Browsing by Author "Rosaliza, Mita"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Etos Kerja Suku Akit Dalam Hubungan Patronase Di Desa Berancah - Jonyanis(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Rosaliza, MitaKehidupan Suku Akit tidak terlepas dari peran sistem pengetahuan dalam bertindak secara sosial. Konsepsi nilai yang menjadi landasan bertindak Suku Akit tersimpan didalam kerangka pengetahuan, terdapat value orientation yang dimiliki oleh masyarakat diantaranya 1) persoalan makna hidup manusia, 2) persoalan makna dari hubungan manusia dengan sesama,3) persoalan persepsi manusia mengenai waktu, 4) persoalan hakekat mengenai pekerjaan ,5)persoalan hubungan manusia dengan alam. Pengetahuan lokal masyarakat suku Akit dalam memanfaatkan alam terdapat trade-off antara hakekat untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan kondisi kelestarian alam, Masyarakat Suku Akit desa Berancah memanfaatkan hutan mangrove sebagai mata pencaharian mereka sebagai pemasok kayu Bakau pada Panglong Arang. Menggunakan metode kualitatif-deskriptif, 6 informan yaitu masyarakat Suku Akit dan 4 orang key informan termasuk Batin. Melalui wawancara terhadap subjek penelitian di desa Berancah Kabupaten Bengkalis menunjukkan pengetahuan lokal masyarakat Suku Akit berdasarkan konsep value orientation memiliki definisi tersendiri menurut aspek localize, memiliki keterkaitan dalam pola bertindak dalam menghadapi alam, untuk itu perlu upaya untuk memusatkan perhatian terhadap pengetahuan lokal khususnya dalam nilai hakekat mengenai pekerjaan yang sangat erat sekali hubungannya dengan keberadaan hutan mangrove,dan memanfaatkan kayu Bakau dengan bijaksana sehingga kelestarian hutan di wilayah pesisir tetap terjaga dengan baik.Item Modal Sosial Pada Masyarakat Dengan Bencana Banjir (Studi Di Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru(2016-01-07) Syafrizal; Rosaliza, MitaPenelitian ini dilakukan pada masyarakat di tepian sungai Siak Kecamatan Meranti Pandak Pekanbaru yang hampir setiap tahun mengalami musibah banjir. Karakteristik pekerjaan golongan masyarakat di tepian sungai Siak ini tergolong berpenghasilan rendah ini bekerja pada sektor informal. Mereka mendapat tekanan yang besar, dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup, apakah ada peran modal sosial, baik yang dimiliki keluarga, dalam interaksi sosial kebertetanggaan dan masyarakat umumnya terhadap ketahanan ekonomi keluarga, terutama menghadapi kondisi ekonomi yang memburuk. Ataukah justru modal sosial masyarakat menjadi tidak bekerja, yang termanifestasikan dalam bentuk ketidakpercayaan, memudarnya kehidupan saling tolong menolong dan jaringan kerja sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Analisis dilakukan dengan cara induktif, karena proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana yang terdapat dalam data. Selain itu, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel. Modal sosial dapat dipergunakan sebagai alat untuk melakukan assessment, terutama untuk mengetahui apakah di kepercayaan dan partisipasi didalam komunitas itu besar atau kecil. Jika tingkat kepercayaan dan partisipasi di dalam komunitas itu besar atau kecil. jika tingkat kepercayaan dan partisipasi warga masyarakat itu besar, maka kebijakan sosial, terutama bagi penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan dan dapat diperkirakan program itu akan berhasil. Tetapi, jika ternyata tingkat kepercayaan dan partisipasi warga di dalam komunitas itu rendah, maka perlu dilakukan intervensi sosial, atau program-program sosial yang dapat meningkatkan kepercayaan sosial. Setelah kepercayaan dan partisipasi sosial warga memadai, barulah program-program penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan. Program pemulihan kepercayaan perlu dilakukan, karena merupakan usaha penciptaan kondisi yang kondusif terhadap proses sosiabilitas, yang memungkinkan warga komunitas berpartisipasi dalam upaya peningkatan kehidupannya sendiri.Item Peran Serta Masyarakat Di