Browsing by Author "Zain, Jonny"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Identifikasi dan Konstruksi Kapal Perikanan dan Pengembangan Tempat Pendaratan Ikan Kurau Di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, Riau(2013-04-18) Syaifuddin; Zain, Jonny; Nasiitlon, PolarisMalaka Strait is a fishing community in the district of Bantan, the Strait of Malacca. Fishing gear used by fishermen consists of the gill nets (gillnet), longline (long line), and other gear. Fishermen in operating fishing gear with the use of ships, boats and canoes. Fishing vessels have a primary measure (principle dimension) is the length (Loa) 12.83 m, width (B) 2.52 m and in (D) 0.80 to Groass Tonnage (GT) 5 GT. As a driver by using the dong feng brand engine 24 PK. While the materials used to manufacture fishing boats in the Bantan is wood. The main measure used fishing boats in the strait have the Loa 6 m, B 1.2 m and within 0.50 m, while the driving tool is rowing. And also there is a smaller boat than the boat length (Loa) 4 m, width (B) 0.90 m and in (D) 0.35 m. Type of wood used is wood Giam, resak wood, wood lazy, rains wood, and meranti.Item PENDUGAAN POTENSI DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURAU (Eleutheronema tetradactylum) Dl SEKITAR PULAU BENGKALIS, RIAU(2013-02-14) Syaifuddin; Syofyan, Irwandy; Zain, JonnyIkan kurau memiliki nama Internasional four finger threadfln termasuk jenis ikan kelompok dimersal. Bentuk bulat memanjang warna abu-abu perak kekuningan adanya 4 buah filament pada bagian sirip dada dengan habitat di perairan pesisir. Dalam pengembangan dan pelestarian ikan kurau ada beberapa kendala terutama pada aspek potensi kurau yang ada. Untuk mengantisipasi kendala pengembangan maka perlu dirumuskan arahan kebijakan perikanan perairan Bengkalis, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang potensi dan pola musim penangkapan ikan kurau. Sehingga diketahui potensi lestari dan tingkat pemanfaatannya. Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan alat tangkap kurau antara lain menganalisis kondisi perikanan ikan kurau dari aspek biologi dan ekologi, mengidentifikasi alat tangkap kurau dari aspek teknologi, pemanfaatan sumberdaya perikanan dan pola musim penangkapan. Metode yang digunakan adalah survey yaitu mengambil data primer dengan cara pengamatan langsung kepada pemilik alat tangkap kurau, data skunder dari Dinas Perikanan bengkalis yang meliputi data produksi selama lima tahun, mengolah data dengan metode surplus pruduksi meliputi catch, effort, catct per unit effort, standarisasi alat tangkap, fishing power index, tingkat pengupayaan dan pemanfaatan Schaefer dan menentuka pola musim penangkapan. Upaya penangkapan (effort) ikan kurau terdiri dari rawai (long line) dan jaring batu (bottom gillnet) yang mempunyai tripnya sama yaitu 6 hari dalam semingga. Effort tahunan tertinggi tahun 2006 sebesar 1627392 trip (gabungan) dan te rend ah tahun 2002 sebesar 388440 trip (gabungan). CPUE tahunan jaring batu berkisar 0,001-0,012 ton/trip dengan rata-rata 0,006 ton/trip. CPUE tahunan rawai antara 0,001-0,004 ton/trip dengan rata-rata 0,002 ton/trip. Sedangkan nilai MSY untuk ikan kurau yang didaratkan di Bengkalis 1140,050 kg/tahun dan nilai upaya optimum fopt sebesar 151000 trip/tahun, sehingga bila dihubungkan antara catch dan tingkat pemanfaatan ikan kurau di Bengkalis telah over fishing atau leblh tangkap dengan tingkat pemanfaatan melebihl 100%. Pola musim penangkapan disamping dipengaruhi oleh factor cuaca dan iklim. Informasi pola musim ditentukan berdasarkan arah angin, juga melihat trend dari gratis berdasarkan hasil tangkapan perbulan selama 6 tahun. Berdasarkan analisis pola musim penangkapan tertinggi pada bulan April, Mai dan Nopember (1391,91), (1330,39) dan (1343,81) sedangkan yang terendah pada bulan Juni yaitu 920,89.Item Penerapan Teknologi Pembuatan Kapal Fiberglass Pada Galangan Kapal Tradisional Di Bagansiapi-Api Kabupaten rokan Hilir(2013-05-14) Nofrizal; Ahmad, Muchtar; Syaifudin; Zain, JonnySemakin langkanya jenis kayu khusus sebagai bahan baku kapal kayu, mengakibatkan banyak galangan tradisional yang terancam tutup. Ini telah meninribulkan gejala delndustrlalisasi maritim khususnya dl bidang perkapalan di Provinsi Riau. Sedangkan penggunaan bahan alternatif seperti fiberglass menuntut pentngkatan kompetensi tukang kapal agar menguasai teknik pembuatan dan pengolahan bahan baku baru serta keterampilan menggunakan peralatan yang berkaitan. Demi keberlanjutan usaha galangan kapal, maka pengenalan teknik pengolahan