LRP-Social Science and Politics
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing LRP-Social Science and Politics by Author "Hidir, Achmad"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Mitos Dan Tabu Di Kalangan Wanita Hamil Apresiasi Dan Resistensi Kaum Ibu Terhadap Kearifan Tradisional Masyarakat Melayu Riau(2015-07-05) Wisnu, Nur'aini; Hidir, AchmadPenelitian ini berusaha menjawab sejauh mana apresiasi kaum wanita (ibu hamil) dalam memaknai mitos dan tabu hemiil yang masih diyakini dan dipraktekkan masyarakat ?. Serta apa sebenarnya makna kearifan tradisional {local wisdom) yang melatar-belakangi motif mitos dan tabu itu tercipta dalam masyarakat Melayu ?. Sejauhmana keyakinan mitos dan tabu itu kondusif untuk kesehatan ibu hamil ?. Dan bagaimana pula peran relasi jender (suami istri) dan intervensi keluarga (orang tua/mertua) turut memberi apresiasi dan resistensi tentang hal-hal seperti itu ?. harus diakui dalam khasanah budaya kita yamg masih banyak percaya terhadap kejadian alam gaib dan sinkronisasi antara kehidupan mistis dengan kehidupan nyata tampaknya masih diyakini secara kuat. Demikian pula dalam siklus kehidupan (Uje drck) di mana diyakini pada masa kehidupan setiap orang itu terjadinya berbagai masa kristis. Berbagai masa kritis itu perlu dilakukan berbagai upacara inisiasi sebagai bargaining dan negosiasi dengan mahluk atau alam gaib yang mengantarainya. Demikian pula dalam proses kehamilan, kelahiran dan kematian manusia, ketiganya itu masih d i anggap sebagai kejadian yang penuh misteri dan mistis. Oleh karena kejadian-kejadian itu dianggap masih penuh misteri, maka tabu dan mitos yang melatar belakangi kejadian itupun semakin menjadi dan menguat saja bagi sebagian masyarakat kita — meskipun mereka telah tersentuh kehidupan modern — sebagaimana layaknya di Desa Koto Baru. Mitos yang paling diyakini oleh sebagian masyarakat Koto Baru antara lain, masih adanya kepercayaan terhadap air susu pertama itu yang berwama kuning dan agak sedikit berbau. Air susu ini dianggap adalah air susu yang basi dan kotor, maka banyeik di kalangan ibu-ibu membuang air susu ini ( yang nota bene sebenamya banyak mengandung kolostrum) dibuang secara percuma).Item PEREMPUAN DAN BIRO JODOH Artikulasi Persepsi dan Preferensi Pennanfaatan Biro Jodoh di Kaiangan Perempuan Kota Pekanbaru(2012-12-05) Muhammad Amin, Raja; Hidir, AchmadLaki-laki dan perempuan secara kodrati tidak mungkin akan terpisahkan, karena eksistensi kediianya adaiah saling membutuhkan dan saling melengkapi, dorongan ini muncul secara alsuniah dari dulu dan mungkin hingga akhir zaman. Maka fenomena perjodohan adaiah hal yang alami dalam kehidupan manusia. Perjodohan dalam era dahulu selalu diintervensi oleh keluarga dan kerabat, namun seiring perkembangan zaman perubahan telah terjadi. Perjodohan tampaknya semakin ditinggalkan dan mereka kaum muda ingin menentukan pasangannya sendiri. Tetapi dalam perjalanannya tidaklah semudah yang dikira. Oleh sebab itu kesulitan dalam pencarian jodoh dialami oleh sebagian manusia, termasuk oleh kaum perempuan. Penelitian ini berusaha menjawab masalah: bagaimana persepsi kaurn perempuan terhadap fenomena pencarian jodoh melalui rubrik jodoh di media massa. Dan bagaimana pula aksesibilitas mereka dalam menyiasati kesulitan jodoh bila sekiranya mereka mengalaminya. Penelitian dilakukan di kecamatan Sail Pekanbaru. Dipilihnya lokasi ini disebabkan daerah ini cukup banyak rumah sewaan/kontrak yang dihuni kaum perempuan remaja, baik berstatus pelajar, mahasiwa maupun pekerja. Pendekatan penelitian dilakukan dengan metode kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kaum remaja perempuan yang berhasil diwawancarai banyak berstatus sebagai mahasiswa dan pekerja. Sebagian dari mereka banyak juga yang kini berstatus sebagai mahasiswa murni {full timer) dengan masih mengharapkan subsidi dari keluarganya di karapung halamannya. Umumnya kaum remaja puteri pemali dan mengetahui adanya rubrik jodoh di media massa. Ini dibuktikan bahwa mereka yang pemah membaca rubrik ini mencapai (40%), sementara mereka yang membaca kemudian ikut serta dan mencoba rubrik itu mencapai (44 %). Sementara mereka yang tidak pernah membaca 16 %, Bagi mereka yang tidak pemah