PENGARUH TINGGI MUKA AIR TANAH DAN MULSA ORGANIK TERHADAP SIFAT TANAH, PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT DAN EMISI CO2 DI LAHAN GAMBUT
No Thumbnail Available
Date
2016-07-14
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi muka air tanah dan mulsa organic
serta interaksinya terhadap sifat tanah, pertumbuhan kelapa sawit dan emisi CO2 di lahan
gambut. Penelitian dilakukan di areal konsesi PT. Teguh Karsa Wana Lestari di Kecamatan
Bungaraya Kabupaten Siak. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan
Rancangan Petak Terbagi. Petak utama adalah tinggi muka air saluran drainase yang terdiri
dari : 50 cm, 70 cm dan 90 cm. Anak petak adalah pemberian mulsa organik yang terdiri dari:
tanpa mulsa organic, tandan kosong kelapa sawit, pelepah kelapa sawit, dan Mucuna
Bracteata. Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali. Data hasil
pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam dan untuk mengetahui perbedaan antar
perlakukan dilakukan uji Wilayah Berganda Duncan (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil
penelitian menunjukkan: 1). Tinggi muka air tanah 70 cm merupakan perlakuan yang
menghasilkan kandungan N total, P total, K, Ca, dan Mg, lebih tinggi dibanding tinggi muka
air tanah 50 cm dan 90 cm sedangkan tinggi muka air tanah 90 cm menghasilkan kadar air
tanah lebih rendah, dan suhu tanah serta emisi CO2 lebih tinggi dibanding tinggi muka air
tanah 50 cm dan 70 cm. 2). Mulsa tandan kosong sawit merupakan perlakuan yang
menghasilkan kandungan N total, K, Ca, dan Mg, suhu dan kadar air tanah, pertumbuhan akar
kelapa sawit yang lebih tinggi, namun disertai emisi CO2 yang lebih tinggi pula dibanding
mulsa organik lain. 3). Kombinasi tinggi muka air tanah 70 cm dan mulsa organik TKKS
menunjukkan kandungan N total, K, Ca,dan Mg, pertumbuhan akar yang lebih tinggi dengan
emisi yang lebih rendah dibanding kombinasi tinggi muka air tanah 90 cm dengan mulsa
organik yang sama.
Description
Keywords
Water level, organic mulch, soil properties, root growth, CO2 emission