Browsing by Author "Indrawati, Henny"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN(2013-02-25) Syahza, Almasdi; Indrawati, HennyMata kuliah Ekonomi Pembangunan merupakan mata kuliah pokok bagi mahasiswa Program StudI Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Riau. Matakuliah ini bertujuan untuk memperkenalkan teori ekonomi pembangunan, gagasan-gagasan dari hasil penelitian, dan prinsip dasar pembangunan ekonomi. Selama ini penyampaian materi kuliah lebih bersifat monoton, mahasiswa kurang dituntut untuk bersikap aktif di dalam kelas. Dari pihak dosen metode penyajian materi pada umumnya hanya bersifat kuliah mimbar, sehingga daya serap mahasiswa relatif rendah. Akibatnya ketuntasan belajar tidak tercapai. Ketuntasan belajar diukur dengan daya serap mahasiswa pada setiap akhir proses pembelajaran melalui evaluasi setiap pokok bahasan. Suatu pokok bahasan dikatakan tuntas apabila rata-rata daya serap mahasiswa di atas 85 persen yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang diperoleh. Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode diskusi. Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah garis besar program pengajaran (GBPP), silabus, buku ajar, satuan acara perkuliahan (SAP), dan kontrak perkuliahan. Instrumen pengumpul data adalah lembar pengamatan (mengukur motivasi), kertas kerja (makalah) dan jumlah kehadiran. Prosedur pada PTK terdiri dari 5 tahap setiap siklus, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, observasi, dan refleksi. Tingkat aktifitas mahasiswa pada siklus I hanya mencapai sebesar 50%, pada siklus II meningkat menjadi 76,67% dan siklus ke II sebesar 90%. Hasil akhir pada semester memperlihatkan ketuntasan belaja sebesar 93,33%. Ini berarti perbaikan proses pembelajaran dapt meningkatkan ketuntasan belajar pada matakuliah Ekonomi Pembangunan. Tercapainya ketuntasan belajar pada perbaikan pembelajaran ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1) Mahasiswa mulai memahami tentang konsep Ekonomi Pembangunan yang telah diterangkan oleh dosen; 2) metode diskusi sangat membantu mahasiswa untuk memperdalam pengetahuannya; 3) mahasiswa lebih banyak dapat informasi melalui diskusi dan tanya jawab yang dilakukan di dalam kelas; dan 4) mahasiswa dalam proses pembelajarannya mulai terarah karena memiliki bahan ajar dan pedoman pemebelajaran berupa silabus dan kontrak kuliah. Tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi yang disajikan dengan metode diskusi menunjukkan hasil yang lebih baik yakni sebanyak 93,33% mahasiswa memperoleh kriteria baik dan sangat baik, sedangkan yang memperoleh kriteria cukup hanya 6,67%.Item Peranan, Peluang Dan Kendala Pengembangan Industr! Pengolahan Nenas Di Kecamatan Bengkalis(2013-01-05) Indrawati, HennyTanaman nenas telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman rakyat. Sebagian masyarakat telah menjadikan tanaman nenas sebagai salah satu matapencaharian utama. Namun usahatani nenas yang dilakukan belum berorientasi pada agribisnis sehingga pengolahan terhadap nenas jarang dilakukan. Penelitian ini mengkaji peranan, peluang dan kendala pengembangan industri pengolahan nenas. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bengkalis karena Kecamatan Bengkalis merupakan salah satu sentra produksi nenas. Penelitian dilakukan selama 4 bulan. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data adalah deskriptif untuk menjawab tujuan penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengembangan industri pengolahan nenas memiliki beberapa peranan yaitu: (1) Mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp 2.167.500 untuk keripik nenas dan Rp 912.500 untuk dodol nenas; (2) Mampu menyerap tenaga kerja mulai dari petani hingga masyarakat luas di pedesaan. Peluang pengembangan industri pengolahan nenas sangat besar sekali yang didukung oleh pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, potensi bahan baku yang dilihat dari luasnya potensi lahan yang tersedia untuk pengembangan usahatani nenas, permintaan terhadap produk industri pengolahan nenas yang meningkat setiap tahun, adanya kunjungan wisata domestik dan perolehan tingkat keuntungan yang tinggi dari industri pengolahan nenas tersebut. