SWL- Agriculture
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing SWL- Agriculture by Author "Armaini"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item APLIKASI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR DAN ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN ANGREK DENDROBIUM BERTHACONG(2014-02-14) Armaini; Elita, EvawaniThe orchid plants denote wisteria decorative plants that have magnetism and superior chanctenstic comparing with another kind. Cultivations of Dendrobium orchid had bright prospect to developed in Riau. This.research had a purpose to acquire fhe besf of liquid supplementary fertitizer condsentrations and antigen grew also interaction between both of them that was supportive Dendrobium berthacong orchid plant. This research there was carried out at Balai Benih Induk of Riau Province, Desember 2006-Mei 2007. The result of the experiment indicate that giving atonik and vitabloom to growth orchid Dendrobium berthacong plants haves unreal affected toward high increasing parameter, number of leaves, of bulb, root the best growth generally works at vitabloom interactions at 1 g/l of water combines with atonik all of 1,5 cc/l of water, while blossom plant percentage combination treatment V1A3, V3A1 , V3A2 tend to produce most flower per unit treatment is 66,66%Item APPICATION OF COMPOST OF WATER HYACINTH AND INORGANIC FERTILIZER PLANT ON CAISIM (Brassica chinensis Var Para chinensis)(2014-02-14) Ardian; Armaini; Gerniwati, Debi FitriaCaisim (Brassica chinensis chinensis The Var) are the vegetables that contain vitamins and minerals. Needs caisim Pekanbaru in Riau particularly increased, along with the increase in population. For the consumer society and knowledge of vegetables with high incomes, tend to selectively choose vegetables that are hygienically protected from chemical residues. The use of organic fertilizer or compost can produce organic vegetables is more hygienic, safe for the consumer and environmentally friendly. Compost can be made from plants that are less beneficial, one water hyacinth. The purpose of this study, to determine the effect of the use of organic fertilizers with various bioactivator hyacinth, on the growth and production caisim. The research was carried out experimentally by using a Completely Randomized Design (CRD) factorial, comprising: first factor fhe use of compost (K) with various bioactivator namely K0: hyacinth compost without microbes, K1: Compost of water hyacinth with microbial degradation Simba. K2: Compost of water hyacinth with microbial EM- 4. The second factor is the provision of inorganic fertilizer (A) consisfs of three levels: A0: Without inorganic fertilizers, A1:1/2 the recommended dosage which, urea, 37.5 kg / ha, SP-36 37.5 kg / ha and 25kg KCI / ha , A2: the recommended dosage, Urea 75 kg / ha, SP-36 75 kg / ha and 50 kg KCI / ha. The results showed that treatment K2A1 with water hyacinth compost activator Bioaktivator EM4 with 1/2 recommended doses of inorganic fertilizer showed the highest production with a weight of 298 grams of fresh plants / plot.Item DAMPAK REKLAMASI LAHAN PASANG SURUT TYPE B TERHADAP KUALITAS LAHAN DAN POTENSI PRODUKSI TANAMAN SAWIT (Elaeis Guineensis. Jacq) Dl SCHEME KUALA CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU(2014-02-14) Armaini; Nasrul, Besri; Manurung, GulatType B tidal land in the District of Indragiri HuIu Regency Kuala Cenaku Reclaimed for cultivation of food crops in 1997 and 20% of the land is converted to oil palm plantations. Reclamation for the settings cause changes in pH of soil drainage and pyrite is oxidized, thus affecting nutrient availability to plants. It should be examined on land quality, crop nutrient uptake, oil production potential, the implementation of oil palm cultivation technology and its relation to social economic and farming system analysis in order to determine the impact of reclamation and the ability of communities in landmanagement. The research was conducted through a survey approach, purposively sampling random sampling and by selecting a planting site that has been producing oil with a maximum of I0 years of age. The results showed that soil texture component is dust> 70%, clay 21-28%, and sand <3%. Leaching and loss of land caused