Desa Jangkang Kabupaten Bengkalis Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove(2016-01-05) Tantoro, Swis; Rosaliza, MitaHutan Mangrove di kawasan Desa Jangkang Kabupaten Bengkalis , merupakan salah satu sumber daya alam bagi masyarakat desa tersebutyang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Sebagaimana hutan mangrove diwilayah lain, hutan mangrove di desa Jangkang juga mengalami kerusakan yang cukup memprihatinkan. Sehingga dilakukan penyuluhan dan bimbingan Dinas Kehutanan, penghijauan dilakukan dengan melibatkan masyarakat desa setempat terutama para nelayan dan petani tambak. Tindakan yang dilakukan adalah penghijauan atau penenaman kembali yang pendekatannya dilakukan oleh tokokh-tokoh masyarakat, pembentukan kelompok tani tambak serta program lain yang langsung melibatkan masyarakat setempat. Langkah ini ternyata mendapat sambutan yang sangat baik sehingga seluruh warga masyarakat merasa ikut memiliki hutan mengrove tersebut dan dengan semikian secara aktif memeliharanya dari kerusakan. Penelitian ini yang bersifat deskriptif kuantitatif dengan mengambil sample sebanyak 10% dari jumlah populasi kepala keluarga di Desa Jangkang. Dengan menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap 84 objek penelitian ini yang berdomisili di desa Jangkang dengan cara purposive sampling.Item Perempuan Suku Akit (Studi Aktivitas Kerja Dalam Komunitas Yang Memiskinkan Di Bantan Kabupaten Bengkalis)(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Asriwandari, Hesti; Rosaliza, MitaProgram Nawa Cita pemerintahan presiden Joko Widodo yang salah satunya adalah upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui pembangunan ekonomi wilayah pesisir yang disertai dukungan dana trilyunan rupiah masih dalam proses yang belum memperoleh hasil yang optimal sebagaimana yang diharapkan. Fenomena ini menguatkan pandangan pemikir sosial bahwa kekuatan ekonomi dan keuangan bukan aspek tunggal untuk menjamin keberhasilan capaian pembangunan ekonomi. Aspek sosial masyarakat merupakan sisi penting lainnya yang cenderung diabaikan oleh para perencana dan pelaksana pembangunan. Seperti halnya hambatan capaian pembangunan ekonomi pada komunitas masyarakat suku Akit di wilayah pesisir utara Bengkalis, seharusnya perlu ditinjau hambatan apa dibalik fenomena rendahnya produktivitas kerja masyarakat tersebut. Data BPS 2015 menyebutkan bahwa 32.14% masyarakat pesisir hidup dibawah garis kemiskinan, yang memberikan kontribusi terhadap angka kemiskinan nasional yang sekarang mencapai 17.75% dari total jumlah penduduk Indonesia. Struktur sosial dalam masyarakat suku Akit umumnya dicirikan oleh adanya aktivitas kerja yang kuat yang merupakan konsekuensi dari sifat kegiatan pemanfaatan mangrove, bekerja di Panglong Arang dan sebagian kecil hidup sebagai nelayan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut merupaka ikatan pekerjaan yang penuh dengan ketidakpastian. Bagi suku Akit, menjalin ikatan dengan patron (tauke) merupakan langkah yang penting dalam menjaga kelangsungan kehidupan keseharian mereka. Penelitian ini di dilakukan di Desa Berancah Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, dengan Subjek penelitian yaitu perempuan yang merupakan bagian dari Suku Akitnya Yang terbesar di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini menggunakan metode ganda/campuran antara kualitatif dengan kuantitatif (mixed method). Mixed method tersebut mengejawantah dalam bentuk metode kualitatif atas metode kuantitatif, bukan metode kuantitatif atas metode kualitatif. Sebab, dalam penelitian ini metode kuantitaif menjadi penunjang metode kualitatif, sehingga metode kuantitatif memiliki fungsi untuk memberikan data latar belakang yang terukur untuk mengkontekstualisasi studi-studi intensif skala kecil.Item Perkembangan Sosial Ekonomi Desa Eks Transmigrasi Di Kabupaten Pelalawan(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Rosaliza, Mita; Hidir, AchmadDalam perspektif pelaksanaan transmigrasi sebagai satu bentuk mobilitas