membaca ini, bukan berarti bahwa mereka tidak tahu adanya mbrik jodoh di media massa. Adanya mbrik ini sudah bukan rahasia umum, mereka umumnya mengetahui. Tetapi mereka ini umumnya tahu namun mereka tidak tertarik untuk mengikuti dan membacanya. Ketidak tertarikan mereka itu bila diperinci disebabkan; (1) Merasa bahwa membaca rubrik jodoh adaiah pekerjaan membosan dan monoton, Karena topiknya hanyalah dari keisengan atau kegalauan sebagian masyarakat tentang pencarian jodoh. Topik ini dari minggu ke minggu nyaris sama saja, sehingga mereka tidak tertarik. (2) Merasa bahwa mbrik jodoh adaiah tidak tepat bagi mereka, sebab jodoh dan kematian adaiah umsan illahi. Maka hiduplah secara wajar dan tidak perlu membuang-buang waktu dengan membaca rabrik seperti itu. (3). Adanya kekuatiran dan kesangsian bahwa identitas yang diberikan dan dicantumkan dari peserta mbrik itu adaiah palsu yang muncul dari keisengan peserta sebagai oportunis. Mereka yang pernah mencoba ikut mbrik jodoh umumnya memiliki alasan tersendiri. Alasan-alasan tersebut bila diperincikan secara garis besamya adaiah sebagai berikut; (1). Coba-coba (iseng). Keisengan ini bila dirinci lebih disebabkan: Mereka hanya ingin mengetahui seberapa besar respon masyarakat (dunia laki-laki) dalam memiiih dirinya untuk dijadikan jodoh. Dengan kata lain seberapa besarkah dirinya laku dan memiliki daya tarik bagi orang Iain. Rasa penasaran ini diuji dengan mencoba rubrik jodoh. (2) Ingin mengetahui dan menambah pergaulan. Diharapkan dari rubrik ini akan bertemu berbagai sahabat/kenalan dari berbagai daerah. Terlepas apakah nantinya cocok untuk jadi pacar/jodoh atau tidak. Sementara bagi mereka yang ingin mencan jodoh/pasangan ideal dari keikutsertaa mereka dalam rubrik ini memiliki alasan antara lain: (1) Diharapkan dengan ikutserta dalam rubrik ini akan bertemu jodoh/pasangan yang didambakan. Mereka ini umumnya diliputi rasa cemas akan ketidakpunyaan pasangan hidup, karena umur semakin bertambah. (2) Dengan ikutserta rubrik ini merupakan artikulasi kepentingan dari mereka dalam pencarian jodoh. (3). Budaya malu dan pasif adaiah milik perempuan dalam mencari jodoh, tetapi dengan cara ini sedikit tertutupi, (4) Ingin mencari pasangan ideal dan pemah tertarik pada iklan yang ditawarkan; adanya iklan dari seorang laki-laki yang mencari pasangan hidup dengan kriteria yang ideal dan merasa dirinya memenuhi kriteria yang diminta.Item Strategi Pengembangan Koperasi Unit Desa Untuk Memacu Ekonomi Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau(2012-12-05) Muhammad Amin, Raja; Hidir, AchmadItem Strategi Pengembangan Masyarakat Pesisir Berbasis Pembangunan Wisata Bono (Tidal Bore) Di Kabupaten Pelalawan(2015-04-08) Hidir, Achmad; Kartikowati, Sri; Asriwandari, HestiHidir dkk (2013) menemukan adanya urgensi pengembangan model pengembangan pariwisata Teluk Meranti yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan aspekkonservasi lingkungan dan kondisi dan/atau potensi masyarakat.Kajian ini bertujuan untuk menyusun model pemberdayaan masyarakat dalam rangka memajukan dan menyiapkan masyarakat Teluk Meranti menyongsong pengembangan pariwisata Bono sebagai ikon pariwisata dunia serta mengantisipasi munculnya resistensi yang destruktif terhadap pengembangan wisata Bono. Penelitian dilakukan di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.Analisis data menggunakan pendekatan dialogical interpretation, yaitu pemahaman emic dengan pemahaman etic terhadap gejala dan fenomena yang ditemui di lapangan yang menghasilkan negotiate meaning untuk kemudian dianalisis dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan menjadi modal dasar yang harus dipersiapkan dan/atau dikuatkan dalam rangka memposisikan masyarakat Teluk Meranti sebagai subjek pembangunan pariwisata Bono.Selain itu, peningkatan soft skill masyarakat menjadi urgent agar masyarakat mampu berinovasi dan berkreasi serta memiliki keunggulan komparatif yang konstruktif terhadap kepariwisataan Bono. Ancaman dan tantangan yang muncul kemudian adalah resistensi laten dan manifes baik dari dalam masyarakat itu sendiri ataupun dari luar masyarakat Teluk Meranti. Resistensi manifes yang muncul adanya maraknya spekulan tanah di Teluk Meranti.Resistensi