Browsing by Author "Bathara, Lamun"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Perikanan Propinsi Riau(2015-04-22) Hamid, Hamdi; Tripanti, Melysa; Yulinda, Eni; Arief, Hazmi; Bathara, LamunThis research aims to construct a model of fisheries development in Riau Province. This research focuses specifically on: 1.Analyze the competitiveness and determine the bases sector/non fishery bases in Riau Province. 2. Analyze factors that influence development of fisheries in Riau Province . Based on the LQ analysis, fisheries became the basis sectors in Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, Siak, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu and Meranti Islands whereas aquaculture has been the basis sector for the District of Kampar , Pelalawan, Rokan Hulu, Kuansing and Pekanbaru . Based on analysis of competitiveness (shift share) indicates that the fisheries sector Bengkalis, Siak, Indragiri Hilir, Pelalawan, Kampar, Indragiri Hulu, and Pekanbaru is reside in quadrant I, which means that growth is rapid but not relative competitiveness, while Rokan Hilir, Dumai, Rokan Hulu, Kuansing and Meranti Islands reside in quadrant III, which means that the growth of the fisheries sector is relatively slow and not competitive, so it takes effort to improve the provision of supporting the development of fisheries infrastructure. The results of the econometric model analysis, fishing production influenced by wide of public territorial water and existence of TPI and PPI, whereas aquaculture product influenced by amount of aquaculture household and fish seed production have an effect on to fishery product so that required government support for the provision and support society for aquaculture.Item Analisis Kelembagaan Pemasaran dan Margin Tataniaga Perikanan di Kabupaten Kampar Propinsi Riau(2013-04-17) Ramli, Muhammad; Yulinda, Eni; Bathara, Lamun; Arief, HazmiThis study aims to analyze the marketing agencies and marketing margins kelemak fish are kept in cages. The method used in this study is a survey method. Determination of the respondents in this study conducted a census. From the results it is known that marketing agencies are involved in fish marketing kelemak are local traders and outside the region, local retailers and retailers outside the area. The pattern of coordination between marketing agencies with fish farmers established business cooperation. Made by cash payment system for traders fi-om outside the region and in installments for local collectors. The results of the analysis at each institution obtamed kelemak fish marketing fish that margin trading system kelemak highest obtained traders outside the goal area Jambi Rp.22.000/kg and the smallest traders and retailers Kampar regency Rp. 4000/kg. Marketing margin percentage of fish marketing channels Naumbai kelemak from village to each destination marketing is 23.52% for the purpose of Kampar, 29.72% Pekanbaru purposes, 42.22% and 52.72% Tembilahan purpose Jambi purpose. Benefits received by each institution is Rp 3.060/kg marketing to collectors Kampar, Rp 4.660/kg collecting purposes Pekanbaru, Rp 9.500/kg for collector purposes Tembilahan, Rp18.000 collecting purposes Jambi, Rp 3.567/kg retailers Kampar, Rp 4,500 / kg Pekanbaru retailers, retailers 6.575/kg Rp 6.443/kg retailers Tembilahan and JambiItem ANALISIS KOMPARATIF KONDISI EKONOMI NELAYAN PADA PERDAGANGAN LINTAS BATAS INDONESIA-MALAYSIA DI KABUPATEN BENGKALIS(2014-01-29) Kornita, Sri Endang; Bathara, LamunThe trade on fishery commodity need to examine the effectively for the fisher welfare. The objective of this research was to examine the trade of fisher in sub district Bantan, Bengkalis Regency, Riau Province. Primary data were collected through field research and fishers had been deeply