Browsing by Author "Hasan, Bustari"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item The Effect Of Fish Visceral Enzymes On Ripening Quality Characteristic Of Salt-Fermented Mackerel (Rastrelliger Sp)(2016-04-02) Hasan, Bustari; Iriani, Dian; Densi, Asmoro; Rico, MustafaThis research was intended to improve ripening quality characteristic of salt-fermented mackerel by addition of fish visceral enzyme. Two week ice-stored mackerel weighing 250-350 g each were taken from a fish market in Pekanbaru; and the fish were processed for salt-fermented fish in the Laboratory of Fish Processing Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau. Three batches of salt-fermented mackerel were prepared respectively from whole gutted fish + enzyme (A), whole gutted fish (B) and whole ungutted fish (C). The fish were ripened at room temperature for four weeks; and changes in their sensory quality characteristics, NPN, FFA, Halophilic and LAB counts were evaluated every week. The results showed that sensory quality characteristics of salt-fermented fish differed among the three lots during ripening process (P<0.05). Lot A had better quality characteristics and shorter ripening time than lot B but less quality characteristics and longer ripening time than lot C. NPN and FFA values in lot A were also higher than lot B but lower than lot C (P<0.05). Total halophilic counts in lot A were not significantly different from lot C (P>0.05), but higher than that lot B (P<0.05). There was an increasing trend in halophilic counts of the three lots during ripening process. Total lactic acid bacterial counts of the three lots decreased gradually up to the end of ripening (P<0.05).Item Evaluasi Mutu Tepung Ikan Rucah (BYCATCH) Bergaram Sebagai Pengganti Tepung Ikan Konvensional Dalam Diet Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)(2016-12-13) Hasan, Bustari; Putra, IskandarPenelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi pengaruh substitusi tepung ikan konvensional dengan tepung ikan rucah bergaram terhadap pertumbuhan, komposisi proksimat, profil asam amino dan karakteristik karkas dan sensoris daging baung. Empat diet diformulasi mengandung 34% protein and 3.25 kcal DE/g energi. Diet kontrol adalah diet yang mengandung tepung ikan komersial tanpa ikan rucah bergaram (TIK), tiga diet lainnya adalah diet yang mengandung ikan rucah bergaram dimana tepung ikan dikurangi dan secara proporsional diganti dengan ikan rucah bergaram 50% (IRG-50), 75% (IRG-75) dan 100% (IRG-100). Satu diet lainnya adalah diet komersial (DK) yang tidak diketahui bahan pakannya. Benih baung berukuran ±50 g per ikan yang diperoleh dari salah satu pembenihan ikan lokal distok dalam keramba jaring apung 2 x 2 x 1.5 m dengan padat tebar 50 ikan fish per keramba dan diberi makan diet percobaan sampai kenyang, 2 kali sehari selama 3 bulan. Diet ikan rucah bergaram dicirikan oleh kadar garam, abu dan fiber yang lebih tinggi, akan tetapi tidak berbeda profil asam amino dan stabilitas pelet dalam air dibandingkan dengan diet kontrol. Substitusi tepung ikan konvensional secara keseluruhan (100%) dengan ikan rucah bergaram dalam diet ikan tidak mempengaruhi tingkat kelansungan hidup, pertambahan berat, tingkat pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, efisiensi protein dibandingkan diet kontrol, kecuali retensi protein yang menurun bila inklusi lebih dari 75%. Inklusi ikan rucah bergaram menggantikan tepung ikan sampai 75% tidak mempengaruhi komposisi proksimat tubuh ikan, akan tetapi inklusi lebih tinggi menurunkan kadar protein dan meningkatkan kandungan lemak tubuh ikan. Tidak terdapat perbedaan profil asam amino esensial, edible flesh, dress-out percentage, nilai rupa, tekstur, bau, rasa dan nilai keseluruhan (Overall) daging ikan antara yang diberi makan diet ikan rucah bergaram dan kontrol. Dibandingkan diet komersial, diet ikan rucah bergaram menghasilkan pertambahan berat, tingkat pertumbuhan spesifik, rasio efisiensi protein dan kandungan lemak yang lebih rendah; akan tetapi retensi protein, kandungan protein, rupa, tekstur, bau, rasa dan mutu overall yang lebih tinggi. Tidak terdapat perbedaan profil asam amino, edible flesh dan dress-out percentage antara ikan yang diberi makan ikan rucah bergaram dan diet komersial. Ikan rucah bergaram dapat diinklusikan dalam diet baung menggantikan tepung ikan konvensional sampai 75% tanpa mempengaruhi