1. Seminar Nasional 2013
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 1. Seminar Nasional 2013 by Author "Edwina, Susy"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Kelembagaan Ekonomi Pengrajin Gula Kelapa Di Desa Karya Tunas Jaya Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir(2015-08-04) Maharani, Evy; Edwina, Susy; Kusumawaty, YeniGula kelapa sebagai salah satu komoditas sektor perkebunan perlu mendapat perhatian dalam kegiatan pengembangan agroindustri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Kecamatan Tempuling sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan merupakan sentra agroindustri berbasis kelapa dan salah satu daerah pengrajin gula kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Penarikan sampel agroindustri adalah secara sengaja (purposive) yaitu pengrajin yang menjadi sampel adalah pengrajin yang mengusahakan pengolahan nira kelapa menjadi gula kelapa cetak di Desa Karya Tunas Jaya Kecamatan Tempuling sebanyak 15 sampel pengrajin. Kegiatan penelitian berlangsung selama 9 bulan diawali bulan Januari 2011. Kelembagaan ekonomi pengrajin gula kelapa adalah lembaga-lembaga pendukung kegiatan produksi dan pemasaran gula kelapa. Hasil penelitian menunjukkan kelembagaan ekonomi pengrajin gula kelapa di Desa Karya Tunas Jaya memiliki tiga pola kelembagaan yaitu pemerintah, tradisional, Pasar. Kelembagaan ekonomi yang memungkinkan untuk meningkatkan posisi tawar pengrajin adalah koperasi melalui dukungan kelembagaan penyuluhan dan pemerintah.Item Kinerja Kelompok Tani Sistem Integrasi Dalam Penerapan Teknologi Pengolahan Pakan Di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak(2015-08-04) Edwina, Susy; Maharani, EvySistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA), bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya melalui diversifikasi usaha dan pemanfaatan limbah. Adopsi inovasi teknologi pengolahan pakan sangat tergantung kepada kinerja kelembagaan kelompok tani. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan, dilakukan dengan metode survey dengan pengambilan sampel secara sengaja terhadap petani yang tergabung dalan Kelompok Tani Maju Bersama yang berjumlah 7 orang. Pengambilan data meliputi: data primer dan sekunder, berupa: kelembagaan ditingkat local yang berperan dalam pengolahan pakan; serta kinerja kelembagaan local mengacu pada konsep pengembangan kelembagaan Prima Tani. Penelitian berlangsung selama 9 bulan diawali bulan Januari 2011. Kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan: a) struktur kepemimpinan dibangun secara demokratis, b) pengambilan keputusan dengan azas musyawarah dan kekeluargaan; c) Kelompok memiliki kemampuan dalam perencanaan; d) Penerapan manajemen dan pelaksanaan fungsi manajemen memiliki gaya manajemen kelompok berpartisipatif; e) ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengelola usaha, f) pemilikan modal yang relative kuat dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai; dan g) Kelompok memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pemerintah, dan swasta secara personal. Kinerja kelembagaan kelompok tani Maju Bersama dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan kapasitas kelembagaan berada pada tahap kemandirian.Item Kinerja Kelompok Tani Sistem Integrasi Dalam Penerapan Teknologi Pengolahan Pakan Di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak(2015-08-04) Edwina, Susy; Maharani, EvySistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA), bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya melalui diversifikasi usaha dan pemanfaatan limbah. Adopsi inovasi teknologi pengolahan pakan sangat tergantung kepada kinerja kelembagaan kelompok tani. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan, dilakukan dengan metode survey dengan pengambilan sampel secara sengaja terhadap petani yang tergabung dalan Kelompok Tani Maju Bersama yang berjumlah 7 orang. Pengambilan data meliputi: data primer dan sekunder, berupa: kelembagaan ditingkat local yang berperan dalam pengolahan pakan; serta kinerja kelembagaan local mengacu pada konsep pengembangan kelembagaan Prima Tani. Penelitian berlangsung selama 9 bulan diawali bulan Januari 2011. Kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan: a) struktur kepemimpinan dibangun secara demokratis, b) pengambilan keputusan dengan azas musyawarah dan kekeluargaan; c) Kelompok memiliki kemampuan dalam perencanaan; d) Penerapan manajemen dan pelaksanaan fungsi manajemen memiliki gaya manajemen kelompok berpartisipatif; e) ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengelola usaha, f) pemilikan modal yang relative kuat dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai; dan g) Kelompok memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pemerintah, dan swasta secara personal. Kinerja kelembagaan kelompok tani Maju Bersama dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan kapasitas kelembagaan berada pada tahap kemandirian.Item Sistem Pemasaran Karet Di Desa Ujung Batu Timur Kabupaten Rokan Hulu(2015-08-04) Eliza; Edwina, Susy; Muwardi, DidiPenelitian sistem pemasaran karet di Desa Ujung Batu Timur Kabupaten Rokan Hulu bertujuan (1) mengetahui saluran/ pemasaran karet (2) menganalisis biaya, margin, keuntungan dan efisiensi pemasaran karet, (3) permasalahan yang dihadapi petani keret di desa Ujung Batu Timur Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2012, Metode yang digunakan metode survey dengan pengambilan sampel secara purposive sampling (petani yang umur karet 20 – 22 tahun), diambil sampel sebanyak 25 orang petani, pengambilan sampel pedagang dilakukan metode snow ball sampling. Hasil penelitian terdapat 2 saluran distribusi pemasaran karet yaitu saluran pemasaran 1 dari petani ke pedagang pengumpul, pedagang besar dan ke pabrik, Saluran pemasaran 2 dari petani ke pedagang besar selanjutnya ke pabrik, Rata-rata biaya pemasaran 1 kilogram produksi karet pada saluaran 1 yaitu Rp 2.914,81 dan pada saluran 2 yaitu Rp. 2.082,44. Margin pemasaran saluran 1 sebesar Rp. 3.350 dan saluran 2 sebesar Rp. 2.400. Bagian yang diterima petani pada saluran 1 sebesar 75,19 % dan saluran 2 sebesar 82,22 % dan efisiensi pemasaran saluran 1 sebesar 21,59 %. dan saluran 2 sebesar 15,43 % artinya saluran 2 lebih efisien dari pada saluran 1. Permasalahan yang dihadapi petani karet cukup komplek, fluktuasi harga jual karet, kualitas produksi yang masih rendah, fasiltas pemasaran yang kurang memadai, KUD yang berfungsi lagi.