interviewed. Based on the result of research shown that trade, undoubtedly, had played an important income in developing fisher establishments in Bantan. Comparative by the trade have done by fisher at local and the cross island, to cross boundary; shown the trade margin from fishery products are more better at the cross boundary trade, but fishfarmer share from fishery products are more better at cross island trade.Item DIMENSI PENGETAHUAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN DANAU DI DESA TAMBAK KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU(2014-01-29) Bathara, Lamun; Rina; KusaiPenelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010, di Desa Tambak Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi pengetahuan lokal masyarakat dalam pengelolaan waduk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik snowball sampling. Data kualitatif diinterpretasikan dengan menggunakan beberapa teori, antara lain: teori dimensi sosial dan budaya masyarakat nelayan, teori konflik sosial nelayan dan teori etika lingkungan. Dimensi pengetahuan lokal masyarakat tergambar dalam tindakan dan cara mereka berinteraksi dengan sumberdaya perikanan di lingkungan mereka yaitu menganggap sumberdaya perairan (danau) adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dijaga secara bersama-sama. Perairan danau di daerah ini tidak secara bebas diakses oleh setiap orang, karena mekanisme pengelolaannya bersifat regulated fisheries, yakni dalam bentuk lelang. Persepsi masyarakat dalam koservasi sumberdaya perikanan berupa larangan menggunaan pukat tarik dan putas dalam penangkapan ikan di perairan sungai atau danau dan larangan melakukan penangkapan pada suatu lokasi tertentu. Penegakan peraturan dan sanksi bersumber dari masyarakat berupa denda, penyitaan alat tangkap dan larangan beroperasi kembali. Pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat ini tetap dipertahankan dan dapat dijadikan rujukan pemerintah daerah dalam membuat suatu kebijakan.Item KAJIAN KARAKTERISTIK DAN POTENSI SEDIMEN DIMUARASUNGAIKAMPAR(2013-02-12) Edison; Mubarak; Bathara, Lamun; ZukifliHasil analisis laboratorium terhadap besar butir contoh sedimen dasar laut di 76 lokasi pengambilan contoh, diperoleh lima jenis sebaran tekstur sedimen, yaitu: pasir, pasir lanauan, lanau pasiran, lanau, dan iumpur pasiran. Analisis mineral berat diperoleh 9 mineral berat, 3 mineral ringan, dan mineral lempung. Mineral berat yang diperoleh berupa magnetit, kasiterit, zirkon, tourmalin, pint, amfibole, ilmentt, markasit, dan piroksen, sedangkan untuk mineral ringan, yaitu kuarsa, muskovit, dan biotit. Dari analisis kimia terhadap contoh sedimen diperoleh unsur-unsur tanah jarang, seperti tantalum, ytrium, zirkonium, dan kandungan kasiterit yang berasosiasi dengan mineral lainnya. Volume sedimen pasir di Muara Sungai Kampar berdasarkan Peta Sebaran sedimen pasir fraksi medium pada hasil data bor BH-3 meter kedalaman pasir medium adalah 3,5 meter, maka total volume sebaran sedimen fraksi medium adalah 189.350 m3 Sedangkan berdasarkan Peta Sebaran sedimen pasir fraksi halus pada hasil data bor BH-2 meter kedalaman pasir halus adalah 4 meter, maka total volume sebaran sedimen fraksi halus adalah 426.800 m3. Sementara Berdasarkan Peta Sebaran sedimen pasir fraksi sangathalus berdasarkan hasil data bor BH-1 meter kedalaman pasir sangat halus adalah 6 meter, maka Total Volume sebaran sedimen fraksi halus adalah 690.600 m3.Item Kapal Fibreglass Sebagai Alternatif Pengganti Kapal Kayu 3 Gross Tonnage (GT)(2015-12-17) Fatnanta, Ferry; Rengi, Pareng; Bathara, Lamun; Usman; Nasution, PolarisDi Propinsi Riau terjadi penurunan jumlah armada kapa/ kayu berukuran 3 GT Permasalahan ini disebabkan industri kapal kesulitan memperoleh bahan baku kayu untuk pembuatan