spasial atau migrasi penduduk horizontal yang khas Indonesia, berpandangan bahwasanya nilai kebersamaan, kekerabatan dan rasa ‘senasib sepenanggungan” para transmigran merupakan modal sosial yang mampu mendorong pengembangan wilayah. Pada konsep Nawa Cita ‘membangun dari desa dan pinggiran”, desa eks transmigrasi berperan sebagai inisiator pengembangan ekonomi wilayah dan diharapkan mampu membangun hubungan (bridging) serta memberikan kontribusi pada pengembangan wilayah sekitarnya. Penelitian ini bertolak dari hal tersebut serta bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana modal sosial mampu mendorong pembangunan wilayah desa melalui perspektif desa eks tranmigrasi dan desa lokal (bonding) (2) Bagaimana pola bridging-linking yang terbangun antara desa eks transmigrasi dan desa lokal. (3) Bagaimana linking yang terbangun secara kelembagaan antara desa eks transmigrasi ataupun desa lokal dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pendekatan penulisan dilakukan melalui analisis kualitatif dan kuantitatif sederhana dengan studi kasus pada 104 desa (24 desa eks transmigrasi, 80 desa lokal) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Sebagai alat analisis maka penelitian ini menggunakan data potensi dan tingkat perkembangan desa dan tingkat kemiskinan desa serta diperkuat dengan hasil penelitian sejenis yang selanjutnya diolah dan dibahas secara analisis deskriptif. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah desa eks transmigrasi mampu berkembang dengan lebih baik dibandingkan desa lokal dikarenakan terbangunnya bonding modal sosial yang lebih kuat. Disisi lain perkembangan wilayah desa eks trans hanya bersifat enclave dan tidak terbangun bridging dengan desa lokal sehingga terjadi ketimpangan pembangunan wilayah antara desa eks trans dan desa lokal dan ini juga disebabkan dukungan (linking) pemerintah pusat melalui program transmigrasi yang menyebabkan desa eks transmigrasi lebih memiliki daya saing yang lebih baik.Item Strategi Pemilihan Jurusan/Program Studi Dan Bantuan Beasiswa Di Perguruan Tinggi Bagi Siswa Kelas Xii Di Sman 01 Kuantan Mudik(wahyu sari yeni, 2019-03-21) Asriwandari, Hesti; Marnelly, T.Romi; Yoserizal, Yoserizal; Tantoro, Swis; Hidir, Achmad; Syafrizal, Syafrizal; Rosaliza, Mita; Yesi, YesiDalam pemilihan jurusan/Program studi, banyak siswa kelas XII mengalami kesulitan menetapkan ke jurusan/prodi apa yang akan dipilihnya, hal ini berdampak pada : 1).Prestasi akademik mereka tatkala kuliah di perguruan tinggi, dimana sebagian besar dari mereka mendapat indeks prestasi akademik (IPK) di bawah 2 (dua). 2). Umumnya mereka yang salah memilih jurusan/prodi mengalami drop out (DO). 3).Usulan mendapatkan beasiswa dan bantuan studi lainnya menjadi terkendala. Berdasarkan hal tersebut sangat penting dilakukan pengenalan dan pemahaman kepada siswa kelas XII yang akan segera memasuki jenjang Perguruan Tinggi, agar tidak keliru di dalam memilih jurusan/Prodi yang tepat dengan minat, bakat dan cita-cita mereka. Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi kelas XII Di SMAN 01 Kuantan Mudik Untuk dapat mengetahui berbagai jurusan dan program studi di lingkungan UR serta peluang beasiswa atau bantuan studi yang bisa diperoleh selama dibangku perkuliahan agar mereka mendapat motivasi dan kepastian keberlangsungan studinya. Metode pengembangan dan penerapan yang akan dilaksanakan mulai dari Persiapan, Pelaksanaan, Diskusi/Tanya jawab serta Evaluasi. Hasil dan pencapaian kegiatan pengabdian dimana Kemampuan pemahaman peserta akan materi yang disampaikan sangat baik terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada sesi diskusi. Dimana peserta mampu menyerap dan menanggapi materi yang disampaikan oleh tim penyuluhan terkait dengan Strategi memilih jurusan atau program studi. Setiap peserta menunjukkan keingintahuannya secara kongkrit bagaimana strategi agar dapat lulus dan diterima di Perguruan tinggi serta jalur-jalur yang harus ditempuh untuk memperoleh bantuan pendiidkan atau beasiswa.