PHKI-Engineering
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing PHKI-Engineering by Issue Date
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
Item ModelPenilaianPenawaran Terendah yang ResponsifPada PengadaanBarang dan Jasa Pemerintah Berbasis Teknologi Komputasi(2015-04-08) Alfian; Gussyafri, HajiLebih dari seratus ribu perusahaan jasa konstruktsi di Indonesia setiap tahun terlibat dalam kompetisi (pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah) untuk mendapatkan pekerjaan pada proyek-proyek pemerintah. Salah satu tahapan yang paling penting dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah adalah penetapan calon pemenang lelang. Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyatakan bahwa Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) mengusulkan penawar terendah yang responsif sebagai calon pemenang. Mengingat tidak adanya definisi dan rumusan yang jelas tentang maksud kata-kata “penawaran terendah yang responsif”, maka ketentuan tersebut dapat dinilai masih mengandung unsur normatif dan bersifat kualitatif, sehingga memiliki peluang untuk diinterpretasikan secara berbeda menurut kepentingan pihak-pihak (pengguna dan penyedia barang/jasa). Akibatnya, penetapan calon pemenang lelang cenderung bersifat subjektif, tidak baku, berlarut-larut, rentan terhadap praktik KKN, dapat menimbulkan kebocoran keuangan negara, anarkis, dan berpotensi menimbulkan berbagai komplik yang pada akhirnya dapat berpengaruh buruk terhadap kinerja proyek-proyek pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain suatu metode dan sistem yang dapat digunakan untuk menilai, menentukan, dan menetapkan harga penawaran terendah yang responsif secara ilmiah, dan memenuhi prinsip: efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Metode dan sistem tersebut akan dikemas dalam bentuk perangkat lunak yang memiliki sifat-sifat: berbasis teknologi komputasi, mudah dioperasikan, memberikan hasil seketika, dan akurat, sehingga akan membantu Kelompok Kerja ULP pada seluruh Kementerian, Lembaga, SKPD, dan institusi lainnya di seluruh Indonesia dalam mengatasi berbagai persoalan empirik sehubungan dengan subjektifitas dan ketidakpastian (uncertain) penetapan pemenang dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah. Penelitian ini pula akan dapat mengisi kekosongan pemanfaatan kemajuan teknologi berbasis komputasi dalam pengambilan keputusan pada pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengembangan model, formulasi, dan desain perangkat lunak menggunakan pendekatan ilmu Manajemen Konstruksi dengan penerapan kaidah matematika, statistik, dan program komputasi, dengan berpedoman kepada ketentaun dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Data-data berupa Pagu Anggaran, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Engineer’s Estimate (EE), dan nilai nominal penawaran kontraktor yang lulus evaluasi administrasi dan teknis dimasukkan secara manual ke dalam sistem. Seluruh data yang di-input akan diproses secara digital di dalam sistem dan menghasilkan informasi mengenai: nilai nominal responsif, kelas interval penawaran harga, kelas interval yang responsif, kelompok penawaran harga yang berada dalam kelas responsif, dan penawaran terendah dalam kelas interval responsif.Item Pengolahan Limbah Padat Industri Sawit Dengan Proses Pirolisis Dan Adsorpsi Menjadi Asap Cair {Liquid Smoke)(2015-07-05) Padil; Evelyn; Supranto; WiratniTimbunan limbah padat sawit / biomassa merupakan limbah perkebunan yang jumlahnya sangat melimpah di Propinsi Riau dan meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan industri minyak sawit. Dengan proses pirolysis, biomassa tersebut dapat dikonversi menjadi