pertumbuhan, efisiensi pakan, utilisasi nutrien, komposisi tubuh, mutu sensoris dan profil asam amino.Item An Improvement of Carcass Quality of Harvested Cage Cultured Catfish (Mystus nemurus) by Increasing Protein Level in the Diets(2016-03-31) Hasan, Bustari; Suharman, Indra; Desmelati; Iriani, DianTwo diets containing 40% protein, P/E ratio 1.30 g/kcal (high protein) and 34% protein, P/E 1.07 g/kcal (low protein), which produced the best growth at our previous experiment, were fed to Mystus catfish to determine their carcass quality. The fish ranging from 40.14 g to 42.64 g in size was grown in commercial fish cages (4x4x1.5 m) at a density of 50 fish per m3 for 90 days. The fish were fed the experimental diets at libitum twice daily, at 9.00 and 16.00. The harvested fish was evaluated for carcass quality characteristics and growth performance. Edible flash, dressing percentage and water holding capacity of harvested fish were higher for the fish fed higher protein diet than that for lower protein diet (P<0.05); but carcass waste was higher for the fish fed lower protein diet than that for higher protein diet (P<0.05). There was no significant different in hematosomatic index between the two fish groups (P>0.05). Proximate composition of the harvested fish was significantly different between fish fed higher and lower protein diet, except moisture. Protein and ash composition was higher for fish fed higher protein diet than that fed lower protein diet (P<0.05), however, fat composition was higher for the fish fed lower protein diet than for that fed higher protein diet (P<0.05). The fish fed higher protein diet consumed less feed but more protein (P<0.05); however, feed and protein efficiency as well as protein retention were not different between the two fish groups (P>0.05). Weight gain was higher for fish fed lower protein diet but protein gain was higher for fish fed higher protein diet (P>0.05).Item Peranan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Dalam Pengembangan Industri Perikanan Di Indonesia(2012-11-11) Hasan, BustariSektor perikanan telah memegang peranan sangat penting di Indonesia, tidak hanya sebagai sumber protein hewani rakyat Indonesia tetapi juga sebagai sumber pendapatan dan devisa negara. Sebagai sumber protein hewani, lebih dari 60% penduduk Indonesia mengkonsumsi ikan dengan tingkat konsumsi ikan perkapita per tahun mencapai 25 kg tahun 2006 (DKP, 2008a). Konsumsi ikan tersebut terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat dan pengetahuan akan nilai gizi ikan. Konsumsi ikan juga meningkat akibat isu-isu keamanan pangan terhadap produk daging seperti flu burung, flu babi, sapi gila dan antraks. Departemen Kelautan dan Perikanan telah menargetkan konsumsi ikan perkapita tahun 2009 sebesar 30 kg. Sebagai sumber pendapatan, sektor perikanan telah melibatkan tenaga kerja lebih dari 5,4 juta orang penduduk, yang terdiri dari 2,7 juta nelayan dan 2,34 juta petani ikan dengan total produksi tahun 2007 sebesar 8,2 juta ton (DKP, 2008b). Dari total produksi tersebut, 62 persen di antaranya atau 5,04 juta ton berasal dari kegiatan penangkapan dan 38,76 persen atau 3,2 juta ton berasal dari usaha budidaya dengan nilai produksi masing-masing 48,4 triliun rupiah untuk penangkapan dan 28,6 triliun rupiah untuk usaha budidaya. Dengan produksi tersebut, subsektor perikanan pada tahun 2007 telah menyumbangkan 17,7% terhadap Produk Domestik Bruto kelompok pertanian; atau 2,45% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. Sebagian besar dari total produksi ikan tersebut (80 persen) dipasarka dalam negeri dan hanya 20 persen yang diekspor. Walaupun ekspor produk perikanan Indonesia masih kecil, volumenya terus meningkat setiap tahun, dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 10,42 persen. Pada tahun 2007, volume ekspor produk perikanan Indonesia adalah 854.328 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 2,26 miliar (DKP, 2008b). Peluang ekspor produk perikanan Indonesia masih terbuka luas, namun persyaratan atau standar mutu semakin diperketat, terutama untuk tujuan negara maju. Saat ini, peningkatan pengawasan mutu danItem Perbaikan Mutu dan Pematangan Peda Kembung (Rastrellinger sp) Melalui Penambahan Enzim Viskeral Ikan(2012-10-22) Hasan, BustariNilai rata-rata mutu sensoris peda ikan kembung yang dibuat dari ikan utuh, disiangi dan ditambahkan enzim berbeda selama pematangan.