a layer of peat and organic matter in the soil surface decreased. Soil water content and bulk density is still on the threshold of adequate. Based on the content of base cations, it include in Zone II land and the influence of sea water with fresh water are balance. The level of soil fertility is low to moderate deficiency of macro element and non-visible symptoms of excess and deficiency of micro elements. Production of 23% -44% of potential oil production BPKS. Implementation of the cultivation technology of 90% in the-medium category, which examined social factors are not dominant in influencing the implementation. It is expected that the role of farmers to maintain channels and building floodgates, technical application specific culture through the study of fertilizer application efficiency,physical improvements and maintain the sustainability of soil fertility and crop farm with-multtple cropping pattern.Item Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pola Masyarakat Pada Lahan Pasang Surut Di Desa Bangko Kanan Dan Bangko Kiri Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir(2015-03-31) Manurung, Gulat; Armaini; NurlelaSalah satu alternatif lahan untuk budidaya kelapa sawit adalah lahan pasang surut, tetapi lahan pasang surut banyak kendala agronomis untuk usaha budidaya tanaman, diantaranya pola tata air dan keterbatasan kondisi fisik dan kimianya, yakni keracunan sulfat, besi, aluminium, kesuburan rendah dan toksisitas salinitas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu teknologi pengolahan yang tepat dan efisien, salah satunya adalah dengan pemberian pupuk yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pemupukan kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) yang dilakukan oleh masyarakat pada lahan pasang surut di Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pasang surut Desa Bangko Kanan dan Bangko Kiri Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir. Penelitian ini menggunakan metode Survey dan teknik penentuan populasi sebagai objek penelitian menggunakan metode Purposive Random Sampling. Jumlah sampel minimal 5% dari total populasi yang ditentukan secara proposional, data implementasi pemupukan dan teknik budidaya dianalisis secara deskriptif dan ditabulasikan dalam bentuk tabel. Dilihat dari konsep pemupukan bahwa petani belum melakukan pemupukan dengan waktu pemberian yang tepat 87,5%, dosis sesuai anjuran 100%, jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman 5%, cara pemupukan 100%, dan kualitas pupuk 5%, sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit petani sampel pertumbuhannya tidak optimal seperti daun agak menguning, daun muda atau pucuk patah, daun tua mengering, daun keriting atau mengkerut, batang kecil, bonggol kecil, dan tanaman kerdil dan yang dibudidayakan oleh Dinas Perkebunan pertumbuhannya optimal seperti daun hijau, daun berkembang sempurna, batang lebih besar, bonggol besar dan tanaman tidak kerdil.Item OPTIMALISASI PRODUKSI KEDELAI (GLYSINE MAX (L) MERRIL) PADA KEBUN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT DENGAN APLIKASI BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK DAN PEMBENAH TANAH(2014-03-03) Armaini; Ariani, Erlida; Anom, EdisonPenanaman kedelai diantara tanaman kelapa sawit di lahan gambut, dengan tambahan hara dan mempertahankan bahan organik sebagai bahan penyusun tanah gambut, memberikan abu janjang sebagai amelioran dengan masa inkubasi tertentu, merupakan jaminan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Cara ini diduga lebih baik dibanding penerapan pola tanam monokultur. Penelitian tentang hal ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5 komposisi pupuk dan pembenah tanah sebagai perlakuan dan 4 ulangan. Tujuan penelitian mengoptimalkan produksi kedelai dan menemukan paket teknologi yang efisien dan ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan organik dan abu janjang, dengan minimal pemberian pupuk anorganik, memberikan pengaruh terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai, dimana optimalisasi pertumbuhan dan efisiensi produksi tertinggi didapat pada perlakuan 25% dosis pupuk anorganik, 15 ton bahan organik, 3 ton abu dengan masa inkubasi 2 minggu, dengan perolehan produksi 170% lebih tinggi dibanding tanpa