SWL-Science and Education

Permanent URI for this collection

https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/2829

Browse

Browsing SWL-Science and Education by Author "Ahmal"

Now showing 1 - 2 of 2
  • No Thumbnail Available
    Item
    Interaksi Muhammadiyah Dalam Budaya Balimau Kasai Tahun
    (2015-07-30) Ahmal
    Interaksi Muhammadiyah dengan masyarakat pelestari budaya Balimau Kasai menunjukan pola interaksi disosiatif dan asosiatif. Sejak masuknya Muhammadiyah tahun 1937 hingga terjadinya konflik dengan masyarakat lokal, rupanya berhasil mengurangi rutinitas mereka secara keseluruhan. Berhasilnya Muhammadiyah menghentikan ritual ini disebabkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Balimau Kasai bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, di wi layah Airtiris peran ninik mamak turut mendorong hilangnya tradisi ritual balimau. Sebagian kalangan adat berpandangan, bahwa ritual Balimau Kasai ini sama dengan ritual yang ada di Sungai Gangga India. Pada tahun 1980-an ritual Balimau Kasai hanya diadakan di Batu Belah dan Pulau Belimbing II. Kegiatan Balimau Kasai ini telah menjadi ritual budaya yang terpisah dari unsur magisnya
  • No Thumbnail Available
    Item
    Kesejarahan Dalam Konteks Ilmu Pendidikan Dan Pembentukan Karakter Bangsa
    (2015-07-30) Ahmal
    Miris” mungkin hanya itu yang penulis mampu katakan dalam penyederhanaan kata dalam melihat kerusakan bangsa yang terjadi, Ungkapan yang sering sekali dikeluarkan para demonstran dalam memberi identitas kepada bangsanya, salah satu yang masih teringat oleh penulis adalah ungkapan yang memberi sterotipe negative kepada bangsa ini seperti “ Bangsa Bedebah” dalam demonstrasi Hari Anti Korupsi di Djakarta tahun 2009 dengan kondisi semua media elektronik dan cetak hadir disana siap mempublikasikan ke seluruh dunia bahwa, bangsa ini telah bergelar sebuah bangsa yang tak layak di jadikan panutan, suri tauladan dan rujukan bagi bangsanya sendiri, apalagi bangsa-bangsa lain di dunia. Ini perlakuan dan bukti ketidakadanya pemahaman, kesadaran yang baik anak bangsa terhadap posisinya sebagai bahagian dari penentu agent of change (perubah dan penentu) bangsanya sendiri.