Browsing by Author "Azhar, Fadly"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item AGREGASI PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2014-01-28) Auzar; Zulkarnain; Yustina; Suarman; Azhar, FadlyPenelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) Provinsi Kepulauan Riau bertujuan untuk (1) mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) siswa SMA di Provinsi Kepulauan Riau dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun Pelajaran 2008/2009-2009/2010, (2) mengungkap peta kendala pendidikan dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada mata pelajaran UN di Provinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata pelajaran yang di-UN-kan yang paling banyak mendapat KD bermasalah kelompok IPA di tingkat rayon mencapai 70% dalam mata pelajaran Fisika di Kabupaten Anambas dan yang paling sedikit KD bermasalahnya hanya 12% dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di Kota Tanjungpinang. KD bermasalah yang paling tinggi dalam kelompok IPS mencapai 46% dalam mata pelajaran Geografi di Tanjungpinang dan yang paling rendah mendapat KD bermasalah hanya 15% dalam mata pelajaran Matematika di Kota Batam. Selain itu, kabupaten yang banyak mendapat KD bermasalah adalah Anambas dan yang paling sedikit mendapat KD bermasalah adalah Kota Tanjungpinang. Penelitian ini juga menemukan guru-guru di Kabupaten Anambas yang mengajar mata pelajaran yang bukan menjadi bidang keahliannya. Penelitian juga menemukan faktor-faktor penyebab KD bermasalah dan alternatif pemecahannyaItem AUTHENTIC TACHING MATERIALS BERBASIS ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSES (ESP) DALAM MENGANISIPASI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)(2016-09-01) Azhar, FadlyMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menaungi masyarakat yang berdomisili di sepuluh negara ASEAN seperti Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Miyanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam telah dimulai pada tanggal 1 Januari 2016. Sebagai konsekuensinya, Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dalam mengantisipasi MEA sangat memainkan peran yang signifikan. Untuk mengantisipasi konteks ini, maka pengembangan materi ajar baik yang diajarkan di sekolah maupun di perguruan tinggi sudah saatnya berorientasi kepada materi ajar otentik (authentic materials). Materi ajar otentik secara umum dapat di definisikan sebagai materi ajar yang dikutip dari berbagai sumer seperti majalah, surat kabar, surat undangan, pengumuman, layanan pesan singkat, iklan, brosur, dan berbagai jenis teks pendek lainnya. Makalah ini menjelaskan tentang berbagai system pengembangan materi ajar otentik yang lebih berbasis pada pengajaran Bahasa Inggris untuk tujuan khusus (English for Specific Purposes) yang dalam konteks ini meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam mengantisipasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Item PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI PROVINSI RIAU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN BERBASIS KELAS(2014-06-26) Azhar, FadlyKajian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan, sikap dan keterampilan guru SMP Negeri di Provinsi Riau dalam melaksanakan konsep pelaksanaan penilaian berbasis kelas (PBK). Sampel kajian adalah sebanyak 297 orang guru Bahasa Ingeris SMPN di Provinsi Riau. Kajian ini menggunakan Model Penilaian CIPP yang dikemukakan oleh Stufflebeam et al. (1971) yang berfokus pada faktor input, proses dan produk. Namun demikian, dalam kajian ini faktor yang dibahas adalah faktor input yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan guru dalam melaksanakan PBK. Angket merupakan instrumen pengumpulan data bagi faktor input ini. Alfa Cronbach untuk angket faktor input ini adalah antara 0.74 hingga 0.96 yang berarti memenuhi standar reliabiliti bagi suatu angket. Penganalisaan menggunakan analisis statistik deskriptif yang berfokus pada frekuensi, persentase, min skor, standar deviasi, dan interpretasi. Dapatan kajian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat pengetahuan guru tentang konsep PBK dan tingkat keterampilan guru