dan perbaikan kapal. Kesulitan dalam memperoleh bahan baku mengakibatkan banyak ditemukan kapal tidak bisa beroperasi karena bagian konstruksi mengalami kerusakan, dan tidak dapat digunakan. Pemerintah telah memberikan kapal bantuan berbahan fiberglass, namun kapal bantuan ini menimbulkan permasa/ahan. Masyarakat menganggap spesifikasi dan karakteristik kapal bantuan tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat dan lingkungan perairan setempat. Kondisi ini terbukti, armada tersebut hanya sebagian kecil yang masih dapat dioperasikan.Karena alasan tersebut di atas, di/akukan perencanaan kapal fiberglass 3 GT yang disesuaikan terhadap kondisi perairan, fungsi dan keinginan masyarakat tanpa merubah karakteristik kapal yang biasa digunakan oleh masyarakat. Perencanaan kapal fiberglass 3 GT diharapkan menjadi solusi yang bijaksana dalam peningkatan stebiliies perekonomian masyarakat perairan dan kepulauan. Terdapat tiga kriteria pertimbangan dalam menentukan kapal fibreglass sebagai kapal alternatif pengganti kapal kayu 3 GT, yaitu kondisi perairan, teknik dan ekonomis. Kriteria tersebut dikembarigkan menjadi beberapa subkriteria. Data kriteria kapal diperoleh melalui studi literatur, survey ke lapangan dan wawancara terhadap responden. Daerah tujuan survey sebanyak enam kabupaten di Propinsi Riau. Untuk analisa pemilihan kriteria yang dominan pada perencanaan kapal fibreglass 3GT digunakan AHP (Analysic Hierarchy Process). Sesuai hasil analisa AHP diperoleh lima kriteria kapal dominan untuk acuan dalam perencanaan adalah kecepatan arus, topografi, kedalaman, lambung timbul dan draft (sarat). Sedangkan hasil pengukuran kapal kayu pada enam kabupaten di propinsi Riau digunakan sebagai acuan ukuran utama kapal fibreglassItem Mapping Daerah/Desa Miskin di Sekitar Areal PTPN V(2013-05-28) Hamid, Hamdi; Bathara, Lamun; Arief, HazmiPersoalan kemiskinan di Provinsi Riau juga tidak terlepas dari mata pencaharian masyarakat Riau. Bappeda Provinsi Riau (2009), tercatat pada tahun 2009 sebanyak 48,80% masyarakat Riau bermatapencaharian dii sektor pertanian. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar masyarakat Riau menggantungkan hidup pada sektor pertanian yang pada umumnya sektor pertanian di daerah pedesaan termasuk disekitar wilayah PTPN-V, sedangkan data BPS Provinsi Riau dalam Komara (2010) menyatakan bahwa lebih dari 70% penduduk miskin Riau berada di pedesaan termasuk di wilayah PTPN-V Kemiskinan adalah suatu situasi di mana pendapatan tahunan individu di suatu kawasan (daerah/desa) tidak dapat memenuhi standar pengeluaran minimum yang dibutuhkan individu untuk dapat hidup layak di kawasan (daerah/desa) tersebut. Individu yang hidup di bawah standar pengeluaran minimum tersebut tergolong miskin. Ketika perekonomian berkembang di suatu daerah/desa, terdapat lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik di antara penduduk daerah/desa tersebut akan mengurangi kemiskinan. Dengan kata lain, secara teoritis, pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting dalam mengatasi masalah penurunan kemiskinan. Suatu daerah/desa dapat dikatakan miskin atau hidup dalam kemiskinan jika pendapatan atau aksesnya terhadap barang dan jasa relatif rendah dibandingkan rata-rata daerah/desa lain dalam perekonomian tersebut. Secara absolut, daerah/desa dinyatakan miskin apabila tingkat pendapatan atau standar hidup masyarakatnya secara absolut berada di bawah tingkat subsisten. Ukuran subsistensi tersebut dapat diprediksi dengan garis kemiskinan.Item MOTIVATION LEVEL FISHERMEN DUANO TO FISHING ENTERPRISE TANJUNG PASIR VILLAGE OF RIAU PROVINCE(2014-01-29) Affnia, Nur; Kusai; Bathara, LamunThe research was conducted on Desember 2010 in the Village of Tanah Merah Tanjung Pasir District Indragiri Hilir regency Riau