asap cair {liquid smoke) sebagai alternatif pengawet produk pangan dan dapat juga diaplikasikan untuk produk non pangan dan yang sangat mengembirakan adalah jika diaplikasikan pada produk pangan tidak akan membahayakan bagi konsumennya. Kebaharuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan proses pirolysis untuk pengolahan limbah padat industri sawit berupa tandan kosong sawit dan peningkatan kualitas asap cair {liquid smoke) dengan jalan melewatkan fase yang masih berupa gas kedalam kolom adsorpsi dengan adsorben yang digunakan adalah arang aktif yang diolah dari arang sisa proses pirolysis Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan route baru dalam menghasilkan Asap CairItem Deoksigenasi Catalytic Slurry Cracking (Dcsc) Limbah Padat Sawit Menjadi Bio-Oil Sebagai Alternatif Sumber Energi Terbaharukan(2015-07-05) Sunarno; Saputra, Edy; Zahrina, IdaZSM-5 merupakan zeolit sintetis yang banyak digunakan dalam industri terutama sebagai katalis. ZSM-5 ini dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi operasi tertentu. Sementara abu dari pembakaran cangkang dan sabut sawit pada boiler banyak mengandung silika. Abu savvit ini dapat dikonversi menjadi silika terpresipitasi, sehingga pada penelitian ini mencoba membuat ZSM-5 dari bahan baku silika terpresipitasi. Tujuan penelitian adalah mensintesis ZSM5 dengan variabel Si/AI(20, 25,30), Suhu (160, 175,190 °C) dan waktu sintesis (12,18 ,24 jam). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan baku, sintesis ZSM-5 dan analisis produk. Persiapan bahan baku meliputi produksi silika terpresipitasi dan pembuatan natrium aluminat. Produksi silika terpresipitasi dibuat dengan mencampur abu sawit dengan larutan NaOH pada suhu 105C, diaduk selama 4 jam. Setelah kondisi dingin dilakukan penyaringan . Filtrat ditambahkan HCl pekat sampai membentu gel dan dioven. Silika terpresipitasi ini dianalisa kadar silikanya yaitu 84,7%. Pembuatan natrium aluminat dilakukan dengan mencampur A1(0H)3 dan larutan NaOH. Endapan yang terbentuk dioven. Sintesis ZSM - 5 dilakukan dengan melarutkan natrium aluminat dengan aquadest (suspensi 1). Silika terpresipitasi dicampur dengan aquadest (suspensi 2). Suspensi I dicampur dengan suspensi 2 (suspensi 3). Suspensi 3 ditambahkan NaOH sehingga diperoleh nisbah Na^O/AbO,:! 7,4, diaduk selama 30 menit dan dimasukkan dalam autoclaf pada temperatur dan waktu tertentu. Padatan yang terbentuk dicuci dengan aquadest dan dioven pada 110°C selama 6 jam. Produk dianalisis dengan FTIR dan hasilnya dibandingkan pita serapan pada bilangan gelombang dari ZSM-5 Vempati. Hasil penelitian ini menunjukkan pada suhu 175''C dan waktu 18, 24 jam rata-rata dihasilkan 3 karakter ZSM-5, sedangkan pada suhu 175C,18 jam dan Si/AI 30 diperoleh 4 karakter, Hal ini menunjukkan terbentuknya kristal ZSM-5. Pada suhu 160''C dan 190°C tidak didapatkan kristal ZSM-5.Item Produksi nitro - Selulosa Sebagai bahan Baku Pembuatan Propelan Yang Berbasis Limbah Padat Sawit(2015-07-05) Padil; YelmidaLimbah padat sawit, berupa Tandan Kosong Sawit, limbah batang sawit, limbah sabut sawit dan pelepah sawit mengandung selulosa 27,49 - 35,92 %, hemiselulosa 20 - 30% dan lignin 17,74% - 29,02 % . Komponen lignoselulosa limbah padat sawit tersebut dapat dikonversi menjadi nitro-selulosa, salah satu unsur utama dalam pembuatan propelan atau bahan peledak melalui proses hidrolisis dan nitrasi. Pada penelitian ini, telah dilakukan proses hidrolisis terhadap limbah padat sawit dengan memvariasikan temperature , lama waktu pemasakan dan nisbah cairan/padatan limbah sawit. Sebagai cairan pemasak pada proses hidrolisis digunakan ekstrak abu TKS dari hasil pembakaran tandan kosong sawit (TKS) dalam incenerator pada pabrik CPO. Kondisi yang terbaik dalam proses hidrolisis limbah padat sawit ini adalah temperatur 140°C, waktu pemasakan 150 menit dan nisbah cairan/padatan I : 4 dengan kandungan sellulosa alfa sebesar 53%, hemisellulosa 25% dan ligninnya adalah 7%.Item Rekayasa Teknologi Membran Untuk Produksi Biodiesel(2015-07-05) Syarfi; Zulfansyah; Zahrina, IdaBiodisel dapat diproduksi dari minyak nabati seperti CPO atau CPO parit melalui proses esterifikasi transesterifikasi dan transesterifikasi. Untuk CPO mutu standar tranesterifikasi hanya dilakukan satu tahap, sedangkan untuk CPO mutu rendah mengandung asam lemak bebas tinggi tranesterifikasi dilakukan dua tahap, akibatnya konsumsi metanol menjadi dua kali lipat dan rendemen biodiesel menurun sebesar 20- 30%. Oleh karena itu untuk bahan baku CPO mutu rendah perlu treatment bahan baku untuk menurunkan kadar FFA < 5%, demikian juga kandungan gum tidak lebih dari 60 ppm. Kadar FFA dan Gum dalam bahan baku CPO parit dapat diturunkan dengan menggunakan teknologi membran.Item Pembuatan Silika Presipitasi Industrial Grade Silica) Dari Fly Ash Sawit Limbah Padat Industri Minyak Sawit(2015-07-06) Saputra, Edy; Setia Utama, Panca; Jr. SuprantoPada penelitian ini telah dilakukan pemanfaatan abu sawit untuk mendapatkan silica presipitasi/ Industrial grade silica (IGS) yang bersifat amorphous. Diharapkan pada penelitian ini akan didapat kondisi proses yang optimum dalam menghasilkan IGS. Sebelum dilakukan proses ekstraksi-reaktif, abu saM'it dilakukan proses pemumian sehingga didapat crude silica. Rangkain proses dilakukan dengan kondisi proses yang didapat pada tahun ke-I. IGS diperoleh dengan cara crude silica diekstraksi-reaksi dengan solven sodium hidroksida dengan suhu. Reaksi antara crude silica dan sodium hidroksida dilakukan dalam Reaktor Tangki Berpengaduk Bertekan (RTBB) diatas atmosper dilengkapi dengan digital temperature control. Proses ekstraksi-reaksi dipelajari dengan melakukan perubahan suhu (T) dan konsentrasi solven. Setiap waktu yang ditentukan sampel diambil. Hasil yang dikeluarkan dari RTBB masih berupa campuran produk dan reaktan disaring dan dilakukan analisa dengan menggunakan Atomic Absorpsion Spectrometer (AAS). Dari variabel yang dipelajari proses ektaktif-reaktif konversi yang paling besar didapat pada suhu 160 °C dengan konversi 90 % dengan konsentrasi solven 0,28N dan waktu reaksi 6,5 jam. Sedangkan untuk variasi konstrasi yang dipelajari kondisi terbaik tidak begitu berbeda dengan konsentrasi yang digunakan pada variasi suhu.Item Kajian Eksperimental Pengaruh Dinding Bata Tanpa Tulangan (URM) Dan Dinding Bata Bertulang (RM) Terhadap Perilaku Portal Beton Bertulang Akibat Beban Gempa(2015-07-08) Djauhari, Zulfikar; RidwanDinding bata sering digunakan sebagai partisi pemisah di bagian dalam atau penutup luar bangunan pada struktur portal beton bertulang maupun struktur portal baja, khususnya untuk bangunan rendah dan bertingkat sedang. Dinding pengisi tersebut dipasang apabila struktur utama selesai dikerjakan, yang pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan finishing bangunan. Oleh sebab itu, dalam perencanaarmya dianggap sebagai komponen non-struktur, bahkan keberadaarmya tidak menjadi permasalahan dalam pemodelan struktur asalkan intensitas beban yang timbul sudah diantisipasi terlebih dahulu (misal, dianggap sebagai beban merata). Akan tetapi riset-riset terkini menunjukkan bahwa meskipun dikategorikan sebagai komponen non-struktur tetapi mempunyai kecenderungan berinteraksi dengan portal yang ditempatinya terutama bila ada beban horizontal (akibat gempa). Interaksi yang timbul kadang menguntungkan kadang merugikan bagi kinerja