bahasa Inggris SMP Negeri di Provinsi Riau melaksanakan konsep PBK adalah pada interpretasi sederhana/sedang dengan min rata-rata = 3,46 (aspek pengetahuan) dan min rata-rata = 3,41 aspek keterampilan); manakala sikap mereka terhadap pelaksanaan konsep PBK berada pada interpretasi tinggi (min rata-rata = 3.88).Item PROFIL KOMPETENSI SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN UJIAN NASIONAL DI KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2012-10-29) Azhar, Fadly; Sumarno; Sinaga, Mangatur; Sudrajad, Hendar; Ibrahim, Bedriati; Yuanita, Putri; Abdullah; Bunari; ZulfarinaPeningkatan mutu pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau khususnya Kabupaten Natuna merupakan tanggungjawab semua pihak secara moral apa yang harus dilakukan, dan terobosan apa yang mesti dijalankan, sehingga secepatnya dapat terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (a) melihat profil kompetenbsi peserta didik pada mata pelajaran ujian nasional di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau (b) menemukan berbagai kendala yang dihadapi oleh pengajar, satuan pendidikan dan peserta didik dalam konteks ujian nasional; dan (c) memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi kendalakendala yang dibahas dalam rumusan masalah. Dalam penelitian ini, unit observasinya adalah sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan kuesioner. Analisis dilaksanakan secara deskriptif. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh: (a) tersedianya data tentang perbaikan konsep dan model pembelajaran dalam konteks peningkatan kualitas pengajar; (b) tersedianya data tentang pemenuhan sarana, prasarana, pengajar yang berkualitas dalam konteks peningkatan kualitas satuan pendidikan; (c) tersedianya data tentang implementasi pembelajaran dalam konteks peningkatan kualitas peserta didik dalam menghadapi UN; dan (d) tersedianya data tentang kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran UN. Populasi penelitian ini adalah seluruh sekolah menengah atas di kabupaten Natuna dengan jumlah 10 unit SMA dan 4 unit MA, dengan jumlah siswa 215 kelompok IPA dan 251 kelompok IPS. Hasil ujian nasional pada tahun 2008-2009 diperoleh fakta bahwa nilai rata-rata tertinggi 70,17 pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dan terendah 50,34 pada mata pelajaran Geografi. Pada tahun 2009-2010 nilai rata-rata tertinggi 70,00 pada mata pelajaran Kimia, dan terendah 50,54 pada mata pelajaran sosiologi. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan yang perlu dicarikan solusinya guna pencapaian prestasi siswa yang lebih baik. Ditinjau dari aspek guru, penyebab rendahnya daya serap siswa dikarenakan beberapa faktor, yakni; 1) Penguasaan materi pelajaran, 2) penguasaan strategi pembelajaran, 3) pengembangan evaluasi pembelajaran dan pemanfaatannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ditinjau dari aspek standar layanan pendidikan, dari 126 butir indikator yang iii diamati ditemukan 23 butir indikator yang perlu dibenahi. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran UN, faktor penyebab rendahnya prestasi siswa terfokus pada aspek keterbatasan sumber belajar, yang meliputi perpustakaan, laboratorium dan media pembelajaran. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran adalah melalui peningkatan kualifikasi dan kompetensi akademik untuk seluruh praktisi pendidikan, dan diversifikasi sumberdana pendidikan untuk mengatasi keterbatasan pada sarana dan prasarana. Model implementasi pemecahan masalah yang diajukan adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan/Workshop untuk Guru, Kepala Sekolah, Tenaga Kependidikan dan Pengawas Sekolah. Sedangkan untuk penggalangan dana pendidikan, langkah konkrit yang dipandang perlu dilakukan adalah dengan memberdayakan wadah-wadah yang telah ada seperti Dewan Pendidikan pada semua jenjang (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Komite Sekolah). Tindak lanjut dari program-program yang diajukan ini adalah dengan mengintensifkan pembinaan tenaga pendidikan melalui MGMP dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan sekolah oleh Dinas Pendidikan dan Komite/Dewan Pendidikan.