Province. This researc haims to know the level motivation fishermen and the relationship characteristics (age, education, number of familiy, experience and income). Total respondent is 30 people. Respondent was taken by simple random sampling method. To know motivation level fishermen was using by likert scale and the relationship between characteristics with motivation level was using by analysis coefisian contigensi and data were processed by a SPSS 11,5 program. The result showed that motivation rate of the fishermen Duano is “Medium” (score 2792). There are according to coefisien contigensi there were relationship between all factor fisherman characteristic to motivation except income factor.Item PEMANFAATAN PASIR BONO DI SUNGAI KAMPAR:DITINJAU DARI SEGI DAMPAK DAN PERSEPSI MASYARAKAT(2014-03-04) Bathara, Lamun; Yulinda, EniPenelitian ini dilaksanakan di Desa Teluk Meranti dan Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti bertujuan untuk mengetahui dampak Pemanfaatan pasir bono terhadap lingkungan perairan sungai kampar, sosial budaya dan ekonomi masyarakat, dan persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan pasir bono. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksploitasi pasir bono berdampak negatif terhadap lingkungan perairan (turbiditas, perubahan pola hidro-oseanografi, dan perubahan habitat) dan konflik sosial masyarakat. Pemanfaatan pasir bono juga berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat (kesempatan kerja, peningkatan kegiatan ekonomi dan kesempatan berusaha masyarakat; peningkatan PDRB dan PAD; transportasi). Sebanyak 94,11% responden menyatakan setuju rencana Pemanfaatan pasir bono dan 5,89% tidak setuju rencana Pemanfaatan pasir bono. Responden yang setuju tersebut berharap agar penambangan pasir bono melibatkan masyarakat setempat dan dikelola oleh pemerintah daerah dan pengusaha lokal. Sebanyak 64,54 % responden berpendapat bahwa kegiatan penambangan pasir bono lebih banyak manfaatnya dari kerugiannya; 20,08% responden berpendapat kerugiannya lebih banyak dari manfaatnya; dan sekitar 15,38% masyarakat menyatakan tidak tahu. Manfaat penambangan pasir bono adalah melengkapi sarana dan prasarana, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerahItem PEMANFAATAN PASIR BONO DI SUNGAI KAMPAR:DITINJAU DARI SEGI DAMPAK DAN PERSEPSI MASYARAKAT(2014-01-29) Bathara, Lamun; Yulinda, EniPenelitian ini dilaksanakan di Desa Teluk Meranti dan Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti bertujuan untuk mengetahui dampak Pemanfaatan pasir bono terhadap lingkungan perairan sungai kampar, sosial budaya dan ekonomi masyarakat, dan persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan pasir bono. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksploitasi pasir bono berdampak negatif terhadap lingkungan perairan (turbiditas, perubahan pola hidro-oseanografi, dan perubahan habitat) dan konflik sosial masyarakat. Pemanfaatan pasir bono juga berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat (kesempatan kerja, peningkatan kegiatan ekonomi dan kesempatan berusaha masyarakat; peningkatan PDRB dan PAD; transportasi). Sebanyak 94,11% responden menyatakan setuju rencana Pemanfaatan pasir bono dan 5,89% tidak setuju rencana Pemanfaatan pasir bono. Responden yang setuju tersebut berharap agar penambangan pasir bono melibatkan masyarakat setempat dan dikelola oleh pemerintah daerah dan pengusaha lokal. Sebanyak 64,54 % responden berpendapat bahwa kegiatan penambangan pasir bono lebih banyak manfaatnya dari kerugiannya; 20,08% responden berpendapat kerugiannya lebih banyak dari manfaatnya; dan sekitar 15,38% masyarakat menyatakan tidak tahu. Manfaat penambangan pasir bono adalah melengkapi sarana dan prasarana, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.