dan pembuatan kapal dengan bahan baku yang baru itu (fiberglass) perlu dilakukan, melalui program penerapan teknologi pembuatan kapal dengan bahan fiberglass pada galangan kapal tradisional. Perubahan teknologi ini tentu memicu pula perubahan pola pengelolaan usaha galangan kapal, yang pada gilirannya berdampak terhadap ekonomi usaha dan perekonomian wilayah tempatan. Fiberglass adalah suatu bahan buatan dalam pembuatan kapal dengan teknologi yang relatif sederhana. Karena dalam pembuatan kapal FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) yang berbahan fiberglass itu tidak rumit, yakni dengan cara menempelkan fiberglass dengan resin yang dibentuk oleh cetakan atau kerangka kapal model. Dengan bahan dan cara seperti itu, jelas tidak memerlukan kemahiran yang canggih seperti membuat kapal dari kayu. Kapal dengan bahan fiberglass tidak memerlukan biaya perawatan khusus, konstruksi lebih ringan dan kuat, bahan baku mudah didapat, serta pembuatannya relatif mudah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan berteknologi tinggi. Hanya saja banyak pemilik galangan beranggapan bahwa mengembangkan usaha pembuatan kapal dengan fiberglass memerlukan peralatan berteknologi tinggi sehingga teknik pembuatannya sulit dikuasai. Sedangkan untuk keberlanjutan usaha galangan kapal tradisional bahan fiberglass merupakan suatu solusi cerdas yang dapat digunakan mengatasi kelangkaan bahan baku kapal kayu. Pengenalan dan penerapan teknologi pembuatan kapal berbahan fiberglass perlu ditinjau dari berbagai aspek (teknologi, manajerial, dan ekonomi), yang merupakan factor berpengaruh terhadap pengembangan usaha galangan kapal tradisional. Jadi suatu tindakan yang bijaksana patut dilakukan, dengan tujuan meningkatkan tarap hidup dan perekonomian masyarakat melalui perubahan teknologi bahan kapal, manejemen usaha galangan kapal, yang membawa dampak terhadap pembangunan perekonomian wilayah.Item PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KAPAL FIBERGLASS PADA GALANGAN KAPAL TRADISIONAL DI BAGANSIAPI-API KABUPATEN ROKAN HILIR(2013-04-01) Nofrizal; Ahmad, Muchtar; Syaifuddin; Zain, JonnySemakin langkanya jenis kayu khusus sebagai bahan baku kapal kayu, mengakibatkan banyak galangan tradisional yang terancam tutup. Ini telah me-nimbulkan gejala deindustrialisasi maritim khususnya di bidang perkapalan di Provinsi Riau. Sedangkan penggunaan bahan alternatif seperti fiberglass menuntut peningkatan kompetensi tukang kapal agar menguasai teknik pembuatan dan pengolahan bahan baku baru serta keterampilan menggunakan peralatan yang berkaitan. Demi keberlanjutan usaha galangan kapal, maka pengenalan teknik pengolahan dan pembuatan kapal dengan bahan baku yang baru itu (fiberglass) perlu dilakukan, melalui program penerapan teknologi pembuatan kapal dengan bahan fiberglass pada galangan kapal tradisional. Perubahan teknologi ini tentu memicu pula perubahan pola pengelolaan usaha galangan kapal, yang pada gilirannya berdampak terhadap ekonomi usaha dan perekonomian wilayah tempatan. Fiberglass adalah suatu bahan buatan dalam pembuatan kapal dengan teknologi yang relatif sederhana. Karena dalam pembuatan kapal FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) yang berbahan fiberglass itu tidak rumit, yakni dengan cara menempelkan fiberglass dengan resin yang dibentuk oleh cetakan atau kerangka kapal model. Dengan bahan dan cara seperti itu, jelas tidak memerlukan kemahiran yang canggih seperti membuat kapal dari kayu. Kapal dengan bahan fiberglass tidak memerlukan biaya perawatan khusus, konstruksi lebih ringan dan kuat, bahan baku mudah didapat, serta pembuatannya relatif mudah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan berteknologi tinggi. Hanya saja banyak pemilik galangan beranggapan bahwa mengembangkan usaha pembuatan kapal dengan fiberglass memerlukan peralatan berteknologi tinggi sehingga teknik pembuatannya sulit dikuasai. Sedangkan untuk keberlanjutan usaha galangan kapal tradisional bahan fiberglass merupakan suatu solusi cerdas yang dapat digunakan mengatasi kelangkaan bahan baku kapal kayu. Pengenalan dan penerapan teknologi pembuatan kapal berbahan fiberglass perlu ditinjau dari berbagai aspek (teknologi, manajerial, dan ekonomi), yang merupakan factor berpengaruh terhadap pengembangan usaha galangan kapal tradisional. Jadi suatu tindakan yang bijaksana patut dilakukan, dengan tujuan meningkatkan tarap hidup dan perekonomian masyarakat melalui perubahan teknologi bahan kapal, manejemen usaha galangan kapal, yang membawa dampak terhadap pembangunan perekonomian wilayah.