perlakuanItem PEMBERDAYAAN PETANI RIAU MELALUI PERTANIAN TERPADU(2015-02-28) Murniati; Armaini; Puspita, Fifi; Silvina, FetmiDaerah Riau merupakan wilayah tropis basah dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) terluas setelah Gley humus, yakni mencapai 32,47% ari total luas wilayahnya (BPS provinsi Riau, 2005). Umumnya lahan berupa lahan kering yang memerlukan system pengelolaan yang tepat agar lebih berdaya guna. Lahan kering yang ada di Indonesia dijumpai dalam berbagai variasi yakni berbukit dengan tingkat kemiringan lahan yang berbeda, dan Riau sebahagian besar lahan kering ini merupakan dataran rendah, yang berpotensi sebagai sumberdaya tanah pertanian lahan kering ataupun lahan sawah. Pemanfaatan sumberdaya alam untuk berbagai aktifitas kehidupan selalu dihubungkan dengan peningkatan efektifitas pelestarian lingkungan, termasuk kegiatan pembangunan pertanian. Kondisi tersebut sudah menjadi kebutuhan utama, mengingat selama revolusi hijau berlangsung tujuan dari pembangunan pertanian masih bertumpu pada perbaikan sektor ekonomi. Kegiatannya tidak memihak kepada dampak yang diterima lingkungan sekitarnya, seperti air, udara dan tanah(khususnya penurunan kesuburan dan kesehatan tanah), serta munculnya berbagai produksi pertanian yang non higienis yang disinyalir dapat menimbulkan penyakit degeratif bagi konsumen. Capra dalam Zulaiha (2011) menyatakan bahwa revolusi hijau tidak membantu para petani, tanah maupun jutaan penduduk dunia yang kelaparan, tetapi hanya membawa keuntungan bagi korporasi petrokimia. Revolusi hijau telah menggeser berbagai pengetahuan lokal yang ada pada petani kita dan menggantikannya dengan teknologi konvensional dan teknologi input tinggi. Perkembangan paradigma baru pembangunan pertanian juga menuntut adanya keselarasan antara potensi sumberdaya alam/ lingkungan dengan pemanfaatan yang bijak, demi terwujudnya peningkatan ekonomi berbasis ekologi, yang layak dan dapat diterima secara social. Tuntunan ini perlu diimplementasikan ke petani sebagai pengguna, melalui penerapan teknologi pertanian, baik yang merupakan temuan hasil uji coba teknologi pertanian ramah lingkungan, maupun pengelolaan di tingkat petani yang menganut kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan. Fokus kegiatan yang lebih bermanfaat dalam hal ini antara lain: 1. Mengurangi penggunaan input luar, dan menggantikannya dengan sarana produksi dari produk berbagai teknologi ramah lingkungan. 2. Melakukan perubahan mendasar terhadap prinsip pola tanam yakni dari usaha tani monokultur menjadi usaha tani yang mengusahakan berbagai kegiatan pertanian lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi fisik lahan yang dimiliki petani. 3. Mengupayakan peningkatan pengetahuan petani. 4. Membangun infrastruktur sesuai kebutuhan petani. 5. Mengaktifkan kegiatan organisasi ditingkat petani, diantaranya kelompok tani dan koperasi, melalui pemahaman dan perbaikan manajerial ditingkat petani.Item SPECIFIED TECHNOLOGICAL STUDY OF PADDY LOCATION FOR ALTERED FUNCTION OF AGRICULTURAL LAND TO PALM OIL PLANTATION IN TYPE B TIDAL LAND IN KUALA CENAKU(2014-02-14) Armaini; Wardati; Sofjan, JurnawatyThe low production rice field paddy which is planted by palm oil trees (Elaies guannensis. Jaq) on Kuala Cenaku tidal land, were caused by difficulty in irrigation system, limited exposure to sun light and degradation of soil after reclamation. The planting of IR 42 and Senapi with SRI method using 3 combinations of fertilizer on full exposure and half exposure (50%) to sun lights was hoped to be the solution of these problems. The rnethod of this study was split plot design with the primary plot is variety, and fertilizer as secondary plot. The best soil quality improvement was from K3. lR 42 variety is better than Senapi for its growing and production in condition full and half exposure to sun light.There was decreasing in productlon of IR 42 for 32 % and decreasing in weight of IR 42 for 1000 seeds as much 12 %, while Senapi 31 % and 24 % respectively, both in half exposure area to sunlight. In order to get optimal procluction of paddy (Oryza Sativa. L), it is recommended not to do intercropping between palm oil tree and paddy unless it needs to investigate a tolerable variety if intercropping keeps done.