Analisis Koefisien Regim Sungai (Krs) Di Waduk Plta Kotopanjang Menggunakan Model Hidrologi Swat

No Thumbnail Available

Date

2018-09-19

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

wahyu sari yeni

Abstract

Fluktuasi debit air antara musim hujan dan musim kemarau tidak terlepas dari kondisi medan 90,50% dari luas DTA Waduk PLTA Kotopanjang adalah kelas kemiringan diatas 40%, jenis tanah yang didominasi oleh Podsol merah kuning 50,76% dan Brown forest soil 32,28% dari luas DTA serta luasnya lahan terbuka atau penggundulan hutan yang dapat mempercepat aliran masuk ke waduk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa besaran Koefisien Regim Sungai (KRS) yang terjadi berdasarkan parameter iklim, kelas lereng dan penggunaan lahan yang ada di DTA Waduk PLTA Kotopanjang. Simulasi model hidrologi SWAT yang dilkukan adalah untuk mendapatkan data karakteristik hidrologi di DTA waduk PLTA Koto Panjang berdasarkan data-data iklim (curah hujan, suhu udara, radiasi matahari, kelembaban udara, dan kecepatan angin) yang dipengaruhi oleh parameter tanah pada kondisi penggunaan lahan tahun 2011 dan 2014. Periode simulasi dilaksanakan antara tahun 2009 – 2014 dengan fase percobaan (warming-up) tahun 2009 - 2010, kalibrasi tahun 2011 – 2012, dan validasi tahun 2013 - 2014. Hubungan antara debit model SWAT dengan debit observasi menggunakan SWAT CUP SUFI II terhadap 11 parameter yang paling sensitif dan 4 parameter yang kurang sensitive ditunjukan oleh nilai koefisien determinan (R²) = 0,76 dan efisiensi NS = 0,75 yang tergolong baik. Hasil validasi memperlihatkan hubungan antara debit observasi/hasil pengukuran dan debit model/simulasi dengan koefisien determinasi (R²) dan NS masing-masing sebesar 0,64 dan 0,60 termasuk dalam kategori memuaskan. Pada penggunaan lahan tahun 2011 menghasikan debit maksimum (Qmak) dan debit minimum (Qmin) simulasi/model masing-masing 521,70 m³/dt dan 43,61 m³/dt dengan nilai KRS sebesar 11,949. Untuk tahun 2014 debit maksimum (Qmak) dan debit minimum (Qmin) simulasi/model yang dihasilkan masing-masing 532,20 m³/dt dan 42,72 m³/det dengan nilai KRS sebesar 12,212. Nilai KRS tahun 2011 dan 2014 yang masing-masing 11,949 dan 12,212 < 50 masih tergolong baik. Untuk menjaga fluktuasi antara debit maksimum dan minimum agar tidak terlalu besar diperlukan usaha pengelolaan penggunaan lahan yang cocok dan sesuai dengan kondisi/situasi di lapangan terutama dalam jenis vegetasinya

Description

Keywords

Daerah tangkapan air, iklim, kemiringan lahan, penggunaan lahan, model SWAT, koefisien regim sungai

Citation