latennya lebih pada lunturnya nilai-nilai budaya lokal serta dekadensi moral khususnya generasi muda di Teluk Meranti sebagai akibat dari difusi kebudayaan yang dibawa oleh para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Oleh karena itu dibutuhkan power yang kuat dari pemerintah daerah sebagai single leader pengembangan wisata Bono melalui implementasi collaborative governance yang menyasar kepada seluruh stakeholders, tidak terkecuali kepada komunitas bonosurf yang dikoordinir oleh Anthony.Item Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Ekonomi Hutan Pada Masyarakat Adat Talang Mamak Di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau(2013-04-01) Hidir, Achmad; Kartikowati, SriPenelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar hutan untuk langkah pemberdayaan ekonomi mereka sebagai upaya menunjang program pengentasan kemiskinan. (2) Menemukan pola/model pembenahan dan pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan masyarakat sekitar hutan sebagai akibat perubahan ekologis dan ekonomi yang berdampak pada sumber ekonomi dan budaya mereka guna menunjang program pro poor dan pro job. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan sangat cocok digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dilakukan. lokasi penelitian ditentukan secara purposive di areal konsesi hutan di Kecamatan Rakit Kulim. Dengan pertimbangan Kecamatan Rakit Kulim adalah merupakan induk dan asal-usul dari penyebaran suku Talang Mamak ke kecamatan lain. Subyek penelitian adalah masyarakat adat Talang Mamak (cultural bearing unit) yang berstatus sebagai peladang berdomisili di sekitar areal konsesi dan proyek kehutanan. Analisis data digunakan pendekatan dialogical interpretation, yaitu suatu dialog antara pemahaman emik dengan pemahaman etik untuk memahami gejala yang ditemui di lapangan. Hasil temuan menjelaskan ada beberapa kendala yang terjadi dalam proses pengembangan mereka, dapat bersifat internal maupun eksternal. Untuk kendala internal antara lain; SDM mereka yang umumnya rendah, kecilnya peluang daya saing baik secara ekonomi, sosial dan politik. Selain itu umumnya mereka memiliki sikap inferior terhadap orang lain. Sedangkan kendala eksternal adalah; kurangnya keperdulian pihak luar dalam melibatkan mereka dalam pembangunan, terjadinya desakan ekologis dari pihak luar menyebabkan siklus ladang semakin kurang dan produktivitas jadi kecil, selain itu program resetlement penduduk desa di masa lalu dilakukan masih setengah hati. Hal lain yang terjadi dalam proses pengembangan masyarakat sekitar hutan, masih ditemui juga beberapa hal, yaitu : pengawasan hutan idealnya harus dilakukan secara bersama, tetapi saat ini hanya tertumpu pada Polisi Hutan Dishutbun Kab. Inhu yang jumlahnya hanya 15 orang untuk seluruh Kabupaten Indragiri Hulu. Masih sering terjadi Konflik dalam Penetapan Batas Hutan antara masyarakat Dengan Konsesi Perusahaan. Karena di lapangan Sulit sekali Membedakan Kawawasn Hutan dengan tanah masyarakat karena pal-palnya tidak jelas. Untuk mengurangi hal itu sebaiknya kawasan perkebunan sedapat mungkin dipisahkan dengan kawasan hutan. Upaya yang harus dilakukan adalah dibentuk semacam ‘forum hutan adat’ untuk menanggapi Perda Hutan Adat yang akan dikeluarkan oleh Pemda Indragiri Hulu secara lebih luas yang meliputi antar stakeholders baik masyarakat desa, masyarakat kota, pemerintah, perguruan tinggi, LSM profesional, asosiasi-asosiasi pengusaha, perusahaan-perusahaan swasta, dan asosiasi-aso-siasi profesional lainnya sebagai wadah aspirasi dan forum rembuk permasalahan yang mungkin muncul. Selain itu diperlukan pembentukan kelembagaan ditingkat mereka. Pembentukan kelembagaan –terutama ekonomi -- harus dibentuk secara partisipatif, sehingga kelembagaan yang dibentuk sesuai dengan aspirasi mereka dan mereka merasa memiliki. Sehingga tidak akan menjadi sekedar papan nama saja. Di sini keterlibatan peran pendamping sebelum mereka mandiri mutlak diperlukan.Item STUDI REKAYASA PEMBINAAN DAN PENINGKATAN TARAi HSDUP MASYARAKAT SEKITAR HUTAN Dl PROPINSI RIAU (SUATU UPAYA PENINGKATAN KEHIDUPAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DALAM MENUNJANG PROGRAM K2I)(2012-12-05) Hidir, Achmad; Muhammad Amin, Raja