portal utamanya dan hal tersebut menjadi perdebatan yang cukup lamaItem Pembuatan Komposit Alumina-Kalsium Phosphat Berpori Untuk Aplikasi Tulang Implan Menggunakan Metode Protein Foamingconsolidation(2015-12-01) Fadli, Ahmad; KomalasariAlumina berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai tulang implan dan mikrokarir untuk kultur sel. Walaupun alumina memiliki sifat mekanik yang tinggi, akan tetapi alumina bersifat bioinert yang membatasinya untuk diaplikasikan sebagai tulang buatan. Sebaliknya, kalsium phosphate sudah berhasil digunakan untuk mengganti tulang yang rusak karena kalsium phosphat memiliki sifat bioaktif dan biokompatibel dalam pertumbuhan sel-sel tulang. Tujuan penelitian tahun pertama adalah membuat komposit alumina-kalsium phosphat menggunakan bahan hidroxyapatit komersial dengan varaibel yang diteliti adalah temperatur sintering dan pengaruh kuning telur terhadap karakter komposit yang diperoleh. Slurry dibuat dengan mencampurkan alumina dan hidroksiapatit dengan kuning telur. Kemudian slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder dan dikeringkan pada temperatur 180ºC selama 1 jam. Green bodi yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1200-1550ºC.Item Pembuatan Microcarrier Keramik Berpori Untuk Aplikasi Kultur Sel(2015-12-01) Aman; Fadli, Ahmad; KomalasariKeramik berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai microcarrrier untuk kultur sel. Hal ini dikarenakan keramik memiliki sifat mekanik yang tinggi dan ukuran pori yang bisa dikontrol untuk meningkatkan laju pertumbuhan sel yang ditanam pada permukaan microcarrrier. Tujuan penelitian adalah membuat microcarrrier berpori dari bahan dasar biokeramik tri calcium phosphate (TCP) menggunakan metode starch consolidation. Pada tahun pertama ini dipelajari pengaruh waktu pengadukan dan temperatur sintering terhadap sifat fisik TCP berpori yang dihasilkan. Starch yang digunakan adalah partikel wheat (tepung gandung) yang berfungsi sebagai agen pembentuk pori pada bodi keramik. Slurry dibuat dengan mencampurkan partikel wheat particles dengan suspensi TCP dan air, kemudian slurry tersebut diaduk selama 1, 2 dan 3 jam. Selanjutnya slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder, dan dikeringkan dalam oven pada 80˚C selama 24 jam dan 120˚C selama 8 jam. Green bodi yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1000 dan 1100ºC. Microcarrrier keramik yang diperoleh mempunyai struktur pori terbuka dengan ukuran pori berkisar antara 300-310 μm dan terdapat interkonektifiti antara pori. ketika temperature sintering naik dari 1000 ke 1100°C, terjadi penyusutan volum pada bodi keramik pada rentang 53- 567%. Setelah proses sintering, diperoleh keramik berpori yang memiliki porositas 59 – 78% dan kuat tekan 0,3 - 2,5 MPa.Item Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit Dan Komposit Alumina-Hidroksiapatit Berpori Untuk Aplikasi Orthopedik(2015-12-01) Fadli, Ahmad; Akbar, Fajril; KomalasariKeramik alumina berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan untuk implan tulang. Walaupun alumina berpori memiliki sifat mekanik yang tinggi, akan tetapi sifat bioinert alumina telah membatasi aplikasinya untuk bone implant. Sebaliknya, hidroksiapatit (HA) sudah berhasil digunakan didalam operasi tulang karena karena ia memiliki sifat bioaktif, biokompatibel dan mampu menumbuhkan tulang. Akan tetapi, kekuatan bahan HA tersebut adalah rendah. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah membuat keramik alumina-HA untuk aplikasi biomedik. Strategi ini bertujuan mengkombinasikan sifat mekanik alumina yang tinggi dengan sifat bioaktif dari hidroksiapatit. Penelitian ini akan dilakukan selama dua tahun. Tujuan riset pada tahun pertama adalah membuat hidroksiapatit dengan menggunakan proses hidrothermal dan akan diteliti pengaruh komposisi bahan baku (rasio Ca/P), kondisi proses (pH, suhu reaksi, kecepatan pengadukan, suhu dan waktu tinggal kalsinasi) terhadap karakter hidroksiapatit yang dihasilkan. Karakter yang akan diamati adalah kristaliniti, fase, morphologi dan ukuran partikel. Sumber kalsium (Ca) yang digunakan adalah kulit kerang darah yang telah dikalsinasi terlebih dahulu menjadi CaO, sedangkan ammonium dihidrogen fospat digunakan sebagai sumber fospat. Sintesis hidroksiapatit dilakukan menggunakan metode hidrotermal suhu rendah. Proses diawali dengan cara mencampurkan CaO dari kulit kerang, ammonium dihidrogen fospat dengan perbandingan rasio Ca/P tertentu serta aquades sebanyak 600 mL. Campuran tersebut dipanaskan pada suhu 70-90°C sambil diaduk dengan kecepatan tertentu. Hasil sintesis berupa slurry, selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 120°C selama 15 jam. Sampel kering selanjutnya dihancurkan hingga halus dan dikalsinasi pada suhu 700-900°C dengan laju pemanasan 10°C/menit selama 1 jam. Serbuk hidroksiapatit hasil sintesis yang telah dikalinasi selanjutnya diuji menggunakan XRD, FTIR dan SEM. Ukuran diameter kristal hidroksiapatit yang diperoleh dengan variasi suhu reaksi 70 oC,80 oC dan 90 oC pada kecepatan pengadukan 300 rpm adalah 63,43 nm, 52,85 nm dan 52,48 nm. Sedangkan dengan variasi kecepatan pengadukan 200 rpm, 250 dan 300 rpm pada suhu reaksi 90 oC adalah 62,92 nm, 52,59 nm dan 52,48 nm. Semakin besar rasio Ca/P maka diameter kristal hidroksiapatit semakin kecil berturut – turut dari rasio Ca/P 0,67, 1,67 dan 2,67 adalah 54,38, 52,37 dan 52,32. Dan diameter kristal hidroksiapatit semakin kecil dengan semakin besarnya pH awal reaksi, berturut – turut dari pH awal reaksi 4, 6 dan 9 adalah 62,98, 62,92 dan 52,32. Semakin besar rasio Ca/P maka tidak ada senyawa fosfat lain yang terbentuk, terlihat pada rasio Ca/P 0,67 dan 1,67 terbentuk senyawa fosfat lain berupa TCP dan CP sedangkan rasio Ca/P 2,67 tidak terdapat senyawa fosfat lain. Dan semakin besar pH awal reaksi maka tidak ada senyawa fosfat lain yang terbentuk, terlihat pH 4 dan 6 terbentuk senyawa fosfat lain berupa DCPA dan CP sedangkan pH 9 tidak terdapat senyawa fosfat lainItem Tipologi Elemen Pembayang Kenyamanan Termal Pada Bangunan Disepanjang Jalan Jendral Sudirman Kota Pekanbaru(2016-04-26) Faisal, Gun; Rangkuti, Gladies Imanda UtamiPada tahun 2013 tercatat suhu udara di Kota Pekanbaru berkisar antara 22,60°C sampai 34,6°C dengan kelembaban udara rata-rata 79,14 persen. Tingginya suhu ini berdampak pada penambahan pemanfaatan energi untuk kepentingan kenyamanan bangunan. Bangunan menjadi pengkonsumsi terbesar energi akibat penggunaan pendingin ruangan, begitu juga dengan bangunan di Kota Pekanbaru yang hampir seluruhnya menggunakan Air Conditioner. Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan energi adalah pemanfaatan elemen pembayang termal bangunan. Penggunaan Air Conditioner yang memakan banyak energi, digantikan oleh penghawaan alami dengan menggunakan elemen-elemen arsitektur yang dapat mengurangi panas bangunan. Penelitian ini akan membahas tentang bagaimanakah sistem dan tipe elemen pembayang bangunan yang mempengaruhi termal bangunan yang ada di Pekanbaru, sehingga kita dapat mengetahui karakter dan bentuk dari elemen yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi sistem dan tipe elemen dari bangunan di Pekanbaru, dimana elemen-elemen tersebut merupakan salah satu cara bangunan dalam mengatasi kondisi iklim. Metode penelitian kualitatif dengan paradigma rasionalistik sangat sesuai digunakan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi elemen pembayang bangunan yang terdapat di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Kota Pekanbaru-Riau. Penelitian ini berpedoman pada teori tipologi, teori termal dan elemen pembayang bangunan untuk mengidentifikasi tipe-tipe elemen pembayang bangunan yang terdapat di kawasan Jalan Jendral Sudirman tersebut. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, maka di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat dua tipe elemen pembayang bangunan di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Kota Pekanbaru- Riau yang didasarkan pada bentuk, dan jumlah elemen pembayang bangunan. Yaitu tipe elemen Pembayang bangunan berdasarkan jumlah elemen pembayang dan tipe Elemen Pembayang bangunan berdasarkan jenis pembayangnyaItem PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI PRODUKSI KANVAS REM BAHAN KOMPOSIT DENGAN PENGISI LIMBAH KELAPA SAWIT(2016-08-13) badri, muftil; Prayitno, Adhy; arief, dodi sofyanSerangkaian kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian Hibah Bersaing multi tahun, secara umum tujuan yangdicapai adalah pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk pembuatan kanvas rem yang kuat, tahan aus, ramah lingkungan, mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, dan lahirnya teknologi baru pembuatan kanvas rem yang dapat digunakan oleh dunia ilmiah dan industri. Manfaat yang akan dicapai antara lain: (1) secara ilmiah berkembangnya teknologi baru pemrosesan limbah kelapa sawit sebagai pengisi untuk digunakan sebagai kanvas rem; (2) secara komersil, usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai mitra dapat menghasilkan produk baru sebagai komoditi baru dari limbah kelapa sawit yang melimpah; (3) memungkinkan untuk menghasilkan paten baru. Pada penelitian Tahun 1, timtelah membuat pelat komposit bahan pengisi terak limbahtandan kosong kelapa sawit yang dicampur dengan bahan aditif lain, yaitu: grafit, serat baja, alumina, dan phenolic resin. Pelat ini diuji secara fisik dan mekanik. Diharapkan komposit dengan sifat fisik dan mekanik memenuhi kriteria desain bahan kanvas rem.Hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, antara lain: (1) peralatan produksi pelat komposit pengisi terak limbah tandan kosong kelapa sawit untuk bahan baku kanvas rem cakram telah dibangun; (2) pelat komposit dengan massa bahan baku yang bervariasi telah diproduksi. Peralatan produksi pelat komposit bahan kanvas rem menggunakan alat bantuproduksi (jigs and fixtures) yang dibuat dari pelat baja, dilengkapi dengan elemen pemanas dan kontrol temperatur.Pelat komposit bahan kanvas rem telah dihasilkan berdasarkan variasi massa bahan penyusunnya. Selanjutnya kekuatan tekan setiap variasi komposit diuji menggunakan universal testing machine (UTM). Struktur mikro permukaan pelat komposit yang dihasilkan juga diamati menggunakan scanning electron microscope (SEM). Pengamatan struktur mikro menggunakan SEM dilakukan sebelum pengujian keausan terhadap pelat komposit. Setelah pengujian keausan, struktur mikro permukaan pelat komposit selanjutnya diamati menggunakan SEM. Hasil penelitian Tahun 1telah dipublikasikan pada seminar internasional 2nd International Conference on Ocean, Mechanical and Aerospace –scientists and engineers- (OMAse) 2015 dan telah submit Jurnal Teknologi (Sciences and Engineering) Malaysia (indexed by Scopus). Rencana tahapan lanjutan pada penelitian Tahun 2 sebagai berikut: (1) perencanaan pembuatan kanvas rem cakram model baru; (2) rekayasa proses pembuatan produk; dan (3) standarisasi produk kanvas rem. Pada penelitian Tahun 2, hasil penelitian akan dipublikasikan pada seminar dan artikel ilmiah internasional.