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan industri pengolahan nenas adalah kesinambungan produksi olahan nenas yang terbatas karena terbatasnya pemasokan bahan baku, lembaga keuangan yang masih menerapkan suku bunga yang tinggi untuk sektor pertanian, rendahnya kualitas SDM, kurang tersedia informasi peluang usaha dan pemasaran, kurang jelasnya jaringan pemasaran, tidak tersedianya database, kurangnya promosi untuk memperkenalkan produk olahan nenas dan kendala dalam pengembangan industri rumah tangga. Saran yang bisa diberikan berkaitan dengan pengembangan industri pengolahan nenas di Kecamatan Bengkalis adalah. (1) Kecamatan Bengkalis berpotensi dikembangkan industri pengolahan nenas Agar potensi tersebut dapat memberikan nilai tambah yang tinggi maka diperlukan kebijakan pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan industri pengolahan nenas tersebut, misalnya dukungan perbankan untuk investasi dengan suku bunga kredit yang layak bagi sektor pertanian, (2) Untuk membantu petani menaikkan harga buah nenas maka pengembangan industri pengolahan nenas di Kecamatan Bengkalis perlu didorong. Pengembangan industri pengolahan nenas ini tidak hanya menaikkan harga buah yang diterima petani, tetapi juga mampu meningkatkan nilai tambah, memperluas kesempatan kerja, dan menambah devisa daerah; (3) Pemerintah daerah perlu mendorong terjadinya percepatan sosialisasi ilmu pengetahuan dan teknologi aplikasi dalam bidang industri pengolahan nenas kepada masyarakat di daerah-daerah.Item Perumusan Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemetaan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Agribisnis Dl Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau(2015-07-28) Indrawati, Henny; Syahza, AlmasdiSecara kuantitatif pelaksanaan pembangunan di daerah Riau telah mencapai hasil yang cukup baik seperti yang terlihat dari data tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Riau seiama periode 2002-2007 sebesar 8,40, pertumbuhan yang tinggi ini ditopang oleh sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan. Dalam upaya memajukan ekonomi di daerah sebagai percepatan pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan, maka perlu dikembangkan koperasi sebagai sokoguru perekonomian masyarakat. Berkembangnya koperasi di daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi di daerah dan sekaligus meningkatkan ekonomi di daerah pedesaan. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan untuk kebijakan pengembangan koperasi di daerah Riau. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi bagaimana percepatan pembangunan ekonomi masyarakat melalui pengembangan koperasi berbasis agribisnis di daerah pedesaan. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun rencana strategis pengembangan dunia usaha melalui koperasi berbasis agribisnis untuk percepatan peningkatan ekonomi daerah pedesaan. Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelaku-pelaku bisnis dan pembuat kebijakan pada tingkat kabupaten.Item Revitalisasi Model Kelembagaan Dan Pembiayaan Koperasi Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing Dalam Masyarakat Ekonomi Asean(2016-12-13) Caska; Indrawati, HennyTujuan penelitian untuk melakukan: 1) revitalisasi model kelembagaan koperasi dalam upaya peningkatan keunggulan bersaing dalam masyarakat ekonomi ASEAN; dan 2) revitalisasi model pembiayaan koperasi dalam upaya peningkatan keunggulan bersaing dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kampar melalui survey dengan metode deskriptif (descriptive research). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sehingga masing-masing wilayah terdapat sampel yang mewakili. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview) dan Focus Groups Discussion (FGD). Analisis data menggunakan metode deksriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian: (1) Revitalisasi Model Kelembagaan Koperasi: Untuk profesionalisme pengelolaan usaha koperasi maka pengurus dapat mengangkat Direktur Eksekutif. Direktur Eksekutif dipilih dari kalangan profesional, baik Anggota maupun non-Anggota. Direktur Eksekutif harus memenuhi 11 (sebelas) persyaratan. (2) Revitalisasi Model Pembiayaan Koperasi: Modal Koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai modal awal. Setoran Pokok dibayarkan oleh Anggota pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan sebagai Anggota dan tidak dapat dikembalikan. Sertifikat Modal Koperasi bisa berasal dari anggota atau non anggota. Sertifikat Modal Koperasi tidak memiliki hak suara.