkan, upaya peningkatan pendidikan yang selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Solusi atas permasalahan rendahnya mutu pendidikan tersebut perlu dicari bersama. Semua pihak perlu turut bertanggung jawab secara moral apa yang harus dilakukan dan terobosan apa yang harus dijalankan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Peran Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan (LPTK) sangat menentukan terhadap kualitas pendidikan, karena LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga guru. Tujuan program penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan Standar Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar (KD) siswa SMA di Kabupaten Kepulauan Anambas dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun Pelajaran 2008/2009 - 2009/2010, (2) mengungkap peta kendala pendidikan dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada mata pelajaran UN di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian didapati kendala pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah guru mengampu mata pelajaran tidak sesuai dengan keahliannya, kurangnya sarana dan prasarana (laboratorium IPA, buku teks, listrik, IT), rendahnya keterampilan pengembangan pendidikan oleh pendidik dan rendahnya kualifikasi akademik Kepala Tenaga Kependidikan, beban mengajar guru yang terlalu banyak, geografis wilayah dan kondisi alam, serta budaya ketidakpedulian orang tua dalam pengawasan peserta didik. Kelemahannya adalah kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan tidak sesuai dengan jumlah, keahlian dan tugas yang diembannya. Kurangnya kemampuan dan keterampilan pendidik dalam mempersiapkan, pelaksanaan, penilaian, dan merefleksi pembelajaran. Manajemen Kepala Sekolah kurang dalam supervisi, koordinasi intern (pendidik dan tenaga kependidikan) dan dengan komite sekolah. Solusi yang diajukan adalah tingkatkan kualifikasi, profesional dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan serta keterampilan pendidik dalam pengembangan program pendidikan untuk siswa, lengkapi sarana dan prasarana sekolah. Tingkatkan peran dan profesional supervisi Kepala Sekolah. Implementasikan kerjasama guru dalam kegiatan (pelatihan, guru tutor, lesson study, penelitian bersama) dalam wadah MGMP, K3S dan komite sekolah untuk pemanfaatan silang (antar sekolah) pendidik sesuai keahliannya, selanjutnya model alternatif untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan kerjasama time work pendidik dalam wadah MGMP difasilitasi K3S dan mitra pendamping melalui Strategi KONSEP.Item PROFIL KOMPETENSI SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN UJIAN NASIONAL DI KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2012-10-29) Azhar, Fadly; Sumarno; Sinaga, Mangatur; Sudrajad, Hendar; Ibrahim, Bedriati; Yuanita, Putri; Abdullah; Bunari; ZulfarinaPeningkatan mutu pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau khususnya Kabupaten Natuna merupakan tanggungjawab semua pihak secara moral apa yang harus dilakukan, dan terobosan apa yang mesti dijalankan, sehingga secepatnya dapat terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (a) melihat profil kompetenbsi peserta didik pada mata pelajaran ujian nasional di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau (b) menemukan berbagai kendala yang dihadapi oleh pengajar, satuan pendidikan dan peserta didik dalam konteks ujian nasional; dan (c) memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi kendalakendala yang dibahas dalam rumusan masalah. Dalam penelitian ini, unit observasinya adalah sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan kuesioner. Analisis dilaksanakan secara deskriptif. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh: (a) tersedianya data tentang perbaikan konsep dan model pembelajaran dalam konteks peningkatan kualitas pengajar; (b) tersedianya data tentang pemenuhan sarana, prasarana, pengajar yang berkualitas dalam konteks peningkatan kualitas satuan pendidikan; (c) tersedianya data tentang implementasi pembelajaran dalam konteks peningkatan kualitas peserta didik dalam menghadapi UN; dan (d) tersedianya data tentang kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran UN. Populasi penelitian ini adalah seluruh sekolah menengah atas di kabupaten Natuna dengan jumlah 10 unit SMA dan 4 unit MA, dengan jumlah siswa 215 kelompok IPA dan 251 kelompok IPS. Hasil ujian nasional pada tahun 2008-2009 diperoleh fakta bahwa nilai rata-rata tertinggi 70,17 pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dan terendah 50,34 pada mata pelajaran Geografi. Pada tahun 2009-2010 nilai rata-rata tertinggi 70,00 pada mata pelajaran Kimia, dan terendah 50,54 pada mata pelajaran sosiologi. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan yang perlu dicarikan solusinya guna pencapaian prestasi siswa yang lebih baik. Ditinjau dari aspek guru, penyebab rendahnya daya serap siswa dikarenakan beberapa faktor, yakni; 1) Penguasaan materi pelajaran, 2) penguasaan strategi pembelajaran, 3) pengembangan evaluasi pembelajaran dan pemanfaatannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ditinjau dari aspek standar layanan pendidikan, dari 126 butir indikator yang iii diamati ditemukan 23 butir indikator yang perlu dibenahi. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran UN, faktor penyebab rendahnya prestasi siswa terfokus pada aspek keterbatasan sumber belajar, yang meliputi perpustakaan, laboratorium dan media pembelajaran. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran adalah melalui peningkatan kualifikasi dan kompetensi akademik untuk seluruh praktisi pendidikan, dan diversifikasi sumberdana pendidikan untuk mengatasi keterbatasan pada sarana dan prasarana. Model implementasi pemecahan masalah yang diajukan adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan/Workshop untuk Guru, Kepala Sekolah, Tenaga Kependidikan dan Pengawas Sekolah. Sedangkan untuk penggalangan dana pendidikan, langkah konkrit yang dipandang perlu dilakukan adalah dengan memberdayakan wadah-wadah yang telah ada seperti Dewan Pendidikan pada semua jenjang (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Komite Sekolah). Tindak lanjut dari program-program yang diajukan ini adalah dengan mengintensifkan pembinaan tenaga pendidikan melalui MGMP dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan sekolah oleh Dinas Pendidikan dan Komite/Dewan Pendidikan.