PROSPEK PEMBANGUNAN INDUSTRI MINYAK GORENG DI DEARAH RIAU
No Thumbnail Available
Date
2013-04-24
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Di Indonesia produsen terbesar minyak kelapa sawit adalah Sumatera Utara kemudian
diikuti oleh Riau. Tahun 2000 di Riau luas lahan kelapa sawit 956.046 Ha, diprediksi akan
menghasilkan TBS lebih dari 19 juta ton per tahun dan 4,1 juta ton CPO per tahun. Industri
hilir produk ini sangat potensial untuk dikembangkan. Prospek pengembangan industri
minyak goreng dianalisis dengan metode SWOT. Dari Analisis SWOT, industri minyak
goreng memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Konsumsi minyak goreng
di Riau sebesar 43,627 ton per tahun, atau 3,635.6 ton per bulan. Sebesar 2,908.5 ton
dikonsumsi oleh masyarakat menengah kebawah. Pada tahun 2005 diperkirakan konsumsi
minyak goreng di Riau sebesar 48,493 ton per tahun. Produksi TBS tidak seimbang
dengan PKS yang ada, untuk itu diperlukan tambahan PKS dengan kapasitas 1.792
ton/jam atau 60 unit PKS dengan kapasitas 30 ton/jam. Seiring dengan PKS perlu juga
pembangunan industri hilir (pabrik minyak goreng sawit) di Daerah Riau dengan kapasitas
1,5 ton per jam sebanyak 7 unit.